Anda di halaman 1dari 26

BAB II

PENDEKATAN TEORITIS

Dalam bab ini penulis akan membuat kerangka teoritis dari penulisan skripsi

ini. Pada bab ini penulis akan melakukan pendekatan teoritis antara lain: pertama

teori keluarga, kedua teori mengenai jender, dan ketiga teori mengenai KB

sebagai kebijakan pemerintah dan KB dalam perspektif Kristen.

2.1 Problematika Keluarga Secara Umum

Pada dasarnya keluarga yang terbentuk adalah keluarga yang seharusnya

dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari secara lebih baik. Namun kenyataannya di

Indonesia, pengaruh kepadatan penduduk sering menyebabkan sulitnya lapangan

pekerjaan yang mengakibatkan banyaknya keluarga yang tidak mampu untuk

mencukupi kebutuhan hidupnya secara layak , terutama makanan dan kedua

adalah pendidikan bagi masa depan anak-anaknya yang berdampak pada kasus-

kasus kekerasaan. Hingga akhirnya tak jarang terjadi pembunuhan yang

mengancam keutuhan keluarga dan yang tak kala menarik saat ini adalah kasus

perceraian.

Salah satu faktor paling utama dari perceraian biasanya dipicu oleh

komunikasi yang kurang baik dan juga faktor ekonomi keluarga. Dimana hal ini

mengakibatkan perceraian dapat terjadi dan biasanya hal yang berkaitan langsung

dengan program KB adalah banyaknya anak yang dihasilkan dari sebuah keluarga

yang menyebabkan fungsi orang tua sebagai pendidik dan yang membiayai

kebutuhan hidup sehari-hari tidak tercukupi, karena beban kerja melebihi


kemampuannya, memenuhi kebutuhan sehari-hari dan ditunjang oleh beberapa

faktor lainnya. Dimana sebenarnya pembentukan keluarga dimaksudkan untuk

suatu kehidupan yang bahagia secara jasmani maupun rohani. Sehingga kenyataan

yang dipaparkan tersebut seharusnya perlu disadari dan di perbaiki dimana

dibutuhkan peran secara teoritis maupun praktis semua komponen yang terbentuk

dalam keluarga, kelompok organisasi agama hingga negara dan dunia yang mana

pertama-tama pembentukan pemahaman pola berpikir dan kemudian dapat

diaplikasikan oleh sebab itu pengertian keluarga secara utuh perlu untuk dipahami

secara mendalam untuk menghasilkan sebuah tindakan yang sesuai.

2.1.1 Tujuan pembentukan keluarga dalam perspektif keKristenan

Keluarga itu tidak dapat dipisahkan dari pernikahan. Pernikahan adalah

suatu ikatan yang telah dipersatukan oleh Allah. Di mana suami istri “bukan lagi

dua tetapi satu”. Hidup sebagai suami istri adalah salah satu bentuk kehidupan

bersama yang berbeda dari bentuk-bentuk kehidupan bersama lainnya., misalnya

persahabatan, persaudaraan, dan sebagainya. 1 Hal ini disebabkan oleh adanya

kenyataan bahwa kehidupan bersama dalam pernikahan bersifat total, eksklusif

(tertutup) dan langgeng (terus-menerus). Artinya dalam pernikahan suami istri

hidup dalam suatu persekutuan yang mencakup seluruh aspek kehidupan, terbatas

antara satu pria dan satu perempuan saja dan terjadi secara terus menerus sampai

akhir hayat seseorang. Dalam suatu pernikahan, suami istri bertanggungjawab atas

pembentukan dan besarnya keluarga. Dalam suatu pernikahan juga, suami istri

dipersiapkan untuk menjadi orang tua bagi anak-anaknya. Akan tetapi apabila dua
orang menikah tanpa kesediaan untuk membentuk keluarga, maka mereka

berdosa. Karena anak adalah berkat yang diberikan Allah kepada pasangan suami

istri untuk dididik dan diasuh sesuai dengan apa yang diajarkanNya. Allah

memberikan kedudukan khusus kepada orang tua dalam keluarga, yaitu adanya

suatu ikatan khusus antara orang tua dan anak-anak. Keistimewaannya ialah

bahwa Tuhan menggunakan dan menguduskan ikatan itu, yakni Ia menggunakan

hubungan itu untuk memberi mandat yang khusus kepada orang tua. Tuhan

menghendaki supaya orang tua melaksanakan wibawanya atas namaNya. Baik

dalam Perjanjian Lama maupun dalam Perjanjian Baru, anak yang diterima di

dalam pernikahan itu dipandang sebagai berkat Tuhan.2

Menurut Kejadian 1:28, “Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman


kepada mereka: “beranak- cuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi
dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung
di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi“.
Firman Tuhan menjelaskan dalam ayat ini bahwa manusia diberi tugas

oleh Allah untuk berketurunan dan memenuhi bumi guna menjaga, mengolah,

merawat, mengusahakan, dan berkuasa atas bumi. Menurut Markus 10:15, “Aku

berkata kepadamu: sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah

seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya”, anak adalah berkat

Tuhan yang paling terindah. Orang tua yang hidup berdasarkan iman, memandang

anaknya sebagai ahli waris kerajaan Allah. Banyak suami istri yang merindukan

seorang anak.

Ibid, 7
Secara umum disadari perlunya usaha keluarga berencana untuk menahan

lajunya pertambahan penduduk di dunia.Masalah keluarga berencana ini tidak

dapat dipisah sama sekali dari tinjauan menurut pandangan agama. Karena soal

kelahiran dan pengembang-biakan manusia ini adalah suatu persoalan yang

merupakan anugerah Tuhan.Dalam perkawinan yang penting adalah saling

mencintai, saling menghormati dan saling menerima supaya sampai pada kesatuan

hati dan cita-cita.Namun terwujudnya perkawinan bukanlah semata-mata inisiatif

dan usaha yang bersangkutan berdua saja, tetapi sebenarnya Allah yang

menggerakkan hati-hati mereka untuk mengadakan persekutuan cinta dan

membentuk keluarga.Selanjutnya tujuanperkawinan itu bukan hanya hubungan

pribadi antara pria dan wanita, tetapi juga untuk melahirkan dan mendidik anak

sebagai hasil cinta suami istri dan pengikat cinta mereka.

2.1.2 Konsep mengenai keluarga inti

Menurut J. Verkuyl, keluarga adalah suatu bentuk kehidupan

persekutuan.3Tetapi keluarga itu hidup di tengah-tengah kehidupan persekutuan

yang luas.Keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat. 4 Jika keluarga

berkualitas, maka masyarakat pun akan berkualitas. Keluarga di katakan sebagai

setting utama dan pertama tidak lain karena peranan orang tua dalam mengasuh

anak-anaknya adalah sangat penting. 5 Horton dan Hurt memberikan pendapat

J. Verkuyl, Etika Seksuil (Jakarta: Badan Penerbit Kristen, 1957), 200


4
Jurnal Program Keluarga Berencana, kependudukan, dan Keluarga sejahtera (Jakarta: BKKBN,
2006), 5
5
Daniel Nuhamara, Pembimbing PAK (Bandung: Jurnal Info Media, 2007), 57
mengenai keluarga sebagai berikut: “The family is the basic social

institution”.Horton dan Hurt juga mengatakan ada 2 tipe keluarga yaitu:

a. “Nuclear family atau Conjugal family atau Basic family”, yaitu keluarga

yang terdiri dari suami, isteri dan anak-anak.

b. Extended family atau Consanguine family atau joint family, yaitu

keluarga yang tidak hanya terdiri dari suami, isteri dan anak-anak,

melainkan termasuk juga orang-orang yang ada hubungan darah dengan

mereka, misalnya kakek, nenek, paman, bibi, kemenakan dan

sebagainya.6

Selain itu dalam bukunya “Sociology” juga dijelaskan bahwa keluarga

merupakan lembaga pokok yang mengorganisasi dan mengatur pemuasan

keinginan-keinginan seksual.7

Selain berbagai pendapat yang telah dikemukakan diatas, terdapat juga

pendapat lainnya yang mengatakan bahwa keluarga adalah sekelompok manusia

yang terdiri dari suami, isteri, anak-anak (bila ada) yang terikat dan didahului

dengan pernikahan, Sitti Partini. 8 Vembriarto juga mengemukakan pengertian

keluarga sebagai suatu kelompok sosial yang terdiri dari dua orang atau lebih

yang mempunyai ikatan darah, perkawinan atau adopsi.9 Kendatipun pengertian

keluarga dikemukakan dengan cara dan gaya yang berbeda-beda, namun di antara

berbagai rumusan itu terdapat beberapa kesamaan. Kesamaan itu bertalian dengan

6
Kristiana Tjandrarini, Bimbingan Konseling Keluarga (Salatiga: Widya Sari Press, 2004), 7
!
"
!
!
beberapa ciri pokok.Pertama, keluarga merupakan persekutuan sosial yang paling

kecil dalam struktur sosial.Kedua,keluarga terbentuk apabila ada ikatan darah,

perkawinan atau adopsi.Ketiga, keluarga itu suatu persekutuan yang awalnya dari

dua orang yang berbeda jenis kelamin.

Minuchin mengatakan bahwa keluarga adalah satu kesatuan (entity) atau

organisme.10 Ia bukanlah kumpulan (collection) individu-individu. Ibarat amoeba,

keluarga mempunyai komponen-komponen yang membentuk organisme keluarga

itu. Komponen-komponen itu ialah anggota keluarga.

2.2 Problematika atau dampak penekanan jumlah penduduk terhadap

eksistensi keluarga khususnya yang dihadapi oleh perempuan.

Tekanan penduduk yang disebabkan oleh lajunya pertumbuhan penduduk

mempunyai implikasi sangat luas dalam sektor pembangunan dan kehidupan

sosial ekonomi masyarakat. Pertumbuhan jumlah penduduk mempunyai pengaruh

yang sangat kuat terhadap peningkatan ekonomi perkapita penduduk,

pembentukan modal pembangunan, penyediaan lapangan kerja, penyediaan sarana

sosial seperti kesehatan, pendidikan dan sebagainya. Dalam suatu keluarga usia

perkawinan juga berpengaruh pada dinamika penduduk, jika perkawinan terjadi

pada usia reproduktif yang dialami oleh pasangan muda tersebut akan lebih

panjang daripada pasangan usia lanjut akibatnya kemungkinan jumlah anak yang

dihasilkan oleh pasangan muda akan lebih banyak daripada pasangan usia lanjut.11

Kematian ibu, yang terjadi juga pada masa kehamilan, persalinan dan masa nifas

# $ %& $ ' ( )*+)', ) "


# -% . ( . /0 1

"
merupakan suatu peristiwa yang sangat menyedihkan bagi keluarga yang

ditinggalkan, terutama bagi anaknya. Hal ini disebabkan karena seorang ibu

mempunyai peran ganda dalam menjalankan fungsi keluarga yang sulit digantikan

oleh anggota keluarga lainnya. Oleh karena itu, dalam menghadapi masalah

kependudukan,dan mengingat pentingnya faktor penduduk dalam pembangunan

nasional, maka sejak tahun 1970 bangsa Indonesia melaksanakan program

Keluarga Berencana. 12 Program Keluarga Berencana Nasional sebagai bagian

integral dari pembangunan nasional mempunyai tujuan ganda yaitu untuk

meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil yang

bahagia dan sejahtera, yang menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang

sejahtera, melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan

penduduk Indonesia. Salah satu aspek dari keluarga berencana adalah penjarangan

kehamilan yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan ibu yang

mempunyai pengaruh baik terhadap bayi yang dilahirkan, anak yang dibesarkan

dan akhirnya terhadap kesehatan keluarga secara keseluruhan. Demikian pula

adanya pengaturan-pengaturan sehingga kehamilan dapat terjadi pada usia ibu

antara 20-30 tahun dengan jarak kelahiran sekitar 3 tahun dan paling banyak

hanya 3 anak sehingga akan menjamin kesehatan ibu, anak serta seluruh keluarga.

Pola lama, dimana setiap keluarga berkehendak mempunyai anak sebanyak-

banyaknya, karena wanita adalah alat pembuat anak dan budak untuk mengurus

anak serta seluruh keluarga. Akan tetapi munculnya emansipasi yang dipelopori

2% ( . '! 1( 3. ' '4 ""


oleh Ibu Kartini, menuntut hak dan persamaan hak antara pria dan wanita. 13

Sekarang ini wanita dan pria mempunyai hak yang sama dalam menentukan

jumlah anak dalam keluarga. Keluarga berencana adalah jalan utama untuk

meningkatkan derajat wanita. Dengan pengaturan kehamilan seorang ibu dapat

memelihara dan meningkatkan kesejahteraannya, mempertahankan kemudaannya

serta membina karier dalam pekerjaannya.

2.2.1 KB dalam perspektif Kristen menurut Neo-Malthusianisme

Neo-Malthusianisme diambil dari nama Thomas Robert Malthus yakni

seorang ahli teologia dan ekonomi bangsa Inggris (1766-1834).14Ia berpendapat

bahwa negeri Inggris tepat akan berkelebihan penduduk. Berhubung dengan itu

maka ditulisnyalah pada tahun 1803 sebuah karangan berkepala “Essay on the

principles of population” (sebuah risalah tentang prinsip-prinsip soal

penduduk).Ia beranggapan bahwa haruslah diadakan sistem dua

anak.15Berhubungan dengan itu maka dianjurkannyalah supaya orang kawin tua

(kawin bila sudah agak meningkat umurnya).Karena menurutnya kurang baik jika

seseorang menikahsebelum umur 40 tahun. Dalam pandangannya ia mengatakan

bahwa dalam pernikahan perlu adanya istibra (pantang bersetubuh) untuk waktu

yang agak lama supaya jumlah anak dapat dibatasi.16Neo-Malthusianisme tidak

memprogandakan kawin tua maupun istibra.Gerakan ini memprogandakan

penggunaan alat-alat pencegah kehamilan dengan maksudsupaya didalam tiap-tiap

keluarga dilahirkantidaklebih dari dua orang anak.Pada umumnya dalam kalangan

, ' ( ) (1 "
3$ 5 .( 3. ' " $
! " $
! " $
Kristen orang memprotes Neo-Malthusianisme karena dipandang dari sudut

sosiologi, bila sistem dua anak itu dilaksanakan secara konsekuen, maka itu

berarti bunuh diri yang meliputi seluruh bangsa. Jika dalam suatu bangsa, tiap-tiap

keluarga hanya memiliki dua orang anak yang dilahirkan, maka bangsa itu akan

habis mati semuanya.17

Akibat penolakanterhadap Neo-Malthusianisme dan sistem dua anak, maka

lahirlah pemikiran-pemikiran positif tentang pembentukan keluarga yang dapat

dipertanggungjawabkan, yakni istibra total, dan istibra berkala

Istibra total.Mengenai istibra total atau berpantangan tubuh sama sekali,

pihak kedokteran dan psikiater menegaskankeberatannya bila cara ini dipraktekan

untuk waktu yang terlalu lama. Terlebih didalampernikahan orang-orang muda,

sebagian besar dari para psikiater berpendapat bahwa terlalu lama berpantang

tidak baik, karena dengan terlalu berpantang nafsu-nafsu kelamin itu terdesak dan

kerap kali menimbulkan neurose, yakni penyakit-penyakit saraf.

Istibra berkala.Model istibra berkala yang dianjurkan sebagai metode yang

paling baru, sebetulnya telah lama sekali dipakai.Sejak berabad-abad yang lalu,

dalam keadaan-keadaan tertentu orang mencari suatu masa di mana istri tidak

dapat mengandung setelah bersetubuh (masa kemandulan).Dalam abad ini gejala

masa kemandulan itu diselidiki lebih dalam lagi oleh para gynaecolog (ahli

penyakit alat-alat kandungan). Dr Knaus dari Prahangar mengatakan; satu-satunya

! $
cara yang boleh dipakai pada keadaan demikian adalah istibra (berpantangan

bersetubuh).18

Dalam Roma Katolik, istibra berkala kerap kali dianjurkan dalam keadaan

tertentu. Didalam Ensiklik (surat edaran), Casti Connubii (1930) Paus Pius XI

menerangkan: setiap penggunaan pernikahan, dimana pelaksanaan persetubuhan

dalam suatu pernikahantelah kehilangan kodratnya untuk memperoleh keturunan

(anak) karena perbuatan manusia yang sewenang-wenang, yang merupakan suatu

pelanggaran terhadap perintah Tuhan.19

Didalam Etika Kristen tidak disangkal sekalipun, bahwa penggunaan

metode Istibra berkala dalam keadaan tertentu dapat dipertanggungjawabkan.

Pihak Protestan mengajukan keberatan terhadap anggapan bahwa metode ini

adalah satu-satunya metode yang diperbolehkan.20

2.2.2 Sejarah Sterilisasi KB dan alat-alat kontrasepsi

Masalah pertumbuhan penduduk sebagai masalah Nasional dinyatakan

sangat mengkhawatirkan. Pemerintah Indonesia telah menggalakan berbagai

program dalam upaya untuk mengelola masalah pertumbuhan penduduk. Salah

satunya melalui pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB). Intensifikasi

gerakan KB ini diharapkan mampu memberi solusi demi menekan laju

pertumbuhan penduduk secara berlebihan atau yang tidak terkendalikan tanpa

"
!
!
!
mengabaikan kesehatan reproduksi masyarakat. 21 Keberhasilan program KB di

Indonesia dipengaruhi oleh berbagai faktor. Misalnya, tingkat ekonomi

masyarakat, yang berkaitan erat dengan kemampuan untuk membeli alat

kontrasepsi yang digunakan. Sejumlah faktor budaya juga dapat mempengaruhi

masyarakat dalam memilih metode kontrasepsi yang digunakan. Tingkat

pendidikan juga merupakan faktor lainnya, yang tidak saja mempengaruhi

kerelaan menggunakan keluarga berencana tetapi juga pemilihan suatu metode.

Semua faktor-faktor tersebut kemudian menjadi perhatian organisasi atau lembaga

yang mendukung berkompetensi dengan masalah KB seperti BKKBN dan non

pemerintah (PKBI). Sejarah percobaan membatasi kesuburan secara operatif

sudah lama dikenal. Kadang-kadang tindakan ini merupakan tindakan dengan

akibat-akibat yang merugikan, antara lain menyebabkan kematian penderita. Sejak

tahun 1920, sterilisasi tubektomi terbukti cukup aman.22 Pada tahun 1930, ketika

keluarga berencana diperkenalkan, sterilisasi tubektomi ditawarkan pada wanita

usia 40 tahun atau lebih dengan 8 anak atau lebih.23 Menjelang akhir tahun 1960,
24
sterilisasi sudah menjadi prosedur yang populer. Setelah tahun 1960,

kecenderungan mulai berubah dan umur wanita yang meminta sterilisasi semakin

muda. 25 Dengan diijinkanya aborsi di beberapa negara, banyak wanita yang

menginginkan untuk melakukan sterilisasi. Sebelum merdeka sterilisasi tubektomi

# -% . 6 ) ) / # )2 )

!" " #$!% & !!' ($

!
!
!" " #$!% & !!' (
dilakukan oleh para dokter di Indonesia dengan alasan kesehatan. Perkembangan

sterilisasi modern di Indonesia dimulai sewaktu Soejoenoes dan Sondakh dikirim

ke Mexico untuk mempelajari kuldoskopi, yang kemudian banyak diikuti oleh

dokter lain ke Amerika Serikat.26 Menyadari bahwa sulit bagi pemerintah untuk

menetapkan sterilisasi sebagai salah satu cara kontrasepsi, karena ditentang oleh

sebagian anggota masyarakat, maka didirikanlah organisasi masyarakat yang

didukung pemerintah bernama PUSSI (Perkumpulan untuk Sterilisasi Sukarela

Indonesia) tahun 1974 dengan kegiatannya melaksanakan penerangan,

pendidikan, latihan dan penelitian berbagai aspek sterilisasi. 27 Dalam rangka

pengendalian laju pertumbuhan penduduk, sterilisasi memegang peranan yang

cukup penting karena dibandingkan dengan cara kontrasepsi lainnya, memiliki

kelebihan; (a) kegagalan atau kehamilan jarang terjadi, (b) sekali steril tetap steril.

Walaupun dalam keadaan sangat terpaksa, orang yang sudah steril (dimandulkan)

dapat dikembalikan kesuburannya, namun karena teknik operasinya sulit dan

tenaga pelaksanaannya (ahlinya) terbatas, maka sterilisasi ini dianggap tidak dapat

dikembalikan dan sterilisasi dapat dilakukan baik pada wanita maupun pria.

Bagi para ahli dan pendukung program KB di berbagai negara,

perkembangan tubektomi merupakan gejala yang menggembirakan, terutama

karena metode KB ini yang paling bisa di andalkan di bandingkan dengan metode

KB lain. Karena jumlah anak yang diinginkan di berbagai negara (termasuk

!" " #$!% & !!' (

!" " #$!% & !!' (


negara Indonesia) makin kecil, makin banyak wanita memilih tubektomi pada usia

relatif muda untuk menjaga agar tidak menambah anak selama usia subur yang

masih akan di alaminya.28Sterilisasi hanya dapat di lakukan oleh dokter di rumah

sakit. Ibu-ibu yang akan ber-KB dengan cara ini, pendiriannya sudah harus

mantap, harus sudah betul-betul tidak ingin mempunyai anak lagi. Sebab bila

sudah di operasi kecil ini, si ibu sudah tidak akan mempunyai anak lagi.29 Bagi

wanita metode atau threatment lainnya yang popular, adalah sebagai berikut:

1. Pil KB

Pil KB merupakan pil kontrasepsi yang berisi hormon sintesis estrogen

dan progesteron.Dikemas dalam strip, ada yang berisi 28 pil dan ada yang 21.Pil

harus diminum setiap hari 1, pada waktu yang sama. Sebagian besar wanita yang

memakai Pil KB, tidak mengalami permasalahan.Gejala yang mungkin dirasakan

biasanya pusing-pusing, buah dada membesar dan ada yang nyeri bila disentuh,

berat badan bisa naik hingga 2 kg. Tetapi tidak perlu merasa cemas, karena gejala

tersebut bersifat sementara dan akan hilang dengan sendirinya.30 Penggunaan Pil

KB bisa diteruskan hingga usia diatas 40 tahun. Pil KB yang diminum setiap hari,

sama sekali tidak mengganggu gairah seks atau kesuburan, siklus haid menjadi

teratur, dapat digunakan sebagai metode jangka panjang, mudah dihentikan setiap

saat, kesuburan cepat kembali setelah penggunaan pil dihentikan.31 Pil sangat baik

dan tidak akan terjadi kehamilan apabila segala ketentuan yang diberikan oleh

petugas keluarga berencana di taati. Tetapi tidak semua ibu-ibu dapat

"
!
2% ( . ! '7 2( 3. ' '4 ""
( 8 2 0
# -% . 6 ) ) / # )2 )
0
menggunakan pil ini karena ibu-ibu yang menderita penyakit jantung, penyakit

ginjal, penyakit hati, penyakit tekanan darah tinggi, banyak yang tidak dapat

memakai cara KB dengan pil ini. Oleh sebab itu sebelum memakai pil, biasanya

petugas kesehatan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu dan melakukan tanya

jawab dengan teliti, umpamanya apakah calon peserta KB mengalami; haid terlalu

sering, haid terlalu lama dan banyak, perdarahan setelah melakukan senggama,

ada benjolan di buah dada, sakit kepala yang terus menerus, mata dan kulit

berwarna kuning. Jadi ibu-ibu yang menderita salah satu keluhan seperti itu, tidak

boleh menggunakan pil. Akan tetapi ibu tersebut masih bisa menggunakan

kontrasepsi lain. Pil KB merupakan salah satu cara ber-KB yang mudah dan

aman.

2. Suntikan KB

Suntikan adalah cara kontrasepsi dengan menggunakan hormon yang

dimasukan dalam tubuh melalui suntikan.32 Obat yang terkandung dalam suntikan

KB sebenarnya sama dengan isi Pil Mini KB, yaitu sejenis hormon yang ada

dalam tubuh kita. Bedanya suntikan KB cukup setiap 3 bulan sekali.Ada beberapa

jenis suntikan KB. Ada yang langsung disuntikan setiap 3 bulan sekali, ada yang

disuntikan 2 bulan sekali selama 4 kali, baru 3 bulan sekali. Suntikan KB

disuntikan di bokong atau lengan oleh Dokter/ Bidan terlatih. Waktu untuk di

suntik berikutnya, akan diberitahukan oleh petugas kesehatan, biasanya 12

minggu kemudian. Bila tiba waktunya untuk disuntik kembali, maka ibu yang

bersangkutan harus datang tepat pada waktunya.Gejala yang mungkin dirasakan

2 9 & 1 9 . .9 1 0 . ( 3. ' '4


hanyalah pusing-pusing, bercak perdarahan sedikit-sedikit diluar masa haid

selama 2-8 hari. Gejala ini tidak perlu dicemaskan karena akan hilang dengan

sendirinya. Selama ibu sehat, suntikan KB bisa digunakan hingga usia di atas 40

tahun. Suntikan KB tidak mengganggu kelancaran ASI ibu, bahkan cocok untuk

ibu yang menyusui.33

3. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR/ IUD)

Spiral/ IUD adalah alat untuk mencegah kehamilan yang bentuknya kecil

dan dipasang dengan keahlian tinggi oleh Dokter/ Bidan ke dalam rahim wanita

hanya dengan beberapa menit. Kelebihannya cara ini bisa bertahan sangat lama.

Ada jenis tang terbuat dari platik dan berbentuk spiral yang bisa dipakai

selamanya, tanpa diganti-ganti selama tidak ada keluhan. Ada yang berbentuk

huruf T, angka 7, dan Multiload yang terbuat dari plastik lapis tembaga.Masa

pakainya mulai 3 sampai 10 tahun.Pemasangan dilakukan pada akhir haid atau

beberapa hari setelah bersalin. Setelah itu akan menjalani pemeriksaan rutin.

Biasanya pemeriksaan pertama seminggu setelah pemasangan, pemeriksaan kedua

sebulan kemudian, pemeriksaan ketiga 4 bulan setelah pemasangan.Bila tidak ada

keluhan, pemeriksaan berikutnya cukup setiap enam 6 bulan sekali.Keuntungan

dari Spiral/ IUD ini adalah tidak mengganggu hubungan suami isteri, tidak

menghambat produksi ASI, dapat membantumencegah kehamilan diluar

kandungan. 34 Sedangkan efek samping dari Spiral/ IUD ini adalah perubahan

siklus haid (umumnya pada 8 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan),

haid lebih lama dan banyak, saat haid lebih sakit, sedikit nyeri dan perdarahan

! 0
# &# % 3. 6 ) ) 4 )/ # )/) )4
0
(spotting) terjadi segera setelah pemasangan AKDR. Biasanya menghilang dalam

1-2 hari, klien tidak dapat melepaskan AKDR oleh dirinya sendiri dan harus

dilakukan oleh petugas yang sudah terlatih, wanita harus memeriksa posisi benang

dari waktu ke waktu, untuk melakukan ini wanita harus bisa memasukkan jarinya

kedalam vagina. Karena itu sebagian wanita tidak mau melakukannya.35

4. Susuk KB/ (Implant)

Susuk KB atau juga Implant, terdiri dari 6 kapsul kecil-kecil yang berisi

hormon seperti yang ada dalam tubuh kita. Cara ini sangat efektif mencegah

kehamilan selama 5 tahun.Susuk KB atau Implant dipasang dibawah kulit lengan

atas wanita melalui operasi kecil.Karena itu, kadang-kadang disebut juga Alat

Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK). 36 Cara kerja dari Susuk atau Implant ini

adalah lendir mulut rahim menjadi kental sehingga mengganggu proses

pembentukan lapisan pada permukaan rahim sehingga sulit terjadi penanaman sel

telur yang sudah dibuahi, dapat mengurangi transportasi sperma dan menekan

proses pengeluaran sel telur. Untuk memasang Susuk atau Implant ini

membutuhkan waktu 5-10 menit.Keuntungan dari susuk ini adalah aman dipakai

pada masa menyusui, tidak mengganggusaat berhubungan seksual, dapat dicabut

sesuai keinginan sebelum batas waktu, mengurangi nyeri dan jumlah darah haid,

kembalinya kesuburan cepat setelah dicabut.Sedangkan efek samping dari susuk

ini adalah perubahan pola haid, bertambahnya hari-hari perdarahan dalam 1

siklus, berkurangnya panjang siklus haid, perdarahan yang hebat jarang terjadi.

# -% . 6 ) ) / # )2 )
0
( 8 2 0 "

"
5. Tisu KB

Ada beberapa bentuk obat vagina.Ada yang bentuk cream, tablet busa,

bentuk jelly dan bentuk tissu.Sehingga wanita dapatmenggunakan bentuk mana

saja yang paling disukai sesuai keinginan.Bentuk manapun yang dipakai, obat

vagina sangat aman dan efektif mencegah kehamilan jangka pendek.Selain itu

obat vagina juga sangat praktis, karena hanya perlu dipakai pada saat wanita ingin

berhubungan saja.Namun harus selalu di ingat bahwa daya kerja obat vagina

mencegah kehamilan sangat pendek sekali, berbeda dengan cara-cara KB jangka

panjang.Karena itu jangan lupa untuk menggunakan obat vagina setiap kali

hendak berhubungan. Obat vagina merupakan salah satu cara KB yang aman dan

tidak menimbulkan akibat yang membahayakan. Selama menggunakan obat

vagina, wanita dapat berhubungan dan terlindung dari kehamilan.37

6. Vasektomi atau metode operasi pria yaitu sebuah prosedur klinik untuk

menghentikan kemampuan reproduksi pria dengan jalan melakukan

penghambatan atau pemotongan saluran pengeluaran sperma sehingga


38
pengeluaran sperma terhambat dan pembuahan tidak terjadi. Alat yang

digunakan adalah kondom. Kondom merupakan salah satu alat kontrasepsi yang

terbuat dari karet. Berbentuk tabung, tidak tembus cairan dimana salah satu

ujungnya tertutup rapat dan dilengkapi kantung untuk menampung sperma. 39

Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara

mengemas sperma di ujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga

( 8 2 0
"
2 : %1 % 3. ' '4 0
; ! 9 . 9 9 9 1 ' / 3. ' '4 0
sperma tersebut tidak tercurah kedalam saluran reproduksi vagina. Manfaat dari

penggunaan kondom adalah efektif bila digunakan dengan benar, tidak

mengganggu kesehatan klien/pengguna, mudah dan dapat dibeli secara umum

(tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan khusus).

2.2.3 Sterilisasi KB sebagai keputusan Pemerintah

Ledakan jumlah penduduk mengancam Indonesia.Pemerintah pun berupaya

mengendalikan laju pertumbuhan penduduk melalui program keluarga berencana

(KB).Pelaksanaan program keluarga berencana merupakan tugas Nasional

Pemerintah RI yang besar.Berhasil atau tidaknya pelaksanaan program keluarga

berencana ini menentukan pula berhasil atau tidaknya perwujudan cita-cita

Nasional, yaitu kesejahteraan bangsa Indonesia. 40 Program keluarga berencana

sangat jelas manfaatnya selain untuk kesehatan ibu, anak dan kesejahteraan

keluarga juga dalam pembangunan nasional dan daerah.Oleh karena itu,

pemerintah daerah segera menjadikan program KB sebagai salah satu kebijakan

kependudukan yang harus ditangani secara sungguh-sungguh

denganmemperlihatkan daya dukung dan daya tampung daerah.

Dengan adanya program keluarga berencana ini, maka pemerintah

mengusahakan agar tingkat kelahiran menurun.Oleh karena itu, pemerintah

menawarkan beragam alat kontrasepsi bagi kaum wanita atau pria untuk
41
mengerem pertambahan penduduk. Salah satu alternatif kontrasepsi yang

ditawarkan bagi kaum hawa adalah sterilisasi alias tubektomi. Tubektomi berasal

# $ )1 0 2 ( 1 $ ) * +
3. ). 1 . % "
# , #--.# # #
dari kata tuba yang berarti saluran telur wanita dan ektomi berarti membuang atau

mengangkat. Kini, definisinya sudah diperluas dengan pengertian sterilisasi

tuba. Sterilisasi tuba merupakan kontrasepsi yang cukup aman dan praktis, karena

di lakukan 1 kali dan bersifat permanen, sehingga sangat baik untuk mencegah

kehamilan resiko tinggi, yang berdampak dalam mengurangi angka kesakitan,

kematian ibu dan anak, serta berguna dalam mengendalikan pertambahan

penduduk dengan cara menurunkan angka kelahiran. Sedangkan kontrasepsi yang

ditawarkan bagi kaum adam adalah vasektomi atau sterilisasi dengan melakukan

operasi yang menutup vas deferens di kedua sisi sehingga menghambat konsepsi

secara permanen. 42 Meskipun sterilisasi dilakukan dengan cara operasi, akan

tetapi ia merupakan cara yang paling aman, bebas dari efek samping asalkan

semua prosedur dan persyaratan operasi terpenuhi.43 Sterilisasi merupakan salah

satu cara ber-KB yang paling efisien karena tidak memerlukan banyak biaya,

tidak membahayakan keselamatan ibu dan kegagalan atau kehamilan jarang

terjadi. Sehingga dalam pengendalian pertumbuhan laju penduduk, sterilisasi

memegang peranan yang cukup penting.Oleh karena itu dalam ber-KB,

pemerintah menganjurkan sterilisasi dilakukan kepada pasangan suami istri.

2.2.4 Manfaat dan efek penggunaan dalam ber-KB

Setiap keluarga tentu menginginkan kehidupan yang bahagia dan sejahtera

bagi keluarganya. Kebahagiaan ini dapat dirasakan bukan karena memiliki harta

kekayaan saja, tetapi juga menyangkut faktor lain, misalnya kesehatan keluarga,

'( / 19 0 ( % 9 5 . %1 3. ' '4


!
pendidikan anak-anak dan kerukunan serta kasih sayang antara seluruh anggota

keluarga. Kehidupan dalam keluarga akan dapat bahagia sejahtera, bila dalam

keluarga itu tidak banyak anak yang di biayai dan yang di urus. Keluarga yang

mempunyai lima anak, lain sekali bedanya dengan keluarga yang hanya

mempunyai dua orang anak. Seorang ibu yang sering melahirkan, keadaan

badannya makin lama makin lemah. Makin banyak yang di derita dan banyak

keluhan-keluhan yang di rasakannya. Usaha yang terbaik untuk menuju

kebahagiaan dan kesejahteraan bagi keluarga itu adalah mengikuti program

keluarga berencana.Dengan mengikuti program keluarga berencana, kita dapat

mengatur jarak kelahiran antara anak yang satu dengan anak yang berikutnya.

Manfaat mengikuti program keluarga berencana adalah dapat mengatur jarak

kelahiran anak, keselamatan jiwa ibu dan anak akan lebih terjamin, pendidikan

masa depan anak-anak lebih terjamin, mengurangi kemungkinan terjadinya

kehamilan.44 Dalam ber-KB juga, ada efek samping atau adanya dampak-dampak

yang terjadi dalam penggunaan KB.Oleh karena itu sebelum memakai KB,

setidaknya wanita dan pria harus terlebih dahulu mengetahui tentang KB.Idealnya

KB dan tidak idealnya KB bagi wanita dan pria adalah banyaknya kematian

wanita sebenarnya dapat dikurangi dengan menghindari berbagai penyebab

kematian. Misalnya setiap wanita pada usia reproduktif harus mempunyai askes

untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Salah satu askes yang

dilakukan adalah dengan program Keluarga Berencana. Program KB adalah

bagian yang terpadu (integral) dalam program pembangunan nasional dan

2 : %1 % !
bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual dan sosial budaya

penduduk Indonesia agar dapat dicapai keseimbangan yang baik dengan

kemampuan produksi nasional.

2.3KETIDAKADILAN DALAM PERSPEKTIF JENDER

Pada dasarnya, ketidakadilan selalu terjadi dimana-mana dan hal yang sama

pula terjadi pada program keluarga berencana ini yang kemudian merupakan

faktor yang juga sangat menentukan dalam pencapaian implikasi dari keluarga

berencana yang dilaksanakan. Oleh sebab itu yang menjadi sorotan utama adalah

perempuan karena pada dasarnya budaya dan stereotip yang tertanam sering

menyebabkan perempuan menjadi korban, untuk itu berikut ini adalah

penjabarannya.

2.3.1 Perempuan dalam perspektif jender dalam kaitannya dengan KB

Jender mempunyai basis biologis pada seks. Seks merupakan rekayasa atau

rekonstruksi masyarakat atau sosial, yang menunjuk kepada peran dan perilaku

sosial tertentu, sekaligus berstruktur. Jender bersifat relatif, artinya tidak sama

secara universal. Dalam realita seks, seksualitas dan Jender adalah fenomena

berkelanjutan.45 Menurut feminis radikal-libertarian Gayle Rubin, sistem seks atau

Jender adalah suatu rangkaian pengaturan yang digunakan oleh masyarakat untuk

mentraformasi seksualitas biologis menjadi produk kegiatan manusia. 46 Jadi

misalnya masyarakat patriarkal menggunakan fakta tertentu mengenai fisiologi

: (1 0 / . (/
1
/% 1 ( 1 % 0 1 ' ( 3 (
perempuan dan laki-laki sebagai dasar untuk membangun serangkaian identitas

dan perilaku “maskulin” dan “feminim” yang berlaku untuk memberdayakan laki-

laki dan melemahkan perempuan. Dalam proses mencapai tugas ideologis ini,

masyarakat patriarkal berhasil meyakinkan dirinya sendiri bahwa konstruksi

budayanya adalah “alamiah” dan karena itu “normalitas” seseorang bergantung

kepada kemampuannya, untuk menunjukan identitas dan perilaku jender, yang

secara kultural dihubungkan kepada jenis kelamin biologis seseorang.

Feminis Liberal adalah feminis yang mengusulkan bahwa perempuan

mempunyai hak yang sama dengan laki-laki. Ciri dari gerakan ini tidak

mengusulkan perubahan struktur secara fundamental, melainkan memasukan

wanita kedalam struktur yang ada berdasarkan prinsip kesetaraan dengan laki-laki,

sedangkan Feminis radikal lebih menekankan kebalikan dari feminis liberal, jika

sebelumnya kaum feminis mengusulkan kesetaraan kaum hawa dengan kaum

adam maka radikal tidak demikian, hal ini dapat dilihat dari usulan bahwa hak

antara laki-laki dan hak perempuan harus dibedakan. Misalnya wanita dan laki-

laki mengkonseptualkan kekuasaan secara berbeda, bila laki-laki lebih pada

mendominasi dan mengontrol orang lain maka perempuan lebih tertuju dalam

berbagi dan merawat kekuasaannya.47

Feminis radikal libertarian menyatakan pertentangannya terhadap feminitas,

peran dan tanggung jawab reproduksi yang mengopresi perempuan. 48 Feminis

radikal libertarian menganggap bahwa dalam hal reproduksi, menjadi ibu biologis

,
"
,,, ( 2( 3 4 !.
memeras perempuan baik secara fisik maupun psikologis. Sehingga dengan

adanya teknologi pengatur reproduksi, dapat membantu perempuan sehingga

perempuan harus menggunakannya dengan bebas sesuai keinginan.49

Dalam teori Konflik Analitik, teoritisi yang paling berpengaruh yang

menganalisis masalah jender berdasarkan perspektif teori konflik adalah Janet

Chafetz. Ia mencoba merumuskan teori jender dalam seluruh pola-pola

kemasyarakatan serta lintas kultural dan lintas historis. Secara khusus, ia

memusatkan perhatian pada masalah ketimpangan jender yang disebutnya sebagai

stratifikasi jenis kelamin (seks).50 Menurut Chafetz, wanita mengalami kerugian

paling sedikit bila mereka dapat menyeimbangkan tanggungjawab rumah tangga

dan kebebasan berperan dalam produksi ekonomi secara signifikan. Rumah

tangga (keluarga) tak dipandang sebagai bidang yang berada diluar area

pekerjaan, sebuah kawasan emosi dan pemeliharaan, tetapi dipandang sebagai

tempat berlangsungnya pekerjaan, perawatan anak, mengurus rumah tangga dan

kadang-kadang juga bekerja yang menghasilkan hadiah material atau penghasilan

tambahan bagi rumah tangga. Prespektif seperti ini menyebabkan sampai area

pekerjaan perempuan hanya ada dalam batasan rumah tangga.

Berkaitan dengan keadaan tertentu tersebut, maka peran perempuan

dibatasi terutama untuk urusan domestik, yaitu yang berkaitan dengan rumah

tangga, yang berhubungan dengan anak dan sebagai isteri. Sementara untuk laki-

laki dengan kodrat biologis yang dimilikinya dipandang mempresentasikan

5 5"! 6 678 (
!
kekuatan, ketegaran bahkan kekerasan. Dengan kodrat tersebut laki-laki

dikonstruksi berperan didunia publik yang keras dan kompleks. Inilah yang

disebutkan oleh teori nature, sebagai penggambaran relita yang menunjukan

perbedaan biologis atau seks merupakan suatu kodrat.51

Ketidakadilan dan diskriminasi jender seperti ini telah mengakar dalam

hukum dan ketentuan-ketentuan yang diciptakan oleh masyarakat. Ada beberapa

hal yang muncul dalam situasi seperti ini yakni:52

Pertama, Marginalisasi wanita. Istilah ini menggambarkan rendahnya

status akses dan penguasaan perempuan dalam sumber daya ekonomi dan politik

dalam penggambilan keputusan. Oleh karena itu posisi perempuan selalu ada

dibawah posisi laki-laki.

Kedua, Subordinasi. Subordinasi pada dasarnya adalah keyakinan bahwa

salah satu jenis kelamin dianggap lebih penting dan lebih utama dari jenis kelamin

lainnya. Oleh karena itu posisi perempuan sebagai The Second Human muncul

karena adanya subordinasi yang lebih tinggi dari laki-laki.

Ketiga, Sterotip. Pandangan ini memandang sama posisi perempuan dalam

segala aspek. Misalnya dalam keluarga posisi perempuan selalu berada dibawah

pria sebagai suami. Hal ini juga muncul dalam segala aspek yakni kantor, dan

organisasi lainnya.

: (1 0 / . (/
1
4 %%% . 2 .. , 3. ! '(.( %.
Keempat, Beban Kerja. Hal ini hendak menengaskan posisi perempuan

sebagai kaum yang termanginal dalam konteks kehidupan masyarakat, beban

kerja dalam rumah tangga sepenuhnya dipengang oleh perempuan sementara

ranah domestik dipengang oleh kaum pria.

Kelima, Kekerasan kepada perempuan. Hal ini terjadi karena adanya

ketimpangan atau ketidakadilan jender. Ketimpangan jender adalah perbedaan

peran dan hak perempuan dan laki-laki di masyarakat yang menempatkan

perempuan dalam status lebih rendah dari laki-laki.

Situasi diatas membuat sampai Teori ketidakadilan jender tidak dapat

dipisahkan dari posisi subordinasi dalam keluarga ataupun masyarakat.

Partisipasi wanita dalam angkatan kerja mempunyai pengaruh penting dalam

penurunan fertilitas. Bekerja dapat mengurangi keinginan wanita untuk membina

keluarga besar, karena dengan memiliki banyak anak menimbulkan kekhawatiran

terhadap anak yang ditinggalkan ibu bekerja di luar rumah. Sehingga dengan

demikian, keluarga berencana merupakan akar dari pembebasan marginalisasi

perempuan dalam konteks bermasyarakat. Sterilisasi KB bukan menjadi legitimasi

untuk dapat melakukan hubungan intim di luar nikah tetapi lebih dilihat pada

keamanan perempuan agar tidak melakukan tindakan yang keliru seperti aborsi

dan lain sebagainya. Kesadaran akan ber-KB melalui sterilisasi juga dapat

membuat perempuan tidak hanya diberikan tugas sebagai alat pewaris keturunan

saja, tetapi kedudukan perempuan dapat dipersiapkan mulai dari tingkat

pendidikan, ekonomi, kesehatan, bahkan mendapatkan pekerjaan sebagai bentuk

kedudukan didalam masyarakat. Oleh karena itu, melalui program sterilisasi KB


yang dijalankan, maka HAK hidup yang layak untuk perempuan dan anak lebih

terjamin.

Berdasarkan kajian teoritis yang telah dikemukakan di atas maka program

keluarga berencana (KB) sesungguhnya memiliki implikasi yang positif bagi

kehidupan manusia, dimana secara teologis hal ini tidak bertentangan. Namun

yang patut diperhatikan adalah KB juga memiliki fungsi dan peran yang luar biasa

penting terhadap sebuah emansipasi, atau ketidakadilan yang rata-rata terjadi pada

perempuan karena budaya patriarki yang kental dalam peradaban manusia yang

mengakar sehingga memposisikan perempuan sebagai korban.

Ketidakadilan jender sangat berkaitan erat dengan perspektif keluarga,

agama atau adat dan minimnya pemahaman akan peran dan fungsi pihak medis

dalam proses reformasi terhadap ketidakadilan jender. Ketidakadilan jender

merupakan penggambaran suborinasi kaum laki-laki terhadap kaum perempuan.

Hal ini terbentuk sebab, kaum perempuan tidak memiliki pilihan selain terikat

dalam subordinasi yang telah dibentuk. Subordinasi ini merupakan pengabaian

terhadap peran dan fungsi perempuan yang terkurung dalam bingkai pekerja

rumah tangga, pengurus anak, dan pendamping secara rasional-emosional

terhadap pribadi anak. Oleh karena itu, untuk mengubah subordinasi yang telah

ada, diperlukan perspektif terhadap pembentukkan keluarga berencana dan

melihat kembali nilai-nilai agama yang telah terbentuk dan mengoptimalkan

sarana dan prasarana medis sebagai pengawal terbentuknya peran dan posisi

perempuan dalam kehidupan bermasyarakat.

"

Anda mungkin juga menyukai