INTRALIGAMENTARY
PEMBIMBING : DR. A. HELMY, SP.OG
SAUSAN RASMIYYAH
110.2011.255
OBSGYN RSUD PASAR REBO
12 OKTOBER 20 DESEMBER 2015
IDENTITAS
Nama: Ny. SH
Umur
: 48 tahun
Pekerjaan
Pendidikan : SMP
Agama : Islam
Alamat : Jl. Gg. Cikago Cipayung No.
Cipayung
Tanggal masuk
41 RT 01/RW 06,
: 12 Oktober 2015
Tanggal pemeriksaan
: 13 Oktober 2015
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara: Autoanamnesa
Keluhan Utama
SMRS.
RIW. PENYAKIT
DAHULU
Riwayat Hipertensi (+)
Riwayat Diabetes Melitus (-)
Riwayat Asma (-)
Riwayat alergi obat (-)
KELUARGA
Riw. menstruasi
Haid pertama
: 13 tahun
Siklus haid
: Teratur
Lama haid
: 6-7 hari
Kontrasepsi :
Pasien tidak menggunakan alat kontrasepsi
sejak 12 tahun lalu.
STATUS GENERALIS
Kepala: Normocephal
Mata: Conjunctiva anemis +/+ . Sklera
ikterik -/Leher: Trakea berada di tengah, tidak ada
pembesaran kelenjar getah bening
Payudara: Tidak menonjol, dalam batas
Thorax:
Paru-paru:
Inspeksi: Bentuk dada normal, pergerakan dinding dada dalam
keadaan statis dan dinamis simetris.
Palpasi: Fremitus taktil dan vocal kanan dan kiri simetris, tidak
teraba masa.
Perkusi: Sonor di seluruh lapang paru.
Auskultasi: Vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/Jantung:
Inspeksi: Iktus cordis tidak terlihat.
Palpasi: Iktus cordis teraba.
Perkusi: Batas jantung dalam batas normal.
Auskultasi: BJ I/II normal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen :
Buncit
Tidak terdapat linea nigra
Striae gravidarum (-)
Bising usus (+)
Genitalia : Terdapat sekat pada vagina dan dua porsio
Extremitas
Kesimpulan :
Hb (rendah)
lainnya, dalam batas normal
USG abdomen
PENATALAKSANAAN
Laparatomy dan Histerektomi SalphingoOovorektomi Bilateral
MYOMA
INTRALIGAMENT
ARY
DEFINISI
Tumor jinak otot polos : sel-sel jaringan otot polos,
jaringan fibroid dan kolagen.
Istilah lainnya : fibromioma, miofibroma, leiomiofibroma,
fibroleiomioma, fibroma dan fibroid.
EPIDEMIOLOGI
20-25% perempuan usia reproduktif
insidensinya 3-9 kali lebih banyak pada ras kulit berwarna
dibandingkan dengan ras kulit putih.
ETIOLOGI
Belum diketahui pasti
abnormalitas intrinsik pada miometrium,
peningkatan reseptor estrogen secara
kongenital pada miometrium,
perubahan hormonal,
respon kepada kecederaan iskemik ketika
haid
FAKTOR RISIKO
- Usia reproduktif dan kehamilan (paparan
estrogen dan ketidakseimbangan progeteron)
- Hormon endogen (menarche awal
meningkatkan risiko)
- Riwayat keluarga (2x lipat risiko terkena)
- BB (21% risiko tiap naik 10 kg, karena obes
meningkatkan konversi androgen menjasdi
estrone, lalu estrogen)
KLASIFIKASI
1. Mioma intramural
3. Mioma subserosa
a. Mioma geburt/pedunculated
b. Mioma parasite omentum
c. Mioma intraligamenter : meluas diantara 2 lapisan peritoneal dari
ligamentum latum
KARAKTERISTIK
Multiple
Berlobus
Tidak teratur
Berbatas jelas dengan miometrium sekitarnya, (enukleasi mudah)
Lebih pucat dibanding miometrium disekelilingnya
Kenyal
Berdinding licin, halus, dan biasanya lebih keras dibanding
jaringan sekitar
Terdapat pseudocapsule.
MANIFESTASI KLINIS
- Perdarahan uterus abnormal
ANAMNESIS
a) Timbul benjolan di perut bagian bawah dalam waktu yang relatif
lama.
b) Kadang-kadang disertai gangguan haid ( biasanya haid
memanjang jika ukuran mioma sudah besar)
c) Buang air kecil atau buang air besar (biasa terjadi jika ukuran
mioma cukup besar dan menekan kandung kemih)
d) Nyeri perut (bila terinfeksi, terpuntir, pecah)
e) Nyeri (terutama saat menstruasi)
f) Adanya perdarahan abnormal
g) Adanya rasa penuh pada perut bagian bawah dan tanda massa
yang padat kenyal.
PEMERIKSAAN FISIK
Palpasi:
didapatkan tumor di abdomen bagian bawah,
keras, licin, berbatas jelas
Pemeriksaan ginekologik:
dengan pemeriksaan bimanual didapatkan
tumor tersebut menyatu dengan rahim atau
mengisi kavum Douglas
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Lab : anemia
2. USG : gambaran massa padat dan homogen pada
uterus
3. HSG : mendeteksi mioma uteri yang tumbuh kearah
kavum uteri pada pasien infertil
4. Urografi intravena : mengetahui
penekanan/deviasi/anomali ureter dan traktus
urinarius lain
5. MRI : akurat untuk lokasi, ukuran, jumlah
TATALAKSANA
1. Medikamentosa
a. GnRH agonis :
mengurangi ukuran mioma dengan jalan mengurangi produksi
estrogen dari ovarium
mengurangi vaskularisasi pada tumor
Volume mioma berkurang setelah pemakaian 3 bulan
2. Operatif
Indikasi :
1. Perdarahan uterus yang tidak respon terhadap terapi
konservatif.
2. Sangkaan adanya keganasan.
3. Pertumbuhan mioma pada masa menopause.
4. Infertilitas karena gangguan pada cavum uteri maupun
karena oklusi tuba.
5. Nyeri dan penekanan yang sangat menganggu.
6. Gangguan berkemih maupun obstruksi traktus
urinarius.
7. Anemia akibat perdarahan
a. Miomektomi
-. Mempertahankan fungsi reproduksi
-. Secara laparatomi : lapang pandang luas, pasca
operasi lama (4-6 mgg), bisa terjadi perlengketan
-. Secara histeroskopi : mioma submukosa, alat
histeroskop melalui serviks dan mengisi kavum uteri
dengan cairan untuk memperluas dinding uterus, pasca
operasi 2 hari
-. Secara laparaskopi : mioma bertangkai diluar cavum
uteri, subserosa di daerah permukaan uterus, insisi
kecil, pasca operasi 2-7 hari
b. Histerektomi
Indikasi :
Keluhan menorrhagia, metrorrhagia, keluhan
obstruksi pada traktus urinarius dan ukuran
uterus sebesar usia kehamilan 12 14 minggu
1. Laparatomi
Subtotal :
Keuntungan : menghindari perdarahan yang banyak,
trauma operasi organ lain
Kerugian meninggalkan serviks, memungkinkan
timbulnya karsinoma serviks
Total :
jaringan granulasi yang timbul dapat menjadi sumber
timbulnya sekret vagina dan perdarahan paska operasi,
dispareunia
2. Transvaginal
peritoneum yang dibuka sangat minimal
sehingga trauma yang mungkin timbul pada
usus dapat diminimalisasi
perlengketan paska operasi juga lebih
minimal
masa penyembuhan lebih cepat dibandingkan
laparatomi
3. Laparaskopi
Teknik miolisis : sumber energi dari laser The
neodynium:yttrium aluminium garnet
(Nd:YAG) mioma denaturasi protein
koagulasi dan nekrosis didalam jaringan
yang diterapi
efektif untuk mengurangi ukuran mioma
menimbulkan devaskularisasi mioma
Teknik :
a. Laparoscopically Assisted Vaginal
Hysterectomy/LAVH
b. Classic Intrafascial Serrated Edged
Macromorcellated Hysterectomy (CISH)
PENCEGAHAN
Primordial: sebelum menarche, makanan tinggi
serat seperti sayur dan buah
Primer : Tindakan pengawasan pemberian
hormon estrogen dan progesteron dengan
memilih KB kombinasi
Sekunder: Menghindari terjadinya komplikasi.
Melakukan diagnosa dini
KOMPLIKASI
- Degenrasi ganas
- Torsi
Pengaruh timbal balik mioma uteri dan kehamilan:
a) Terhdap kehamilan
Infertilitas, abortus, persalinan prematuritas dan
kelainan otak, inersia uteri, gangguan jalan persalinan,
perdarahan postpartum, retensi plasenta
b) Terhadap mioma
Mioma cepat membesar karena pengaruh estrogen,
kemungkinan torsi mioma uteri bertangkai.
PROGNOSIS
Myoma yang kambuh kembali (rekurens)
setelah myomektomi terjadi pada 15-40%
pasien
Histerektomi dengan menggangkat seluruh
mioma adalah kuratif