Anda di halaman 1dari 11

ABORTUS ATAU KEGUGURAN

Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat hidup di


dunia luar,tanpa mempersoalkan penyebabnya. Bayi baru mungkin
hidup didunia luar bila berat badannya telah mencapai lebih dari pada
500 gram atau umur kehamilan lebih dari 20 minggu (Sastrawinata et
al.,2005). Abortus spontan merujuk kepada keguguran pada kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat badan janin kurang dari 500 gram
tanpa adanya tindakan medis atau tindakan bedah untuk mengakhiri
kehamilan.

Klasifikasi abortus
Klasifikasi abortus menurut sastrawinata dan kawan-kawan adalah
sebagai berikut

1. Abortus spontan adalah keluarnya hasil konsepsi tanpa intervensi


medis maupun mekanis

2. Abortus buatan adalah abortus yang disengajakan atau digugurkan

 Abortus buatan menurut kaidah ilmu. Abortus untuk


kepentingan ibu, misalnya penyakit jantung, darah tinggi
esensial, ca serviks, keputusan ini ditentukan oleh tim ahli (
dokter ahli kebidanan, penyakit dalam, psiaktri, atau psikolog)
 Abortus buatan kriminal adalah pengguguran kehamilan tanpa
alasan medis yang sah dan dilarang oleh hukum.

Etiologi Abortus
Secara umum, terdapat tiga faktor yang menyebabkan abortus spontan
yaitu:

1. Faktor fetus
Abnormalitas kromosom adalah hal yang utama pada embrio dan
janin yang mengalami abortus spontan, serta merupakan sebagian
besar dari kegagalan kehamilan dini. Abnormalitas kromosom secara
struktural dapat diturunkan olehsalah satu daru kedua orang tuanya
yang jadi pembawa abnormalitas tersebut (Cunningham et al.,2005)

2. Faktor ibu sebagai penyebab abortus


Ibu hamil yang mempunyai riwayat keguguran memiliki risiko yang
tinggi untuk terjadi keguguran pada kehamilan seterusnya terutama
pada ibu yang berusia lebih tua (sotiriadis et al,. 2004)
Berbagai penyakit infeksi, penyakit kronis, kelainan endokrin,
kekurangan nutrisi, alkohol, tembakau, deformitas uterus atau serviks,
kesamaan dan tidak kesamaan immunologik kedua orang tua dan
trauma emosional maupun fisik dapat menyebabkan abortus,
meskipun bukti korelasi tidak selalu meyakinkan. Hipertensi jarang
menyababkan abortus, tapi hipertensi dapat mengakibatkan kematian
janin dan persalinan prematur. Wanita merokok diketahui lebih sering
mengalami abortus spontan dari pada wanita yang tidak merokok.
Alkohol dinyatakan meningkatkan resiko abortus spontan, meskipun
hanya digunakan dalam jumlah sedang (Cunningham et al.,2005)

3. Faktor Paternal
Translokasi kromosom dalam sperma dapat menyababkan zigot
mempunyai terlalu sedikit atau terlalu banyak kromosom, sehingga
menyebabkan abortus (Cunningham et al.,2005)

Gambaran klinis abortus


Aspek klinis abortus spontan dibagi menjadi:

1. Abortus iminens (Threatened aborton)


Abortus iminens didiagnosis bila seseorang wanita hamil kurang
daripada 20 minggu mengeluarkan darah sedikit dari vagina.
Perdarahan dapat berlanjut beberapa hari atau dapat berulang, dapat
pula disertai sedikit nyeri perut bawah atau nyeri punggung bawah
seperti saat menstruasi.

2. Abortus insipiens (Inevitable abortion)


Abortus insipiens didiagnosa apabila pada wanita hamil ditemukan
perdarahan banyak, kadang-kadang keluar gumpalan darah yang
diserai nyeri karena kontraksi rahim kuat dan ditemukan adanya
dilatasi serviks sehingga jari pemeriksa dapat masuk dan ketuban
dapat teraba. Kadang-kadang perdarahan dapat menyebabkan
kematian pada ibu dan jaringan yang teringgal dapat menyebabkan
infeksi sehingga evakuasi harus segera dilakukan. Janin biasanya
sudah mati dan mempertahankan kehamilan pada keadaan ini
merupakan kontaindikasi (Sastrawinata et al.,2005)

3. Abortus Inkompletus atau abortus kompletus


Abortus inkompletus didiagnosis apabila sebagian dari hasil konsepsi
telah lahir atau teraba pada vagina, tetapi sebagian tertinggal (biasanya
jaringan plasenta). Perdarahan biasanya terus berlangsung. Banyak
dan membahayakan ibu. Sering serviks tetap terbuka karena masih ada
benda didalam rahim yang dianggap sebagai benda asing. Oleh karna
itu, uterus akan berusaha mengeluarkan dengan mengadakan kontraksi
sehingga ibu merasakan nyeri, namun tidak sehebat pada abortus
insipiens. (Sastrawinata et al.,2005)

4. Abortus Tertunda (missed abortion)


Abortus tertunda adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi
berada dalam rahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih.
Pada abortus tertunda akan dijumpai amenorea, yaitu perdarahan
sedikit-sedikit yang berulang pada permulaannya, serta selama
observasi fundus tidak bertambah tinggi, malah tambah rendah. Pada
pemeriksaan dalam, serviks tertutup dan ada darah sedikit (Mochter,
1998)

5. Abortus Habituali
Anomali kromosom parental, gangguan trombofilik pada ibu hamil,
dan kelainan struktural uterus erupakan penyebab langsung pada
abortus habitualis (Jauniaux et al., 2006). Etiologi abortus ini adalah
kelainan dari ovum atau spermatozoa, dimana sekiranya terjadi
pembuahan, hasilnya adalah patologis.

6. Abortus septik
Abortus ini adalah keguguran disertai infeksi berat dengan penyebaran
kuman atau toksinnya ke dalam peredaran darah atau peritoneum. Hal
ini serig ditemukan pada abortus inkompletus atau abortus buatan,
terutama yang kriminal tanpa memperhatikan syarat-syarat asepsis
dan antisepsis. Bakteri yang dapat mentebabkan abortus septik adalah
e-coli, enterobacter aerogenes, proteus vulgaris, hemolytic
streptococci dan staphylococci (Mochtar, 1998; Dulay, 2010)
Diagnosa Abortus
Menurut WHO (1994) setiap wanita pada usia produktif yang
mengalami dua daripada tiga gejala seperti dibawah haus dipikirkan
kemungkinan terjadi abortus:
1. Perdarahan pada vagina
2. Nyeri pada abdomen bawah
3. Riwayat amenorea

Menurut sastrawinata dan kawan-kawan (2005) diagnosa abortus


menurut gambaran klinis adalah seperti berikut:
1. Abortus Iminens
 Anamnesis – perdarahan sedikit dari jalan lahir dan nyeri perut
tidak ada atau ringan
 Pemeriksaan dalam – fluksus ada (sedikit), ostium uteri
tertutup, dan besar uterus sesuai dengan umur kehamilan
 Pemeriksaan penunjang – hasil USG

2. Aborus Insopiens
 Anamneis – perdarahan dari jalan lahir disertai nyeri / kontraksi
rahim.
 Pemeriksaan dalam – ostium terbuka, buah kehamilan masih
dalam rahim, dan ketuban utuh
3. Abortus Inkompletus
 Anamnesis – perdarahan dari jalan lahir (biasanya banyak),
nyeri / kontraksi rahim ada, dan bila perdarahan banyak dapat
terjadi syok.
 Pemeriksaan dalam – ostium uteri terbuka, teraba sisa jaringan
buah kehamilan
4. Abortus Tertunda (missed abortion)
 Anamnesis – perdarahan bisa ada atau tidak

 Pemeriksaan obstetri – fundus uteri lebih kecil dari umur


kehamilan dab bunyi jantung bayi tidak ada
 Pemeriksaan penunjang – USG, laboratorium (Hb, Trombosit,
fibrinogen, waktu perdarahan, waktu pembekuan dan waktu
protrombin)

Diagnosa abortus habitualis dn abortus septik menurut mochtar (1998)


adalah sebagai berikut
5. Abortus Habitualis
 Histerosalfingografi – untuk mengetahui ada tidaknya mioma
uterus submukosa dan anomali kongenital
 BMR dan kadar yodium darah diukur untuk mengetahui apakah
ada atau tidak gangguan glandula thyroidea.
6. Abortus septik
 Adanya abortus : amenore, perdarahan, keluar jaringan yang
telah ditolong diluar rumah sakit.
 Pemeriksaan : kanalis servikalis terbuka, teraba jaringan,
perdarahan dan sebagainya.
 Tanda-tanda infeksi alat genital : demam, nadi cepat,
perdarahan, nyeri tekan dan leukositosis.
 Pada abortus septik : kelihatan sakit berat, panas tinggi,
menggigil, nadi kecil dan cepat, tekanan darah turun sampai
syok.

Penatalaksanaan abortus
Menurut mochtar (1998) penatalaksanaan abortus sebagai berikut:
1. Abortus insipiens dan abortus inkompletus
Bila ada tanda-tanda syok maka diatasi dulu dengan pemberian cairan
dan transfuse darah. Kemudia jaringan dikeluarkan secepat mungkin
dengan metode digital dan kuretase. Setelah itu, diberi obat-obat
uterotonik dan antibiotika
2. Abortus kompletus
Seluruh hasil konsepsi dikeluarkan (desidua dan fetus), sehigga
rongga rahim kosong, terapi yang diberikan hanya uterotonika.
3. Abortus tertunda

Obat diberi dengan maksud agar terjadi his sehingga fetus dan desidua
dapat dikeluarkan, kalau tidak berhasil, dilatasi dan kuretase
dilakukan.
Keguguran atau yang dalam istilah kedokteran dikenal sebagai aborsi (abortus)
adalah pengeluaran hasil konsepsi atau pembuahan sebelum janin dapat hidup di
luar kandungan, dengan berat badan janin kurang dari 500 gram dan usia
kandungan kurang dari 20 minggu. Usia kehamilan yang cukup bulan/ aterm
adalah 37 – 40 minggu.

Tanda-Tanda Terjadinya Abortus


1. Terjadi kontraksi uterus/ rahim
2. Terjadi perdarahan uterus/ rahim
3. Dilatasi serviks (pelebaran mulut rahim)
4. Ditemukan sebagian atau seluruh hasil konsepsi/ pembuahan
Etiologi Abortus
Penyebab keguguran sebagian tidak diketahui secara pasti tetapi terdapat beberapa
faktor yang dianggap dapat menyebabkan terjadinya abortus, antara lain kelainan
kromosom, terganggunya pemberian zat-zat makanan pada hasil konsepsi, radiasi,
virus, obat-obatan, kelainan pada plasenta, penyakit ibu (pneumonia, tifus
abdominalis, pielonefritis, malaria, dll), mioma submukosa, rendahnya kadar
hormon progesteron, dll. Anemia berat, keracunan, laparatomi, peritonis umum
dan penyakit menahun seperti brusellosis, mononukleosis, toksoplasmosis juga
dapat menyebabkan abortus walaupun lebih jarang.

Klasifikasi Abortus
Abortus diklasifikasikan menjadi 3, yaitu:
1. Abortus spontan adalah pengakhiran kehamilan sebelum 20
minggu yang berlangsung tanpa tindakan/ tanpa disengaja.
2. Abortus buatan adalah pengakhiran kehamilan sebelum 20 minggu
akibat tindakan yang disengaja.
3. Abortus terapeutik adalah abortus buatan yang dilakukan pada
kehamilan sebelum 20 minggu atas indikasi tindakan medis.
Abortus spontan maupun buatan bisa berupa abortus imminens, insipiens,
kompletus, inkompletus, infeksius, missed abortion.
ABORTUS IMMINENS
Abortus sedang yang mengancam, terjadi sebelum janin dapat mencapai 500 gram
atau kurang dari 20 minggu yang ditandai dengan:
Gejala
1. Perdarahan pervaginam (< 20minggu)
2. Mulas sedikit atau bahkan tidak sama sekali
3. Ostium uteri masih menutup
4. Tes kehamilan (+)
Pemeriksaan
1. USG untuk melihat keadaan plasenta, ukuran biometri janin
berdasarkan HPHT (hari pertama haid terakhir) dan DJJ (denyut jantung
janin).
2. Untuk menentukan prognosis dilakukan pemeriksaan urin.
Tata Laksana
1. Tirah baring (bedrest) sampai perdarahan berhenti
2. Spasmolitik
3. Penambahan hormon progesteron
4. Tidak melakukan hubungan seksual hingga 2 minggu

ABORTUS INSIPIENS
Abortus yang ditandai dengan serviks telah mendatar, ostium uteri telah membuka
namun hasil konsepsi masih dalam kavum uteri dan dalam proses pengeluaran.
Gejala
1. Mulas karena kontraksi sering dan kuat
2. Perdarahan meningkat sesuai pembukaan serviks uterus dan usia
kehamilan
3. Tes kehamilan (+)
Pemeriksaan
1. USG memperlihatkan bahwa pembesaran uterus masih sesuai
dengan usia kehamilan
2. Gerak janin dan DJJ jelas tapi mulai tidak normal
3. Tampak penipisan serviks/ pembukaannya
4. Perhatikan ada tidaknya plasenta
Tata Laksana
1. Memperhatikan keadaan umum dan keadaan hemodinamik
2. Pengeluaran hasil konsepsi
3. Kuretase
4. Antibiotik profilaksis , uterotonika

ABORTUS KOMPLETUS
Seluruh hasil konsepsi telah keluar dari kavum uteri pada kehamilan kurang dari
20 minggu, dengan berat janin kurang dari 500gr.
Hasil pemeriksaan :
1. Semua hasil konsepsi telah keluar
2. Ostium uteri telah menutup
3. Uterus telah mengecil sehingga perdarahan sedikit
4. Tes kehamilan (+) sampai 7-10 hari pasca abortus
Tata Laksana
Otimalisasi keadaan umum dan tanda vital ibu.

ABORTUS INKOMPLETUS
Hasil konsepsi sebagian telah keluar dan sebagian lagi masih tertinggal dalam
kavum uteri.
Ciri-ciri :
1. Kanalis servikalis masih terbuka dan teraba jaringan dalam kavum
uteri
2. Jaringan bisa menonjol pada ostium uteri eksternum
3. Perdarahan jika masih ada sisa konsepsi
4. Jika perdarahan berlanjut dapat menyebabkan anemia
Tata Laksana
1. Optimalisasi keadaan umum dan tanda vital ibu (perdarahan
banyak dapat menyebabkan syok)
2. Pengeluaran seluruh jaringan konsepsi dengan eksplorasi digital
3. Bila perlu dilakukan kuretase
4. Uterotonika parenteral
5. Antibiotik profilaksis

MISSED ABORTION
Abortus yang ditandai dengan embrio/ fetus yang telah meninggal dalam
kandungan dan masih tertahan dalam kandungan.
Gejala
1. Tidak merasakan keluhan
2. Kehamilan > 14 minggu hingga 20 minggu namun rahimnya
semakin mengecil
3. Tanda-tanda sekunder pada payudara menghilang
4. Kadang diawali dengan abortus imminens kemudian merasa
sembuh padahal janin meninggal dalam kandungan
5. Uterus mengecil
6. Kantong gestasi mengecil
7. Gambaran fetus tidak ada tanda kehidupan
Tata laksana
1. Mengeluarkan jaringan konsepsi dengan stimulasi kontraksi uterus.
Jika dilakukan tindakan kuretase, maka harus sangat hati-hati karena
jaringan telah mengeras, dan dapat terjadi gangguan pembekuan darah
akibat komplikasi kelainan koagulasi (hipofibrinogenemia).
2. Jika abortus masih < 12 minggu dapat dilakukan dilatasi kemudian
kuretase.
3. Jika abortus > 12 mingggu, pada keadaan ini serviks masih kaku
dilakukan induksi untuk mengeluarkan janin/ mematangkan kanalis
servikalis dengan memberikan infus oksitosin IV dose 10 unit dalam
500cc dextrose 5% dengan tetesan 20 tetes/menit.

ABORTUS INFEKSIUS
Adanya abortus yang merupakan komplikasi dan disertai infeksi genetalia dan
sering dikaitkan dengan tindakan abortus tidak aman sehingga menyebabkan
perdarahan hebat.
Gejala
1. Demam
2. Tampak sakit, lelah
3. Takikardi
4. Perdarahan pervaginam berbau
5. Uterus membesar dan lembut
6. Nyeri tekan
7. Tekanan darah menurun
8. Menggigil
9. Lelah
Tata Laksana
1. Penisilin 4x 1,2. unit atau ampisilin 4 x 1 gr tambah gentamisin 2 x
80mg
2. Kuretase setelah 6 jam pasca pemberian antibiotik
3. Uterotonika

ABORTUS TERAUPETIK
Abortus terapeutik adalah abortus buatan yang dilakukan atas indikasi
tindakan medis. Abortus terapeutik dilakukan pada usia kehamilan kurang dari 12
minggu, atas pertimbangan/ indikasi kesehatan wanita dimana bila kehamilan itu
dilanjutkan akan membahayakan dirinya, misalnya pada wanita dengan penyakit
jantung, hipertensi, penyakit ginjal, dll. Dapat juga dilakukan atas pertimbangan/
indikasi kelainan janin yang berat.

Memeriksakan kehamilan secara teratur ke dokter Menjaga


jarak kehamilan yang satu dengan kehamilan berikutnya Tidak
mengkonsumsi obat secara sembarangan Istirahat cukup dan
batasi aktivitas fisik berlebihan Hindari stress
Sumber: Abortus Imminens : Gejala, Penyebab, Pengobatan -
Mediskus

Anda mungkin juga menyukai