BIOETIK KEPERAWATAN
ASPEK LEGAL DALAM
PRAKTEK KEPERAWATAN
Pengertian
a. Pendekatan Teleologik
Menjelaskan fenomena dan akibatnya, dimana seseorang yang
melakukan pendekatan terhadap etika dihadapkan pada
konsekuensi dan keputusan keputusan etis.
b. Pendekatan Deontologik
Istilah deontologi berasal dari kata Yunani deon yang berarti
kewajiban. Pendekatan deontologi berarti juga aturan atau prinsip.
Prinsip-prinsip tersebut antara lain autonomy, informed consent,
alokasi sumber-sumber, dan euthanasia.
c. Pendekatan Intiutionism
Pendekatan ini menyatakan pandangan atau sifat manusia dalam
mengetahui hal yang benar dan salah. Hal tersebut terlepas dari
pemikiran rasional atau irasionalnya suatu keadaan.
Kasus pendekatan bioetika
a. Pendekatan Teleologik
Contoh kasus:
Seorang perawat yang harus menghadapi kasus
kebidanan karena tidak ada bidan dan jarak untuk
rujukan terlalu jauh, dapat memberikan pertolongan
sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman yang
dimilikinya demi keselamatan pasien.
b. Pendekatan Deontologik
Contoh Kasus :
Seorang perawat dihadapkan pada kondisi yang
sulit, dimana seorang pasien didiagnosa kanker
darah putih (leukemia) stadium akhir.dan harus
segara diberi tahukan kepada pasien dan
keluarganya tentang penyakit yang diderita pasien.
Dan dengan berat hati perawat mengatakan hal itu,
agar pasien dan keluarganya bisa mengambil
tindakan selanjutnya.
c. Pendekatan Intiutionism
Contoh Kasus :
Seorang perawat sudah tentu mengetahui bahwa
menyakiti pasien merupakan tindakan yang tidak
benar. Hal tersebut tidak perlu diajarkan lagi
kepada perawat karena sudah mengacu pada etika
dari seorang perawat yang diyakini dapat
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk
untuk dilakukan.
Legislasi Keperawatan
a. Pengertian
Legislasi Keperawatan adalah proses pembuatan
undang-undang atau penyempurnaan perangkat
hukumyang sudah ada yang mempengaruhi ilmu
dan kiat dalam praktik keperawatan
(Sand,Robbles1981).
Prinsip dasar legislasi untuk praktik
keperawatan
Harus jelas membedakan tiap katagori tenaga
keperawatan.
Badan yang mengurus legislasi bertanggung jawab
aatas system keperawatan.
Pemberian lisensi berdasarkan keberhasilan
pendidikan dan ujian sesuai ketetapan.
Memperinci kegiatan yang boleh dan tidak boleh
dilakukan perawat.
Fungsi legislasi keperawatan
1. Memberi perlindungan kepada masyarakat
terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan.
2. Memelihara kualitas layanan keperawatan yang
diberikan
3. Memberi kejelasan batas kewenangan setiap
katagori tenaga keperawatan.
4. Menjamin adanya perlindungan hukum bagi
perawat.
5. Memotivasi pengembangan profesi.
6. Meningkatkan proffesionalisme tenaga
keperawatan.
Mekanisme Legislasi
1. Registrasi
Registrasi merupakan pencantuman nama
seseorang dan informasi lain pada badan resmi
baik milik pemerintah maupun non pemerintah.
Untuk dapat terdaftar, perawat harus telah
menyelesaikan pendidikan keperawatan dan lulus
ujian dari badan pendaftaran dengan nilai yang
diterima. Izin praktik maupun registrasi harus
diperbaharui setiap satu atau dua tahun.
2. Sertifikasi
Sertifikasi merupakan proses pengabsahan bahwa
seorang perawat telah memenuhi standar minimal
kompetensi praktik pada area spesialisasi tertentu
seperti kesehatan ibu dan anak, pediatric, kesehatan
mental, gerontology dan kesehatan sekolah.
3. Lisensi atau Akreditasi
Akreditasi merupakan suatu proses pengukuran dan
pemberian status akreditasi kepada institusi,
program atau pelayanan yang dilakukan oleh
organisasi atau badan pemerintah tertentu. Hal-hal
yang diukur meliputi struktur, proses dan kriteria
hasil.
Beberapa masalah hukum dalam praktek
keperawatan
1. Mal praktek
2. Menandatangani pernyataan hukum
3. Informed Consent
4. Insident Report
5. Pencatatan
6. Pengawasan Penggunaan Obat
7. Abortus dan Kehamilan di Luar Secara Alami
8. Kematian dan Masalah Terkait
Undang-undang yang berkaitan dengan
Praktek Keperawatan