Anda di halaman 1dari 32

2013

PANDUAN PENULISAN
SOAL OSCE
Pendidikan DIII Keperawatan dan Ners
Panduan penyusunan soal OSCE (Objective Structured Clinical Examination)
bagi Pendidikan Keperawatan (Diploma 3 Keperawatan dan Ners). Buku ini
adalah buku ke 2 dari 3 buku. Buku 1 adalah Blueprint OSCE Perawat dan buku
3 adalah Panduan Penyelenggaraan Ujian OSCE Perawat

HPEQ Komponen 2
Tim OSCE Keperawatan
1/12/2013
DISUSUN BERSAMA OLEH:
PPNI, AIPNI DAN AIPDiKI
BEKERJASAMA DENGAN HPEQ

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan nikmatnya maka kami
telah dapat menyelesaikan penyusunan Panduan Penulisan Soal Obstructive Structured
Clinical Examination (OSCE) tepat pada waktunya.

Panduan ini bertujuan untuk menjadi pedoman dalam pembuatan soal-soal OSCE yang baik
demi kegiatan OSCE dapat terlaksana dengan baik dan sesuai standar kompetensi yang
diharapkan profesi. Soal-soal yang telah dibuat/disusun oleh penulis soal akan direview
bersama sehingga akan menjadi soal OSCE Nasional yang berkualitas.

Akhir kata tim penyusun mengucapkan terimakasih atas kerjasama yang diberikan oleh
seluruh pihak yang terlibat.

Jakarta, November 2013

2
BAB I
PENDAHULUAN

Standar kurikulum global WHO bagi perawat menyatakan bahwa pendidikan harus berbasis
bukti (evidence based), menunjang pendidikan berkelanjutan dan pembelajaran sepanjang
hayat. Selain itu pendidikan harus memastikan lulusan mereka menjadi tenaga profesional
yang kompeten untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. \ (OSCE)
merupakan salah satu metode evaluasi yang dapat digunakan untuk menilai apakah lulusan
kompeten, sesuai dengan amanah WHO tersebut.

Saat ini di Indonesia jumlah institusi pendidikan keperawatan di Indonesia sangat banyak dan
bervariasi baik untuk jenjang S1 Keperawatan maupun DIII Keperawatan. Dimana setiap
tahunnya seluruh institusi tersebut menghasilkan lulusan yang tidak sedikit jumlahnya, yang
diperkirakan mencapai angka 20.000 30.000 orang/tahun. Berbagai upaya dilakukan untuk
menjamin mutu lulusan yang dihasilkan tersebut dimana salah satunya melalui uji
kompetensi dengan menggunakan metode OSCE.

OSCE merupakan ujian kompetensi klinik yang objektif dan terstruktur yang bertujuan untuk
mengukur kemampuan klinik mahasiswa perawat. Objektif berarti semua mahasiswa diuji
dengan ujian yang sama. Terstruktur berarti yang diuji adalah ketrampilan klinik tertentu
dengan menggunakan penilaian tertentu. Untuk itu diperlukan soal yang berkualitas dengan
ciri utama objektif dan terstruktur. Selain itu soal juga harus relevan dengan situasi nyata
pada pelayanan keperawatan, serta menggambarkan peran dan fungsi perawat secara
keseluruhan pada pemberian asuhan keperawatan. Pengembangan soal dilaksanakan dalam
rangka mencapai soal yang terjamin validitas dan reliabilitasnya.

Soal yang baik akan memberikan dampak yang baik pada proses pendidikan dalam
mempersiapkan lulusan yang kompeten. Peserta ujian diharapkan telah memiliki pengalaman
dalam menampilkan ketrampilan klinis berbagi tindakan keperawatan selama menempuh
pendidikan di institusi pendidikan masing-masing. Hal ini dapat memberikan dampak yang
positif bagi seluruh institusi pendidikan untuk mengembangkan metode dan sarana
pembelajaran yang baik sehingga dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas. Dengan
demikian diharapkan OSCE dapat dilaksanakan di setiap institusi pendidikan keperawatan.

3
Secara eksplisit OSCE memiliki ciri utama menguji kemampuan keterampilan praktik klinik.
Hal ini didukung oleh soal pada setiap station yang memiliki relevansi dan validitas baik,
serta mencerminkan pencapaian learning outcome. Soal yang baik dapat menciptakan proses
penilaian yang logis dan observable. Maka diperlukan penduan pembuatan soal OSCE
sebagai pedoman bagi pembuat soal.

Pembuatan soal uji kompetensi OSCE dilakukan dalam suatu workshop di satu atau lebih
institusi pendidikan. Untuk efektifitas dan efisiensi kegiatan workshop diperlukan prasyarat
pembuat soal yang diatur dalam Panduan Pelaksanaan OSCE. Selanjutnya secara berjenjang
soal akan ditelaah dan direvisi untuk menjadi soal nasional. Seluruh soal yang telah direview
akan dikumpulkan dalam sistem Bank Soal OSCE yang diperuntukkan dalam pelaksanaan
OSCE Nasional.

4
BAB II
PENULISAN SOAL OSCE

Soal OSCE terdiri dari skenario klinik, instruksi untuk peserta ujian, instruksi untuk penguji,
instruksi untuk klien standar, alat dan setting tempat.

A. Instruksi Peserta Ujian


Instruksi untuk peserta ujian terdiri dari skenario klinik dan tugas dengan uraian sebagai
berikut:
1. Skenario
Skenario adalah satu set gambaran kasus atau vignette yang berisi data klien dan
situasi atau keadaan yang melingkupinya. Skenario akan mengarahkan tugas peserta
yang harus dikerjakan dalam suatu station OSCE. Selain itu, skenario juga berfungsi
untuk mengarahkan observer (penguji), dan klien standar tentang kegiatan yang harus
dilakukan atau diperankan sesuai dengan setting ruangan station.

Syarat-syarat skenario yang baik:


a. Mengacu kepada kompetensi yang diharapkan
Pemilihan kasus, setting ruangan dan rentang usia disesuaikan dengan kekhasan
kompetensi yang akan diujikan. Misalnya tindakan pemasangan infus dapat
dilakukan pada semua rentang usia, maka tidak tepat memasang infus diujikan
pada kasus ibu hamil. Setting pada klien ibu hamil lebih tepat digunakan untuk
menilai kompetensi seperti pemeriksaan leopold atau kompetensi area
keperawatan maternitas yang lain. Contoh lain, tindakan manajemen nyeri non
farmakologis dapat dilakukan pada setiap setting ruangan, namun menjadi tidak
tepat jika situasi ini diujikan untuk setting gawat darurat.

b. Tugas dapat diselesaikan maksimal dalam 18 menit


Waktu yang dibutuhkan dalam ujian OSCE adalah 20 menit per station dengan
pembagian 1 menit untuk membaca soal, 18 menit untuk penyelesaian tugas di
ruang ujian dan 1 menit untuk pindah ke station lainnya, sehingga penulis soal
harus memperhatikan bahwa tugas dalam kasus yang harus diselesaikan peserta
ujian di ruang ujian maksimal adalah 18 menit. Bila satu tugas memerlukan waktu
kurang dari 18 menit, maka perlu tugas tambahan yang sesuai skenario klinik.

5
c. Pemaparan kejadian waktu dalam kasus harus jelas
Pemaparan kejadian dan satuan waktu ditulis dengan jelas dan relevan dengan
kasus, sehingga dapat menggambarkan titik kejadian.
Misalnya:
Pada kasus mengenai nyeri dada, maka satuan jam lebih menggambarkan kejadian
iskemi yang lebih tepat daripada satuan waktu yang lain. Contoh:
Nyeri dirasakan sejak satu jam yang lalu. Bukan Nyeri dirasakan saat sarapan
pagi
Pada kasus fraktur:
Nyeri dirasakan saat melakukan pergerakan

d. Setting/tempat kejadian
Setting adalah tempat dimana kasus dalam skenario terjadi. Setting kasus di UGD,
ruang rawat inap, unit rawat jalan (poliklinik), dan komunitas menunjukan
keadaan/kondisi klien yang kemungkinan besar menuntut perhatian atau prioritas
tindakan yang berbeda. Jelaskan kejadian dimana kasus dalam skenario itu terjadi.
Sehingga setting tempat kejadian relevan dengan alur cerita skenario.
Contoh tidak tepat:
Seorang klien perempuan mengalami kecelakaan dibawa ke poliklinik dengan
luka abrasi di lengan kanan.
Contoh yang tepat:
Seorang klien perempuan mengalami kecelakaan dibawa ke UGD dengan luka
abrasi di lengan kanan.

e. Informasi klien jelas


Informasi tentang klien terdiri dari identitas, riwayat penyakit, data pemeriksaan
penunjang namun data yang diberikan tergantung kompetensi yang akan diujikan.
Informasi tentang klien tersebut harus spesifik dan tidak menimbulkan bermacam
penafsiran, yaitu:
1) Identitas klien sesuai kasus
Identitas klien harus dijelaskan dengan rinci meliputi jenis kelamin (laki-laki
atau perempuan), usia klien dalam satuan tahun dan setting tempat kasus (unit
rawat inap, rawat jalan, gawat darurat, dan komunitas).

6
Contoh tidak tepat: Seorang klien paruh baya dirawat di ruang perawatan ...
Contoh yang tepat: Seorang perempuan berusia 50 tahun dirawat di ruang
perawatan penyakit dalam...

2) Riwayat penyakit sekarang


Kasus dalam soal harus menjelaskan keluhan utama yang diutarakan klien,
perjalanan penyakit, dan riwayat pengobatan yang telah dialami/dilakukan
klien dalam upaya mengatasi keluhannya. Kalimat yang digunakan harus jelas
dan relevan dengan kasus.
Contoh tidak tepat: Klien mengeluh sakit perut sudah beberapa hari yang lalu
dan hanya minum obat warung.
Contoh yang tepat: Klien mengeluh sakit perut melilit sejak 3 hari yang lalu
dan hanya minum obat pengurang rasa sakit yang tersedia di warung.

3) Riwayat penyakit dahulu


Kebutuhan keterangan riwayat penyakit dahulu harus dijelaskan sesuai dengan
relevansi dengan kasus. Sebagai contoh kasus klien dengan Hipertensi, maka
riwayat penyakit dahulu yang dibutuhkan adalah keterangan tentang pola
aktivitas, olahraga, konsumsi garam, stres dan upaya mengatasinya, dan
sebagainya.

4) Riwayat penyakit keluarga


Riwayat penyakit keluarga dibutuhkan sebagai keterangan tambahan pada
kasus spesifik yang memiliki sifat diturunkan secara genetik atau pola
kebiasaan dalam keluarga, seperti kasus Hipertensi, DM, kanker, dan
sebagainya.

5) Riwayat kebiasaan sosial


Riwayat ini dibutuhkan dalam menjelaskan kebiasaan sosial klien yang
mempengaruhi riwayat penyakit/kesehatan atau keluhan klien, seperti pada
kasus psikiatri atau klien dengan masalah psikososial di seluruh tatanan
pelayanan kesehatan.

7
6) Harapan terhadap penyakit
Komponen ini dijelaskan hanya pada kasus-kasus yang berhubungan dengan
masalah psikososial klien.

7) Data pemeriksaan fisik


Penjelasan hasil pemeriksaan fisik terkait dengan kasus dan diuraikan dengan
jelas dengan menggunakan metode dan satuan hasil yang tepat
Contoh tidak tepat: Pemeriksaan bunyi nafas didapatkan hasil kresek saat klien
bernafas.
Contoh yang tepat Pemeriksaan auskultasi didapatkan hasil bunyi nafas ronki
di daerah apeks paru kanan.

8) Data pemeriksaan penunjang


Data pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan adalah hasil-hasil pemeriksaan
diagnostik yang berhubungan/relevan dengan kasus, seperti pada kasus
Diabetes Mellitus membutuhkan data pemeriksaan penunjang berupa hasil
laboratorium Gula Darah bukan nilai Serum Elektrolit, Enzim Jantung, dan
sebagainya.

Alur informasi diatas ditampilkan secara berurutan dalam skenario. Namun,


informasi diatas tidak harus semua dituliskan dalam skenario, hanya jika
diperlukan saja (relevan dengan kasus). Misalnya soal akan berfokus pada
kompetensi menilai kemampuan pemeriksaan fisik, maka data pemeriksaan fisik
yang akan diujikan tidak perlu ditampilkan.

f. Alur jalannya skenario jelas


Alur kejadian dalam skenario harus digambarkan/diceritakan dengan jelas. Jelas
tidak berarti harus panjang, namun fokus pada sudut pandang kejadian yang
relevan dengan kompetensi yang ingin diujikan.

2. Tugas
Tugas merupakan instruksi untuk peserta ujian yang dituliskan setelah skenario.
Beberapa hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
a. Tugas harus dapat mengukur pencapaian kompetensi yang diharapkan.
8
b. Tugas mencakup kemampuan peserta ujian sesuai dengan kategori kompetensi
dalam blue print.
c. Tugas harus akurat dan tidak membingungkan
d. Lingkup tugas sesuai dengan konteks klinik
e. Bila tugas lebih dari satu maka harus mencerminkan kronologis tugas yang harus
dilakukan. Contoh: Lakukan pemeriksaan head to toe pada klien. Pada tugas
berikutnya dalam satu station yang sama, bisa meminta penguji untuk menunjukan
hasil pemeriksaan fisik head to toe pada peserta dan penguji kemudian
menanyakan Sebutkan tindakan prioritas untuk klien
f. Tugas harus spesifik jika kompetensi yang diharapkan untuk menilai kemampuan
prosedural (pertanyaan harus sesuai dengan kondisi klien).
Contoh: lakukan pemasangan indwelling kateter pada manekin.
g. Tugas tidak boleh spesifik jika kompetensi yang diharapkan untuk menilai
kemampuan analisis.
Contoh tidak tepat: Lakukan pengkajian pola makan, gaya hidup dan kebiasaan
olah raga!
Contoh yang tepat: Lakukan pengkajian riwayat kesehatan secara lengkap pada
klien!

B. Instruksi Penguji
Instruksi penguji OSCE terdiri dari instruksi umum dan instruksi khusus (tambahan)
tentang langkah-langkah yang harus dilakukan penguji selama bertugas di dalam station
soal. Tugas untuk penguji dituliskan dengan jelas, termasuk hal-hal yang wajib maupun
tidak boleh dilakukan penguji. Selain itu terdapat rubrik untuk station tersebut sehingga
membantu penguji memahami tujuan station serta memiliki penilaian yang sama. Jika ada
pertanyaan yang perlu diujikan maka dicantumkan beserta jawaban dan modalitas
nilainya.

Instruksi Umum:
1. Penguji mengamati dan menilai penampilan peserta berdasarkan rubrik.
2. Penguji tidak diperbolehkan melakukan interupsi berupa pertanyaan, maupun respon
non verbal/gerakan kepada peserta selain yang ditentukan.
Misalnya: penguji menunjukkan respon spontan seperti ups, eh ketika peserta
ujian salah melakukan tindakan, sehingga mengganggu konsentrasi peserta.
9
3. Penguji memberikan informasi terhadap data yang dibutuhkan setelah peserta
melakukan pemeriksaan fisik sesuai dengan apa yang diperiksa oleh peserta (jika
ada).

Instruksi Khusus (Tambahan) :


Berikan informasi tambahan sesuai dengan kompetensi yang akan dinilai:
1. Komunikasi, edukasi dan konseling
Contoh instruksi: Penguji mengamati bentuk komunikasi yang dilakukan oleh
peserta pada klien. Bentuk edukasi (pendidikan kesehatan) dan konseling dapat
dituliskan pada bagian ini.

2. Pengkajian
Contoh instruksi: Penguji mengamati proses pengkajian yang dilakukan peserta
ujian, mencakup kemampuan anamnese, pemeriksaan fisik dan identifikasi
pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan yang meliputi anamnese: hasil anamnese
harus dituliskan sesuai keluhan klien. Pemeriksaan Fisik meliputi pemeriksaan tanda-
tanda vital dengan mencantumkan hasil normal yang dituliskan dengan rinci hasilnya,
Jika perlu, foto prosedur atau hasil pemeriksaan fisik dapat disertakan. Prosedur
pemeriksaan fisik yang spesifik (misal: posisi duduk, teknik memegang alat, dan
sebagainya). Pemeriksaan penunjang: hasil harus dilakukan terkait dengan kasus.
Data Fokus: penulis menuliskan pengelompokan data subyektif dan obyektif yang
menunjang masalah keperawatan utama. Sebagai langkah akhir dari pengkajian
adalah Analisa Data: penulis harus menuliskan secara spesifik data-data (subyektif-
obyektif) yang mendukung etiologi dan masalah keperawatan utama.

3. Diagnosa dan Perencanaan Keperawatan


a. Diagnosa Keperawatan
Penulis soal harus menuliskan dengan jelas diagnosa keperawatan yang mencakup
masalah dan etiologi, kecuali untuk soal pada keperawatan jiwa cukup masalah
keperawatan. Diagnosa keperawatan yang tertulis harus sesuai dengan rubrik yang
akan dibuat.
b. Perencanaan Keperawatan
Penulis soal harus menuliskan dengan rinci dan jelas tujuan, kriteria hasil, dan
susunan rencana tindakan keperawatannya.
10
4. Implementasi
Penulis harus menuliskan tindakan yang seharusnya dilakukan sesuai dengan masalah
keperawatan klien.

5. Evaluasi
Penulis harus menuliskan hasil evaluasi keperawatan sesuai dengan tindakan
keperawatan yang telah dilakukan yang meliputi data subyektif, data obyektif,
assessment, dan planning (rencana tindak lanjut). Contoh instruksi kepada penguji:
berikan data hasil evaluasi...

6. Perilaku profesional
Penulis harus menuliskan kriteria perilaku (sikap) yang sesuai dengan kaidah etik
profesional pada setiap tindakan keperawatan yang dilakukan. Contoh tindakan
Resusitasi Jantung Paru harus memiliki sikap cepat, cermat, tepat dan tidak panik.
Contoh instruksi untuk penguji: amati sikap cepat, cernat, dan tepat

C. Instruksi Klien Standar


Informasi yang terdapat dalam instruksi klien standar (KS) terdiri dari:
1. Identitas. Nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan dituliskan untuk setiap KS. Pada
kasus yang melibatkan keluarga, jika memerlukan lebih dari satu KS, maka
identitasnya juga harus dituliskan. Dalam menentukan identitas KS, sesuaikan dengan
kasus. Jika tidak spesifik, cukup ditulis sesuai dengan KS, agar tidak menyulitkan saat
berlatih.
2. Keluhan utama. Tuliskan keluhan utama dengan menggunakan bahasa awam, sesuai
dengan skenario klinik.
3. Riwayat penyakit sekarang. Tuliskan riwayat penyakit sekarang dengan urutan waktu.
RPS memuat detail seperti lokasi, durasi, frekuensi, keluhan penyerta, hal yang
meringankan atau memperberat keluhan, dan sebagainya.
4. Riwayat penyakit dahulu. Tuliskan riwayat penyakit dahulu dan pengobatannya.
5. Riwayat penyakit keluarga. Tuliskan riwayat penyakit keluarga yang relevan.
6. Riwayat lingkungan dan sosial. Tuliskan hal yang berkaitan dengan lingkungan dan
sosial yang relevan dengan kasus.

11
7. Riwayat tumbuh kembang. Khusus untuk kasus anak, penulis harus menuliskan
riwayat tumbuh kembang, riwayat kehamilan dan persalinan ibu, serta riwayat
imunisasi.
8. Peran yang harus dilakukan. Penulis harus mencantumkan apa yang harus diperankan
KS selama berinteraksi dengan peserta ujian.
Hal ini mencakup
a. Penampilan: apakah ada penampilan/ pakaian khusus yang harus dikenakan oleh
KS.
b. Bahasa tubuh: ekspresi wajah, cara duduk/ berjalan, ekspresi khusus terkait
keluhan (misal: menahan sakit, cemas, sesak napas, batuk, dan lain-lain). Hal ini
termasuk kapan harus ditampilkan, apakah selama berinteraksi atau hanya saat
tertentu saja.
c. Pemeriksaan yang akan dilakukan oleh peserta: bagaimana pemeriksaan akan
dilakukan (tidak perlu menyebut nama pemeriksaan, cukup proses saja) dan
bagaimana merespon pemeriksaan tersebut.
d. Pertanyaan yang mungkin akan ditanyakan peserta ujian dan jawabannya.
Tuliskan juga bagaimana KS harus merespon pertanyaan yang informasinya tidak
ada dalam skenario KS.

D. Setting Ruang Ujian


1. Tata Letak Station
Tata letak ruang ujian disesuaikan dengan kebutuhan kasus, dapat berupa:
a. Model rawat inap/rawat jalan dewasa
b. Model rawat inap/rawat jalan anak
c. Model rawat inap/panti lanjut usia (geriatri)
d. Model rawat inap/rawat jalan psikiatri
e. Model ruang gawat darurat
f. Model rawat komunitas (keluarga)

2. Desain denah ruang ujian


Desain standar ruang ujian Lihat panduan OSCE!

3. Peralatan yang dibutuhkan

12
Cantumkan semua alat yang diperlukan secara detail baik jenis dan ukurannya (kalau
perlu sertakan gambar) beserta jumlahnya dalam tindakan untuk setiap station.

13
BAB III
PENGISIAN TEMPLATE SOAL
Untuk keperluan keseragaman dan manajemen soal yang lebih baik, diperlukan template penulisan soal. Berikut ini adalah cara pengisian
template. Pada bagian kiri berisi cara pengisian dan bagian kanan adalah template soalnya.

Cara Pengisian Template Soal

Kosongkan 1. Nomor station


Kombinasi kebutuhan dasar, katagori usia dan setting 2. Judul station
pelayanan. Contoh: Kebutuhan oksigenasi pada klien
dewasa di ruang gawat darurat.
Tuliskan 20 menit 3. Waktu yang dibutuhkan 20 menit
Tuliskan tujuan ini dengan lengkap. Contoh: Menilai 4. Tujuan station Menilai kemampuan
kemampuan pengkajian riwayat kesehatan,
pemeriksaan fisik, menegakan diagnosis dan
memberikan konseling dasar pada kasus di ruang
Tebalkan minimal tiga kategori kompetensi yang 5. Kategori Kompetensi 1. Komunikasi, edukasi, dan konseling
relevan dengan tujuan station. Sesuai kesepakatan 2. Pengkajian
aspek perilaku profesional selalu dinilai. Lihat contoh 3. Diagnosa dan perencanaan
yang ditebalkan untuk contoh tujuan diatas. 4. Implementasi
5. Evaluasi
6. Perilaku professional
Tebalkan satu kategori kebutuhan dasar yang sesuai. 6. Kategori kebutuhan dasar 1. Oksigenasi
Sesuai contoh tujuan diatas (oksigenasi) 2. Sirkulasi
3. Cairan dan elektrolit
4. Nutrisi
5. Aman nyaman
6. Psikososial
7. Eliminasi
8. Aktivitas dan istirahat
9. Seksual dan reproduksi

14
Tebalkan salah satu setting pelayanan sesuai kasus. Setting 1. Ruang gawat darurat/ruang intensif
Misalnya ruang rawat. Sesuaikan dengan tujuan yang 2. Ruang rawat inap/rawat jalan
dibuat. 3. Komunitas/keluarga
Tebalkan salah satu. Misalnya klien dewasa. Rentang usia 1. Bayi/Anak
Sesuaikan dengan tujuan yang dibuat 2. Dewasa
3. Lansia
Bagian ini mencantumkan skenario klinik station serta 7. Instruksi untuk peserta SKENARIO KLINIK:
tugas yang harus dilakukan peserta secara jelas. ujian Seorang
Skenario klinik menggambarkan kasus yang dihadapi
dengan mencantumkan umur klien, lokasi kejadian, TUGAS :
permasalahan yang dihadapi serta tugas yang harus 1. Lakukan
dilakukan secara jelas. Jika ada tugas yang tidak perlu 2.
dilakukan maka harus dicantumkan juga.

Bagian ini mencantumkan skenario klinik station serta 8. Instruksi untuk penguji SKENARIO KLINIK:
tugas yang harus dilakukan peserta ujian secara jelas. Seorang
(salin dari nomor 7)
Bagian ini juga mencantumkan instruksi untuk penguji TUGAS :
secara jelas (memberikan data, memberikan penilaian, 1. Lakukan
dll). 2.
Jika ada pertanyaan yang perlu diujikan maka
dicantumkan beserta jawaban dan modalitas nilainya. INSTRUKSI PENGUJI:
Informasi tambahan terkait hasil pemeriksaan fisik 1. Penguji mengamati dan menilai penampilan
klien dicantumkan beserta kapan informasi tersebut peserta berdasarkan lembar penilaian.
diberikan kepada peserta ujian. 2. Penguji tidak diperbolehkan melakukan
interupsi ataupun bertanya kepada peserta
Perhatikan contoh disamping dan penjelasan selain yang ditentukan.
pembuatanya pada Bab 2. 3. Penguji memberikan informasi terhadap data
yang dibutuhkan setelah peserta melakukan
pemeriksaan fisik sesuai dengan apa yang
diperiksa oleh peserta (jika ada).

15
Hasil pemeriksaan fisik
1. Penguji menyampaikan hasil pemeriksaan
penunjang (jika ada)
2. Dst.
Bagian ini mencantumkan instruksi untuk klien 9. Instruksi untuk klien Nama
standar termasuk bagaimana dia berperan sesuai standar Rentang usia
skenario klinik yang diharapkan pembuat soal. Hal-hal Jenis kelamin
yang perlu dicantumkan diantaranya: Pekerjaan
1. Identitas klien sesuai kasus (jika tidak spesifik, Status pernikahan
lebih baik dibuat sesuai dengan identitas klien) Pendidikan terakhir
2. Riwayat penyakit sekarang (keluhan utama,
perjalanan penyakit, hal yang menambah atau Riwayat penyakit sekarang
mengurangi keluhan, riwayat pengobatan) Keluhan utama :
3. Riwayat penyakit dahulu Sejak kapan :
4. Riwayat penyakit keluarga (jika berhubungan Perjalanan penyakit :
dengan kasus) Keluhan lain terkait keluhan utama :
5. Riwayat kebiasaan sosial (jika berhubungan Hal-hal yang memperburuk keluhan:
dengan kasus) Hal-hal yang mengurangi keluhan:
6. Harapan terhadap penyakit (jika berhubungan
Riwayat pengobatan sekarang:
dengan kasus)
7. Peran yang harus dilakukan, termasuk bagaimana
posisi saat masuk/duduk, raut muka/ekspresi serta Riwayat penyakit dahulu
peran yang harus dilakukan dengan cukup lengkap
sehingga tidak membingungkan peserta ujian. Riwayat penyakit keluarga
Bila perlu lampirkan gambar untuk mempermudah
moulage. Selengkapnya lihat Bab 2.

Riwayat kebiasaan sosial


Olah raga:
Diet :
Riwayat lingkungan dan kebiasaan sehari-

16
hari:
Dst.

Peran yang harus dilakukan


(Bila perlu sertakan foto)

Dibuat sesuai kebutuhan agar peserta dan penguji serta 10. Denah ruangan
laborat (bila perlu) dapat bekerja dan mengawasi
dengan baik. Lihat pedoman/panduan OSCE
Contoh di sebelah adalah untuk prosedur RJP atau
prosedur lain dari KBUKDI.

Cantumkan semua alat dan jumlah yang diperlukan 11. Peralatan yang dibutuhkan
dalam tindakan.
Tuliskan nama dan gelar lengkap dan asal institusi 12. Penulis Ns
peulis soal Institusi:
Tuliskan sumber dan halamanya agar reviewer mudah 13. Referensi
menelusur bila ada hal yang kurang jelas

17
BAB IV
PENYUSUNAN RUBRIK
Rubrik adalah alat penilaian yang digunakan oleh penguji untuk menilai penampilan peserta
ujian terkait dengan kompetensi yang diujikan. Rubrik berisi seperangkat kriteria
performance dan nilai yang terkait dengan kriteria tersebut. Rubrik dapat dikatakan sebagai
alat sederhana yang dapat membantu penguji menilai. Rubrik adalah cara yang paling cepat
dan kuat untuk menilai sesuatu dari perilaku (perbuatan) sampai kepada penilaian di atas
kertas.

Setelah template soal selesai, penulis soal membuat rubrik penilaian. Berikut ini penjelasan
mengenai apa saja yang harus terdapat di dalam rubrik. Rubrik dibuat sesuai dengan area
kompetensi yang ingin dinilai.
1. Komunikasi, edukasi, dan konseling
Aspek ini menilai kemampuan peserta ujian untuk menyampaikan pesan secara verbal
maupun nonverbal kepada perawat, klien, keluarga dan tim kesehatan yang lain.
Termasuk memberikan kesempatan bertanya kepada klien, menanggapi pertanyaan dan
atau pernyataan, memberikan penyuluhan yang sesuai dengan kebutuhan klien.
Tuliskan dengan jelas hal-hal utama dan relevan dilakukan selama berinteraksi dengan
klien, edukasi yang harus disampaikan. Perhatikan deskripsi performa untuk masing-
masing skor

2. Pengkajian keperawatan
Aspek ini menilai kemampuan peserta ujian dalam menggali data subjektif dan objektif
pada klien.
Tuliskan teknik pengkajian yang relevan dilakukan dan data-data yang harus didapatkan.
Perhatikan deskripsi performa untuk masing-masing skor.

3. Diagnosis dan rencana keperawatan


Aspek ini menilai kemampuan peserta ujian dalam menegakkan diagnosa keperawatan
sesuai dengan masalah klinik klien.
Tuliskan dengan jelas diagnosis yang harus ditentukan oleh peserta ujian. Perhatikan
deskripsi performa untuk masing-masing skor.
4. Implementasi keperawatan

18
Aspek ini menilai kemampuan peserta ujian dalam mengimplementasikan tindakan yang
telah diidentifikasi dalam rencana asuhan keperawatan.
Tuliskan dengan singkat dan jelas tindakan yang harus dilakukan oleh peserta ujian.
Tidak perlu mencantumkan semua langkah dengan detail. Perhatikan deskripsi performa
untuk masing-masing skor.

5. Evaluasi
Aspek ini menilai kemampuan peserta ujian dalam mengevaluasi tindakan yang telah
dilaksanakan kepada klien.
Tuliskan dengan jelas tindakan evaluasi yang harus dilakukan kepada klien dan keluarga
terkait tindakan yang telah dilakukan. Perhatikan deskripsi performa untuk masing-
masing skor.

6. Perilaku profesional
Aspek ini menilai kemampuan peserta ujian dalam menunjukkan profesionalisme sesuai
dengan prinsip etik dan legal diantaranya memberi informasi dan meminta persetujuan
dalam melakukan setiap tindakan dengan hati-hati dan memperhatikan keamanan dan
kenyamanan klien.

Langkah-langkah menyusun rubrik


Rubrik terdiri dari kategori kompetensi yang akan dinilai, skor, dan gambaran penampilan
dari masing-masing kompetensi yang akan dinilai.
1. Skor
Tentukan gambaran penampilan untuk setiap skor penilaian. Rentang skor rubrik
terdiri dari skor 1 sampai 4. Skor 1 diberikan kapada penampilan peserta ujian yang
terendah, sedangkan skor 4 diberikan kepada penampilan peserta ujian yang tertinggi.
Penulisan skor adalah bulat tidak ada desimal.
Identifikasikan karakteristik kompetensi yang akan diuji dan gambarkan penampilan
terbaik yang diharapkan dari karakteristik tersebut. Gambaran ini akan menjadi kriteria
penampilan maksimal untuk skor 4. Sebutkan poin-poin penting penampilan yang harus
dilakukan oleh peserta ujian sesuai dengan kompetensi yang ingin di uji dalam skenario.
Hal ini dapat memudahkan penguji dalam memberi penilaian. Selanjutnya gambarkan
penampilan yang paling buruk dan atau tidak dapat diterima, menggunakan karakteristik

19
kompetensi yang sudah di identifikasi. Gambaran ini akan menjadi kriteria penampilan
untuk skor 1.
Tentukan gambaran kriteria penampilan pertengahan untuk skor 2 dan 3 setelah
selesai membuat gambaran penampilan untuk skor 4 dan 1. Salah satu cara membuat
kriteria penampilan untuk skor 2 dan 3 adalah dengan mengurangi poin-poin penampilan
yang digambarkan pada skor 4. Namun poin kritis dari penampilan kompetensi yang
diharapkan harus tetap dipertahankan, misalnya melakukan dengan prinsip steril.
Gambaran kriteria penampilan harus spesifik, jelas dan tidak ambigu.
Gambaran kriteria penampilan yang dibuat hanya untuk kategori kompetensi yang
akan dinilai. Misalnya pada station kebutuhan aman dan nyaman klien dewasa pada
ruang rawat akan menilai kompetensi pengkajian dan intervensi, maka gambaran kriteria
performance untuk setiap skor dibuat untuk kompetensi pengkajian dan intervensi.
Contoh: dalam sebuah station, kompetensi yang diujikan adalah kemampuan komunikasi
dan edukasi pada klien post stroke dengan hemiparese. Rubrik penilaian dapat dibuat
sebagai berikut:

KOMPETENSI 1 2 3 4
1. Komunikasi, Peserta Peserta ujian Peserta ujian Peserta ujian
edukasi, ujian sama menunjukkan menunjukkan menunjukkan
konseling sekali kemampuan kemampuan kemampuan
tidak berkomunikasi berkomunikasi berkomunikasi
melakukan dengan dengan dengan menerapkan
prinsip menerapkan 2 menerapkan 3 dari seluruh prinsip
komunikasi dari 4 prinsip 4 prinsip berikut: berikut:
terapeutik berikut: 1. mampu 1. mampu membina
dan 1. mampu membina hubungan baik
edukasi membina hubungan baik dengan klien
hubungan dengan klien secara verbal non
baik secara verbal verbal (ramah,
dengan non verbal terbuka, kontak
klien (ramah, mata, salam,
secara terbuka, empati dan
verbal non kontak mata, hubungan
verbal salam, empati komunikasi dua
(ramah, dan hubungan arah, respon)
terbuka, komunikasi 2. mampu
kontak dua arah, menjelaskan
mata, respon) tujuan dari
salam, 2. mampu tindakan yang
empati dan menjelaskan akan dilakukan
hubungan tujuan dari 3. mampu
komunikasi tindakan yang menjelaskan

20
dua arah, akan dengan bahasa
respon) dilakukan yang sederhana
2. mampu 3. mampu tentang akibat
menjelaska menjelaskan tidak
n tujuan dengan bahasa dilakukannya
dari yang aktifitas dan
tindakan sederhana latihan dalam
yang akan tentang akibat waktu yang lama.
dilakukan tidak 4. Mampu
3. mampu dilakukannya menjelaskan cara
menjelaska aktifitas dan melakukan ROM
n dengan latihan dalam aktif dan ROM
bahasa waktu yang pasif
yang lama.
sederhana 4. Mampu
tentang menjelaskan
akibat tidak cara
dilakukann melakukan
ya aktifitas ROM aktif dan
dan latihan ROM pasif.
dalam
waktu yang
lama.
4. Mampu
menjelaska
n cara
melakukan
ROM aktif
dan ROM
pasif

Contoh 2:
Seorang perempuan berusia 62 tahun dirawat diruang rawat penyakit dalam dengan keluhan
kelemahan pada sisi kanan tubuh, tangan kanan dapat menggengam tetapi tidak kuat dan
tidak dapat mengangkat. Klien tampak sulit untuk bergerak.

Fokus tugas utama pada skenario ini adalah pada skill pengkajian kekuatan otot, maka rubrik
dapat dibuat sebagai berikut:
KOMPETENSI 1 2 3 4
1. Pengkajian Peserta ujian Peserta ujian Peserta ujian Peserta ujian melakukan
tidak melakukan melakukan melakukan cuci tangan cuci tangan sebelum dan
pengkajian pengkajian sebelum dan setelah setelah pemeriksaan,
pemeriksaan fisik kekuatan otot melakukan pengkajian melakukan pemeriksaan
yang sesuai tetapi tidak kekuatan otot, fisik sesuai masalah
dengan masalah runut dilakukan dengan klinik klien dengan
klinik klien runut tetapi tidak menerapkan prinsip
mampu menilai sebagai berikut:
kekuatan otot dengan Menggunakan teknik
tepat. pemeriksaan yang
benar

21
Sistematik/runut
mampu menilai skala
kekuatan otot
anggota gerak dengan
benar. 4222/5555
2222/5555

2. Bobot
Bobot yang lebih besar diberikan pada kategori kompetensi utama yang akan dinilai.
Kategori kompetensi yang diujikan pada satu station OSCE dapat berjumlah lebih dari
satu. Masing-masing kategori kompetensi yang diujikan tersebut dapat memiliki bobot
penilaian yang berbeda sesuai dengan penekanan yang diharapkan pada skenario. Jumlah
bobot maksimal adalah 10.
Misalnya pada station aktifitas dan istirahat pada klien dewasa di ruang rawat dengan
skenario berikut:
Seorang klien laki-laki berusia 55 tahun yang dirawat di unit stroke sebuah rumah
sakit mengalami hemiparase dekstra, dinyatakan sudah boleh pulang. Keluarga
menyatakan bingung dan menanyakan kepada perawat bagaimana nanti perawatan
klien di rumah agar kondisinya tidak menjadi buruk.
Kategori kompetensi yang diujikan adalah komunikasi dan edukasi, pengkajian serta
implementasi. Kompetensi komunikasi dan edukasi yang lebih ditekankan pada station
ini, maka kategori kompetensi tersebut memiliki bobot yang lebih besar dibandingkan
dua kategori kompetensi yang lain.
KOMPETE BOBOT
1 2 3 4
NSI
1. Komunika Peserta ujian Peserta ujian Peserta ujian Peserta ujian 5
si, sama sekali menunjukkan menunjukkan menunjukkan
edukasi, tidak kemampuan kemampuan kemampuan
konseling melakukan berkomunikasi berkomunikasi berkomunikasi
prinsip dengan dengan dengan
komunikasi menerapkan 2 menerapkan 3 menerapkan
terapeutik dari 4 prinsip dari 4 prinsip seluruh prinsip
dan edukasi berikut: berikut: berikut:
1. mampu 1. mampu 1. mampu
membina membina membina
hubungan hubungan hubungan
baik dengan baik dengan baik dengan

22
klien secara klien secara klien secara
verbal non verbal non verbal non
verbal verbal verbal
(ramah, (ramah, (ramah,
terbuka, terbuka, terbuka,
kontak kontak mata, kontak mata,
mata, salam, salam,
salam, empati dan empati dan
empati dan hubungan hubungan
hubungan komunikasi komunikasi
komunikasi dua arah, dua arah,
dua arah, respon) respon)
respon) 2. mampu 2. mampu
2. mampu menjelaskan menjelaskan
menjelaska tujuan dari tujuan dari
n tujuan tindakan tindakan
dari yang akan yang akan
tindakan dilakukan dilakukan
yang akan 3. mampu 3. mampu
dilakukan menjelaskan menjelaskan
3. mampu dengan dengan
menjelaska bahasa yang bahasa yang
n dengan sederhana sederhana
bahasa yang tentang tentang
sederhana akibat tidak akibat tidak
tentang dilakukannya dilakukanny
akibat tidak aktifitas dan a aktifitas
dilakukanny latihan dalam dan latihan
a aktifitas waktu yang dalam waktu
dan latihan lama. yang lama.
dalam 4. Mampu 4. Mampu
waktu yang menjelaskan menjelaskan
lama. cara cara
4. Mampu melakukan melakukan
menjelaska ROM aktif ROM aktif
n cara dan ROM dan ROM
melakukan pasif. pasif
ROM aktif
dan ROM
pasif
2. Pengkajia Peserta Peserta ujian Peserta ujian Peserta ujian 2
n ujian tidak melakukan melakukan cuci melakukan cuci
melakukan pengkajian tangan sebelum tangan sebelum
pengkajian kekuatan otot dan setelah dan setelah
pemeriksaa tetapi tidak melakukan pemeriksaan,
n fisik yang runut pengkajian melakukan
sesuai kekuatan otot, pemeriksaan
dengan dilakukan fisik sesuai
masalah dengan runut masalah klinik
klinik klien tetapi tidak klien dengan

23
mampu menilai menerapkan
kekuatan otot prinsip sebagai
dengan tepat. berikut:
Menggunaka
n teknik
pemeriksaan
yang benar
Sistematik/ru
nut
mampu
menilai skala
kekuatan otot
anggota gerak
dengan benar.
Lengan kanan
0, kaki kanan
0, lengan kiri
5, kaki kiri 5.

3. Impleme Peserta Peserta ujian Peserta ujian Peserta ujian 3


ntasi ujian tidak dapat dapat dapat
dapat menetapkan menetapkan menunjukkan
menunjukka satu diagnosis beberapa cara melakukan
n cara banding diagnosis ROM aktif dan
melakukan banding secara ROM Pasif
ROM aktif tidak lengkap dengan tepat
dan ROM dan runut (lihat
Pasif lampiran
dengan prosedur).
tepat dan
runut (lihat
lampiran
prosedur).

24
BAB V
Panduan Review Soal

Beberapa poin yang diperhatikan dalam melakukan review soal OSCE adalah sebagai
berikut:
1. Relevansi dengan kompetensi perawat indonesia
Relevansi soal dengan kompetensi perawat Indonesia berarti adanya kesesuaian antara
skenario, kompetensi dan waktu penyelesaian station yang meliputi :
a. Relevan
Skenario menggambarkan keterampilan berdasarkan kompetensi, tujuan dan
waktu penyelesaian.
b. Kurang relevan
Skenario kurang menggambarkan keterampilan berdasarkan kompetensi, tujuan
dan waktu penyelesaian.
c. Tidak relevan
Skenario tidak menggambarkan keterampilan berdasarkan kompetensi, tujuan dan
waktu penyelesaian.

2. Tingkat kesulitan kasus yang diujikan


Tingkat kesulitan kasus yang diujikan menunjukkan kompleksitas dari kasus dan
prosedur keterampilan yang harus dilakukan oleh peserta ujian. Tingkat kesulitan
kasus dikategorikan menjadi :
a. Mudah
b. Sedang
c. Sulit

3. Kongruensi antara tujuan dengan station


Tujuan station memberikan gambaran tentang keterampilan yang harus dilakukan
peserta ujian berdasarkan kebutuhan yang tertulis dalam judul station.
Contoh skenario:
Seorang perempuan berusia 30 tahun, dibawa ke instalasi gawat darurat karena
mengalami perdarahan akibat luka robek di pelipis. Menurut tetangga yang
mengantarkan 1 jam yang lalu klien bertengkar dengan suaminya dan sejak 1 tahun
yang lalu klien sering mendapatkan perlakuan kasar dari suaminya
Contoh tujuan station tidak tepat:
Untuk mengetahui kemampuan peserta ujian dalam melakukan:
Komunikasi
Pengkajian
Perawatan luka
Perilaku profesional
Pada klien dengan gangguan eliminasi urin
Contoh tujuan station yang tepat :
Untuk mengetahui kemampuan peserta ujian dalam melakukan:

25
Komunikasi
Pengkajian
Perawatan luka
Perilaku profesional
Pada klien dengan gangguan aman dan nyaman

4. Kelengkapan formulir station OSCE (lengkap atau tidak lengkap)


a. Judul station : judul station harus mencakup kebutuhan dasar, life span dan
setting.
b. Waktu : waktu yang ditentukan untuk satu stase adalah 20 menit ( 1 menit untuk
pindah station, 1 menit untuk membaca soal dan 18 menit waktu efektif untuk
mengerjakan tugas).
c. Tujuan station : berisi tentang prosedur keterampilan, berdasarkan kebutuhan
dasar yang tertulis di judul station.
d. Kompetensi : minimal mencakup 3 kategori kompetensi dalam 1 station.
e. Kategori station: berisi tentang gambaran kebutuhan dasar yang dipilih.
f. Instruksi untuk peserta ujian :
1) Skenario : terdapat informasi tentang jenis kelamin, usia, setting ruang rawat
dan data fokus dari masalah keperawatan.
2) Tugas : merujuk pada tujuan station, dinyatakan dengan jelas dan lugas.
g. Instruksi untuk penguji :
1) Skenario : isi skenario sama seperti pada skenario di instruksi peserta ujian.
2) Tugas : berisi tentang tugas yang harus diselesaikan peserta ujian dan kunci
jawaban.
3) Instruksi : berisi tentang peran yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh
penguji seperti :
a) Penguji mengamati dan menilai penampilan peserta berdasarkan lembar
penilaian
b) Penguji tidak diperbolehkan melakukan interupsi ataupun bertanya kepada
peserta selain yang ditentukan
c) Penguji mengingatkan peserta jika waktu yang tersisa 5 menit
d) Penguji memberikan informasi terhadap data yang dibutuhkan peserta
meliputi : hasil pemeriksaan fisik (setelah peserta melakukan pemeriksaan
fisik) dan hasil pemeriksaan penunjang.
e) Penguji menginstruksikan laboran, untuk menyiapkan peralatan peserta
ujian berikutnya
h. Instruksi untuk klien standar: berisi tentang instruksi yang harus dilakukan oleh
klien standar yang menggambarkan masalah klien sesuai skenario.
i. Denah ruangan : menggambarkan tentang kondisi ruangan yang sesuai dengan
setting skenario. Denah ruangan juga dilengkapi dengan layout setting ruangan.
j. Peralatan yang dibutuhkan : berisi tentang semua peralatan dan kelengkapan
peserta didik untuk melakukan prosedur keterampilan sesuai dengan tujuan
skenario.
k. Penulis : menuliskan nama dan asal institusi pembuat soal.
26
l. Referensi : berisi tentang daftar literature yang dipakai sebagai acuan untuk
menyusun soal dan kelengkapannya.

5. Kemungkinan station tersebut dilaksanakan


a. Waktu yang dibutuhkan ( ) terlalu lama ( ) cukup ( ) terlalu singkat
(waktu diisi setelah uji coba dilakukan oleh reviewer, apakah waktu yang
diberikan cukup untuk peserta ujian menyelesaikan instruksi yang diberikan).
b. Ketersediaan infrastruktur dan peralatan ( ) ya ( ) tidak
(apakah infrastruktur dan peralatan yang dibutuhkan dapat dipenuhi oleh semua
OSCE center).
c. Ketersediaan klien standar/ manekin ( ) ya ( ) tidak
(apakah klien standar/manekin yang dibutuhkan dapat dipenuhi oleh semua osce
center).

Komentar umum

Usulan perbaikan

Kesimpulan
( ) diterima
( ) diterima dengan perbaikan dari reviewer
( ) dikembalikan ke penulis soal untuk dapat diperbaiki
( ) ditolak

27
Formulir Review OSCE

Station No :

Sub-sub
Cara pengisian no Kategori review Hasil review
kategori
1 Content validity
station

Berikan penilaian Relevansi ( ) kurang ( ) tidak


terhadap kesesuaian dengan ( ) relevan relevan relevan
antara skenario, kompetensi
kompetensi dan perawat
waktu penyelesaian indonesia
station
Berikan penilaian Tingkat ( ) mudah ( ) sedang ( ) susah
terhadap kesulitan kasus
kompleksitas kasus yang diujikan
yang diujikan dan
tingkat kesulitan
tugas yang harus
dikerjakan peserta
Berikan penilaian Kongruensi ( ) ya ( ) tidak
terhadap kesesuaian antara tujuan
tentang kompetensi dengan station
yang diujikan dengan
kasus dan tugas bagi
peserta
2 kelengkapan formulir
station osce

Telaah apakah judul Judul station ( ) ya ( ) tidak


station telah
tercantum dan
mencakup kebutuhan
dasar, life span dan
setting
Telaah Apakah Waktu ( ) ya ( ) tidak
penulis soal telah
mencantumkan waktu
untuk mengerjakan
tugas?
Telaah Apakah tujuan Tujuan ( ) ya ( ) tidak
telah berisi tentang
prosedur
keterampilan,
berdasarkan
kebutuhan dasar yang
tertulis di judul
station.

Telaah Apakah Kompetensi ( ) ya ( ) tidak


penulis telah
menentukan minimal

28
3 kategori kompetensi
dalam 1 station
Telaah Apakah kategori ( ) ya ( ) tidak
penulis menuliskan
kebutuhan dasar yang
dipilih
Instruksi bagi
peserta
Telaah apakah skenario ( ) ya ( ) tidak
Skenario memberikan
arah yang jelas bagi
tugas peserta?
Telaah apakah tugas tugas ( ) ya ( ) tidak
peserta dinyatakan
dengan jelas?
Instruksi bagi
penguji

Telaah apakah skenario ( ) ya ( ) tidak


Skenario memberikan
arah yang jelas bagi
penguji?
Telaah apakah tugas tugas ( ) ya ( ) tidak
dinyatakan dengan
jelas?
Telaah apakah instruksi ( ) ya ( ) tidak
instruksi yang harus
dilakukan dan tidak
boleh dilakukan oleh
penguji dinyatakan
dengan jelas?
Telaah apakah Instruksi bagi ( ) ya ( ) tidak
instruksi yang harus klien standar
dilakukan dan tidak
boleh dilakukan oleh
klien standar
dinyatakan dengan
jelas?
Apakah pen ulis telah Denah ruangan ( ) ya ( ) tidak
mencantumkan denah
ruangan yang tepat
dan kondusif bagi
pelaksanaan OSCE?
Telaah apakah daftar Perlengkapan ( ) ya ( ) tidak
perlengkapan telah yang dibutuhkan
memenuhi standar
prosedur, sesuai dan
lengkap?
Apakah nama dan Penulis ( ) ya ( ) tidak
institusi penulis soal
dicantumkan?
Apakah referensi referensi ( ) ya ( ) tidak
dalam menulis soal
dicantumkan?
3 Kemungkinan
station tersebut
dilaksanakan
Telaah apakah waktu Waktu yang ( ) terlalu lama ( ) cukup ( ) terlalu
yang dibutuhkan dibutuhkan singkat

29
sesuai dengan tujuan
station dan apakah
peserta dapat
menyelesaikan tugas
yang diberikan sesuai
waktu yang ada?
Telaah apakah Ketersediaan ( ) ya ( ) tidak
infrastruktur dan infrastruktur
peralatan tersedia dan peralatan
pada OSCE Center?
Telaah Apakah klien Ketersediaan ( ) ya ( ) tidak
simulasi yang klien simulasi
diharapkan tersedia?
Tuliskan global 4Kesimpulan ( )diterima ( )Diterima ( ) ( )ditolak
rating, kesimpulan dengan Dikembalikan
akhir terhadap soal perbaikan oleh pada penulis
reviewer soal untuk
dapat
diperbaiki

Komentar umum

Usulan perbaikan (jika ada)

( ) diterima
( ) diterima dengan perbaikan dari reviewer
( ) dikembalikan ke penulis soal untuk dapat diperbaiki
( ) ditolak
nama/tanda tangan reviewer

Date:
(dd) / (mm) / (yy)

name:

=================

30
Referensi

31

Anda mungkin juga menyukai