Anda di halaman 1dari 9

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pembelajaran Klinik (Laboratorium)


Pembelajaran klinik adalah proses belajar dan berlatih dalam menguasai
kemampuan klinik langsung kepada pasien yang dilakukan di tempat kerja
sesungguhnya.
Pengajaran klinik memiliki konotasi “ Sick - bed’, Sweecer (1972) mengatakan
bahwa situasi yang memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengaplikasikan ilmu yang mendasari yang diperoleh sebelumnya ke dalam berbagai
kegiatan yang bersifat keterampilan psychomotor yang dibutuhkan agar terciptanya
suatu asuhan yg berkualitas. (Meleca, dkk. 1978).
Meleca (1978), pembelajaran klinik menyiapkan mahasiswa untuk
mengintegrasikan ilmu pengetahuan yang sebelumnya sudah didapat dengan
keterampilan dan kompetensi yang berhubungan dengan diagnosis, pengobatan dan
asuhan kebidanan klien serta untuk memperoleh berbagai macam keterampilan
profesional dan berfikir kritis untuk memasuki sistem pelayanan kesehatan.
Pembelajaran klinik merupakan salah satu metode mendidik peserta didik di
klinik yang memungkinkan pendidikan memilih dan menerapkan cara mendidik yang
sesuai dengan objektif (tujuan), dan karakteristik individual peserta didik
berdasarkan kerangka konsep pembelajaran (Nursalam, 2002).
Pembelajaran Praktik Klinik adalah suatu proses transformasi mahasiswa
menjadi seorang bidan professional yang memberi kesempatan mahasiswa untuk
beradaptasi dengan perannya dengan perannya sebagai bidan professional di situasi
nyata pada pelayanan kesehalan klinik atau komunitas (Nursalam & Ferry, 2009).
Pembelajaran klinik merupakan proses mempersiapkan peserta didik untuk
mengintegrasikan ilmu yang diperoleh dengan keterampilan untuk memberi asuhan
kepada klien, memperoleh keterampilan profesional, personal, sikap dan cara berfikir
dlm memasuki sistem asuhan dalam pelayanan kesehatan. (Benner, 1998).

3
Pembelajaran klinik memfokuskan pada hubungan teori dan aplikasinya,
membantu peserta didik tidak hanya menerapkan teori semata tapi juga secara tidak
langsung memperoleh teori –teori yg timbul saat melakukan praktek klinik.
Bimbingan klinik adalah segala bentuk tindakan edukatif yang dilaksanakan
oleh pembimbing klinik untuk memberikan pengetahuan nyata secara optimal dan
membantu peserta didik agar mencapai kompetensi yang diharapkan. Tujuan
pelaksanaan bimbingan klinik yaitu membantu peserta didik menyesuaikan diri
dengan lingkungan tempat praktek, memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dipelajari dikelas secara
terintegrasi ke situasi nyata, dan mengembangkan potensi peserta didik dalam
menampilkan perilaku atau keterampilan yang bermutu ke situasi nyata dalam
praktek. Selain itu, bimbingan klinik juga bertujuan untuk memberi kesempatan
kepada peserta didik mencari pengalaman kerja secara tim dalam membantu proses
kesembuhan klien, memberi pengalaman awal dan memperkenalkan kepada peserta
didik tentang situasi kerja profesional kebidanan, dan membantu peserta didik
mengatasi masalah yang dihadapi di lahan praktek, serta membantu peserta didik
dalam mencapai tujuan praktek klinik.

4
SIKLUS PEMBELAJARAN KLINIK / LABORATORIUM

Teori / Persiapan

Praktek Lab
Praktek Klinik

Evaluasi

Post konferensi

Pre konferensi

2.2 Sistem dan Tujuan Pembelajaran Klinik (Laboratorium)


Sistem pembelajaran di laboratorium/ klinik mencakup komponen yaitu
keterlibatan aktif dan pemecahan masalah. Namun dalam aplikasi pembelajaran
model pembelajaran yang digunakan adalah sebagai berikut:
Sistem pengajaran laboratorium dalam tertiory scrence courses yang terdiri dari :
A. Personalizet system of instruction (PSI).
Sistem ini menuntut peserta didik untuk kreatif, sebab dalam pengajaran
laboratorium peserta didik dianjurkan belajar sendiri sesuai dengan pengajaran
dan program klinik. Tujuan model ini adalah mendapatkan kompetensi serta
kemampuan dalam keterampilan praktek.

5
B. Audio tutorial method (AT)
Sistem ini menggunakan alat bantu audio visual, peserta didik melihat
video atau mendengarkan tape sambil mengikuti tindakan manual dan peserta
didik melakukan keterampilan sesuai dengan tujuan.
C. Computer assisted learning (KAL)
Sistem ini memberikan kesempatan belajar laboratorium tambahan dengan
tujuan peserta didik dapat memperoleh keterampilan dan pengetahuan tertentu
diluar program rutin, hal ini dilakukan bila peserta didik tidak mendapatkan
kesempatan belajar semua program di klinik, dan ini dikenal dengan nama
“Clinical workshop” .
D. Modular laboratory
Praktek laboratoium ini menggunakan modul tiap program, misalnya
modul program asuhan kebidanan antenatal, terdapat studi kasus, yang tertuang
dalam modul, didalamya juga terdapat tujuan yang dapat dicapai dan petunjuk
pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
E. Integrated laboratory
Pada prinsipnya adalah memadukan beberapa konsep ke dalam praktek
atau beberapa kasus. Misalnya, konsep ilmu fisika, biologi, social, perilaku dan
ilmu kebidanan yang diterapkan pada kondisi klinis. Misalnya kondisi perubahan
psikologis ibu hamil. Pada akhir pembelajaran ini peserta mampu
mengidentifikasi keterampilan yang sesuai dengan yang di praktekkan di
laboratorium.
F. Project work
Adalah sistem yang digunakan pada praktek laboratorium yang
dilaksanakan sebelum praktek di klinik dengan jalan memberi pengarahan pada
seluruh peserta didik tentang program kebidanan yang akan dilaksanakan.
G. Participation in research
Suatu sistem yang melibatkan peserta didik dalam berbagai penelitian
klinik yang bertujuan membantu peserta didik dalam menerapkan keterampilan
yang dipelajarinya dalam proses penelitian.

6
H. Pengajaran laboratorium dikembangkan oleh pengajar klinis.
Sistem ini dikembangkan oleh pengajar klinis yang bertujuan memenuhi
kebutuhannya pada pengajaran dan praktek klinik yang meliputi:
1. Skills learning system
Merupakan sistem yang bertujuan untuk mengurangi perasaan takut
atau stress bagi peserta didik yang baru praktek dipelayanan klinik dengan
menggunakan system partner, yaitu peserta didik bekerja sama dalam
mempraktekkan keterampilan yang saling memberikan support dan secara
bergantung, yang dilaksanakan berdasarkan petunjuk-petunjuk pada modul.
2. Stimulation laboratorium
Suatu sistem yang merupakan stimulasi yang bertujuan dalam
pendekatan praktek nyata dengan cara analisa kasus dan permasalahannya.
Simulasi tertulis atau menggunakan alat audio visual, misalnya film atau
dengan menggunakan simulasi klien.
3. Clinical skills collaborative workshop
Sistem ini dilakukan dengan workshop secara regular yang dilakukan
sesuai dengan kebutuhan. Peserta didik secara intensif, waktu yang singkat,
dan dapat dilaksanakan pada tiap bagian laboratorium yang bersangkutan
dengan tujuan melatih keterampilan yang komplek, menurunkan kecemasan,
menjalin kerjasama antar institusi dan baik dilaksanakan sehingga dapat
memperbaiki kekurangannya dalam melakukan praktek atau belajar pada
pengajaran klinik.
Tujuan pembelajaran klinik:
a. Mengembangkan kompetensi profesional. Mahasiswa bersosialisasi dengan
situasi nyata praktek profesional yg berdasar pada teori/ pengetahuan, prinsip,
peraturan perundang-undangan, keterampilan yang digunakan serta hak-hak
klien. Mereka harus terampil dalam pemecahan masalah juga terampil dalam
interpretasi, observasi, dan pekerjaan tangan.
b. Memberikan pengalaman langsung pada mahasiswa melakukan asuhan pada
pasien, yang akhirnya kompetensi sebagai bidan profesional. Objective Pada
akhir pembelajaran, mahasiswa diharapkan dapat menguraikan metode

7
pembelajaran tentang: cara belajar orang dewasa model anatomi, bed side
teaching preseptoring dan mentoring.
c. Meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam pengalaman nyata yang
tercipta dari pembelajaran laboratorium.
Dalam rangka mencapai tujuan yang bersifat multi dimensi dalam proses
pembelajaran di klinik, maka pembelajaran di klinik sangat efektif untuk mencapai
tiga ranah secara bersama-sama, sebagai berikut:
1. Keterampilan kognitif yang tinggi
a. Berlatih agar mendapatkan teori
b. Berlatih agar teori dapat diterapakan pada permasalahan nyata
2. Keterampilan afektif
a. Belajar merencanakan kegiatan secara mandiri
b. Belajar bekerja sama
c. Belajar mengkomunikasikan informasi melalui bidangnnya
d. Belajar menghargai bidangnya
3. Keterampilan psikomotor
a. Belajar memasang peralatan sehingga betul-betul berjalan
b. Belajar memakai peralatan dan instrumen tertentu
Kegunaan pembelajaran di klinik (laboratorium):
a. Menyajikan dan menjelaskan bahan ajar
b. Menumbuhkembangkan bahan ajar
c. Meningkatkan kemampuan dalam mengikuti petunjuk
d. Membiasakan mahasisiwa dengan peralatan dan perlengkapan pratikum
e. Meningkatkan keahlian pengamatan
f. Meningkatkan keahlian dalam mengumpulkan dan interprestasi data
g. Meningkatkan kemampuan belajar mandiri. Mendorong kemandirian berpikir
h. Merangsang pemikiran yang mendalam mengenai interprestasi mendalam
i. Meningkatkan keahlian mahasiswa memecahkan masalah dengan variabel yang
berjumlah besar
j. Menumbuhkembangkan kepercayaan pada kemampuan diri
k. Menumbuhkembangkan keahlian

8
l. Memperkuat keyakinan akan kebenaran teori-teori
m. Melatih penulisan laporan teknik
n. Memuaskan keingintahuan peserta didik
o. Menumbuh kembangkan sikap ilmiah dan pehaman tentang metologi ilmiah.

2.3 Lingkungan Belajar Klinik (Laboratorium) yang Kondusif


Lingkungan belajar dalam hal ini, adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan. Sedangkan kondusif berarti kondisi
yang benar-benar sesuai dan mendukung keberlangsungan proses pembelajaran.
Lingkungan belajar klinik yang kondusif didukung oleh:
1. Kondisi dan situasi belajar yang mendukung
a. Ruang belajar memiliki penerangan yang baik, ventilasi, dan suhu udara yang
baik, bersih dan sehat. Ruang belajar yang dimaksud disini termasuk
pengaturan tempat duduk (berbaris, berkelompok, atau setengah lingkaran).
b. Tempat belajar tenang, tidak banyak gangguan / gaduh.
c. Alat dan bahan pembelajaran klinik yang memadai.
d. Pengaturan penyimpanan barang – barang. Penyimpanan barang hendaknya
disimpan ditempat khusus yang mudah dicapai, dan diatur sedemikian rupa
sehingga barang– barang tersebut segera dapat digunakan
2. Staf yang kualified adalah faktor kunci yang mempengaruhi lingkungan belajar
dalam praktek klinik.
3. Pendekatan yang manusiawi.
4. Tim yang baik, Mahasiswa merasa menjadi bagian dari tim.
5. Model manajemen pembelajaran klinik yg efisen dan efektif.
6. Suporting /dukungan untuk belajar. Apa yang harus dipelajari diterangkan dan
diajarkan dengan jelas, diberi kesempatan mempraktekkan . Umpan balik segera
dan langsung.

9
Laboratorium merupakan tempat siswa berpraktik baik untuk menguji suatu konsep.
Untuk mencari dan menentukan maupun memahami suatu proses atau prosedur tertentu.
Pembelajaran di laboratorium akan kondusif bila:
a. Adanya rasa keingintahuan atau kepenasaran tentang sesuatu. Dengan kadar
keingintahuan itu akan menentukan motivasi belajar di laboratorium.
b. Telah di berikan teori sebelum melakukan praktek
c. Adanya sarana dan prasarana
d. Adanya tutorial dan petugas laboratorium
e. Memberikan penjelasan tentang prosedur atau langkah dalam laboratorium
f. Menciptakan peluang belajar melalui:
1) Berikan motivasi pada mahasiswa untuk berani mencoba dan berlatih
2) Aplikasi dari teori di kelas
3) Mahasiswa lebih aktif
4) Waktu belajar lebih lama
g. Lingkup belajar di laboratorium yang kondusif
Laboratorium merupakan salah satu tempat untuk terjadinya proses pembelajaran
berbasis praktek oleh karena pembelajaran akan terasa kondusif.
h. Hak-hak belajar di laboratorium
1) Penggunaan fasilitas selalu harus menurut peraturan dan dengan ijin rector atau
yag di tunjuk untuk mewakilinya
2) Mahasiswa diberi kesempatan menggunakan Laboratorium untuk penelitian dan
latihan, simulasi praktek mengajar di luar kuliah menurut peraturan, dengan izin
dari ketua program studi.
3) Mahasiswa diberi kesempatan menggunakan laboratorium untuk menambah
ketrampilan maupun untuk keperluan lain nya, pengawasan dilakukan oleh kepala
laboratorium.

10
2.4 Menciptakan peluang belajar

1. Berikan motivasi pada mahasiswa untuk berani mencoba dan berlatih


2. Aplikasi dari teori di kelas
3. Mahasiswa lebih aktif
4. Waktu belajar lebih lama

Lingkup belajar di laboratorium yang kondusif

Laboratorium merupakan salah satu tempat untuk terjadinya proses


pembelajaran berbasis praktek oleh karena pembelajaran akan terasa kondusif

Hak-hak belajar di laboratorium

1. Penggunaan fasilita selalu harus menurut peraturan dan dengan ijin rector atau yag
di tunjuk untuk mewakilinya
2. Mahasiswa diberi kesempatan menggunakan Laboratorium untuk penelitian dan
latihan, simulasi praktek mengajar di luar kuliah menurut peraturan, dengan izin
dari ketua program studi
3. mahasiswa diberi kesempatan menggunakan laboratorium untuk menambah
ketrampilan maupun untuk keperluan lain nya, pengawasan dilakukan oleh kepala
laboratorium.

11

Anda mungkin juga menyukai