Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Bayi berat badan Lahir Rendah merupakan salah satu faktor Resiko yang

menimbulkan kematian bayi khususnya pada masa perinatal.selain itu bayi berat lahir

rendah bisa meningkatkan gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh kembang

selanjutnya, jadi membutuhkan perawatan yang tinggi.

Bayi berat lahir rendah adalah salah satu dari ibu hamil yang menderita energi

kronis (KEK) dan akan memiliki status gizi buruk BBLR dengan angka kematian bayi dan

balita, juga bisa berdampak pada kualitas generasi mendatang, yaitu akan lambat

pertumbuhan dan perkembangan anak, juga mempengaruhi pada penurunan kercedasan

anak.

Salah satu indikator untuk tahu derajat kesehatan masyarakat adalah angka

kematian bayi atau AKB. Angka kematian Bayi di Indonesia saat ini Masih tergolong

tinggi, Maka kematian Bayi di indonesia disajikan 305 per 100.000 Kelahiran hidup Pada

tahun 2018 ini memang bukan gambaran yang indah karena masih tergolong tinggi

dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan BBLR ?

2. Apa saja karakteristik BBLR ?

3. Apa etiologi BBLR ?

4. Apa patofisiologi pada BBLR ?

5. Bagaimana penatalaksanaan pada BBLR ?

6. Bagaimana pencegahan pada BBLR?

1
C.Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan BBLR

2. Untuk mengetahui karakteristik BBLR

3. Untuk mengetahui etiologi BBLR

4. Untuk mengetahui patofiologi pada BBLR

5. Untuk megetahui pentalaksanaan pada BBLR

6. Untuk mengetahui pencegahan pada BBLR

D. Manfaat

1. Mahasiswa mengerti apa yang dimaksud dengan BBLR

2. Mahasiswa mengerti Karakteristik BBLR

3. Mahasiswa mengerti etiologi BBLR

4. Mahasiswa mengetahui patofiologi BBLR

5. Mahasiswa mengetahui pentalaksanaan pada BBLR

6. Mahasiswa mengetahui pencegahan pada BBLR

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian BBLR

BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2.500 gram tanpa

memandang usia kehamilan. BBLR dibedakan menjadi dua bagian yaitu BBL sangat

Rendah Bila berat badan lahir kurang dari 1.500 gram dan BBLR bila berat badan lahir

antara 1.501-2.499 gram.

Istilah BBLR digunakan oleh WHO untuk mengganti istilah bayi prematur.

Untuk mendapatkan keseragaman dan karena disadari tidak semua bayi dengan berat

badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir adalah bayi premature (Marni, 2015).

Menurut A.B Saifudin , BBLR dibedakan menjadi 3 kelompok , yaitu :

(1) Bayi berat lahir rendah (BBLR), berat lahir 1500-2500 gram.

(2) Bayi berat lahir sangat rendah (BBLSR), Berat lahir 1000-1500 gram.

(3) Bayi berat lahir ekstrim rendah (BBLER), berat lahir < 1000 gram.

2. Karakteristik BBLR

Karakteristik yang dapat ditemukan pada premature murni adalah :

(1) Berat badan lahir dari 2500 gram, panjang badan kurang dari 48 cm, lingkar kepala

kurang dari 33 gram lingkar dada kurang dari 30 cm

(2) Gerakan kurang aktif otot masih hipnotis

(3) Umur kehamilan kurang dari 37 minggu

(4) Kepala lebih besar dari badan rambut tipis dan halus

(5) Tulang-tulang tengkorak lunak, fontanela besar dan sutura besar

(6) Telinga sedikit tulang rawannya dan berbentuk sederhana

(7) Jaringan payudara tidak dan puting susu kecil

3
(8) Pernapasan belum teratur dan sering mengalami serangan apneu

(9) Kulit tipis dan transparan, lanugo (bulu halus) banyak terutama pada dahi dan

pelipis dahi dan lengan.

(10) Lemak subkutan kurang

(11) Genetalia belum sempurna

(12) Reflek menghisap dan menelan serta reflek batuk masih lemah

3. Etiologi BBLR

Berat badan lahir seorang bayi dipengaruhi oleh beberapa faktor,baik dari ibu

maupun bayi itu sendiri. Faktor-faktor tersebut adalah :

1 ) Status Gizi ibu hamil

Kualitas bayi lahir sangat bergantung pada asupan gizi ibu hamil. Gizi yang

cukup akan menjamin bayi lahir sehat dan berat badan cukup. Namun kekurangan

gizi yang adekuat dapat menyebabkan berat badan lahir rendah. Menurut depkes

tahun 2004 tingginya angka kurang gizi ibu hamil mempunyai kontribusi terhadap

tingginya angka kurang gizi pada iu hamil mempunyai kontribusi terhadap

tingginya angka BBLR di indonesia yang diperkirakan mencapai 350.000 bayi

setiap tahun.

2) Umur ibu saat Hamil

Kehamilan di bawah usia 20 tahun dapat menimbulkan banyak

permasalahan karna bisa mempengaruhi organ tubuh seperti rahim bahkan bayi

bisa premature dan bert badan lahir kurang. Hal ini disebabkan karena wanita yang

hamil muda belum bisa memberikan suplai makanan dengan baik dari tubuhnya

untuk janin di dalam rahimnya. Selain itu wanita tersebut juga bisa menderita

anemia karena sebenarnya ia sendiri masih membutuhkan sel darah merahtetapi

sudah harus dibagi dengan janinyang ada dalam kandungan.

4
3) Umur kehamilan

Umur kehamilan dapat menetukan berat badan janin semakin tua

kehamilan maka berat badan janin akan semakin bertambah pada umur kehamilan

28 minggu berat janin ± 1000 gram, sedangkan pada kehamilan 37-42 minggu

berat janin diperkirakan mencapai 2500-3500 gram.

4) Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan berkaitan dengan pengetahuan tentang masalah

kesehatan dan kehamilan yang akan berpengaruh pada perilaku ibu, baik pada diri

maupun terhadap perawatan kehamilannya serta pemenuhan gizi saat hamil.

Menurut Soekanto tingkat pengetahuan seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat

pendidikan, informasi, pengalaman, dan sosial ekonomi.

5) Kehamilan Ganda

Pada kehamilan kembar dengan disertai uterus yang berlebihan dapat

menyebabkan persalinan premature dengan BBLR. Kebutuhan ibu untuk

pertumbuhan hamil kembar lebih besar sehingga terjadi defisiensi nutrisi seperti

anemia hamil yang dapat mengganggu pertumbuhan janin dan rahim.

6) Penyakit Ibu

Menurut Cunningman (2004) ada beberapa penyakit yang dapat

mempengaruhi berat badan lahir bayi jika di derita oleh ibu yang sedang hamil

misalnya :

a. Jantung

b. Hipertensi

c. Preeklamsi dan eklamsia

d. Diabetes militus

e. Carcinoma

5
Penyakit tersebut dapat menimbulkan retardasi pertumbuhan intrauterine (IUGR)

janin ,yang menyebabkan janin menjadi jauh lebih kecil dan lemah dari pada yang

diharapkan untuk tahap kehamilan bersangkutan.

7) Faktor Kebiasaan Ibu

Kebiasaan ibu sebelum atau selam hamil yang buruk seperti merokok

minum, minuman berakohol pecandu obat dan pemenuhan nutrisi yang salah

dapat menyebabkan anomali plasenta karena plasenta tidak mendapat nutrisi yang

cukup dari arteri plasenta ataupun karena plasenta tidak mampu mengantar

makanan ke janin. Selain itu aktifitas yang berlebihan juga dapat merupakan

faktor pencetys terjadinya masalah berat badan lahir rendah (BBLR).

4. Patofisiologi

Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilanyang

belum cukup bulan (prematur) disamping itu juga

disebabkandismaturitas. Artinya bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38

minggu),tapi berat badan (BB) lahirnya lebih kecil dari masa kehamilannya,

yaitutidak mencapai 2.500 gram.

Masalah ini terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu

dalam kandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu seperti adanya

kelainan plasenta, infeksi, hipertensi dankeadaan-keadaan lain yang

menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi berkurang.

Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janintidak

mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat badan

lahir normal. Kondisi kesehatan yang baik, sistem reproduksinormal, tidak

menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa prahamil maupun saat

6
hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan lebihsehat dari pada ibu dengan

kondisi kehamilan yang sebaliknya.

Ibu dengankondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering melahirkan

bayi BBLR,vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi bila

ibumenderita anemia.Ibu hamil umumnya mengalami deplesi atau penyusutan

besi sehinggahanya memberi sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan

untukmetabolisme besi yang normal.

Kekurangan zat besi dapat menimbulkangangguan atau hambatan pada

pertumbuhan janin baik sel tubuh maupunsel otak. Anemia gizi dapat

mengakibatkan kematian janin didalamkandungan, abortus, cacat bawaan,

dan BBLR. Hal ini menyebabkanmorbiditas dan mortalitas ibu dan kematian

perinatal secara bermaknalebih tinggi, sehingga kemungkinan melahirkan bayi

BBLR dan prematurjuga lebih besar (Nelson, 2010).

5. Penatalaksanaan BBLR

a. Berat Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLRSR) atau sangat kecil Bayi

sangat kecil (< 1500 gr atau < 32 minggu) sering terjadi masalah yang berat

yaitu :

Sukar bernafas

Kesukaran pemberian minum Icterus yang berat

Infeksi

Rentan hypothermi bila tidak dalam incubator

Asuhan yang diberikan :

7
Pastikan kehangatan bayi dengan bungkus dengan kain lunak, kering, selimut

dan pakai topi Jika pada riwayat ibu terdapat kemungkinan infeksi bakteri

beri dosis pertama

antibiotika gentamisin 4 mg/kg BB IM (atau kanamisin) ditambah ampisilin

100mg/kg BB IM

Bila bayi sianosis (biru) atau sukar bernafas (frekuensi 60 X/menit, tarikan

dinding dada ke dalam atau merintih, beri oksigen 0,5 l /menit lewat kateter

hidung atau nasal prong

Segera rujuk ketempat pelayanan kesehatan khusus yang sesuai untuk bayi

baru lahir sakit atau kecil

b. Bayi Prematur Sedang (BBLR)

Bayi premature sedang (33 – 38 minggu) atau BBLR (1500 – 2500 gram)

dapat mempunyai masalah segerasetelah lahir. Asuhan yang diberikan adalah :

Jika bayi tidak ada kesukaran bernafas dan tetap hangat dengan metode

Kanguru:

-Rawat bayi tetap bersama ibunya

-Dorong ibu mulai menyusui dalam 1 jam pertama

Jika bayi sianosis sianosis (biru) atau sukar bernafas ( frekuensi 60 X/ menit,

tarikan dinding dada ke dalam atau merintih) beri oksigen 0,5 l /menit lewat

kateter hidung atau nasal prong

Jika suhu aksiler turun dibawah 35oC,hangatkan bayi segera

c. Bayi Prematur dan/atau Ketuban Pecah Lama dan Asimptomatis

Asuhan yang diberikan :

-Jika ibu mempunyai tanda klinis infeksi bakteri atau jika ketuban pecah lebih

dari 18 jam meskipun tanpa klinis infeksi :

8
-Rawat bayi tetap bersama ibu dan dorong ibu tetap menyusui

Lakukan kuktur darah dan berikan obat dosis pertama antibiotika

gentamisin 4 mg/kg BB IM (atau kanamisin ) ditambah ampisilin 100mg/kg

BB IM

 Jangan berikan antibiotika padakondisi lain. Amati bayi terhadap tanda

infeksi selama 3 hari :

-Rawat bayi tetap bersama ibu dan dorong ibu tetap menyusui Jika dalam 3

hari terjadi tanda infeksi, rujuk ke tempat layanan bayi sakit atau bayi kecil.

5. Pencegahan BBLR

Kasus BBLR sangat membutuhakan pencegahan/preventif penting. :

1. Pemeriksaan kehamilan berkala minim 4 X dimulai sejak umur kehamilan

muda. Ibu hamil diduga berisiko melahirkan BBLR harus cepat dirujuk

2. Penyuluhan kesehatan tentang tumbuh kembang janin dalam rahim, tanda

bahaya kehamilan dan perawatan diri selama kehamilan

3. Hendaknya ibu merencanakan persalinannya pada kurun umur reproduksi sehat

(20- 34 tahun)

4. Perlu dukungan sektor lain yang terkait untuk turut berperan dalam

meningkatkan pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga untuk

meningkatkan akses terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dan status gizi

ibu selama hamil

9
BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan

BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2.500 gram

tanpa memandang usia kehamilan. BBLR dibedakan menjadi dua bagian yaitu

BBL sangat Rendah Bila berat badan lahir kurang dari 1.500 gram dan BBLR

bila berat badan lahir antara 1.501-2.499 gram.

Istilah BBLR digunakan oleh WHO untuk mengganti istilah bayi

prematur. Untuk mendapatkan keseragaman dan karena disadari tidak semua

bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram pada waktu lahir adalah bayi

premature (Marni, 2015).

3.2 Saran

Dengan disusunyan makalah ini, kami mengharapkan kepada semua

pembaca agar dapat mengetahui dan juga memahami apa yang ada di dalam

makalah ini. Dan kami mengharapkan kritik dan sarannya yang mendukung

agar kami dapat memperbaiki makalah ini dengan benar.

10

Anda mungkin juga menyukai