Presentan : Prasetya Hadi Nugraha 12100112050 Peeceptor: Ferry AFM, dr. SpOG
Identitas pasien
Nama : Ny Hindun umur: : 33 tahun Alamat : Lamajang Citareup, pangalengan Tanggal pemeriksaan : 19 September 2013
ANAMNESIS
Keluhan utama
Perdarahan dari jalan lahir Anamnesis khusus Ibu P2A0 mengeluh perdarahan dari jalan lahir yang terus menerus sejak 3 minggu SMRS. Pasien menyangkal adanya mual, berat badan bertambah, sering buang air kecil, lesu. Menurut pasien sudah sejak lama pasien menghentikan penggunaa alat kontrasepsi. Pasien masih aktif berhubungan seksual, hanya dengan suaminya. Pasien menyangkal sedang mengkonsumsi obat-obatan kecuali obat batuk pilek saja. Perdarahan muncul di antara 2 haid, sedikit sedikit
Pasien menyangkal adanya perubahan berat, rasa dingin berlebihan, sembelit, lesu; berkeringat banyak, jantung berdebar - debar; adanya benjolan di perut; nyeri panggul; perdarahan saat bersenggama; luka yang sulit kering; memiliki riwayat kencing manis; tumbuh bulu badan yang berlebih. Pasien mengaku haid pertama pada umur 12 tahun. Haid terakhir tgl 26 Agustus 2013. Siklus haid teratur. Lama haid 7 hari.
Pemeriksaan Fisik
Status generalis Keadaan umum: compos mentis TTV:
-
: S1, S2 (+) normal regular :Sonor, VBS kiri = kanan : datar, BU (+), timpani, PS/PP (-), : CRT < 2 detik
Status Ginekologi Pemeriksaan Dalam : v/v : t.a.k p : 0cm, tebal Fornx cervical : NT (-) Spekulum : fluxus (+)
Pemeriksaan penunjang USG: penebalan endometrium > 10 mm, tampak tdk homogen pd endometrium seperti massa dalam kavitas endomtrium
Diagnosa Banding: Perdarahan uterus disfungsional Kehamilan Pengaruh obat obatan kelainan endokrin: hiper dan hipotiroid, diabetes melitus, kelainan hormon adrenal Kel. anatomi: leimyoma uteri, karsinoma uteri, polip endometrium Servisitis, PID (endometritis/ salpingitis/ oophoritis) Keganasan: kanker serviks hiperplasia endometrium
PENATALAKSANAAN
- Cek lab darah rutin - Pro kuretase + sonohisterografi - Antibiotik: Cefadroxil tab 2 x 1 g no. X - Asam mefenamat tab 2x 250 mg no VI - Asam Taxenamat tab 4 x 500 mg no XX - Kontrol 3 10 - 2013
PEMBAHASAN
perdarahan diantara 2 siklus haid, perdarahan setelah berhubngan suami istri, bercak darah disetiap waktu dalam siklus menstruasi, perdarahan yang banyak atau lebih lama dari biasanya, perdarahan setelah menopause, siklus menstruasi yang lebih lama dari 35 hari atau lebih kecil dari 21 hari, tidak mengeluarkan mens lebih dari 3 - 6 bulan Merupakan alasan yang paling sering untuk wanita semua usia untuk datang ke dokter Angka kejadian mencapai 19.1 %
1. Sebelum Menarche
Perdarahan yang terjadi pada perempuan sebelum
menarche, kecuali neonatus perempuan merupakan perdarahan abnormal. Etiologi : 1.Trauma (Kekerasan seksual atau penetrasi) 2.Benda asing 3.Precocious puberty 4. Keganasan (embryonal rabdomyosarcoma)
2. Masa Reproduksi
Terjadi pada wanita mulai dari awal menarche
obat obatan anticoagulants, selective serotonin reuptake inhibitors, antipsychotics, corticosteroids, obat hormonal, and tamoxifen; obat herbal seperti ginseng, ginkgo, and soy supplements
harus dipikirkan pertama kali bila datang dengan keluhan perdarahan uterus abnormal. Harus ditanyakan pada penderita tersebut mengenai 1.pola siklus haid, 2.penggunaan kontrasepsi dan 3.aktivitas seksualnya.
1.Apakah terdapat pembesaran uterus, 2.Pemeriksaan -hCG 3. Ultrasonografi panggul untuk menyingkirkan kemungkinan adanya kehamilan atau kelainan yang terkait dengan kehamilan.
dari berhentinya haid, atau terjadinya perdarahan uterus pada wanita masa pasca menopause yang mendapatkan terapi hormonal selama lebih dari 12 bulan.
Etiologi
1. Estrogen eksogen 2. Atropic endometritis 3. Endometrial cancer 4. Polip endometrial atau serviks 5. Hiperplasia endometrium 6. Lain-lain (ca serviks, uterine sarcoma, trauma)
DIAGNOSIS
kehamilan :
Solusio plasenta Kehamilan ektopik Abortus Plasenta previa
Hiperplasi adrenal
dan penyakit Cushing Blood Dyscrasia (leukemia dan trombositopeni)
Penyakit trofoblas
Antikoagulan Antipsikotik Kortikosteroid
Koagulopatia
Penyakit hepar Supresi hipotalamikSindroma ovaripolikistik
servik)
-Lesi pra-ganas (displasia servik, hiperplasia endometrium) -Lesi ganas : (karsinoma servik sel skuamosa, adenokarsinoma
Suplemen herbal
Terapi sulih hormon AKDR Pil kontrasepsi Tamoxifen
Penyakit ginjal
Penyakit tiroid
Amenorea
Tidak terjadi haid selama 6 bulan berturut-turut pada wanita yang belum masuk usia menopause.
Perdarahan uterus yang tidak teratur diantara siklus ovulatoir dengan penyebab a.l penyakit servik, AKDR, endometritis, polip, mioma submukosa,
hiperplasia endometrium, dan keganasan. Bercak intermenstrual Bercak perdarahan yang terjadi sesaat sebelum ovulasi yang umumnya disebabkan oleh penurunan kadar estrogen. Perdarahan pasca menopause Perdarahan uterus yang terjadi pada wanita menopause yang sekurang-kurangnya sudah tidak mendapatkan haid selama 12 bulan.
Perdarahan uterus
abnormal akut
hemostasisis (hipotensi , takikardia atau renjatan). Perdarahan uterus disfungsi Perdarahan uterus yang bersifat ovulatoir atau anovulatoir yang tidak berkaitan dengan kehamilan, pengobatan, penyebab iatrogenik, patologi traktus genitalis yang nyata dan atau gangguan kondisi sistemik.
Sebagian besar kelainan patologis, tidak secara konsisten memiliki pola perdarahan yang spesifik. Sehingga pada banyak kasus perdarahan wanita, pola perdarahan memiliki keterbatasan bila dipakai untuk kepentingan mendiagnosis penyebab perdarahan yang dialami, namun dapat digunakan untuk mengetahui perkembangan yang dihasilkan dari pengobatan yang dijalani.
PENATALAKSANAAN
Pro kuretase + sonohisterografi
medikasi - Antibiotik: Cefadroxil tab 2 x 1 g no. X - Asam mefenamat tab 2x 250 mg no VI - Asam Taxenamat tab 4 x 500 mg no XX
Pembedahan
Kuretase Histerektomi
Pembedahan Ketika terapi obat tidak berhasil atau kontraindikasi Histerektomi: ketika adenokarsinoma terdiagnosis, biopsi spesimen mengandung atypia
Kuretase
Memiliki tujuan diagnosis keadaan organ ginekologi
berkaitan dengan perdarahan uterus abnormal Untuk menghilangkan kelebihan lapisan uterus seperti pada kondisi polycistic ovary syndrome Untuk menghilangkan jaringan di uterus yang menyebabkan perdarahan vagina abnormal seperti pada plasenta yang tertinggal setelah persalinan, abortus inkomplit
Alasan Abnormalitas struktur intra uteri. Mioma uteri. Terapi menoragia atau menometroragia resisten.
Terapi menoragia atau menometroragia resisten dalam rangka penatalaksanaan perdarahan uterus akut yang resisten. tidak untuk hyperplasia endometrium atau kanker
Traxenamic acid Moa: secara reversible memblock tempat perlekatan lysine pada plasminogen kadar plasmin berkurang mengurangi aktifitas fibrinolisis di dalam endometrial pembuluh darah mencegah perdarahan Dibutuhkan hanya saat terjadi mestruasi Memiliki sedikit efek samping
Pengertian
Perdarahanan abnormal dari uterus (lama, frekuensi, jumlah) yang terjadi di dalam maupun di luar siklus haid, tanpa kelainan organ, hematologi, dan kehamilan; dan merupakan kelainan poros hipotalamus-hipofise-ovarium.
Epidemiologi
Banyak terjadi pada seluruh wanita menstrual
Pada setiap usia produktif 20% terjadi pada adolescent. 50 % terjadi pada wanita perimenopause usia antara 40-50 tahun.
Etiologi
endometrium.
Manifestasi klinis
Gejala Umum
Gejala Khusus
Patologi DUB
Siklus anovulatorik
Gangguan aksis hipotalamus pituitari ovarium
Kurangnya progesteron
Siklus ovulatorik
Jarang terjadi. Adanya lesi organic atau defect corpus luteum serta peningkatan aktivitas fibrinolitik dan perubahan produksi prostaglandin perdarahan.
Diagnosis
Terjadinya perdarahan pervaginam yang tidak normal
Tidak ditemukan kehamilan, kelainan organ maupun Ditemukan kelainan fungsi HPO axis. Berdasarkan usia terjadinya.
LH
Pemeriksaan Penunjang
Biopsi endometrium (pada wanita yang sudah
menikah)
Laboratorium darah dari hemostasis USG Radio immunoassay.
Penatalaksanaan Tujuan :
Mencegah dan mengontrol perdarahan abnormal
Identifikasi penyakit penyebab. Membantu siklus menstruasi normal.
< 20 tahun
Jarang, hanya jika Selalu, jika perdarahan perdarahan berat atau berulang atau berat tidak responsif
Selalu, tetapi dapat dihindari jika perdarahan teratur dan biopsi serta pemeriksaan normal Wajib pada seluruh kasus tanpa penundaan Upaya pertama setelah dilatasi dan kuretase atau histeroskopi
Tidak pernah
20-39 tahun
> 40 tahun
Penatalaksanaan Medis
Siklus anovulatorik
Setelah darah berhenti, lakukan pengaturan siklus Estrogen dan progesterone selama 3 siklus.
Lanjutan...
Perdarahan banyak, anemia (PUD berat) Medisinalis
Estrogen konjugasi 25 mg IV diulang setiap 3-4 jam sampai maksimal 3 kali, atau. Progesterone 100 mg.
siklus
Kombinasi estrogen selama 20 hari dan diikuti
progesterone selama 5 hari, untuk 3 siklus Setelah 3 bulan, pengobatan disesuaikan dengan kelainan hormone yang ada. .
Siklus ovulatorik
Polimenore
Progesterone 10 mg, hari ke 18-25 siklus.
Prognosis
Hasil terbaik didapatkan jika endometrium
disuppressed dalam waktu 4-6 minggu dengan menggunakan obat dosis tinggi: Progestine, GnRh agonist, atau Danazol. 90% wanita sukses ablation endometrium, 50% menjadi amenorrheic.
POLIP ENDOMETRIUM
Pengertian
endometrium atau polip uterus adalah
massa atau jaringan lunak yang tumbuh pada lapisan dinding bagian dalam endometrium dan menonjol ke dalam rongga endometrium. Pertumbuhan sel sel yang berlebih pada lapisan endometrium (rahim) mengarah pada pembentukan polip.
etiologi
Penyebab polip endometrium tidak diketahui secara pasti namun
faktor hormonal berperan penting timbulnya polip endometrium. Polip endometrium terjadi karena: Adanya bagian dari endometrium yang sangat sensitif terhadap hormon estrogen sehingga mengalami pertumbuhan yang lebih cepat dan besar dibandingkan bagian endometrium yang lain. Produksi hormon yang abnormal yaitu hormon estrogen yang tidak diimbangi oleh hormon progesteron. Placenta yang tertinggal setelah partus dan abortus. Polip bisa berasal dari adenoma-adenofibrinoma dan juga mioma submukosum yang diakibatkan oleh meningkatnya hormon.
patofisiologi
Polip endometrium sering didapati terutama
dengan pemeriksaan histeroskopi. Polip berasal antara lain dari adnoma, adenofibroma, mioma , submukusum, plasenta.insiden tidak diketahui paling sering pada perempuan berumur 30-59 tahun. Kurang dari sepertiga memperllihatkan endometrium fungsional. Bisa memperlihatkan hyperplasia kistik. Bisa menonjol melalui serviks
Faktor resiko
Berikut beberapa faktor resiko
yang meningkatkan seseorang terkena polip endometrium : Obesitas atau kegemukan Menjalani terapi tamoxifen, obat kemoterapi untuk kanker payudara Hipertensi atau tekanan darah tinggi
atau post menopause. Wanita postmenopause mungkin hanya mengalami perdarahan bercak.
diagnosa
Berikut beberapa tes dan prosedur untuk menegakkan diagnosa
polip endometrium : USG transvaginal. Sebuah perangkat yang ramping berbentuk tongkat di tempatkan di vagina yang akan menggambarkan endometrium penderita. Histeroskopi. Sebuah alat kecil yang disertai dengan kamera bercahaya dimasukkan melalui vagina dan serviks masuk kedalam endometrium. Histeroskopi memungkinkan dokter melihat secara langsung bagian dalam endometrium sekaligus mengangkat polip Kuretase. Tujuan dari kuret adalah mengangkat polip endometrium dengan cara mengikis dinding bagian dalam endometrium. Hal ini bertujuan juga untuk mengumpulkan specimen (contoh jaringan) untuk pengujian laboratorium. Dokter juga dapat melakukan kuretase dengan bantuan dari hysteroscope, yang memungkinkan dokter untuk melihat bagian dalam endometrium sebelum dan setelah prosedur.
pengobatan
Waspada. Polip kecil yang tidak menimbulkan gejala dan tanda tidak
membutuhkan pengobatan kecuali beresiko menjadi kanker endometrium. Obat. obat hormon tertentu, termasuk pelepas hormon progestin dan agonis-gonadotropin, mungkin dapat mengecilkan polip endometrium dan mengurangi gejala.namun biasanya gejala akan kambuh setelah berhenti minum obat. Kuretase. Kuretase adalah tindakan untuk mengikis dinding endometrium bagian dalam dengan menggunakan alat yang berbentuk logam yang ujungnya tajam. Selain menghilangkan polip, kuretase bertujuan untuk mengumpulkan sampel atau contoh jaringan untuk diperiksa di laboratorium.
menunjukkan bahwa polip endometrium mengandung sel kanker, operasi untuk mengangkat endometrium (histerektomi) menjadi perlu untuk dilakukan. Polip endometrium dapat kambuh lagi setelah diangkat oleh karena itu perlu pemantauan dan pengobatan lanjutan sesuai dengan nasehat dokter
komplikasi
Kemandulan/infertilitas Keguguran
HIPERPLASIA ENDOMETRIUM
berlebihan. Kelainan ini bersifat benigna ( jinak ) ; akan tetapi pada sejumlah kasus dapat berkembang kearah keganasan uterus. Faktor resiko:
Sekitar usia menopause Didahului dengan terlambat haid atau amenorea Obesitas ( konversi perifer androgen menjadi estrogen dalam jaringan lemak ) Penderita Diabetes melitus Pengguna estrogen dalam jangka panjang tanpa disertai pemberian progestin pada kasus menopause PCOS polycystic ovarian syndrome Penderita tumor ovarium dari jenis granulosa theca cell tumor
Patogenesis
Akibat stimulus terus menerus esterogen tanpa
dibarengi progesteron
Gejala dan tanda: Keluar darah dari vagina Sakit abdomen Perdaraan di antara siklus mens Siklus mens dengan jumlah banyak atau memanjang
Hyperplasia tanpa atypia jarang menjadi kanker endometrium Hyperplasia dengan atypia adalah keadaan pra kanker yang akan berkembang menjadi ganas
Hyperplasia Complex Hyperplasia dengan dua subgolongan : dengan atau tanpa atypia
keganasan paling tinggi dimana sekitar20 30% tanpa pengobatan akan mengalami perubahan ke karsinoma endometrium
Untuk diagnosis. Dapat dikerjakan secara poliklinis dengan menggunakan mikrokuret. Metode ini juga dapat menegakkan diagnosa keganasan uterus. untuk terapi dan diagnosa perdarahan uterus.
Histeroskopi
Untuk diagnosa
TERAPI
Pada sebagian besar kasus , terapi hiperplasia
endometrium atipik dilakukan dengan memberikan hormon progesteron. Dengan pemberian progesteron, endometrium dapat luruh dan mencegah pertumbuhan kembali. Kadang kadang disertai dengan perdarahan per vaginam Besarnya dosis dan lamanya pemberian progesteron ditentukan secara individual. Setelah terapi , dilakukan biopsi ulang untuk melihat efek terapi.
Medroxyprogetseron acetate (MPA) 5 10 mg per hari selama 10 hari setiap bulannya dan diberikana selama 3 bulan berturut turut Pada pasien hiperplasia komplek harus dilakukan evaluasi dengan D & C fraksional dan terapi diberikan dengan progestin setiap hari selama 3 6 bulan Pada pasien hiperplasia komplek dan atipik sebaiknya dilakukan histerektomi kecuali bila pasien masih menghendaki anak. Pada pasien dengan tumor penghasil estrogen harus dilakukan ekstirpasi
PENCEGAHAN
menurunkan resiko hiperplasia endometrium Penggunaan etsrogen pada masa pasca menopause harus disertai dengan pemberian progestin untuk mencegah karsinoma endometrium. Bila menstruasi tidak terjadi setiap bulan maka harus diberikan terapi progesteron untuk mencegah pertumbuhan endometrium berlebihan. Tderapi terbaik adalah memberikan kontrasepsi oral kombinasi. Rubah gaya hidup untuk menurunkan berat badan.
DAFTAR PUSTAKA 1. Nicholson WK, Ellison SA, Grason H, Powe NR. Patterns of ambulatory care use for gynecologic conditions: a national study. Am J Obstet Gynecol 2001;184:52330. 2. Goodman A. Abnormal genital tract bleeding. Clin Cornerstone 2000;3:25-35. 3. Hill NC, Oppenheimer LW, Morton KE. The aetiology of vaginal bleeding in children. A 20-year review. Br J Obstet Gynaecol 1989;96:467-70. 4. Livingstone M, Fraser IS. Mechanisms of abnormal uterine bleeding. Hum Reprod Update 2002;8: 60-7. 5. Lethaby A, Farquhar C, Sarkis A, Roberts H, Jepson R, Barlow D. Hormone replacement therapy in postmenopausal women: endometrial hyperplasia and irregular bleeding. Cochrane Database Syst Rev 2003;(4):CD000402. 6. Speroff L, Glass RH, Kase NG. Clinical gynecologic endocrinology and infertility. 6th ed. Baltimore: Lippincott Williams & Wilkins, 1999:201-38,499,575-9. 7. Shwayder JM. Pathophysiology of abnormal uterine bleeding. Obstet Gynecol Clin North Am 2000; 27:219-34. 8. Oriel KA, Schrager S. Abnormal uterine bleeding. Am Fam Physician 1999;60:1371-80.
TERIMA KASIH