hamil (+), riwayat pemijatan dan minum jamu, pemeriksaan TD 100/70, suhu tubuh
37,9, fundus uteri tdk teraba, px USG, kuratase
IDENTIFIKASI ISTILAH
KURATASE :
Kuretase adalah serangkaian proses pelepasan jaringan/ hasil konsepsi yang
melekat pada dinding kavum uteri dengan melakukan invasi dan memanipulasi
instrument (sendok kuret) ke dalam kavum uteri. Sebelum melakukan kuretase,
penolong harus melakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan letak uterus,
keadaan serviks dan besarnya uterus. Gunanya untuk mencegah terjadinya bahaya
kecelakaan misalnya perforasi.
Kuret adalah tindakan medis untuk mengeluarkan jaringan dari dalam
rahim. Jaringan itu sendiri bisa berupa tumor, selaput rahim, atau janin yang
dinyatakan tidak berkembang maupun sudah meninggal. Dengan alasan medis, tidak
ada cara lain jaringan semacam itu harus dikeluarkan. ( Dr. H. Taufik Jamaan,
Sp.OG )
USG :
Ultrasonograf (USG) adalah pemeriksaan dalam bidang penunjang
diagnostik yang memanfaatkan gelombang ultrasonik dengan
frekuensi yang tinggi dalam menghasilkan imajing, tanpa
menggunakan radiasi, tidak menimbulkan rasa sakit (non
traumatic), tidak menimbulkan efek samping (non invasif). Selain
itu ultrasonograf relatif murah, pemeriksaannya relatif cepat, dan
persiapan pasien serta peralatannya relatif mudah. Gelombang
suara ultrasonik memiliki frekuensi lebih dari 20.000 Hz, tapi yang
dimanfaatkan dalam teknik ultrasonograf (kedokteran) gelombang
suara dengan frekuensi 1-10 MHz.
PERTANYAAN :
1. Penyebab terjadinya pendarahan pada pasien yang tidak haid 8 minggu
2. Mengapa terasa demam? Penyebab demam?
3. Mengapa nyeri di perut bagian bawah ? penyebab nyeri?
4. Penyebab tidak haid 8minggu kenapa waktu hamil tdk haid?
5. Hubungan pemijatan dan minum jamu? Kenapa ?
6. Jamu yang diminum? Mekanisme?
7. Interpretasi Vital Sign (suhu dan TD)
8. Mengapa TD tidak normal? Penyebab?
9. Mengapa dilakukan pemeriksaan fundus uteri? indikasi
10. Mengapa kalo fundus teraba?
11. Prosedur pemeriksaan USG dan Indikasi
1.
- Ditandai oleh produksi estradiol-17 beta terus menerus tanpa pembentukan corpus
luteum dan pelepasan progesterone.
- Estrogen berlebih menyebabkan proliferasi endometrium terus menerus, kemudian
menghasilkan suplai darah berlebih dan dikeluarkan dengan mengikuti pola irregular
dan tidak dapat diprediksi.
2. PUD ovulatoris
- Insidensi: sampai dengan 10% dari wanita yang berovulasi.
- Bercak darah pada pertengahan siklus setelah lonjakan LH biasanya bersifat
fisiologis. Polimenorea paling sering terjadi akibat pemendekan fase folikular dari
menstruasi. Sebagai alternative, fase luteal mungkin memanjang akibat korpus luteum
yang menetap.
MAKA DARI ITU KITA UTK MENEGAKKAN DIAGNOSA KERJA DAN
MENYINGKIRKAN DD DIPERLUKAN ANAMNESIS, PX FISIK DAN PX
PENUNJANG LAGI.
1)
-
2. PENYEBAB DEMAM
3. Citrosol
4. Cytostol
Semua isinya misoprostol 200 mcg per tablet.
Obat golongan ini sejatinya ditemukan untuk mengobati ulkus/tukak lambung
terutama yang disebabkan penggunaan obat analgesik/penghilang nyeri golongan
AINS.
Cuma ternyata obat ini mempunyai efek samping yg fatal terhadap janin...akhirnya
obat golongan ini jarang dipakai oleh dokter untuk mengobati kasus maag...maka
bertransformasilah ia menjadi obat untuk aborsi.
Sama kasusnya dgn obat Viagra, sejatinya ia adalah obat untuk jantung.
untuk kasus "medical termination of pregnancy" kerennya ABORSI maka dosisnya
adalah
4 tab diminum sekaligus.
Efek samping dari obat ini :
Diare, nyeri perut, dispepsia, kembung, mual, muntah, perdarahan, kram, ruam kulit,
dan pusing
Jika overdosis, bisa mengakibat sedasi, tremor, kejang spt org epilepsi, detak jantung
melambat, diare, tekanan darah drop, nyeri perut, nafas menjadi pendek (itu
sederhananya).
2)
Amenorea sekunder
Amenorea sekunder adalah tidak terjadinya haid setelah menarche atau pernah
mengalami haidtetapi berhenti berturut-turut selama 3 bulan(pada kasus
oligomenorea ), atau 6 siklus setelah sebelumnya mendapatkan siklus menstruasi
biasa selama 6 bulan atau lebih pada wanita yang sudah pernah mengalami haid dan
bukan pada wanita yang tidak hamil, menyusui atau menopausedengan angka
kejadian berkisar antara 1 5%adanya amenorea sekunder lebih menunjuk kepada
sebab-sebab yang timbul kemudian dalam kehidupan wanita, seperti gangguan gizi,
gangguan metabolisme, tumor, dan penyakit infeksi.
PENYEBAB TERJADINYA AMENORE
Penyebab amenore sekunder
Menopause
Kelainan pada rahim, seperti mola hidatidosa (tumor plasenta) dan sindrom
Asherman (pembentukan jaringan parut pada lapisan rahim akibat infeksi
atau pembedahan)
Kehamilan. Selama kehamilan, kaum wanita tidak akan mendapat haid. Ini
merupakan penyebab terbanyak dari amenorea sekunder
Masa menyusui. Ibu yang sedang dalam masa pemberian ASI eksklusif
seringkali tidak mendapat haid, meski sudah melahirkan. Kehamilan bisa
berdampak panjang terhadap siklus menstruasi.
Beban pikiran atau stres. Beban pikiran yang terlampau berat bisa
berpengaruh terhadap kelenjar hipotalamus yang mengatur keseimbangan
hormon tubuh. Jika hormon tubuh terganggu, siklus haid dan pembuahan
bisa terhenti sementara. Menstruasi akan datang kembali jika si perempuan
sudah tidak stres.
2.
3.
4.
berbaring saja sesak apalagi kalau hamil, dimana ada tekanan pada paru-paru
risikonya akan makin besar.
2. Perdarahan pascapersalinan
Kehamilan dan kelahiran bisa saja lancar. Namun, ada kalanya terjadi perdarahan
hebat pascapersalinan akibat sisa-sisa jaringan yang belum keluar atau terlepas. Pada
kondisi ini, tindakan kuretase harus dilakukan untuk membersihkan sisa-sisa jaringan
yang masih tertinggal agar perdarahan tidak terus terjadi. Perdarahan pascapersalinan
ini bisa langsung terjadi setelah melahirkan, tapi bisa juga satu minggu atau satu
bulan kemudian.
3. Ada gangguan haid
Kuretase bisa saja dilakukan pada wanita yang tidak hamil, yang mengalami
perdarahan akibat gangguan haid. Gangguan haid seperti itu, seringkali tidak dapat
diatasi dengan obat-obatan. Begitupun dengan perdarahan yang terjadi pada wanita
usia di atas 40 tahun, yang juga terjadi akibat gangguan haid. Pada kondisi seperti itu,
harus dilakukan kuretase, dengan dua tujuan. Pertama, untuk menghentikan
perdarahan akibat adanya sisa-sisa jaringan yang masih tertinggal dan kedua untuk
mencari kepastian apakah jaringan tersebut ganas atau tidak. Bila mengandung
keganasan, akan ditentukan pengobatan selanjutnya sehingga keganasan tersebut
segera dapat dihentikan atau diminimalkan.
4. Kehamilan bermasalah
Wanita yang kehamilannya mengalami masalah, seperti hamil anggur, hamil kosong,
ataupun janin meninggal dalam kandungan, juga harus diatasi dengan kuretase untuk
mengeluarkan sisa-sisa jaringan. Untuk mencegah perdarahan yang bisa saja terjadi.
Banyak wanita yang takut menjalani kuretase. Tapi, bila mengalami masalah seperti
yang telah disebutkan, mau tidak mau kuretase harus dilakukan demi menyelamatkan
nyawa. Tindakan kuretase sebaiknya dilakukan pada trimester pertama atau maksimal
janin berusia 12 minggu. Sebab, pada saat itu janin belum begitu besar, dan
keamanannya cukup tinggi. Tapi, pada kasus lain, misalnya, janin meninggal dalam
kandungan usia 4-5 bulan pun bisa dilakukan meski risikonya lebih tinggi.
Tindakan kuretase memang relatif aman dilakukan saat usia kehamilan baru
menginjak trimester pertama. Sebab, pada saat itu risiko terjadinya efek samping
sangat kecil.
Indikasi Kuretase :
1. Abortus incomplete ( keguguran saat usia kehamilan < 20 mg dengan didapatkan
sisa-sisa kehamilan, biasanya masih tersisa adanya plasenta). Kuretase dalam hal ini
dilakukan untuk menghentikan perdarahan yang terjadi oleh karena keguguran.
Mekanisme perdarahan pada kasus keguguran adalah dengan adanya sisa jaringan
menyebabkan rahim tidak bisa berkontraksi dengan baik sehingga pebuluh darah
pada lapisan dalam rahim tidak dapat tertutup dan menyebabkan perdarahan.
2. Blighted ova ( janin tidak ditemukan, yang berkembang hanya plasenta ). Dalam
kasus ini kuretase harus dilakukan oleh karena plasenta yang tumbuh akan
berkembang menjadi suatu keganasan, seperti chorio Ca, penyakit trophoblas ganas
pada kehamilan.
3. Dead conseptus ( janin mati pada usia kehamilan < 20 mg ). Biasanya parameter
yang jelas adalah pemeriksaan USG, dimana ditemukan janin tetapi jantung janin
tidak berdenyut. Apabila ditemukan pada usia kehamilan 16-20mg, diperlukan obat
perangsang persalinan untuk proses pengeluaran janin kemudian baru dilakukan
kuretase. Akan tetapi bila ditemukan saat usia kehamilan < 16 mg dapat langsung
dilakukan kuretase.
4. Abortus MOLA ( tidak ditemukannya janin, yang tumbuh hanya plasenta dengan
gambaran bergelembung2 seperti buah anggur, yang disebut HAMIL ANGGUR ).
Tanda2 hamil anggur adalah tinggi rahim tidak sesuai dengan umur kehamilannya.
Rahim lebih cepat membesar dan apabila ada perdarahan ditemukan adanya
gelembung2 udara pada darah. Hal ini juga dapat menjadi suatu penyakit keganasan
trophoblas pada kehamilan.
5. Menometroraghia ( perdarahan yang banyak dan memanjang diantara siklus
haid ). Tindakan kuretase dilakukan disamping untuk menghentikan perdarahan juga
dapat digunakan untuk mencari penyebabnya, oleh karena ganguan hormonal atau
adanya tumor rahim ( myoma uteri ) atau keganasan ( Kanker endometrium ) setelah
hasil kuretase diperiksa secara mikroskopik ( Patologi Anatomi jaringan endometrium
).
4. PERSIAPAN SEBELUM KURETASE
A. Konseling pra tindakan :
1) Memberi informed consent
2) Menjelaskan pada klien tentang penyakit yang diderita
3) Menerangkan kepada pasien tentang tindakan kuretase yang akan dilakukan:
garis besar prosedur tindakan, tujuan dan manfaat tindakan
4) memeriksa keadaan umum pasien, bila memungkinkan pasien dipuasakan.
B. Pemeriksaan sebelum curretage
1. USG (ultrasonografi)
2. Mengukur tensi dan Hb darah
3. Memeriksa sistim pernafasan
4. Mengatasi perdarahan
5. Memastikan pasien dalam kondisi sehat dan fit
C. PERSIAPAN TINDAKAN
1) menyiapkan pasien
mengosongkan kandung kemih
membersihkan genetalia eksterna
2) Persiapan petugas
a) mencuci tangan dengan sabun antiseptic
3) Persiapan alat dan obat :
a) Alat tenun, terdiri dari :
baju operasi
laken
doek kecil
sarung meja mayo
b) Alat-alat kuretase hendaknya telah tersedia alam bak alat dalam keadaan aseptic
berisi :
Speculum dua buah (Spekullum cocor bebek (1) dan SIMS/L (2) ukuran S/M/L)
speculum 2 Buah.
Sonde (penduga) uterus:
1) untuk mengukur kedalaman rahim
2) untuk mengetahui lebarnya lubang vagina
Cunam muzeus atau Cunam porsio
Berbagai ukuran busi (dilatator) Hegar
Bermacam macam ukuran sendok kerokan (kuret 1 SET)
Cunam tampon (1 buah)
Pinset dan klem
Kain steril, dan sarung tangan dua pasang.
Menyiapkan alat kuret AVM
Ranjang ginekologi dengan penopang kaki
Meja dorong / meja instrument
Wadah instrumen khusus ( untuk prosedur AVM )
AVM Kit (tabung, adaptor, dan kanula)
Tenakulum (1 buah)
Klem ovum/fenster (2 buah)
Mangkok logam
Dilagator/ busi hegar (1 set)
Lampu sorot
Kain atas bokong dan penutup perut bawah
Larutan anti septik (klorheksidin, povidon iodin, lkohol)
Tensimeter dan stetoskop
Sarung tangan DTT dan alas kaki
Set infus
Abocatt
Cairan infus
Wings
Kateter Karet 1 buah
Spuit 3 cc dan 5 cc
2. Obat-obatan :
Trimester I :
medis non vital yang terjadi pada masa kehamilan dan berdasar perkiraan dokter,
apabila diteruskan akan memperburuk kesehatan fisik dan psikologis ibu. Selain
itu juga didasarkan pada alas an kesehatan janin uyaitu untuk menghindari
kemungkina melahirkan bayi cacat fisik maupun mental, walaupun alasan ini
belum bisa diterima sebagai dasar pertimbangan medis.
o Alasan sosial; tidak seluruhnya kehamilan perempuan merupakan kehamilan
yang dikehendaki, artinya ada kehamilan yang tidak dikehendaki dengan alasan
anak sudah banyak, hamil diluar nikah sebagai akibat pergaulan bebas, hamil
akibat perkosaan atau incest, perselingkuhan dan sebagainya. Perempuan yang
mengalami kehamilan yang tidak dikehendaki berusaha agar kehamilannya
gugur baik melalui perantara medis (dokter) maupun abortir gelap meskipun
dengan resiko tinggi.
Hasil penelitian tentang kehamilan yang tidak dikehendaki didasarkan pada
alasan-alasan melakukan aborsi dari alasan yang terkuat sampai terlemah yaitu:
ingin terus melanjutkan sekolah atau kuliah, takut pada kemarahan orang tua,
belum siap secara mental dan ekonomi untuk menikah dan mempunyai anak,
malu pada lingkungan sosial bila ketahuan hamil sebelum menikah, tidak
mencintai pacar yang menghamili, hubungan seks terjadi karena iseng, tidak tahu
status anak nantinya karena kehamilan terjadi akibat perkosaan apalagi apabila
pemerkosa tidak dikenal.
3. Alasan ekonomi, peningkatan kesempatan kereja terutama bagi kaum perempuan juga
dianggap faktor yang akan mempengaruhi peningkatan aborsi, perkembangan
ekonomi menuju ekonomi industri melalui ekonomi manufacur akan secara cepat
meningkatkan jumlah perempuan muda diserap sebagai tenaga kerja, juga mengikuti
pendidikan lebih tinggi. Konsekuensinya penundaan perkawinan terjadi, padahal
secara biologis mereka sudah beranjak pada masa seksual aktif. Hubungan seks di
luar nikah akan meningkat, terutama karena dipicu oleh sarana hioburan, media film
yang menawarkan kehidupan seks secara vulgar. Aborsi juga dianggap sebagai
pilihan yang tepat karena adanya kontrak kerja untuk tidak hamil selama dua tahun
pertama kerja dan apabila tidak aborsi resikonya adalah dipecat dari pekerjaan.
Alasan ketidaksiapan ekonomi juga seringkali menjadi pertimbangan bagi perempuan
berkeluarga yang tidak menghendaki kehamilannya untuk melakukan aborsi, seperti
kegagalan KB, pendapatan rendah yang tidak mencukupi untuk menanggung biaya
hidup.
4. Alasan keadaan darurat (memaksa), kehamilan akibat perkosaan. Kehamilan yang terjadi
sebagai akibat pemaksaan (perkosaan) hubungan kelamin (persetubuhan) seorang
laki-laki terhadap perempuan.
Secara medis abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat hidup di dunia
luar, tanpa mempersoalkan penyebabnya.ada 2 kriteria utama dikatakan sebagai abortus
yaitu: berat janin kurang dari 500 gram serta umur kehamilan kurang dari 20 minggu.