Irfan Suliansyah
Faperta Unand
02 BAGIAN 2
Pengembangan Kurikulum.
03 BAGIAN 3
Indikator Kinerja Utama (Kualitas Kurikulum) – IKU 7.
04 BAGIAN 4
Kurikulum Prodi Agroteknologi.
Bagian 1.
TAHAPAN PENYUSUN KURIKULUM PERGURUAN TINGGI
Landasan Hukum, Kebijakan Nasional dan Institusional
Pengembangan Kurikulum Pendidikan Tinggi
Siklus Kurikulum Pendidikan Tinggi
SN-Dikti Kaitannya dengan Pengembangan dan
Pelaksanaan Kurikulum
Kurikulum dengan Pendekatan OBE
Dokumen Kurikulum Berdasarkan Akreditasi Program
Studi
I. Identitas Program Studi
II. Evaluasi Kurikulum dan Tracer Study
III. Landasan Perancangan dan Pengembangan Kurikulum:
landasan filosofis, landasan sosiologis, landasan psikologis,
landasan yuridis, dan lain-lain.
IV. Rumusan Visi, Misi, Tujuan, Strategi, dan University Value.
V. Rumusan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang
dinyatakan dalam Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL).
VI. Penetapan Bahan Kajian.
VII. Pembentukan Mata Kuliah (MK) dan Penentuan Bobot sks.
VIII. Matriks dan Peta Kurikulum.
IX. Rencana Pembelajaran Semester (RPS).
X. Implementasi kebijakan “Merdeka Belajar–Kampus
Merdeka”.
XI. Manajemen dan Mekanisme Pelaksanaan Kurikulum.
Tahapan Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi
Tahapan Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi
• Tabel diatas adalah ilustrasi, masing masing program studi akan memiliki pola yang spesifik sesuai dengan profil
masing-masing.
• Tanda blok memperlihatkan interseksi atau titik temu yang menggambarkan bahan kajian (BK) yang harus diberikan
untuk mencapai unsur CP tertentu dengan mengambil bahan merujuk pada basis IPTEKS penyusun program studi.
• Mata kuliah adalah wadah dari bahan kajian. Atau dengan kata lain, mata kuliah adalah konsekwensi adanya bahan
kajian yang harus dipelajari oleh mahasiswa dan harus disampaikan oleh seorang dosen.
• Mata kuliah selanjutnya menjadi unsur penting yang menjadi satuan terkecil transaksi belajar (satuan kredit, atau
modul) mahasiswa yang dilayani oleh institusi pendidikan untuk diukur ketercapaiannya.
• Pola penentuan matakuliah dapat dilakukan dengan mengelompokkan bahan kajian yang setara, kemudian
memberikan nama pada kelompok bahan kajian tersebut.
• Nama matakuliah penting untuk menyesuaikan dengan penamaan yang lazim dalam program studi sejenis baik yang
ada di Indonesia ataupun di Negara lain.
Catatan :
• Setiap satu bahan kajian (BK) hanya dapat masuk dalam satu mata kuliah (MK)
• Satu mata kuliah (MK) dapat berisi satu bahan atau lebih bahan kajian (BK)
• Besarnya sks setiap mata kuliah dihitung dengan membagi bobot mata kuliah dibagi
dengan jumlah bobot dari seluruh matakuliah kemudian dikalikan dengan total sks yang
wajib ditempuh dalam satu siklus studi pada program studi.
• Rencana Pembelajaran Mahasiswa merupakan dokumen yang menjalaskan bagaimana bahan kajian
disampaikan (dipelajari) ke mahasiswa dengan cara yang tepat dan efesien, mahasiswa juga mengetahui
indicator untuk mengukur kelulusan sekaligus bobot nilai yang akan diperoleh jika lulus pada kajian
tersebut.
• Berikut adalah format Rencana Pembelajaran Mahasiswa (RPM) yang dapat dipergunakan sebagai
rujukan. Dalam format ini disertakan contoh pernyataannya.
Sebagai panduan untuk mengisi kolom secara tepat, berikut diberikan petunjuknya.
Bentuk pembelajaran harus dapat memberikan informasi mengenai perkiraan waktu yang
diperlukan agar bahan kajian dapat dicapai.
Bagian 2.
PENGEMBANGAN KURIKULUM
Tantangan Pengembangan Kurikulum
• Revolusi Industri 4.0 akan muncul teknologi yang terkait dengan berbagai teknologi baru, robotik, nano
teknologi, artificial intelligence
• Perubahan besar-besaran dalam RI 4.0 tentu saja harus diantisipasi oleh PT.
• Tantangan PT adalah menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan literasi baru.
• PT perlu mengubah kurikulumnya dan cara penyampaiannya.
• Kurikulum pendidikan disesuaikan dengan kebutuhan terkini.
• Desain kurikulum harus dapat mendorong mahasiswa berpikiran kreatif dan inovatif.
• Mahasiswa harus didorong agar mempunyai karakter mau mengambil resiko, inovasi dan berkreasi.
• Sistem pendidikan harus fokus pada bagaimana mencapai dan mengukur learning outcomes dan tidak
sekedar nilai akademi.
• Sistem pendidikan harus dapat mengenali kekuatan dan kelemahan yang dimiliki setiap orang.
• Untuk menyesuaikan perubahan yang terjadi maka perubahan kurikulum merupakan keniscayaan.
Karakteristik Kurikulum
1. Kurikulum mencakup kurikulum inti dan kurikulum institusional.
2. Memuat sejumlah kompetensi sebagai standar minimal yang harus dicapai mahasiswa.
3. Menekankan pada ketercapaian kompetensi.
4. Mencakup Matakuliah Wajib Pascasarjana, Matakuliah Pilihan Pascasarjana, Matakuliah Wajib
Program Studi, dan Matakuliah Pilihan Program Studi.
5. Berorientasi pada hasil belajar mahasiswa. Proses pencapaian kompetensi sangat bergantung
pada kemampuan dan kecepatan masing-masing mahasiswa.
6. Penyampaian dalam pembelajaran lebih menggunakan pendekatan dan metode yang
bervariasi sesuai dengan keberagaman karakteristik mahasiswa.
7. Luaran hasil pendidikan tinggi berupa kompetensi lulusan dalam melakukan seperangkat
tindakan cerdas dan penuh tanggung jawab.
8. Penyusunan capaian pembelajaran didasarkan pada Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012
tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)
PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN
PEMBELAJARAN
Pengembangan Kurikulum Program Magister didasarkan pada ketentuan dalam KKNI dan SN-DIKTI yang
dikonstruksi dengan pendekatan kapabilitas, yaitu:
1. Berorientasi pada kebutuhan atau peminatan mahasiswa.
2. Menciptakan kemandirian dalam menentukan kecakapan yang akan dimiliki.
3. Menciptakan kemampuan belajar untuk memperoleh dan memanfaatkan pengetahuan dalam
kehidupan.
4. Mengembangkan kemampuan adaptabilitas dan agilitas terhadap perubahan ilmu pengetahuan dan
teknologi, sosial ekonomi masyarakat, serta selalu siap belajar mengembangkan keahliannya.
5. Mengembangkan kemampuan memecahkan berbagai situasi dan permasalahan baru yang terjadi di
masyarakat dengan cara kreatif dan efisien.
6. Menyajikan berbagai matakuliah pilihan, baik dalam dan luar prodi, untuk menciptakan keutuhan
bidang profesi keilmuan yang diminati mahasiswa
Proses Belajar
1. Proses belajar harus mampu membentuk kemandirian, kreativitas, adaptabilitas, dan agilitas
mahasiswa.
2. Proses belajar harus mengakui dan memberikan ruang bagi mahasiswa sebagai perancang
praksis belajarnya sendiri tanpa melanggar peraturan umum yang berlaku
3. Proses belajar harus mengintegrasikan atau memadukan kehidupan sehari-hari, bekerja dan
belajar di ruang apapun, situasi manapun, dan momentum apapun.
4. Ekologi belajar harus mampu menembus batas kehidupan baik bersifat fisik, psikis, maupun
sosial, serta mengakui dan merangkul konteks kehidupan secara luas sebagai ajang dan ruang
belajar bagi mahasiswa.
5. Belajar sebagai suatu siklus kehidupan yang alami melalui tahapan perolehan pengetahuan,
perluasan dan penghalusan pengetahuan, serta penerapan pengetahuan dalam realitas
kehidupan.
6. Selain pada penilaian hasil, asesmen belajar berorientasi pada penilaian proses belajar.
MANAJEMEN ATAU ORGANISASI
KURIKULUM
• Pengembangan Kurikulum
disesuaikan dengan visi,
misi, dan jati diri dalam
memproyeksikan dan
mengantisipasi perubahan
masa depan.
• Pengembangan Kurikulum
menggunakan pendekatan
pengembangan kapabilitas
Bagian 3.
INDIKATOR KINERJA UTAMA – IKU 7
INDIKATOR KINERJA UTAMA PERGURUAN TINGGI
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 754/P/2020
C. Kriteria evaluasi:
50% (lima puluh persen) dari bobot nilai akhir harus berdasarkan kualitas partisipasi diskusi
kelas (case method dan/ atau presentasi akhir pembelajaran proyek berbasis kelompok (team-
based project).
PROSES PEMBELAJARAN
PERMENDIKBUD NO. 3/2020
Bagian 4.
KURIKULUM PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
VISI Program Studi Magister Agroekoteknologi, Program Pascasarjana (S-2), Universitas
Siliwangi
• Tangguh
• Lulusan Unggul
• Berwawasan Kebangsaan
• Berjiwa Wirausaha
PENYUSUNAN VISI DAN
MISI
Unsur-unsur yang sebaiknya muncul dalam visi program studi,
diantaranya adalah;
1. Realistik, dapat dicapai pada tahun tertentu (sesuai RIP PT)
2. Adanya pengembangan bidang ilmu sesuai dengan KBK dalam
program studi
3. Berwawasan masa depan; dan
4. Menunjukkan kekhasan program studi.
Kebijakan MBKM
• Kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka bertujuan untuk mewujudkan proses pembelajaran di PT yang
otonom dan fleksibel sehingga tercipta kultur belajar yang inovatif, mengembangkan kemandirian belajar,
dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.
• Kebijakan ini merupakan respon terhadap tuntutan zaman dan trend yang mensinergikan pendidikan dengan
dunia nyata dan mendidik mahasiswa menjadi sensitif terhadap kondisi riil di lapangan atau masyarakat atau
dunia kerja sehingga memberi ketrampilan hidup sekaligus membentuk lulusan PT menjadi problem solver
dan enterpreneur sejati.
• Program MBKM meliputi empat kebijakan utama yaitu: 1. kemudahan pembukaan program studi baru, 2.
perubahan sistem akreditasi perguruan tinggi, 3. kemudahan perguruan tinggi menjadi badan hukum, dan 4.
hak belajar tiga semester di luar program studi. Kebijakan yang terakhir tersebut dikhususkan untuk program
sarjana.
• Dalam Permendikbud No. 3 Tahun 2020 dinyatakan bahwa setiap mata kuliah dapat menggunakan satu atau
gabungan dari beberapa metode pembelajaran dan diwadahi dalam suatu bentuk Pembelajaran yang dapat
berupa: kuliah; responsi dan tutorial; seminar; praktikum, praktik studio, praktik bengkel, praktik lapangan,
praktik kerja; penelitian, perancangan, atau pengembangan; pelatihan militer; pertukaran pelajar; magang;
wirausaha; dan/atau bentuk lain pengabdian kepada masyarakat.
Kebijakan MBKM
• Bentuk Pembelajaran di luar Program Studi merupakan proses pembelajaran yang terdiri atas:
1) Pembelajaran dalam Program Studi lain pada Perguruan Tinggi yang sama;
2) Pembelajaran dalam Program Studi yang sama pada Perguruan Tinggi yang berbeda;
3) Pembelajaran dalam Program Studi lain pada Perguruan Tinggi yang berbeda; dan
4) Pembelajaran pada lembaga non Perguruan Tinggi.
• Point (3) dan (4) dikhususkan untuk program sarjana dan sarjana terapan diluar kesehatan,
namun tidak berarti tidak dapat dilaksanakan untuk program magister dan doktor.
Implikasi Kebijakan MBKM
• Perlu perubahan paradigma:
1) Konsep belajar dan perkuliahan,
2) Kurikulum, dan
3) Peran dosen.
• Konsep belajar dan kuliah hendaknya tidak lagi dipandang sebagai aktivitas belajar untuk perolehan pengetahuan,
keterampilan dan sikap semata, namun sebagai aktivitas bekerja, untuk membangun pengalaman autentik berbasis
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang aplikatif dan bermanfaat.
• Belajar dan kuliah hendaknya menjadi ajang collaborative problem solving masalah nyata di masyarakat, dan ajang
perwujudan penciptaan ide, gagasan nyata yang original yang akan mendorong lulusan untuk mampu menjadi job creator
yang unggul.
• Matakuliah hendaknya berubah dari yang cenderung teroritis, text-book oriented, abstrak, miskin konteks dengan kajian
tunggal, unilinear, baku dan kaku menjadi kuliah yang berbasis pengalaman, aplikatif, autentik, collaborative
multiperspektif, inovatif, dan inspiratif.
• Kurikulum sebagai rumusan Visi, Misi, PL, CPL dan Matakuliah hendaknya berorientasi pada semangat kolaboratif
melibatkan praktisi dari aneka keahlian yang multilinear untuk membangun keunggulan lulusan sebagai education
leadership, socio interpreneuship, job creator, innovator, dan contributor untuk bangsa dan negara.
• Perubahan paradigma peranan dosen, hendaknya dosen sebagai akademisi dan sekaligus praktisi yang bergairah dan
optimis, peneliti dan pengabdi yang jujur, rendah hati, multilinear, mampu membangun jaringan kolaboratif dengan
praktisi aneka keahlian, asosiasi, komunitas, dan masyarakat untuk memperkaya pengalaman, insight and wisdom dari
ilmu kajiannya.
Implikasi Kebijakan MBKM
PROGRAM MATA KULIAH BARU
Dampak kemajuan TI adalah adanya perubahan yang sangat cepat, oleh karena itu Prodi
diharapkan:
a. memasukkan nilai-nilai kewirausahaan yang mendidik mahasiswa untuk menjadi job creator,
bukan hanya menjadi job seeker.
b. memperbanyak mata kuliah berbasis penelitian dan pengabdian terapan yang memecahkan
masalah nyata di masyarakat
c. memperbanyak mata kuliah praktek kolaboratif melibatkan aneka sumber daya baik internal
maupun ekternal, melibatkan praktisi dengan aneka latar belakang, pengalaman, dan aneka
kisah sukses, memperbanyak matakuliah untuk membangun pengetahuan dan pengalaman
aplikatif melalui aneka percobaan, survey dan penelitian-penelitian sederhana berbasis data
yang autentik dan original
d. menyediakan mata kuliah yang memberikan kesempatan untuk terlibat langsung dengan aneka
kegiatan wirausaha, industri kreatif, serta kegiatan untuk mencoba dan menerapkan ide,
gagasan nyata dalam rangka melatif diri menjadi job creator dan innovator.
Implikasi Kebijakan MBKM
PROGRAM KULIAH LINTAS PROGRAM STUDI
• Mahasiswa diperbolehkan mengambil mata kuliah lintas program studi di dalam
Pascasarjana/fakultas/PT.
• Kuliah lintas program studi meliputi kuliah pilihan wajib, kuliah tambahan, dan sit in dengan
ketentuan sebagai berikut:
a) Mahasiswa dapat mengambil mata kuliah pada prodi/fakultas/PT lain sebagai kuliah
tambahan sesuai dengan keinginannya, di luar mata kuliah yang diprogramkan oleh prodi yang
diikuti (mata kuliah ini harus diprogramkan dalam KRS).
b) Program sit in disediakan bagi mahasiswa yang dengan keinginan sendiri untuk menambah
wawasan dengan mengikuti mata kuliah di luar yang ditentukan program studi (mata kuliah ini
tidak perlu diprogramkan dalam KRS).
Implikasi Kebijakan MBKM
PROGRAM PEMBELAJARAN (METODE PEMBELAJARAN)
• Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa atau student
centered learning (SCL).
• Pembelajaran dengan pendekatan atau paradigma tersebut dilaksanakan dalam ragam bentuk
pembelajaran, metode pembelajaran, dan penugasan mahasiswa untuk memperoleh pengalaman belajar
sesuai dengan CPL yang dibebankan pada mata kuliah–mata kuliah dalam kegiatan belajar kurikuler.
• Bentuk pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran yaitu meliputi diskusi kelompok,
simulasi, studi kasus, pembelajaran kolaboratif, pembelajaran kooperatif, pembelajaran berbasis proyek,
pembelajaran berbasis masalah, atau metode pembelajaran lain, yang dapat secara efektif memfasilitasi
pemenuhan capaian pembelajaran lulusan.
• Saat ini perguruan tinggi dihadapkan pada era industri 4.0 dimana metode pembelajaran yang digunakan
diharapkan merupakan kombinasi pembelajaran konvensional berbasis kelas dan pembelajaran daring
(online) yang menggunakan teknologi informasi, yang dikenal dengan pembelajaran bauran (blended
learning) atau (hybrid learning).
• Penggunaan pembelajaran bauran memberikan kesempatan pada mahasiswa memanfaatkan penggunaan
teknologi informasi untuk melakukan penelusuran informasi yang berbasis big data.
• Penggunaan pembelajaran bauran bagi mahasiswa akan memperkuat literasi digital dan literasi teknologi,
tentu hal ini sangat sesuai dengan tuntutan kemampuan di era industri 4.0
KodeMata
No. Kuliah Mata Kuliah SKS
SEMESTER I KURIKULUM
1 KS 54111 1 1 1 Filsafat Ilmu 2 PASCASARJANA UNIVERSITAS SILIWANGI
2 KJ 54111 1 1 1 Analisis Statistik 3 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
3 KJ 54111 1 1 2 Ekofisiologi Tanaman 3
4 KJ 54111 1 1 3 Enterpreuner Teknologi 2
5 KJ 54111 1 1 4 Manajemen Lingkungan dan OPT 2
6 KJ 54111 1 1 5 Aplikasi Bioteknologi Pertanian*) 2
15 KJ 54111 1 1 6 Masalah Khusus Lahan Kering*) 2
MK Jumlah SKS
16 KJ 54111 1 1 7 Pengelolaan Limbah untuk Pertanian*) 2 MK
Jumlah 14
MK WAJIB 12 32
SEMESTER II
7 KS 54111 1 2 1 Metode Penelitian 2 MK PILIHAN 7 14
8 KJ 54111 1 2 1 Teknik Penulisan dan Publikasi Karya Ilmiah 2
9 KJ 54111 1 2 2 Perubahan Iklim dalam Pertanian 2
10 KJ 54111 1 2 3 Rekayasa Media Tanaman 3
11 KJ 54111 1 2 4 Pengembangan Produksi Tanaman Tropika 3
12 KJ 54111 1 2 5 Sistem Pertanian Terintegrasi*) 2
13 KJ 54111 1 2 6 Toksikologi Pestisida*) 2
14 KJ 54111 1 2 7 Teknologi Pasca Panen*) 2
17 KJ 54111 1 2 8 Teknologi Penyuluhan Pertanian*) 2
Jumlah 14
SEMESTER III
18 KJ 54111 2 3 1 Seminar Usulan Tesis 2
19 KJ 54111 2 3 2 Tesis 6
Jumlah 8
JUMLAH TOTAL 36
KURIKULUM – MATA KULIAH
1. Apakah sudah selaras dengan V, M, T, S prodi?
2. Bobot SKS?
3. Proporsi MK wajib dan MK pilihan sudah ideal?
4. Komposisi staf pengajar?
5. Metode pengajaran?
6. Kuliah lintas prodi/fakultas/PT?
Sumber Rujukan
1. Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Dikti Kemdikbud. 2012. Pengembangan
Kurikulum Pendidikan Tinggi
2. Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran (LP3) Universitas Negeri Malang. 2020.
Panduan Pengembangan Kurikulum tahun 2020 Program Magister dan Doktor Universitas
Negeri Malang.
3. Universitas Pendidikan Ganesha. 2020. Pedoman Pengembangan Kurikulum Merdeka.
4. Tim Pengembang Kurikulum Program Studi Agroteknologi Pascasarjaa Universitas Siliwangi.
2021. Dokumen Kurikulum Implementasi MBKM Prodi Agroteknologi
TERIMA KASIH