Anda di halaman 1dari 16

Ora et Labora

Spinal Muscular Atrophy


RUMAH SAKIT DIAN HARAPAN

Kamis, 11 Oktober 2018


INTERNSIP ANGKATAN II
ABORTUS
 Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat
hidup di dunia luar, tanpa mempersoalkan penyebabnya.

 Bayi baru mungkin hidup didunia luar bila berat badannya


telah mencapai lebih dari pada 500 gram atau umur
kehamilan lebih dari 20 minggu (Sastrawinata et al.,2010).

 Abortus spontan merujuk kepada keguguran pada kehamilan


kurang dari 20 minggu atau berat badan janin kurang dari
500 gram tanpa adanya tindakan medis atau tindakan bedah
untuk mengakhiri kehamilan.
Klasifikasi abortus

•Klasifikasi abortus menurut sastrawinata dkk adalah sebagai berikut

1. Abortus spontan

 keluarnya hasil konsepsi tanpa intervensi medis maupun mekanis

2. Abortus buatan

 Abortus yang disengajakan atau digugurkan


Abortus buatan menurut kaidah ilmu. Abortus untuk kepentingan ibu,
misalnya penyakit jantung, darah tinggi esensial, ca serviks, keputusan ini
ditentukan oleh tim ahli ( dokter ahli kebidanan, penyakit dalam, psiaktri,
atau psikolog)

 Abortus buatan kriminal adalah pengguguran kehamilan tanpa alasan


medis yang sah dan dilarang oleh hukum.
Etiologi Abortus
Secara umum, terdapat tiga faktor yang
menyebabkan abortus spontan yaitu:
1. Faktor fetus
 Abnormalitas kromosom adalah hal yang utama
pada embrio dan janin yang mengalami abortus
spontan, serta merupakan sebagian besar dari
kegagalan kehamilan dini. Abnormalitas
kromosom secara struktural dapat diturunkan
olehsalah satu daru kedua orang tuanya yang jadi
pembawa abnormalitas tersebut (Cunningham et
al.,2010)
Faktor ibu sebagai penyebab abortus
 Ibu hamil yang mempunyai riwayat keguguran memiliki risiko yang tinggi
untuk terjadi keguguran pada kehamilan seterusnya terutama pada ibu
yang berusia lebih tua (sotiriadis et al,. 2004)

 Berbagai penyakit infeksi, penyakit kronis, kelainan endokrin,


kekurangan nutrisi, alkohol, tembakau, deformitas uterus atau serviks,
kesamaan dan tidak kesamaan immunologik kedua orang tua dan
trauma emosional maupun fisik dapat menyebabkan abortus, meskipun
bukti korelasi tidak selalu meyakinkan. Hipertensi jarang menyababkan
abortus, tapi hipertensi dapat mengakibatkan kematian janin dan
persalinan prematur. Wanita merokok diketahui lebih sering mengalami
abortus spontan dari pada wanita yang tidak merokok. Alkohol
dinyatakan meningkatkan resiko abortus spontan, meskipun hanya
digunakan dalam jumlah sedang (Cunningham et al.,2010)
3. Faktor Paternal
 Translokasi kromosom dalam sperma dapat
menyababkan zigot mempunyai terlalu sedikit atau
terlalu banyak kromosom, sehingga menyebabkan
abortus (Cunningham et al.,2010)
Gambaran klinis abortus
Aspek klinis abortus spontan dibagi menjadi
1. Abortus iminens (Threatened aborton)
2. Abortus insipiens (Inevitable abortion)
3. Abortus Inkompletus atau abortus kompletus
4. Abortus Tertunda (missed abortion)
5. Abortus Habituali
6. Abortus septik
Abortus iminens (Threatened aborton)

 Abortus iminens didiagnosis bila


seseorang wanita hamil kurang
daripada 20 minggu mengeluarkan
darah sedikit dari vagina. Perdarahan
dapat berlanjut beberapa hari atau
dapat berulang, dapat pula disertai
sedikit nyeri perut bawah atau nyeri
punggung bawah seperti saat
menstruasi.
Abortus insipiens (Inevitable abortion)

 Abortus insipiens didiagnosa apabila pada wanita hamil ditemukan


perdarahan banyak, kadang-kadang keluar gumpalan darah yang diserai nyeri
karena kontraksi rahim kuat dan ditemukan adanya dilatasi serviks sehingga
jari pemeriksa dapat masuk dan ketuban dapat teraba. Kadang-kadang
perdarahan dapat menyebabkan kematian pada ibu dan jaringan yang
teringgal dapat menyebabkan infeksi sehingga evakuasi harus segera
dilakukan. Janin biasanya sudah mati dan mempertahankan kehamilan pada
keadaan ini merupakan kontaindikasi (Sastrawinata et al.,2010)
Abortus Inkompletus atau abortus kompletus Abortus Tertunda (missed abortion)

Abortus inkompletus didiagnosis apabila sebagian Abortus tertunda adalah keadaan dimana janin
dari hasil konsepsi telah lahir atau teraba pada sudah mati, tetapi berada dalam rahim dan
tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih.
vagina, tetapi sebagian tertinggal (biasanya jaringan
Pada abortus tertunda akan dijumpai amenorea,
plasenta). Perdarahan biasanya terus berlangsung. yaitu perdarahan sedikit-sedikit yang berulang
Banyak dan membahayakan ibu. Sering serviks pada permulaannya, serta selama observasi
fundus tidak bertambah tinggi, malah tambah
tetap terbuka karena masih ada benda didalam
rendah. Pada pemeriksaan dalam, serviks
rahim yang dianggap sebagai benda asing. Oleh tertutup dan ada darah sedikit (Mochter, 1998)
karna itu, uterus akan berusaha mengeluarkan
dengan mengadakan kontraksi sehingga ibu
merasakan nyeri, namun tidak sehebat pada abortus
insipiens. (Sastrawinata et al.,2010)
Abortus Habitualis Abortus septik

Anomali kromosom parental, gangguan trombofilik Abortus ini adalah keguguran disertai infeksi berat

pada ibu hamil, dan kelainan struktural uterus dengan penyebaran kuman atau toksinnya ke dalam

merupakan penyebab langsung pada abortus habitualis peredaran darah atau peritoneum. Hal ini serig

(Jauniaux 2011). ditemukan pada abortus inkompletus atau abortus

buatan, terutama yang kriminal tanpa memperhatikan


Etiologi abortus ini adalah kelainan dari ovum atau
syarat-syarat asepsis dan antisepsis. Bakteri yang dapat
spermatozoa, dimana sekiranya terjadi pembuahan,
mentebabkan abortus septik adalah e-coli, enterobacter
hasilnya adalah patologis
aerogenes, proteus vulgaris, hemolytic streptococci dan

staphylococci (Mochtar, 2010 ; Dulay, 2012)


Diagnosa Abortus
Menurut WHO setiap wanita pada usia produktif yang
mengalami dua daripada tiga gejala seperti dibawah
haus dipikirkan kemungkinan terjadi abortus
1. Perdarahan pada vagina
2. Nyeri pada abdomen bawah
3. Riwayat amenorea
Abortus Iminens Aborus Insopiens

 Anamnesis – perdarahan sedikit dari


jalan lahir dan nyeri perut tidak ada atau
• Anamneis – perdarahan dari
ringan
jalan lahir disertai nyeri /
 Pemeriksaan dalam – fluksus ada kontraksi rahim.
(sedikit), ostium uteri tertutup, dan besar • Pemeriksaan dalam – ostium
uterus sesuai dengan umur kehamilan terbuka, buah kehamilan masih
• Pemeriksaan penunjang – hasil USG dalam rahim, dan ketuban utuh
Abortus Inkompletus Abortus Tertunda (missed abortion

• Anamnesis – perdarahan dari  Anamnesis – perdarahan bisa ada


jalan lahir (biasanya banyak), atau tidak Pemeriksaan obstetri –
nyeri / kontraksi rahim ada, dan fundus uteri lebih kecil dari umur
bila perdarahan banyak dapat kehamilan dab bunyi jantung bayi
terjadi syok. tidak ada Pemeriksaan penunjang –
• Pemeriksaan dalam – ostium USG, laboratorium (Hb, Trombosit,
uteri terbuka, teraba sisa fibrinogen, waktu perdarahan,
jaringan buah kehamilan waktu pembekuan dan waktu
protrombin
Abortus Habitualis
Abortus septik
Diagnosa abortus habitualis dn abortus septik
• Adanya abortus : amenore, perdarahan, keluar
menurut mochtar (1998) adalah sebagai
jaringan yang telah ditolong diluar rumah sakit.
berikut
• Pemeriksaan : kanalis servikalis terbuka, teraba
 Histerosalfingografi – untuk mengetahui jaringan, perdarahan dan sebagainya.
ada tidaknya mioma uterus submukosa • Tanda-tanda infeksi alat genital : demam, nadi
dan anomali kongenital cepat, perdarahan, nyeri tekan dan leukositosis.

 BMR dan kadar iodium darah diukur • Pada abortus septik : kelihatan sakit berat, panas
tinggi, menggigil, nadi kecil dan cepat, tekanan
untuk mengetahui apakah ada atau tidak
darah turun sampai syok.
gangguan glandula thyroidea
Penatalaksanaan Abortus
Menurut mochtar (2012) penatalaksanaan abortus sebagai berikut:

1. Abortus insipiens dan abortus inkompletus

 Bila ada tanda-tanda syok maka diatasi dulu dengan pemberian


cairan dan transfuse darah. Kemudia jaringan dikeluarkan
secepat mungkin dengan metode digital dan kuretase. Setelah
itu, diberi obat-obat uterotonik dan antibiotika

2. Abortus kompletus

 Seluruh hasil konsepsi dikeluarkan (desidua dan fetus), sehigga


rongga rahim kosong, terapi yang diberikan hanya uterotonika.

3. Abortus tertunda

 Obat diberi dengan maksud agar terjadi his sehingga fetus dan
desidua dapat dikeluarkan, kalau tidak berhasil, dilatasi dan
kuretase dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai