Anda di halaman 1dari 21

Kelompok 4

BIOETIK KEPERAWATAN
ASPEK LEGAL DALAM
PRAKTEK KEPERAWATAN
Pengertian

Bioetik adalah etika yang menyangkut kehidupan


dalam lingkungan tertentu atau etika yang berkaitan
dengan pendekatan terhadap asuhan
kesehatan. Dalam bioetik, ada aturan aturan lagi
yang harus diperhatikan seperti pelegalan pelayanan
kesehatan.
Pendekatan Bioetika

a. Pendekatan Teleologik
Menjelaskan fenomena dan akibatnya, dimana seseorang yang
melakukan pendekatan terhadap etika dihadapkan pada
konsekuensi dan keputusan keputusan etis.

b. Pendekatan Deontologik
Istilah deontologi berasal dari kata Yunani deon yang berarti
kewajiban. Pendekatan deontologi berarti juga aturan atau prinsip.
Prinsip-prinsip tersebut antara lain autonomy, informed consent,
alokasi sumber-sumber, dan euthanasia.

c. Pendekatan Intiutionism
Pendekatan ini menyatakan pandangan atau sifat manusia dalam
mengetahui hal yang benar dan salah. Hal tersebut terlepas dari
pemikiran rasional atau irasionalnya suatu keadaan.
Kasus pendekatan bioetika

a. Pendekatan Teleologik
Contoh kasus:
Seorang perawat yang harus menghadapi kasus
kebidanan karena tidak ada bidan dan jarak untuk
rujukan terlalu jauh, dapat memberikan pertolongan
sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman yang
dimilikinya demi keselamatan pasien.
b. Pendekatan Deontologik
Contoh Kasus :
Seorang perawat dihadapkan pada kondisi yang
sulit, dimana seorang pasien didiagnosa kanker
darah putih (leukemia) stadium akhir.dan harus
segara diberi tahukan kepada pasien dan
keluarganya tentang penyakit yang diderita pasien.
Dan dengan berat hati perawat mengatakan hal itu,
agar pasien dan keluarganya bisa mengambil
tindakan selanjutnya.
c. Pendekatan Intiutionism
Contoh Kasus :
Seorang perawat sudah tentu mengetahui bahwa
menyakiti pasien merupakan tindakan yang tidak
benar. Hal tersebut tidak perlu diajarkan lagi
kepada perawat karena sudah mengacu pada etika
dari seorang perawat yang diyakini dapat
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk
untuk dilakukan.
Legislasi Keperawatan

a. Pengertian
Legislasi Keperawatan adalah proses pembuatan
undang-undang atau penyempurnaan perangkat
hukumyang sudah ada yang mempengaruhi ilmu
dan kiat dalam praktik keperawatan
(Sand,Robbles1981).
Prinsip dasar legislasi untuk praktik
keperawatan
Harus jelas membedakan tiap katagori tenaga
keperawatan.
Badan yang mengurus legislasi bertanggung jawab
aatas system keperawatan.
Pemberian lisensi berdasarkan keberhasilan
pendidikan dan ujian sesuai ketetapan.
Memperinci kegiatan yang boleh dan tidak boleh
dilakukan perawat.
Fungsi legislasi keperawatan
1. Memberi perlindungan kepada masyarakat
terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan.
2. Memelihara kualitas layanan keperawatan yang
diberikan
3. Memberi kejelasan batas kewenangan setiap
katagori tenaga keperawatan.
4. Menjamin adanya perlindungan hukum bagi
perawat.
5. Memotivasi pengembangan profesi.
6. Meningkatkan proffesionalisme tenaga
keperawatan.
Mekanisme Legislasi
1. Registrasi
Registrasi merupakan pencantuman nama
seseorang dan informasi lain pada badan resmi
baik milik pemerintah maupun non pemerintah.
Untuk dapat terdaftar, perawat harus telah
menyelesaikan pendidikan keperawatan dan lulus
ujian dari badan pendaftaran dengan nilai yang
diterima. Izin praktik maupun registrasi harus
diperbaharui setiap satu atau dua tahun.
2. Sertifikasi
Sertifikasi merupakan proses pengabsahan bahwa
seorang perawat telah memenuhi standar minimal
kompetensi praktik pada area spesialisasi tertentu
seperti kesehatan ibu dan anak, pediatric, kesehatan
mental, gerontology dan kesehatan sekolah.
3. Lisensi atau Akreditasi
Akreditasi merupakan suatu proses pengukuran dan
pemberian status akreditasi kepada institusi,
program atau pelayanan yang dilakukan oleh
organisasi atau badan pemerintah tertentu. Hal-hal
yang diukur meliputi struktur, proses dan kriteria
hasil.
Beberapa masalah hukum dalam praktek
keperawatan
1. Mal praktek
2. Menandatangani pernyataan hukum
3. Informed Consent
4. Insident Report
5. Pencatatan
6. Pengawasan Penggunaan Obat
7. Abortus dan Kehamilan di Luar Secara Alami
8. Kematian dan Masalah Terkait
Undang-undang yang berkaitan dengan
Praktek Keperawatan

UU No. 9 tahun 1960, tentang pokok-pokok


kesehatan
UU kesehatan No. 14 tahun 1964, tentang
wajib keja paramedis
UU kesehatan No. 23 tahun 1992
SK Menkes No. 262/per/VII/1979 tahun 1979
Permenkes. No. 363/ Menkes/ per/XX/1980
tahun 1980
Perlindungan Hukum untuk Keperawatan
Di Indonesia, dengan telah terbitnya UU kesehatan
No.23 tahun 1992 memberikan suatu jalan untuk
mengeluarkan Peraturan Pemerintah termasuk
disini UU yang mengatur praktik keperawatan dan
perlindungan dari tuntunan malpraktik.
Mencegah Masalah Hukum

Ketahui hukum atau UU yang mengatur praktik anda.


Jangan melakukAn apapun yang anda tidak tahu bagaimana
melakukannya
Pertahankan kompetisi praktik anda
Sebagai penuntut untuk meningkatkan praktik, mendapatkan kritik, dan
kesenjangan pengetahuan/keterampilan, lakukan pengkajian diri, evaluasi
kelompok, audit dan evaluasi dari supervisor.
Jangan ceroboh dalam melakukan praktik keperawatan.
Tetap perhatian pada pasien dan keluarganya.
Sering berkomunikasi dengan orang lain, jangan menutup diri.
Catat secara akurat, objektif dan lengkap, jangan dihapus
Delegasikan secara aman dan absah, ketahui persiapan dan kemampuan
orang-orang dibawah pengawasan anda.
Bantu pengembangan kebijakan dan prosedur (dalam badan hukum).
Ikuti asuransi malpraktik, jika saat ini tersedia.
Regulasi dalam Praktek Keperawatan

Adapun tujuan dari regulasi adalah sebagai berikut :


1. Agar perawat semakin profesional dan
proporsional sesuai dengan tanggung jawab yang
harus dipenuhi.
2. Diharapkan tidak terjadi adanya overlap.
3. Menghindari terjadi malpraktik yang kemungkinan
dapat terjadi.
4. Meningkatkan mutu pelayanan profesinya dengan
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi melalui pendidikan dan pelatihan sesuai
dengan bidang.
Komponen Regulasi

Pertama, keperawatan sebagai profesi memiliki


karakteristik yaitu adanya kelompok pengetahuan yang
melandasi keperampilan untuk menyelesaikan masalah
dalam tatanan praktik keperawatan; pendidikan yang
memenuhi standard diselenggarakan diperguruan tinggi;
pengendalian terhadap stndar praktik; bertanggung
jawab dan bertangguang gugat terhadap tindakan yang
dilakukan; memilih profesi keperawatan sebagai karir
seumur hidup; dan memperoleh pengakuan masyarakat
karena fungsi mandiri dan kewenangan penuh untuk
melakukan pelayanan dan asuhan keperawatan yang
berorientasi pada kebutuhan system klien (individu,
keluarga, kelompok dan komunitas).
Kedua, kewenangan penuh untuk bekerja sesuai
dengan keilmuan keperawatan yang dipelajari dalam
suatu system pendidikan keperawatan yang formal
dan terstandar menurut perawat untuk akuntabel
terhadap keputusan dan tindakan yang
dilakukannya
Ketiga, perawat telah memberikan konstibusi besar dalam
meningkatkan derajat kesehatan. Perawat berperan dalam
memberikan pelayanan kesehatan mulai dari layanan
pemerintah dan swasta, dari perkotaan hingga pelosok desa
terpencil dan perbatasanPerawat juga memiliki kompetensi
keilmuan, sikap rasional, etis dan professional, semangat
pengabdian yang tinggi, berdisiplin, kreatif, terampil, berbudi
luhur, dan dapat memegang teguh etika profesi. Disamping
itu, UU ini memiliki tujuan lingkup profesi yang jelas,
kemutlakan profesi, kepentingan bersama berbagai pihak
(masyarakat, profesi, pemerintah dan pihak terkait lainnya),
keterwakilan yang seimbang, optimalisasi profesi,
fleksibilitas, efisiensi dan keselarasan, universal, keadilan,
serta kesetaraan dan kesesuaian interprofesioan (WHO,
2002).
Keempat, kebutuhan masyarakat akan pelayanan
kesehatan khususnya pelayanan keperawatan
semakin meningkat. Hal ini karena adanya
pergeseran paradigm dalam pemberian pelayanan
kesehatan, dari model medical yang menitikberatkan
pelayanan pada diagnosis penyakit dan pengobatan,
ke paradigm sehat yang lebih holistic yang melihat
penyakit dan gejala sebagai informasi dan bukan
sebagai focus pelayanan (Cohen, 1996).

Anda mungkin juga menyukai