1102011255
Blok Kedokteran Keluarga - FK YARSI 2011
Konsep Keluarga
1.1 Definisi
Duvall dan Logan ( 1986 ) : Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi
yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.
Bailon dan Maglaya ( 1978 ) : Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga
karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain,
mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
Departemen Kesehatan RI ( 1988 ) : Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan
saling ketergantungan
1.2 Fungsi
Fungsi yang dijalankan keluarga adalah:
1. Fungsi Pendidikan dilihat dari bagaimana keluarga mendidik dan menyekolahkan anak untuk
mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak
2. Fungsi Sosialisasi anak dilihat dari bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat
yang baik.
3. Fungsi Perlindungan dilihat dari bagaimana keluarga melindungi anak sehingga anggota keluarga merasa
terlindung dan merasa aman
4. Fungsi Perasaan dilihat dari bagaimana keluarga secara instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan
anggota yang lain dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling
pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
5. Fungsi Agama dilihat dari bagaimana keluarga memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga
lain melalui kepala keluarga menanamkan keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan kehidupan lain
setelah dunia.
6. Fungsi Ekonomi dilihat dari bagaimana kepala keluarga mencari penghasilan, mengatur penghasilan
sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rkebutuhan-kebutuhan keluarga.
7. Fungsi Rekreatif dilihat dari bagaimana menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga, seperti
acara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing, dan lainnya.
8. Fungsi Biologis dilihat dari bagaimana keluarga meneruskan keturunan sebagai generasi selanjutnya.
9. Memberikan kasih sayang, perhatian, dan rasa aman di antara keluarga, serta membina pendewasaan
kepribadian anggota keluarga.
Menurut Friedman fungsi keluarga dibagi menjadi 5 yaitu
1) Fungsi Efektif. Berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan dasar kekuatan keluarga.
Fungsi efektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Anggota kelurga mengembangkan
gambaran diri yang fositif , peran dijalankan dengan baik ,dan penuh rasa sayang.
2) Fungsi sosialisasi. Proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu menghasilkan interaksi sosial
,dan individu tersebut melaksanakan perannya dalam lingkungan sosial. Keluarga merupakan tempat
individu melaksanakan sosialisasi dengan anggota kelurga dan belajar disiplin , norma budaya , dan perilaku
melalui interaksi dalam keluarga, sehigga individu mampu berperan didalam masyarakat.
3) Fungsi reproduksi. Fungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya
manusia.
4) Fungis Ekonomi. Fungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga , seperti makanan ,pakaian , perumahan, dan
lain-lain.
5) Fungsi Perawatan keluarga. Keluarga menyediakan makanan , pakaian, perlidungan, dan asuhan
kesehatan/keperawatan.Kemampuan keluarga melakukan asuhan keperawatan atau pemeliharaan
kesehatan memengaruhi status kesehatan keluarga dan individu
Menurut Undang-Undang 1992 membagi Fungsi Keluarga sebagai berikut
1.Fungsi keagamaan
membina norma/ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup seluruh anggota keluarga,
menerjemahkan ajaran dan norma agama kedalam tingkah laku hidup sehari-hari bagi seluruh anggota
keluarga,
memberi contoh konkret dalam kehidupan sehari-hari dalam pengalaman ajaran agama,
melengkapi dan menambah proses belajar anak tentang keagamaan yang tidak/kurang diperoleh disekolah
atau masyarakat,
membina rasa, sikap ,dan praktik kehidupan beragama.
Fungsi Budaya adalah
Sausan Rasmiyyah
1102011255
Blok Kedokteran Keluarga - FK YARSI 2011
membina tugas keluarga sebagai sarana untuk meneruskan norma budaya masyarakat dan bangsa yang
ingin dipertahankan,
membina tugas keluarga untuk menyaring norma dan budaya asing yang tidak sesuai,
membina tugas keluarga sebagai saran anggota nya untuk mencari pemecahan masalah dari berbagai
pengaruh negatif globalisasi dunia,
membina tugas keluarga sebagai sarana bagi anggotanya untuk mengadakan kompromi/adaptasi dan
praktik (positif) serta globalisasi dunia ,
membina budaya keluarga yang sesuai ,selaras , dan seimbang dengan budaya masyarakat /bangsa untuk
menunjang terwujudnnya norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
Fungsi Cinta kasih adalah
menumbuhkembangkan potensi simbol cinta kasih sayang yang telah ada diantara anggota keluarga dalam
simbol yang nyata, seperti ucapan dan tingkah laku secara optimal dan terus menerus ,
membina tingkah laku ,saling menyayangi diantara anggota keluarga maupun antara keluarga yang satu
dengan yang lainnya secara kuantitatif dan kualitatif.
membina praktik kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan uhkrawi dalam keluarga secara serasi, selaras
, dan seimbang,
membina rasa ,sikap, dan praktik hidup keluarga yang mampu memberikan dan menerima kasih sayang
sebagai pola hidup ideal menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
2.Fungsi perlindungan
memenuhi kebutuhan akan rasa aman diantara anggota keluarga.Bebas dari rasa tidak aman yang tumbuh
dari dalam maupun dari luar keluarga,
membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari berbagai bentuk ancaman dan tantangan yang
datang dari luar maupun dalam,
membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga sebagai modal menuju keluarga kecil bahagia
dan sejahtera.
3.Fungsi reproduksi
membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi sehat baik bagi anggota keluarga
maupun keluarga sekitarnya.
memberikan contoh pengalaman kaidah-kaidah pembetukan keluarga dalam hal usia , kedewasaan fisik
dan mental,
mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat baik yang berkaitan dengan jangka waktu melahirkan, jarak
antara kelahiran dua anak , dan jumlah ideal anak yang diinginkan dalam keluarga,
mengembang kan kehidupan reproduksi sehat sebagai modal yang kondusif menuju keluarga kecil bahagia
dan sejahtera.
4.Fungsi sosialisasi
menyadari, merencanakan dan menciptakan lingkungan keluarga sebagai wahana pendidikan dan
sosialisasi anak yang pertama dan utama,
menyadari ,merencanakan , dan menciptakan kehidupan keluarga sebagai pusat tempat anak dapat
mencari pemecahan masalah dari berbagai konflik dan permasalahan yang dijumpainya baik lingkungan
masyarakat maupun sekolahnya. Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak tentang hal yang perlu
dilakukannya untuk meningkatkan kemantangan dan kedewasaan baik fisik maupun mental, yang
tidak/kurang diberikan lingkungan sekolah maupun masyarakat.
membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi dalam keluarga sehingga tidak saja bermamfaat
positif bagi anak, tetapi juga orang tua untuk perkembangan dan kematangan hidup bersama menuju
keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
5.Fungsi Ekonomi
Melakukan kegiatan ekonomi baik diluar maupun didalam kehidupan keluarga dalam rangka menopang
perkembangan hidup keluarga, mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian , keselamatan dan
keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran keluarga, mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua
diluar rumah dan perhatiaanya terhadap anggota rumah tangga bejalan serasi , selaras ,dan seimbang ,
membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai modal untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan
sejahtera.
6. Fungsi pelestarian lingkungan
Membina kesadaran dan praktik kelestarian lingkungan internal keluarga , membina kesadaran, sikap,
dan praktik pelestarian lingkunga hidup yang serasi , selaras, dan seimbang antara lingkungan keluarga dan
lingkungan hidup sekitarnya.
1.3 Bentuk
1. TRADISIONAL :
a. The nuclear family (keluarga inti)
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak.
b. The dyad family
Sausan Rasmiyyah
1102011255
Blok Kedokteran Keluarga - FK YARSI 2011
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumah
c. Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah memisahkan diri
d. The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya, yang
disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita
e. The extended family (keluarga luas/besar)
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear family
disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan, dll)
f. The single-parent family (keluarga duda/janda)
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses
perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan)
g. Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan
orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (week-end)
h. Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah
i. Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan
barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll)
j. Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan membesarkan anak dari
perkawinan sebelumnya
k. The single adult living alone / single-adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (separasi),
seperti : perceraian atau ditinggal mati
2. NON-TRADISIONAL :
a. The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah
b. The stepparent family
Keluarga dengan orangtua tiri
c. Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup bersama
dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui
aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama
d. The nonmarital heterosexual cohabiting family
Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan
e. Gay and lesbian families
Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup bersama sebagaimana pasangan suami-istri (marital
partners)
f. Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama di luar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu
g. Group-marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa telah saling
menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan anaknya
h. Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling
menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan
anaknya
i. Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat
orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya
j. Homeless family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis personal yang
dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental
k. Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional dan
keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam
kehidupannya.
1.4 Struktur
1) Dominasi jalur hubungan darah
Sausan Rasmiyyah
1102011255
Blok Kedokteran Keluarga - FK YARSI 2011
a)
b)
Patrilineal
Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis ayah. Suku-suku di Indonesia
rata-rata menggunakan struktur keluarga patrilineal.
Matrilineal
Keluarga yang dihubungkan atau disusun melalui jalur garis ibu. Suku padang salah satu
suku yang yang mengunakan struktur keluarga matrilineal.
Sausan Rasmiyyah
1102011255
Blok Kedokteran Keluarga - FK YARSI 2011
Rumah Sehat
Rumah Sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu rumah yang
memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah,
ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah.
Persyaratan Kesehatan Rumah Tinggal menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor :
829/Menkes/SK/VII/1999 adalah sebagai berikut:
1. Bahan Bangunan
a. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan zat-zat yang dapat membahayakan kesehatan, antara
lain sebagai berikut :
3
o Debu Total tidak lebih dari 150 g m
3
o Asbes bebas tidak melebihi 0,5 fiber/m /4jam
o Timah hitam tidak melebihi 300 mg/kg
b. Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme patogen.
2. Komponen dan penataan ruang rumah
Komponen rumah harus memenuhi persyaratan fisik dan biologis sebagai berikut:
a. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan
b. Dinding
o Di ruang tidur, ruang keluarga dilengkapi dengan sarana ventilasi untuk pengaturan sirkulasi
udara
o Di kamar mandi dan tempat cuci harus kedap air dan mudah dibersihkan
c. Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan
d. Bumbung rumah yang memiliki tinggi 10 meter atau lebih harus dilengkapi dengan penangkal petir
e. Ruang di dalam rumah harus ditata agar berfungsi sebagai ruang tamu, ruang keluarga, ruang makan,
ruang tidur, ruang dapur, ruang mandi dan ruang bermain anak.
f. Ruang dapur harus dilengkapi dengan sarana pembuangan asap.
Sausan Rasmiyyah
1102011255
Blok Kedokteran Keluarga - FK YARSI 2011
3. Pencahayaan
Pencahayaan alam atau buatan langsung atau tidak langsung dapat menerangi seluruh bagian ruangan
minimal intensitasnya 60 lux dan tidak menyilaukan.
4. Kualitas Udara
Kualitas udara di dalam rumah tidak melebihi ketentuan sebagai berikut :
a) Suhu udara nyaman berkisar antara l8C sampai 30C
b) Kelembaban udara berkisar antara 40% sampai 70%
c) Konsentrasi gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm/24 jam
d) Pertukaran udara
e) Konsentrasi gas CO tidak melebihi 100 ppm/8jam
3
f) Konsentrasi gas formaldehide tidak melebihi 120 mg/m
5. Ventilasi
Luas penghawaan atau ventilasi a1amiah yang permanen minimal 10% dari luas lantai.
6. Binatang penular penyakit
Tidak ada tikus bersarang di rumah.
7. Air
a. Tersedia air bersih dengan kapasitas minmal 60 lt/hari/orang
b. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan air minum sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
8. Tersediannya sarana penyimpanan makanan yang aman dan hygiene.
9. Limbah
a. Limbah cair berasal dari rumah, tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan bau dan tidak
mencemari permukaan tanah.
b. Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau, tidak menyebabkan pencemaran terhadap
permukaan tanah dan air tanah.
10. Kepadatan hunian ruang tidur
2
Luas ruang tidur minimal 8m dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari dua orang tidur dalam satu ruang
tidur, kecuali anak dibawah umur 5 tahun.
Masalah perumahan telah diatur dalam Undang-Undang pemerintahan tentang perumahan dan
pemukiman No.4/l992 bab III pasal 5 ayat l yang berbunyi Setiap warga negara mempunyai hak untuk
menempati dan atau menikmati dan atau memiliki rumah yang layak dan lingkungan yang sehat, aman , serasi,
dan teratur
Bila dikaji lebih lanjut maka sudah sewajarnya seluruh lapisan masyarakat menempati rumah yang sehat
dan layak huni. Rumah tidak cukup hanya sebagai tempat tinggal dan berlindung dari panas cuaca dan hujan,
Rumah harus mempunyai fungsi sebagai :
1. Mencegah terjadinya penyakit
2. Mencegah terjadinya kecelakaan
3. Aman dan nyaman bagi penghuninya
4. Penurunan ketegangan jiwa dan sosial
3. Hak & Kewajiban Pasien& Anggota Keluarga
Kewajiban-Kewajiban Orang yg Sakit:
1) Orang yang sakit memiliki kewajiban untuk senantiasa ridha terhadap qadha Allah Subhanahu wa Taala, bersabar atas
taqdir-Nya serta berbaik sangka kepada Rabbnya. Itu yang lebih baik baginya.
2) Seyogyanya orang yang sedang sakit memiliki perasaan antara rasa takut dan harap, yaitu takut akan siksa Allah Azza
wa Jalla atas dosa-dosanya dan berharap akan rahmat Allah Azza wa Jalla kepadanya. Sikap ini didasarkan pada hadits
dari Anas bin Malik Radhiyallahuanhu yang mengatakan:
3) Seberat apapun sakit yang diderita, tidak boleh baginya untuk berangan-angan ingin mati. Hal ini karena ada hadits
Ummul Fadhl Radhiyallahuanha, bahwa Rasulullah Shallallahualaihi wa Sallam pernah datang kepada mereka tatkala
Abbas Radhiyallahuanhu (paman Rasulullah) menderita sakit, hingga Abbas berangan-angan ingin mati.
Sausan Rasmiyyah
1102011255
Blok Kedokteran Keluarga - FK YARSI 2011
4)
5)
6)
7)
8)
9)
Jika ia masih memiliki tanggungan atas hak-hak orang lain, hendaklah ia tunaikan kepada yang berhak apabila hal itu
mudah baginya. Jika tidak mudah, hendaklah ia berwasiat (kepada keluarganya). Sesungguhnya Nabi Shallallahualaihi
wa Sallam berkata:
Barang siapa pernah mendhalimi hak saudaranya dalam hal harga diri[1] atau hartanya, hendaklah ia selesaikan
sebelum datang hari kiamat, hari yang tidak diterima dinar tidak pula dirham. Jika ia punya amalan shalih maka
diambil darinya lalu diberikan kepada orang yang punya hak. Jika ia tidak punya amalan shalih, maka diambil dosadosa orang yang bersangkutan lalu dibebankan kepadanya.
Orang yang sakit hendaknya bersegera untuk menyiapkan wasiat karena ada sabda RasulullahShallallahualaihi wa
Sallam:
Tidak benar bagi seorang muslim yang bermalam dua malam sedangkan ia punya sesuatu yang ingin diwasiatkannya
kecuali semestinya wasiat itu telah ditulis di sisinya.
Ibnu Umar Radhiyallahuanhuma berkata: Tidaklah
berlalu satu malam sejak
aku mendengar
RasulullahShallallahualaihi wa Sallam mengatakan itu kecuali sudah kutulis wasiatku. Diriwayatkan oleh Imam
Bukhari dan Imam Muslim juga Ashabus Sunan maupun yang lain.
Wajib baginya untuk memberikan wasiat kepada sanak kerabatnya yang tidak menerima warisan darinya. Allah Azza
wa Jalla berfirman:
Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan (tanda-tanda) kematian, jika ia meninggalkan
harta yang banyak, berwasiatlah untuk ibu-bapak dan karib kerabatnya secara ma`ruf, (ini adalah) kewajiban atas
orang-orang yang bertakwa. (Al-Baqarah: 180)
Boleh baginya untuk berwasiat dengan sepertiga hartanya, tidak boleh lebih.
Hendaklah dalam berwasiat ini disaksikan oleh dua orang yang jujur yang muslim. Jika tidak ada maka bisa dengan dua
orang (yang jujur) non muslim dengan diminta agar keduanya bersumpah untuk bisa dipercaya apabila ragu akan
persaksiannya
Adapun berwasiat agar hartanya diberikan kepada kedua orang tua dan sanak kerabat yang berhak menerima warisan
dari orang yang meninggalkan warisan itu, maka ini tidak boleh dilakukan. Karena hal ini sudah dimansukh dengan
ayat tentang warisan. Dan telah dijelaskan pula oleh RasulullahShallallahualaihi wa Sallam dengan penjelasan yang
paling sempurna, ketika beliau berkhutbah pada haji Wada. Kata beliau:
Sesungguhnya Allah telah memberikan hak kepada setiap yang punya hak,
dan tidak ada wasiat bagi ahli waris.
10) Diharamkan membuat wasiat yang mendatangkan mudharat (kerugian) bagi orang lain, seperti berwasiat agar
sebagian ahli waris jangan diberikan hak warisnya atau berwasiat agar melebihkan sebagian ahli waris atas sebagian
yang lain. Hal ini disebabkan adanya firman Allah Subhanahu wa Taala:
Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan bagi wanita ada hak bagian
(pula) dari harta peninggalan ibu-bapak dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak menurut bahagian yang telah
ditetapkan. (An-Nisaa: 7)
11) Wasiat yang lalim (tidak adil) hukumnya batil lagi tertolak, karena adanya sabda RasulullahShallallahualaihi wa
Sallam:
Barang siapa yang mengada-adakan perkara baru dalam (agama) kami ini yang tidak ada asal darinya, maka ia
tertolak.
12) Ketika banyak terjadi kebidahan pada sebagian besar kaum muslimin di masa ini. Begitu pula dalam permasalahan
yang berkaitan dengan jenazah. Maka termasuk kewajiban seorang muslim adalah untuk berwasiat agar disiapkan
(urusan kematiannya) dan agar dikuburkan berdasarkan Sunnah (tuntunan Nabi Shallallahualaihi wa Sallam), sebagai
pengamalan terhadap firman Allah Subhanahu wa Taala (At-Tahrim: 6)
Kewajiban Keluarga Terhadap Orang Sakit
Menjenguk Orang Sakit dan Hukumnya
Orang sakit adalah orang yang lemah, yang memerlukan perlindungan dan sandaran.
Perlindungan (pemeliharaan, penjagaan) atau sandaran itu tidak hanya berupa materiil sebagaimana
anggapan banyak orang, melainkan dalam bentuk materiil dan spiritual sekaligus.
Karena itulah menjenguk orang sakit termasuk dalam bab tersebut. Menjenguk si sakit ini memberi
perasaan kepadanya bahwa orang di sekitarnya (yang menjenguknya) menaruhperhatian kepadanya,
cinta kepadanya, menaruh keinginan kepadanya, dan mengharapkan agar dia segera sembuh. Faktorfaktor spiritual ini akan memberikan kekuatan dalam jiwanya untuk melawan serangan penyakit lahiriah. Oleh
Sausan Rasmiyyah
1102011255
Blok Kedokteran Keluarga - FK YARSI 2011
sebab itu, menjenguk orang sakit, menanyakan keadaannya, dan mendoakannya merupakan bagian dari
pengobatan menurut orang-orang yang mengert. Maka pengobatan tidak seluruhnya bersifat materiil
(kebendaan). Karena itu, hadits-hadits Nabawi menganjurkan "menjenguk orang sakit"
Dari abu musa r.a. berkata, bersabda Rasulullah saw.: jenguklah orang sakit, dan berikanlah makanan
kepada orang yang lapar, dan bebaskanlah tawanan. (h.r. bukhari)
Hak orang islam terhadap orang islam lainnya ada enam: 1. Apabila engkau berjumpa dengannya berilah salam
kepadanya. 2. Apabila ia mengundangmu penuhilah undangnnya itu. 3. Apabila ia meminta nasehat kepadamu,
nasehatilah dia. 4. Apabila ia bersin, lalu memuji allah, maka doakanlah ia olehmu. 5. Apabila ia sakit, tengoklah
ia, dan apabila ia meninggal dunia, maka iringkanlah dia. (h.r. muslim)
Menjenguk orang yang terbaring sakit. Sebagian ulama telah menetapkan menjenguk orang sakit ini
sebagai fardhu kifayah, seperti halnya memberi makan orang yang kelaparan dan membebaskan tawanan.
Jumhur ulama berpendapat bahwa menjenguk ini pada dasarnya hukumnya sunnah. Namun pada
perkembangannya ia menjadi wajib di beberapa kalangan tertentu.
Perintah menjenguk orang sakit mengandung hikmah, dapat meringankan beban mental keluarganya,
sebagai ungkapan kasih sayang, mengingatkan manusia akan mati, memberikan dorongan kejiwaan dan
menghibur, dan lain-lain.
4.
Genetic
Umur ; sesorang anggota keluarga dengan usia yang lebih tua cenderung lebih perhatian
terhadap anggota keluarga yang lain
Pekerjaan
Sex
Fisiologi tubuh
Keadaan imunologia
Tingkah laku
Resiko eksternal
Lingkungan
Kebudayaan
Kepercayaan
Ras
Social ekonomi
b. Factor agen
Agen adalah suatu unsure, organisme hidup atau kuman infektif yang dapat menyebabkan
terjadinya suatu penyakit
Factor yang mempengaruhi :
c. Factor nutrisi
Kimiawi
Fisik
Biologis
Unhealthy behaviour
d. Factor lingkungan
Lingkungan adalah semua factor luar dari suatu individu yang dapat berupa lingkungan fisik,
biologis, dan social. Sesungguhnya keadaan keluarga secara keseluruhan memang mempunyai
pengaruh yang amat besar terhadap kesehatan setiap anggota keluarga. Pengaruh tersebut dapat
dilihat paling tidak pada lima hal :
1. Penyakit keturunan
Setiap orang pada dasarnya adalah hasil interaksi antara berbagai factor genetic (fungsi
reproduksi). Apabila ditemukan kelainan tertentu pada factor genetic tersebut, yang antara
lain muncul karena perkawinan (tahap awal dari siklus keluarga) maka tidaklah sulit dipahami
bahwa orang tersebut dapat menderita penyakit keturunan tertentu pula.
2. Perkembangan bayi dan anak
Sekalipun pada dasarnya keadaan fisik dan mental bayi serta anak mempunyai kemampuan
mengatasi berbagai pengaruh lingkungan, tetapi pengalaman membuktikan jika bayi dan
anak tersebut maka perkembangan bayi dan anak tersebut akan terganggu, baik
perkembangan fisik maupun perilakunya.
Sausan Rasmiyyah
1102011255
Blok Kedokteran Keluarga - FK YARSI 2011
3.
4.
5.
Penyebaran penyakit
Apabila dilingkungan keluarga terdapat penderita penyakit infeksi maka tidaklah sulit
diperkirakan bahwa anggota keluarga yang lain akan mudah terserang penyakit tersebut
Pola penyakit dan kematian
Berbagai penelitian telah membuktikan bahwa seseorang yang hiduo membujang atau
bercerai (siklus kehidupan keluarga) cenderung memperlihatkan angka penyakit dan
kematian yang lebih tinggi daripada mereka yang berkeluarga.
Proses penyembuhan penyakit
Proses penyembuhan penyakit anak-anak yang menderita penyakit kronis jauh lebih baik
pada keluarga dengan fungsi keluarga yang sehat daripada keluarga dengan fungsi keluarga
yang sakit
2)
Berbakti terhadap kedua orang tua dapat direalisasikan dengan berbagai bentuk. Diantara wujud lain dari
pada bakti pada orang tua diantaranya:
a) Tidak berkata ah dan tidak mengeraskan suara melebihi suara orang tua
b) Tidak mendahului jalan orang tua
c) Mendahulukan keperluan orang tua dari pada keperluan pribadi
d) Tidak berkata kasar
3)
Meminta izin kepada mereka sebelum berjihad dan pergi untuk urusan lainnya.
Amat penting kedudukan izin kepada orang tua dalam masalahjihad. Seorang laki-laki datang kepada
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan bertanya, Wahai Rasulullah apakah aku boleh ikut berjihad?
Beliau balik bertanya, Apakah kamu masih mempunyai kedua orangtua? Laki-laki tersebut menjawab,
Masih. Beliau bersabda, Berjihadlah (dengan cara berbakti) kepada keduanya.
4)
1)
Sausan Rasmiyyah
1102011255
Blok Kedokteran Keluarga - FK YARSI 2011
Jika kedua orang tua bersumpah untuk suatu perkara tertentu yang di dalamnya tidak terdapat
perbuatan maksiat, maka wajib bagi seorang anak untuk memenuhi sumpah keduanya karena hal itu
termasuk hak mereka.
2)
3)
Mendahulukan berbakti pada orang tua dari pada berbuat baik pada istri
Di antara hadits yang menunjukkan hal tersebut adalah kisah tiga orang yang terjebak di dalam gua lalu
mereka tidak bisa keluar kemudian mereka bertawasul dengan amal baik mereka, di antara amal mereka,
ada yang mendahulukan memberi susu untuk kedua orang tuanya, walaupun anak dan istrinya
membutuhkan. Begitupula dengan kisah Alqomah
4)
5)
3)
4)
5)
6)
Mengurus jenazahnya dan banyak mendoakan untuknya, karena ini merupaka bukti kebaktian anak
terhadap orang tuanya sebelum dikebumikan.
Memohonkan ampun untuk keduanya. Karena doa yang yang masih bisa menjadi amal jariyah adalah
doa anak sholeh terhadap orang tuanya. Namun anak yang dimaksud anak di sini tidak hanya anak
kandung saja tapi anak tiri, ataupun anak angkatpun bisa. Karena dalam doa kita juga dianjurkan untuk
mendoakan semua orang muslim.
Melanjutkan amalan baik yang belum sempat dilakukan mereka semasa hidup karena demikian itu
akan menjadi amalan jariyah bagi orang tua meskipun telah memenuhi panggilanya.
Menunaikan janji, hutang dan wasiat orang tua yang belum terlaksana.
Memuliakan teman atau sahabat dekat kedua orang tua
Rasulullah SAW pernah bersabda, Sesungguhnya bakti anak yang terbaik adalah seorang anak yang
menyambung tali persahabatan dengan keluarga teman ayahnya setelah ayahnya meninggal.
Menyambung tali silaturrahim dengan kerabat ibu dan ayah
Rasulullah SAW. bersabda, Barang siapa yang ingin menyambung silaturrahim ayahnya yang ada
dikuburannya, maka sambunglah tali silaturrahim dengan saudara-saudara ayahnya setelah ia
meninggal.
Sausan Rasmiyyah
1102011255
Blok Kedokteran Keluarga - FK YARSI 2011
1)
:
:
. .
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mencium Al-Hasan bin 'Ali, sementara Al-Aqra' bin Habis
At-Tamimi sedang duduk di sisi beliau. Maka Al-Aqra' berkata, "Aku memiliki 10 anak, namun tidak ada
satu pun dari mereka yang kucium." Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memandangnya,
lalu bersabda, "Siapa yang tidak menyayangi, maka dia tidak akan disayangi."
Kalaulah dibuka perjalanan para pendahulu yang shalih dari kalangan shahabat radhiallahu
'anhum, hal ini pun ditemukan di kalangan mereka. Bahkan dilakukan oleh shahabat yang paling mulia,
Abu Bakr Ash-Shiddiqradhiallahu 'anhu. Ketika Abu Bakr radhiallahu 'anhu tiba di Madinah bersama
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam hijrah, dia mendapati putrinya, 'Aisyah radhiallahu
'anha sakit panas. Al-Barra' bin 'Azibradhiallahu 'anhu yang menyertai Abu Bakr saat menemui putrinya
mengatakan:
:
"Kemudian aku masuk bersama Abu Bakr menemui keluarganya. Ternyata 'Aisyah putrinya sedang
berbaring, terserang penyakit panas. Maka aku melihat ayah 'Aisyah mencium pipinya dan berkata,
'Bagaimana keadaanmu, wahai putriku?'."
Inilah kasih sayang Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, seorang ayah yang paling mulia di antara
seluruh manusia. Tak segan-segan beliau mendekap dan mencium putra-putri dan cucu-cucunya.
Begitu pun yang beliau ajarkan kepada seluruh manusia.
2)
3)
:
.
:
.
"Datang para tawanan di hadapan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Ternyata di antara para
tawanan ada seorang wanita yang buah dadanya penuh dengan air susu. Setiap dia dapati anak kecil di
antara tawanan, diambilnya, didekap di perutnya dan disusuinya. Maka Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam bertanya, "Apakah kalian menganggap wanita ini akan melemparkan anaknya ke dalam api?"
Kami pun menjawab, "Tidak. Bahkan dia tak akan kuasa untuk melemparkan anaknya ke dalam api."
Sausan Rasmiyyah
1102011255
Blok Kedokteran Keluarga - FK YARSI 2011
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Sungguh Allah lebih penyayang daripada wanita ini
terhadap anaknya."
4)
5)
6)
3)
4)
5)
6)
7)
Mengkhitan si anak
8)
9)
10) Memberi nafkah dari rezeki yang halal sampai si anak mandiri atau menikah.
11) Memilihkan teman yang baik.
12) berbuat adil kepada semua anak anaknya.
13) Menjadi contoh yang baik bagi anaknya.
14) Mencarikan pendamping hidup yang sholeh bagi anaknya.
Sausan Rasmiyyah
1102011255
Blok Kedokteran Keluarga - FK YARSI 2011
Sausan Rasmiyyah
1102011255
Blok Kedokteran Keluarga - FK YARSI 2011
dzikir dirasa mampu mengurangi rasa sakit orang yang merasakannya. Karena dalam doa dan dzikir
tersebut terdapat ilmu ikhlas sebagai hamba Allah swt yang tidak mempunyai daya dan upaya
dihadapan-nya. Kita dapat mendampinginya sebagai wujud bertawaqal dan menyerahkan diri kepada
Allah swt dan menyadari segalanya kembali atas kehendaknya.
Mati adalah kata yang tidak disukai oleh kebanyakan orang. Banyak yang menghindar
darinya. Kematian itu sendiri tentunya lebih ditakuti dari sekadar kata mati. Tidak hanya oleh manusia,
binatang pun takut mati. Seakan tidak ada yang sudi mati. Hal ini wajar bagi makhluk yang bernyawa,
karena mati merupakan sebab berpisahnya seorang dari hal yang ia senangi, berpisah dari dunia dan
segala isinya. Sementara manusia memang mencintai dunia dan seisinya. Sebagaimana firman Allah
Subhaanahu Wata'ala, yang artinya;
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita,
anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah
ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (QS. AlImran: 14)
Di sisi lain, ada yang menyangka bahwa kematian menjanjikan ketenangan. Karenanya, kita sering
mendengar kasus bunuh diri. Orang itu mengira kematian merupakan solusi ampuh untuk mengatasi semua
masalah. Ada juga golongan manusia yang sepanjang harinya bermaksiat, seakan-akan maut tidak akan
menjemputnya.