Anda di halaman 1dari 15

BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI BENTUK KELUARGA


Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang
bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga (Duvall
dan Logan, 1986).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena
adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan
yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan
suatu budaya (Bailon dan Maglaya,1978 ).
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan (Departemen Kesehatan RI, 1988). 
Bentuk-bentuk keluarga sangat berbeda antara satu masyarakat dan masyarakat lainnya.
Bentuk di sini dapat dilihat dari jumlah anggota keluarga, yaitu keluarga batih dan
keluarga luas, dilihat dari sistem yang digunakan, yaitu keluarga pangkal (sistem family)
dan keluarga gabungan (joint family), dan dilihat dari segi status individu dalam keluarga,
yaitu keluarga prokreasi dan keluarga orientasi.
1. Keluarga Batih (Nuclear Family)
Keluarga batih ialah kelompok orang yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya
yang belum memisahkan diri dan membentuk keluarga tersendiri. Keluarga ini bisa
juga disebut sebagai keluarga conjugal (conjugal family), yaitu keluarga yang terdiri
dari pasangan suami istri bersama anak-anaknya.
Menurut Hutter, keluarga inti (nuclear family) dibedakan dengan keluarga konjugal
(conjugal family). Keluarga conjugal terlihat lebih otonom, dalam arti tidak memiliki
keterikatan secara ketat dengan keluarga luas, sedangkan keluarga inti tidak memiliki
otonomi karena memiliki ikatan garis keturunan, baik patrilineal maupun matrilinieal
(Suhendi dkk, 2001 : 54).Hubungan intim antara suami dan istri lebih mendalam,
namun biasanya dikaitkan dengan suatu hubungan pertukaran yang menyenangkan.
Apabila suami mampu memberikan suasana kepuasan batin dan materi, hubungan
suami dan istri menyebabkan mekanisme pertukaran sosial tidak berjalan, terbuka
peluang bentuk berpisah.
2. Keluarga Luas (Extended Family)
Keluarga luas, yaitu keluarga yang terdiri dari semua orang yang berketurunan dari
kakek dan nenek yang sama termasuk keturunan masing-masing isteri dan suami.
Dengan kata lain, keluarga luas adalah keluarga batih ditambah kerabat lain yang
memiliki hubungan erat dan senantiasa dipertahankan. Sebutan keluarga yang
diperluas (Extended Family) digunakan bagi suatu sistem yang masyarakatnya
menginginkan beberapa generasi yang hidup dalam satu atap rumah tangga. Sistem
semacam ini ada pada orang-orang China yaitu bila seorang laki-laki telah menikah,
ia tinggal bersama dengan keluarga yang telah menikah dan bersama anak-anaknya
yang lain yang belum menikah, juga bersama cicitnya dari garis keturunan laki-laki.
Istilah keluarga luas seringkali digunakan untuk mengacu pada keluarga batih berikut
keluarga lain yang memiliki hubungan baik dengannya dan tetap memelihara dan
mempertahankan hubungan tersebut. Keluarga luas tentu saja memiliki keuntungan
tersendiri. Pertama, keluarga luas banyak ditemukan di desa-desa dan bukan pada
daerah industri.
Keluarga luas sangat cocok dengan kehidupan desa, yang dapat memberikan
pelayanan sosial bagi anggota-anggotanya. Kedua, keluarga luas mampu
mengumpulkan modal ekonomi secara besar. Proses pengambilan keputusan dalam
keluarga luas terlihat sangat berbelit-belit. Penyelesaian masalah waris yang
dikehendaki jatuh pada anak yang paling tua sering mengakibatkan benturan dan
gesekan pada istri-istri muda lainnya. Peraturan mengenai hal itu tidak secara
terperinci memuaskan mereka. Inilah posisi kehidupan keluarga yang memperlihatkan
segi-segi kooperatif pada satu sisi dan pertentangan pada sisi lainnya.
3. Keluarga Pangkal (Stem Family)
Keluarga pangkal, yaitu sejenis keluarga yang menggunkan sistem pewarisan
kekayaan pada satu anak yang paling tua. Keluarga pangkal ini banyak terdapat di
Eropa zaman feodal. Para petani imigran AS dan di zaman Tokugawa Jepang. Pada
masa tersebut seorang anak yang paling tua bertanggung jawab terhadap adik-adiknya
yang perempuan sampai menikah, begitu pula terhadap saudara laki-lakinya yang lain.
Dengan demikian, pada jenis keluarga ini pemusatan kekayaan hanya pada satu orang.
4. Keluarga Gabungan (Joint Family)
Keluarga gabungan, yaitu keluarga yang terdiri atas orang-orang yang berhak atas
hasil milik keluarga, antara lain saudara laki-laki setiap generasi. Di sini, tekanannya
hanya pada saudara laki-laki karena menurut adat Hindu, anak laki-laki sejak
kelahirannya mempunyai hak atas kekayaan keluarga. Walaupun antara saudara laki-
laki itu tinggal terpisah, mereka manganggap dirinya sebagai suatu keluarga gabungan
dan tetap menghormati kewajiban mereka bersama, termasuk membuat anggaran
perawatan harta keluarga dan menetapkan anggaran belanja. Lelaki tertua yang
menjadi kepala keluarga tidak bisa menjual harta milik bersama itu.
5. Keluarga Prokreasi dan Keluarga Orientasi
Keluarga prokreasi adalah sebuah keluarga yang individunya merupakan orang tua.
Adapun orientasi adalah keluarga yang individunya merupakan slah seorang
keturunan. Ikatan perkawinan merupakan dasar bagi terbentuknya suatu keluarga baru
(keluarga prokreasi) sebagai unit terkecil dalam masyarakat. Namun demikian,
perkawinan ini tidak dengan sendirinya menjadi sarana bagi penerimaan anggota
dalam keluarga asal (orientasi). Hubungan suami dan istri dengan keluarga
orientasinya sangat erat dan kuat.
B. FUNGSI KELUARGA
Fungsi keluarga adalah ukuran dari bagaimana sebuah keluarga beroperasi sebagai unit
dan bagaimana anggota keluarga berinteraksi satu sama lain. Hal ini mencerminkan gaya
pengasuhan, konflik keluarga, dan kualitas hubungan keluarga. Fungsi keluarga
mempengaruhi kapasitas kesehatan dan kesejahteraan seluruh anggota keluarga (Families,
2010).
Terdapat 8 fungsi keluarga dan berikut penjelasannya antara lain (Wirdhana et al., 2013) :
1. Fungsi Keagamaan
Fungsi keluarga sebagai tempat pertama seorang anak mengenal, menanamankan dan
menumbuhkan serta mengembangkan nilai-nilai agama, sehingga bisa menjadi insan-
insan yang agamis, berakhlak baik dengan keimanan dan ketakwaan yang kuat kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
2. Fungsi Sosial Budaya
Fungsi keluarga dalam memberikan kesempatan kepada seluruh anggota keluarganya
dalam mengembangkan kekayaan sosial budaya bangsa yang beraneka ragam dalam
satu kesatuan.
3. Fungsi Cinta dan Kasih Sayang
Fungsi keluarga dalam memberikan landasan yang kokoh terhadap hubungan suami
dengan istri, orang tua dengan anak-anaknya, anak dengan anak, serta hubungan
kekerabatan antar generasi sehingga keluarga menjadi tempat utama bersemainya
kehidupan yang punuh cinta kasih lahir dan batin.
4. Fungsi Perlindungan
Fungsi keluarga sebagai tempat berlindung keluarganya dalam menumbuhkan rasa
aman dan tentram serta kehangatan bagi setiap anggota keluarganya.
5. Fungsi Reproduksi
Fungsi keluarga dalam perencanaan untuk melanjutkan keturunannya yang sudah
menjadi fitrah manusia sehingga dapat menunjang kesejahteraan umat manusia secara
universal.
6. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
Fungsi keluarga dalam memberikan peran dan arahan kepada keluarganya dalam
mendidikketurunannyasehingga dapat menyesuaikan kehidupannya di masa
mendatang.
7. Fungsi Ekonomi
Fungsi keluarga sebagai unsur pendukung kemandirian dan ketahanan keluarga.
8. Fungsi Pembinaan Lingkungan
Fungsi keluarga dalam memberi kemampuan kepada setiap anggota keluarganya
sehingga dapat menempatkan diri secara serasi, selaras, dan seimbang sesuai dengan
aturan dan daya dukung alam dan lingkungan yang setiap saat selalu berubah secara
dinamis.
Sementara menurut WHO fungsi keluarga terdiri dari (Ratnasari, 2011) :
1. Fungsi Biologis meliputi : fungsi untuk meneruskan keturunan, memelihara dan
membesarkan anak, memelihara dan merawat anggota keluarga, serta memenuhi
kebutuhan gizi keluarga.
2. Fungsi Psikologi meliputi : fungsi dalam memberikan kasih sayang dan rasa aman,
memberikan perhatian diantara anggota keluarga, membina pendewasaan kepribadian
anggota keluarga,serta memberikan identitas keluarga.
3. Fungsi Sosialisasi meliputi : fungsi dalam membina sosialisasi pada anak,
meneruskan nilai-nilai keluarga, dan membina norma-norma tingkah laku sesuai
dengan tingkat perkembangan anak.
4. Fungsi Ekonomi meliputi : fungsi dalam mencari sumber-sumber penghasilan,
mengatur dalam pengunaan penghasilan keluarga dalam rangka memenuhi kebutuhan
keluarga, serta menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa mendatang.
5. Fungsi Pendidikan meliputi : fungsi dalam mendidik anak sesuai dengan tingkatan
perkembangannya, menyekolahkan anak agar memperoleh pengetahuan, keterampilan
dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya, serta
mempersiapkan anak dalam mememuhi peranannya sebagai orang dewasa untuk
kehidupan dewasa di masa yang akan datang.
C. KLASIFIKASI TINGKAT KESEJAHTERAAN
Tingkat kesejahteraan keluarga menurut Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) dikelompokkan menjadi 5 (lima) tahapan, yaitu:
1. Tahapan Keluarga Pra Sejahtera (KPS)
Keluarga Pra Sejahtera yaitu keluarga yang tidak memenuhi salah satu dari 6 (enam)
indikator Keluarga Sejahtera I (KS I) atau indikator ”kebutuhan dasar keluarga”
(basic needs).
2. Tahapan Keluarga Sejahtera I (KS-I)
Keluarga Sejahtera I yaitu keluarga mampu memenuhi 6 (enam) indikator tahapan KS
I, tetapi tidak memenuhi salah satu dari 8 (delapan) indikator Keluarga Sejahtera II
atau indikator ”kebutuhan psikologis” (psychological needs) keluarga.
3. Tahapan Keluarga Sejahtera II (KS-II)
Keluarga Sejahtera II yaitu keluarga yang mampu memenuhi 6 (enam) indikator
tahapan KS I dan 8 (delapan) indikator KS II, tetapi tidak memenuhi salah satu dari 5
(lima) indikator Keluarga Sejahtera III (KS III), atau indikator ”kebutuhan
pengembangan” (develomental needs) dari keluarga.
4. Tahapan Keluarga Sejahtera III (KS-III)
Keluarga Sejahtera III yaitu keluarga yang mampu memenuhi 6 (enam) indikator
tahapan KS I, 8 (delapan) indikator KS II, dan 5 (lima) indikator KS III, tetapi tidak
memenuhi salah satu dari 2 (dua) indikator Keluarga Sejahtera III Plus (KS III Plus)
atau indikator ”aktualisasi diri” (self esteem) keluarga.
5. Tahapan Keluarga Sejahtera III Plus (KS-III Plus)
Keluarga Sejahtera III Plus yaitu keluarga yang mampu memenuhi keseluruhan dari 6
(enam) indikator tahapan KS I, 8 (delapan) indikator KS II, 5 (lima) indikator KS III,
serta 2 (dua) indikator tahapan KS III Plus.
Indikator Tahapan Keluarga Sejahtera Menurut BKKBN
No Indikator Kriteria
.
  Klasifikasi kebutuhan dasar keluarga (basic needs)
1. Pada umumnya makan dua kali sehari atau Keluarga Sejahtera I
lebihPengertian makan adalah makan menurut Jika tidak dapat memenuhi
pengertian dan kebiasaan masyarakat setempat, satu atau lebih dari 6 indikator
seperti makan nasi bagi mereka yang biasa makan KS-I maka termasuk ke
nasi sebagai makanan pokoknya (staple food), atau dalam Keluarga Prasejahtera
seperti makan sagu bagi mereka yang biasa makan
sagu dan sebagainya
2. Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda
untuk di rumah, bekerja/sekolah dan
bepergianPengertian pakaian yang berbeda adalah
pemilikan pakaian yang tidak hanya satu pasang,
sehingga tidak terpaksa harus memakai pakaian
yang sama dalam kegiatan hidup yang berbeda beda.
Misalnya pakaian untuk di rumah (untuk tidur atau
beristirahat di rumah) lain dengan pakaian untuk ke
sekolah atau untuk bekerja (ke sawah, ke kantor,
berjualan dan sebagainya) dan lain pula dengan
pakaian untuk bepergian (seperti menghadiri
undangan perkawinan, piknik, ke rumah ibadah dan
sebagainya).
3. Rumah yang ditempati keluarga mempunyai atap,
lantai dan dinding yang baik.Pengertian Rumah yang
ditempati keluarga ini adalah keadaan rumah tinggal
keluarga mempunyai atap, lantai dan dinding dalam
kondisi yang layak ditempati, baik dari segi
perlindungan maupun dari segi kesehatan.
4. Bila ada anggota keluarga sakit dibawa ke sarana
kesehatan.Pengertian sarana kesehatan adalah sarana
kesehatan modern, seperti Rumah Sakit, Puskesmas,
Puskesmas Pembantu, Balai Pengobatan, Apotek,
Posyandu, Poliklinik, Bidan Desa dan sebagainya,
yang memberikan obat obatan yang diproduksi
secara modern dan telah mendapat izin peredaran
dari instansi yang berwenang (Departemen
Kesehatan/Badan POM).
5. Bila pasangan usia subur ingin ber KB pergi ke
sarana pelayanan kontrasepsi.Pengertian Sarana
Pelayanan Kontrasepsi adalah sarana atau tempat
pelayanan KB, seperti Rumah Sakit, Puskesmas,
Puskesmas Pembantu, Balai Pengobatan, Apotek,
Posyandu, Poliklinik, Dokter Swasta, Bidan Desa
dan sebagainya, yang memberikan pelayanan KB
dengan alat kontrasepsi modern, seperti IUD, MOW,
MOP, Kondom, Implan, Suntikan dan Pil, kepada
pasangan usia subur yang membutuhkan. (Hanya
untuk keluarga yang berstatus Pasangan Usia
Subur).
6. Semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga
bersekolah.Pengertian Semua anak umur 7-15 tahun
adalah semua anak 7-15 tahun dari keluarga (jika
keluarga mempunyai anak 7-15 tahun), yang harus
mengikuti wajib belajar 9 tahun. Bersekolah
diartikan anak usia 7-15 tahun di keluarga itu
terdaftar dan aktif bersekolah setingkat SD/sederajat
SD atau setingkat SLTP/sederajat SLTP.
  Klasifikasi kebutuhan psikologis (psychological needs) keluarga
7. Pada umumnya anggota keluarga melaksanakan Keluarga Sejahtera II
ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan Jika tidak dapat memenuhi
masing-masing.Pengertian anggota keluarga satu atau lebih dari 8 indikator
melaksanakan ibadah adalah kegiatan keluarga KS-II maka termasuk ke
untuk melaksanakan ibadah, sesuai dengan ajaran dalam Keluarga Sejahtera I
agama/kepercayaan yang dianut oleh masing masing
keluarga/anggota keluarga. Ibadah tersebut dapat
dilakukan sendiri-sendiri atau bersama sama oleh
keluarga di rumah, atau di tempat tempat yang
sesuai dengan ditentukan menurut ajaran masing
masing agama/kepercayaan.
8. Paling kurang sekali seminggu seluruh anggota
keluarga makan daging/ikan/telur.Pengertian makan
daging/ikan/telur adalah memakan daging atau ikan
atau telur, sebagai lauk pada waktu makan untuk
melengkapi keperluan gizi protein. Indikator ini
tidak berlaku untuk keluarga vegetarian.
9. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang
satu stel pakaian baru dalam setahun.Pengertian
pakaian baru adalah pakaian layak pakai
(baru/bekas) yang merupakan tambahan yang telah
dimiliki baik dari membeli atau dari pemberian
pihak lain, yaitu jenis pakaian yang lazim dipakai
sehari hari oleh masyarakat setempat.
10. Luas lantai rumah paling kurang 8 m2 untuk setiap
penghuni rumah.Luas Lantai rumah paling kurang 8
m2 adalah keseluruhan luas lantai rumah, baik
tingkat atas, maupun tingkat bawah, termasuk
bagian dapur, kamar mandi, paviliun, garasi dan
gudang yang apabila dibagi dengan jumlah penghuni
rumah diperoleh luas ruang tidak kurang dari 8 m2.
11. Tiga bulan terakhir keluarga dalam keadaan sehat
sehingga dapat melaksanakan tugas/fungsi masing-
masing.Pengertian Keadaan sehat adalah kondisi
kesehatan seseorang dalam keluarga yang berada
dalam batas batas normal, sehingga yang
bersangkutan tidak harus dirawat di rumah sakit,
atau tidak terpaksa harus tinggal di rumah, atau tidak
terpaksa absen bekerja/ke sekolah selama jangka
waktu lebih dari 4 hari. Dengan demikian anggota
keluarga tersebut dapat melaksanakan tugas dan
fungsinya sesuai dengan kedudukan masing masing
di dalam keluarga.
12. Ada seorang atau lebih anggota keluarga yang
bekerja untuk memperoleh penghasilan.Pengertian
anggota keluarga yang bekerja untuk memperoleh
penghasilan adalah keluarga yang paling kurang
salah seorang anggotanya yang sudah dewasa
memperoleh penghasilan berupa uang atau barang
dari sumber penghasilan yang dipandang layak oleh
masyarakat, yang dapat memenuhi kebutuhan
minimal sehari hari secara terus menerus.
13. Seluruh anggota keluarga umur 10 - 60 tahun bisa
baca tulisan latin.Pengertian anggota keluarga umur
10 - 60 tahun bisa baca tulisan latin adalah anggota
keluarga yang berumur 10 - 60 tahun dalam keluarga
dapat membaca tulisan huruf latin dan sekaligus
memahami arti dari kalimat kalimat dalam tulisan
tersebut. Indikator ini tidak berlaku bagi keluarga
yang tidak mempunyai anggota keluarga berumur
10-60 tahun.
14. Pasangan usia subur dengan anak dua atau lebih
menggunakan alat/obat kontrasepsi.Pengertian
Pasangan usia subur dengan anak dua atau lebih
menggunakan alat/obat kontrasepsi adalah keluarga
yang masih berstatus Pasangan Usia Subur dengan
jumlah anak dua atau lebih ikut KB dengan
menggunakan salah satu alat kontrasepsi modern,
seperti IUD, Pil, Suntikan, Implan, Kondom, MOP
dan MOW.
  Klasifikasi kebutuhan pengembangan (develomental needs) dari keluarga
15. Keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan Keluarga Sejahtera III
agama.Pengertian keluarga berupaya meningkatkan Jika tidak dapat memenuhi
pengetahuan agama adalah upaya keluarga untuk satu atau lebih dari 5 indikator
meningkatkan pengetahunan agama mereka masing KS-III maka termasuk ke
masing. Misalnya mendengarkan pengajian, dalam Keluarga Sejahtera II
mendatangkan guru mengaji atau guru agama bagi
anak anak, sekolah madrasah bagi anak anak yang
beragama Islam atau sekolah minggu bagi anak anak
yang beragama Kristen.
16. Sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam
bentuk uang atau barang.Pengertian sebagian
penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk uang
atau barang adalah sebagian penghasilan keluarga
yang disisihkan untuk ditabung baik berupa uang
maupun berupa barang (misalnya dibelikan hewan
ternak, sawah, tanah, barang perhiasan, rumah
sewaan dan sebagainya). Tabungan berupa barang,
apabila diuangkan minimal senilai Rp. 500.000,-
17. Kebiasaan keluarga makan bersama paling kurang
seminggu sekali dimanfaatkan untuk
berkomunikasi.Pengertian kebiasaan keluarga
makan bersama adalah kebiasaan seluruh anggota
keluarga untuk makan bersama sama, sehingga
waktu sebelum atau sesudah makan dapat digunakan
untuk komunikasi membahas persoalan yang
dihadapi dalam satu minggu atau untuk
berkomunikasi dan bermusyawarah antar seluruh
anggota keluarga.
18. Keluarga ikut dalam kegiatan masyarakat di
lingkungan tempat tinggal.Pengertian Keluarga ikut
dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat
tinggal adalah keikutsertaan seluruh atau sebagian
dari anggota keluarga dalam kegiatan masyarakat di
sekitarnya yang bersifat sosial kemasyarakatan,
seperti gotong royong, ronda malam, rapat RT,
arisan, pengajian, kegiatan PKK, kegiatan kesenian,
olah raga dan sebagainya.
19. Keluarga memperoleh informasi dari surat
kabar/majalah/ radio/tv/internet.Pengertian Keluarga
memperoleh informasi dari surat kabar/ majalah/
radio/tv/internet adalah tersedianya kesempatan bagi
anggota keluarga untuk memperoleh akses informasi
baik secara lokal, nasional, regional, maupun
internasional, melalui media cetak (seperti surat
kabar, majalah, bulletin) atau media elektronik
(seperti radio, televisi, internet). Media massa
tersebut tidak perlu hanya yang dimiliki atau dibeli
sendiri oleh keluarga yang bersangkutan, tetapi
dapat juga yang dipinjamkan atau dimiliki oleh
orang/keluarga lain, ataupun yang menjadi milik
umum/milik bersama.
  Klasifikasi aktualisasi diri (self esteem) keluarga
20. Keluarga secara teratur dengan suka rela Keluarga Sejahtera III Plus
memberikan sumbangan materiil untuk kegiatan Jika tidak dapat memenuhi
sosial.Pengertian Keluarga secara teratur dengan satu atau lebih dari 2 indikator
suka rela memberikan sumbangan materiil untuk KS-III Plus maka termasuk ke
kegiatan sosial adalah keluarga yang memiliki rasa dalam Keluarga Sejahtera III
sosial yang besar dengan memberikan sumbangan
materiil secara teratur (waktu tertentu) dan sukarela,
baik dalam bentuk uang maupun barang, bagi
kepentingan masyarakat (seperti untuk anak yatim
piatu, rumah ibadah, yayasan pendidikan, rumah
jompo, untuk membiayai kegiatan kegiatan di
tingkat RT/RW/Dusun, Desa dan sebagainya) dalam
hal ini tidak termasuk sumbangan wajib.
21. Ada anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus
perkumpulan sosial/yayasan/ institusi
masyarakat.Pengertian ada anggota keluarga yang
aktif sebagai pengurus perkumpulan sosial/yayasan/
institusi masyarakat adalah keluarga yang memiliki
rasa sosial yang besar dengan memberikan bantuan
tenaga, pikiran dan moral secara terus menerus
untuk kepentingan sosial kemasyarakatan dengan
menjadi pengurus pada berbagai
organisasi/kepanitiaan (seperti pengurus pada
yayasan, organisasi adat, kesenian, olah raga,
keagamaan, kepemudaan, institusi masyarakat,
pengurus RT/RW, LKMD/LMD dan sebagainya).
D. INDIKATOR KELUARGA SEHAT
Indikator Keluarga Sehat Menurut Kemenkes RI
Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan untuk mencapai keluarga sehat, antara lain
kesehatan ibu dan anak, kondisi penyakit menular dan tidak menular, lingkungan rumah
dan sekitarnya, kesehatan jiwa, serta gaya hidup.
Kemenkes RI memecah aspek tersebut menjadi 12 indikator keluarga sehat. Berikut ini
adalah penjelasannya:
1. Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)
Tidak semata membatasi jumlah anak dalam keluarga, program KB juga bertujuan
untuk memastikan bahwa setiap anak mendapat ASI yang cukup dan pola asuh yang
optimal sehingga bisa menjadi anak yang sehat dan cerdas.
Selain itu, program KB juga dapat menurunkan risiko kematian ibu dan bayi serta
mencegah kehamilan yang tidak direncanakan, sehingga dapat menjaga kesejahteraan
keluarga.
2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
Fasilitas kesehatan yang memadai akan mendukung proses persalinan yang aman dan
minim risiko komplikasi kehamilan. Setelah melahirkan, ibu juga akan memiliki
tempat untuk memeriksa kesehatannya dan bayinya secara berkala. Dengan begitu,
keselamatan serta kesehatan ibu dan anak jadi lebih terjamin.
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
Imunisasi anak sangat penting dilakukan guna mencegah terjadinya penyakit infeksi
yang bisa berakibat fatal baginya, seperti polio, campak, dan difteri. Untuk
mendapatkan imunisasi wajib, Anda bisa membawa anak ke posyandu, puskesmas,
atau rumah sakit.
4. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif
Keunggulan air susu ibu (ASI) sebagai sumber nutrisi bayi memang sudah tidak
diragukan lagi. ASI dapat melindungi bayi dari beragam penyakit serta mendukung
perkembangan tubuh dan otaknya secara optimal, sehingga ia tumbuh menjadi anak
yang sehat dan cerdas. Itulah sebabnya pemberian ASI eksklusif sangat berperan
besar untuk membentuk keluarga sehat.

5. Balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan


Berat badan bayi perlu ditimbang setiap bulannya, sejak lahir sampai usia 5 tahun.
Hal ini penting untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan anak selalu baik,
serta mendeteksi secara dini bilamana terdapat gangguan pada pertumbuhannya.
6. Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular yang dapat menurunkan kualitas hidup
seseorang dan keluarganya. Tuberkulosis yang tidak ditangani dengan benar berisiko
menyebabkan kerusakan paru-paru yang parah dan penularan ke orang-orang terdekat.
Maka dari itu, bila terdapat anggota keluarga yang mengalami gejala tuberkulosis,
seperti batuk lebih dari 3 minggu, batuk darah, sesak napas, keringat dingin, dan
penurunan berat badan drastis, segera bawa ke dokter untuk mendapatkan pengobatan.
7. Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
Hipertensi adalah penyakit kronis yang sering terabaikan karena sering kali tidak
memiliki gejala. Meski begitu, dampak yang terjadi akibat hipertensi bisa fatal, mulai
dari serangan jantung hingga stroke. Hal ini tentu akan memengaruhi keadaan suatu
keluarga, apalagi jika terjadi pada kepala keluarganya.
Oleh karena itu, bila terdapat anggota keluarga yang menderita hipertensi, ingatkan ia
agar selalu menerapkan gaya hidup sehat, meminum obat secara teratur sesuai
rekomendasi dokter, serta melakukan kontrol teratur.
8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan
Gangguan jiwa tidak hanya dapat menurunkan kualitas hidup penderitanya secara
signifikan, tapi juga keluarganya. Namun, sebenarnya penyakit ini dapat sembuh
selama ditangani dengan baik dan sedini mungkin.
Oleh karena itu, bila ada anggota keluarga yang memiliki tanda-tanda gangguan jiwa,
seperti perubahan emosi atau perilaku, temani dan bujuk dia untuk segera berobat ke
psikiater guna mendapatkan penanganan yang tepat.
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok
Sudah kita ketahui bersama bahwa asap rokok mengandung banyak zat beracun bagi
tubuh. Meskipun hanya satu orang yang merokok di rumah, asapnya bisa dihirup
anggota keluarga lain dan membuat mereka menjadi perokok pasif.
10. Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Dengan menjadi anggota program JKN yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan,
seluruh anggota keluarga bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang sesuai
kebutuhan, tanpa harus memikirkan biaya. Ini juga bisa menjaga keadaan finansial
keluarga
11. Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
Sarana air bersih sangat penting untuk menjaga kesehatan keluarga dari berbagai
penyakit infeksi. Untuk mewujudkan hal ini, pastikan sumber air yang Anda pakai di
rumah tidak tergenang atau tercemar dengan berbagai kotoran maupun polutan.
12. Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat
Memiliki akses sanitasi layak dan jamban sehat juga termasuk indikator penting
dalam mewujudkan keluarga sehat. Untuk itu, setiap anggota keluarga diharuskan
selalu buang air besar dan buang air kecil di jamban atau toilet. Selain membuat
lingkungan bersih dan tidak berbau, langkah ini juga dapat membantu mencegah
penyakit infeksi.
E. SIKLUS KEHIDUPAN KELUARGA
1. Definisi
Siklus Hidup Keluarga (Family Life Cycle) adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan perubahan-perubahan dalam jumlah anggota, komposisi dan fungsi
keluarga sepanjang hidupnya. Siklus hidup keluarga juga merupakan gambaran
rangkaian tahapan yang akan terjadi atau diprediksi yang dialami kebanyakan
keluarga.
Siklus hidup keluarga terdiri dari variabel yang dibuat secara sistematis
menggabungkan variable demografik yaitu status pernikahan, ukuran keluarga, umur
anggota keluarga, dan status pekerjaan kepala keluarga.
2. Tahapan-Tahapan Siklus Hidup Keluarga
Dalam ilmu kependudukan biasanya dikenal dengan 6 tahap siklus hidup keluarga,
yaitu :
a. Tahap Tanpa Anak
Dimulai dari perkawinan hingga kelahiran anak pertama.
b. Tahap Melahirkan (Tahap Berkembang)
Dimulai dari kelahiran anak sulung hingga anak bungsu.
c. Tahap Menengah
Dimulai dari kelahiran anak bungsu, hingga anak sulung meninggalkan rumah
atau menikah

d. Tahap Meninggalkan Rumah


Dimulai dari anak sulung meninggalkan rumah sampai anak bungsu
meninggalkan rumah (perkawinan biasanya dianggap meninggalkan rumah).
e. Tahap Purna Orang Tua
Dimulai dari saat anak bungsu meninggalkan rumah, hingga salah satu pasangan
meninggal dunia.
f. Tahap Menjanda/Menduda
Dimulai dari saat meninggalnya suami atau istri, hingga pasangannya meninggal
dunia.

Anda mungkin juga menyukai