Anda di halaman 1dari 17

1

DEDUKSI/PENALARAN DEDUKTIF LANGSUNG

 BERDASARKAN HUBUNGAN LOGIKA ANTAR PROPOSISI:


1. Hubungan Oposisi
2. Hubungan Ekuivalen (semakna)
Dari satu premis disimpulkan langsung satu konklusi.
(hubungan independen antar proposisi tidak dapat dijadikan
dasar penalaran langsung).

I. Hubungan Oposisi Antar Proposisi


(A) ← kontrarik → (E)
subalternat ↕ kontradiktorik ↕ subalternat
(I) ← subkontrarik → (0)

1. Kontradiktorik (pertentangan)
a. A benar → O salah; A salah → O benar.
O benar → A salah; O salah → A benar.
b. E benar → I salah; E salah → I benar.
I benar → E salah; I salah → E benar.
2. Kontrarik (perlawanan), (A dan E singular:
kontradiktorik)
A benar → E salah; A salah → E benar atau salah.
E benar → A salah; E salah → A benar atau salah.
3. Subkontrarik (setengah perlawanan)
I benar → O salah atau benar; I salah → O benar.
O benar → I salah atau benar; O salah → I benar.
4. Subalternat (pencakupan)
a. A benar → I benar; A salah → I benar
atau salah.
I benar → A benar atau salah; I salah → A salah.

Deduksi/Penalaran Deduktif Langsung


2

b. E benar → O benar; E salah → O


benar atau salah.
O benar → E benar atau salah; O salah → E salah.
Jadi, oposisi subalternat dapat/mungkin dapat dan oposisi
subkontrarik mungkin dapat digunakan penalaran langsung,
dari premis benar disimpulkan proposisi benar.

II. HUBUNGAN EKUIVALEN ANTAR PROPOSISI


Penalaran langsung dapat dilakukan berdasarkan hubungan
ekuivalen melalui konversi, obversi, kontraposisi, dan inversi.
1. Konversi (Pembalikan)
Konversi posisi subjek dan predikat suatu proposisi.
Subjek dan predikat proposisi asal = konverten.
Masing-masing menjadi subjek dan predikat proposisi baru =
konverse (S = P) → (P = S).
Hanya pada proposisi A, E, dan I.
a) Proposisi E dikonversikan tetap proposisi E:
Semua yang shaleh bukan pencuri (konverten, E).
Semua pencuri bukan (orang) yang shaleh (konverse, E).
b) Proposisi I dikonversikan tetap proposisi I:
Sebagian cendekiawan (adalah orang yang) boros (konverten,
I).
Sebagian yang boros adalah cendekiawan (Konverse, I).
c) Proposisi A dikonversikan (terbatas) menjadi proposisi
I:
Semua kuda adalah binatang (konverten, A).
Sebagian binatang adalah kuda (konverse, I).
d) Proposisi O tidak dapat dikonversikan.
2. Obversi/Negasi Ganda (pada Proposisi A, E, I, O)

Deduksi/Penalaran Deduktif Langsung


3

Mengubah kualitas dan mengganti predikat dengan


komplemennya suatu proposisi.
Proposisi positif menjadi proposisi negatif dan sebaliknya,
predikat P diganti dengan non-P (= komplemen P) dan
sebaliknya (S = P) → (S ≠ non-P), (S ≠ P) → (S = non-P).
Proposisi asal disebut obverten, proposisi baru = obverse.
a) Proposisi A menjadi proposisi E:
Semua makhluk adalah fana (obverten, A).
Semua makhluk bukan non-fana (obverse, E).
b) Proposisi I menjadi proposisi O:
Sebagian artis (adalah) mata keranjang (obverten, I).
Sebagian artis bukan non-mata keranjang (obverse, O).
c) Proposisi E menjadi proposisi A:
Semua cendekiawan tidak buta huruf (obverten, E).
Semua cendekiawan (adalah) non-buta huruf (obverse, A).
d) Proposisi O menjadi proposisi I:
Sebagian orang tidak merokok (obverten, O).
Sebagian orang (adalah) non-merokok (obverse, I).
3. Kontraposisi
Menukar posisi subjek dan predikat dan mengganti subjek dan
predikat yang telah dipertukarkan dengan masing-masing
komplemennya suatu proposisi.
Subjek dan predikat proposisi asal (= kontraponen) masing-
masing menjadi non-predikat dan non-subjek proposisi baru (=
kontrapositif).
(S = P) → (non-P = non-S).
Hanya pada posisi A, E, dan O.
Kontraposisi dilaksanakan dengan obversi suatu proposisi,
mengkonversikan hasilnya, kemudian hasil konversi
diobversikan lagi.

Deduksi/Penalaran Deduktif Langsung


4

a) Proposisi A dikontraposisikan tetap proposisi A:


Semua binatang adalah fana (kontraponen/obverten, A).
Semua binatang bukan non-fana (obverse, E).
Semua yang non-fana bukan binatang (konverse, E).
Semua yang non-fana adalah non-binatang
(obverse/kontrapositif, A)
b) Proposisi O dikontraposisikan tetap proposisi O:
Sebagian pegawai tidak jujur (kontraponen/obverten, O).
Sebagian pegawai adalah non-jujur (obverse, I).
Sebagian yang non-jujur adalah pegawai (konverse, I).
Sebagian yang non-jujur bukan non-pegawai
obverse/kontrapositif, O).
c) Proposisi E dikontraposisikan (terbatas) jadi proposisi
O:
Semua logam bukan kayu (kontraponen/obverten, E).
Semua logam adalah non-kayu (obverse, A).
Semua non-logam adalah kayu (konverse, I).
Sebagian non-kayu bukan non-logam (obverse/kontrapositif,
O).
d) Proposisi I tidak dapat dikontraposisikan:
Kontraponen/obverten I → O, tidak dapat dikonversikan
sehingga proses kontraposisi tidak dapat berlanjut.
4. Inversi
Mengganti subjek dan predikat dengan masing-masing
komplemennya suatu proposisi.
Subjek dan predikat proposisi asal (= inverten) masing-masing
menjadi non-subjek dan non-predikat proposisi baru (=
inverse).
(S = P) → (non-S = non-P).
Hanya pada proposisi A dan E.

Deduksi/Penalaran Deduktif Langsung


5

Inversi dilaksanakan dengan obversi dan konversi bergantian


berulang-ulang.
a) Proposisi A diinversikan menjadi proposisi I:
Inversi dimulai dengan obversi:
Semua emas adalah logam (inverten/obverten, A).
Semua emas bukan non-logam (obverse, E).
Semua non-logam bukan emas (konverse, E).
Semua non-logam adalah non-emas (konverse/inverse, I).
b) Proposisi E diinversikan menjadi proposisi O:
Inverse dimulai dengan konversi:
Semua kambing bukan burung (inverten/konverten, E).
Semua burung bukan kambing (konverse, E).
Semua burung adalah non-kambing (obverse, A).
Sebagian non-kambing adalah burung (konverse, I).
Sebagian non-kambing bukan non-burung (obverse/inverse,
O).
c) Proposisi I tidak dapat diinversikan:
Tidak dapat dikonversikan setelah obversi.
d) Proposisi O tidak dapat diinversikan:
Dapat dikonversikan setelah obversi, tetapi tidak dapat
dikonversikan lagi.

IKHTISAR
 HUBUNGAN LOGIKA ANTAR PROPOSISI
1. Independen, misalnya:
“Kuda Sumbawa kuat-kuat”.
“Pohon asam berakar tunggang”.
2. Dependen:
a) Oposisi
i. Kontradiktorik (pertentangan): A vs O dan E vs I.

Deduksi/Penalaran Deduktif Langsung


6

ii. Kontrarik (perlawanan): A vs E.


iii. Subkontrarik (setengah perlawanan): I vs O.
iv. Subalternat (pencakupan): A vs I dan E vs O.
b) Ekuivalen
i. Konversi (pembalikan): (S = P) → (P = S).
ii. Obversi/Negasi Ganda (pada A, E, I, O): (S = P)
→ (S ≠ non-P) dan (S ≠ P) → (S = non-P).
iii. Kontraposisi: (S = P) → (non-P = non-S)
Pada A dan O tetap A dan O; E jadi O.
iv. Inversi: (S = P) → (non-S = non-P).
Pada A jadi I dan E jadi O.

 PENALARAN DEDUKTIF (DEDUKSI) LANGSUNG


1. Konverten, obverten, kontraponen, inverten sebagai
premis. Jadi, konverse, obverse, kontrapositif, inverse sebagai
konklusi.
2. Oposisi subalternat (A → I; I → A yang benar); oposisi
subkontrarik (I → O yang benar: O → I yang benar).

 VARIASI RUMUSAN PROPOSISI NEGATIF


Dengan menggunakan variasi kuantifikator:
1. Tidak “satu”* pun S adalah P (negatif).
Berarti: semua S bukan P.
2. Tidak ada S adalah P (negatif).
Berarti: semua S bukan P.
Tetapi:
Tidak semua S adalah P (positif partikular).
“Tidak semua” berarti: sebagian, beberapa, kebanyakan,
hampir seluruh, dsb.
P = substantiva, adjektiva, verba; dapat tanpa konektif.

Deduksi/Penalaran Deduktif Langsung


7

 VARIASI PENGGUNAAN KOMPLEMEN P


1. Pada obversi negasi ganda (S ≠ non-P):
Bukan non-P, tidak non-P, bukan tidak-P.
2. Pada obversi bukan negasi (S = non-P):
Non-P, tidak-P.
P = substantiva, adjektiva, verba; dapat tanpa konektif.
* “satu” = seorang, seekor, dsb.

 PENJELASAN DENGAN CONTOH LAIN:]


Penalaran langsung berdasarkan hubungan logika antar
proposisi.
 Oposisi:
A: Semua perawat gigi E: Semua perawat gigi bukan
adalah tenaga paramedis. ↔ tenaga paramedis.

I: Tidak semua perawat gigi O: Tidak semua perawat gigi


adalah tenaga paramedis bukan tenaga paramedis.

1. Kontrarik: A ↔ E
Tidak dapat keduanya benar, keduanya dapat salah.
Satu harus salah, yang lain benar atau salah.
A benar → E salah; E benar → A salah.
A salah → E salah/benar.
E salah → A salah/benar.
2. Subkontrarik: I ↔ O
Tidak dapat keduanya salah, keduanya dapat benar.
Satu harus benar, yang lain benar atau salah.
I salah → O benar; O salah → I benar.
I benar → O salah/benar.

Deduksi/Penalaran Deduktif Langsung


8

O benar → I salah/benar.
3. Subalternat:
a) A ↔ I: A benar → I benar; I benar →
A benar/salah.
A salah → I salah/benar; I salah → A salah.
b) E ↔ O: E benar → O benar; O benar
→ E benar/salah.
E salah → O salah/benar; O salah → E salah.
4. Kontradiktorik:
a) A ↔ O: A benar → O benar; O benar
→ A salah.
A salah → O benar; O salah → A benar.
b) E ↔ I:
Yang satu benar, yang lain salah; dan sebaliknya.
 Konversi: (S jadi P; P jadi S) = SP → PS
1. E tetap E (ekuivalen): benar tetap
benar.
Semua perawat gigi bukan dokter (konvertend).
Jadi, semua dokter bukan perawat gigi (konverse).
2. I tetap I (ekuivalen): benar tetap
benar.
Beberapa perawat gigi adalah tenaga paramedis
(konvertend).
Jadi, beberapa tenaga paramedis adalah perawat gigi
(konverse).
3. A benar kalau berubah jadi I (tidak
ekuivalen jadi ekuivalen):
Semua perawat gigi adalah tenaga paramedis.
Jadi, sebagian tenaga paramedis adalah perawat gigi
(konverse).

Deduksi/Penalaran Deduktif Langsung


9

4. O tidak dapat dikonversi:


Sebagian manusia bukan dokter (konvertend).
Jadi, sebagian dokter bukan manusia (SALAH) = tidak ada
konverse.
 Kontraposisi (komplemen S jadi komplemen P;
komplemen P jadi komplemen S) = (SP → tidak P tidak S).
1. A tetap A (ekuivalen)*:
Semua perawat gigi adalah tenaga paramedis.
Jadi, semua non-tenaga paramedis adalah non-perawat gigi.
2. O tetap O (ekuivalen):
Sebagian perawat gigi bukan tenaga paramedis.
Jadi, sebagian non-tenaga paramedis bukan non-perawat
gigi.
3. E menjadi O:
a) Semua emas bukan benda gas.
Sebagian non-benda gas bukan non-emas.
b) Semua perjudian tidak diizinkan.
Sebagian yang non-diizinkan bukan non-perjudian.
4. Tidak ada kontraposisi (tidak ekuivalen = tidak dapat jadi
ekuivalen).
5. (contoh kontraposisi bertahap):
Semua binatang adalah fana.
Semua binatang bukan tidak fana. (obverse).
Semua yang tidak fana bukan binatang.
Semua yang tidak fana adalah non-binatang. (obverse =
kontrapositif)
 Obversi (kualitas premis berubah dari arifmatif jadi
negatif atau sebaliknya; term P diganti dengan komplemennya).
Negasi ganda: A = non non-A, A ekuivalen dengan non non-A.
(SP → S tidak P).

Deduksi/Penalaran Deduktif Langsung


10

Manusia adalah makhluk berpikir (obvetend).


Jadi, manusia bukan non-makhluk berpikir (obverse).
A → E; E → A; I → O; O → I.
a) Semua makhluk adalah fana.
Semua makhluk bukan non-fana. (A → E)
b) Sebagian mahasiswa (adalah) curang).
Sebagian mahasiswa bikan non-curang. (I → O)
c) Semua cendekiawan tidak buta huruf.
Semua cendekiawan (adalah) non-buta huruf. (E → A)
d) Sebagian cendekiawan tidak pandai bicara.
Sebagian cendekiawan (adalah) non-pandai bicara. (O → I)
* kontraponend → Obverse → Konverse → Obverse
(obvertend) (kontapositif)
Semua perawat gigi adalah tenaga paramedis.
Semua perawat gigi bukan non-tenaga paramedis.
Semua non-tenaga paramedis bukan perawat gigi.
Jadi, semua non-tenaga paramedis adalah non-perawat gigi.
(proses bertahap).
 Inversi (invertend → inverse)
1.
a) Semua mahasiswa pandai baca tulis (inverten).
Sebagian yang non-mahasiswa adalah non-pandai baca tulis
(inverse). (A → I)
b) (secara bertahap):
Semua emas adalah logam (invertend).
Semua emas bukan non-logam (obverse).
Semua yang non-logam bukan emas (konverse).
Semua yang non-logam adalah non-emas (obverse).
Sebagian yang non-emas adalah non-logam (konverse =
inverse).

Deduksi/Penalaran Deduktif Langsung


11

2. (E → O)

PENALARAN LANGSUNG BERDASARKAN DUA PROPOSISI


EKUIVALEN (variasi contoh-contoh).
1. Konversi
Term subjek saling tukar tempat dengan trm predikat suatu
proposisi.
Konvers (proposisi hasil konversi) ekuivalen dengan konvertan
(proposisi yang mengalami konversi).
Hanya proposisi kategorik A, E, dan I yang punya konvers.
Konvers disimpulkan langsung dari konvertan:
a) Dengan konversi sederhana, proposisi E tetap
proposisi E.
i. Tidak ada kucing adalah babi.
Tidak ada babi adalah kucing.
ii. Semua ayam bukan tikus.
Semua tikus bukan ayam.
iii. Semua yang shaleh bukan pencuri.
Semua pencuri bukan orang shaleh.
iv. Tidak seorang pun yang sukses malas.
Tidak seorang pun yang malas sukses.
v. Semua mahasiswa bukan anak kecil.
Semua anak kecil bukan mahasiswa.
b) Dengan konversi sederhana, proposisi I tetap proposisi
I.
i. Beberapa pejabat adalah orang jujur.
Beberapa orang jujur adalah pejabat.
ii. Sebagian cendekiawan boros.
Sebagian yang boros adalah cendekiawan.
iii. Sebagian mahasiswa telah berkeluarga.

Deduksi/Penalaran Deduktif Langsung


12

Sebagian yang telah berkeluarga adalah mahasiswa.


iv. Beberapa orang (manusia) itu sakit.
Beberapa yang sakit itu orang (manusia).
v. Beberapa mahasisaw adalah anggota
menwa.
Beberapa anggota menwa adalah mahasiswa.
c) Dengan konversi terbatas, proposisi A harus jadi
proposisi I.
i. Semua buku logika adalah buku penting.
Sebagian buku penting adalah buku logika.
ii. Semua petani adalah orang rajin.
Sebagian orang rajin adalah petani.
iii. Semua kera adalah binatang.
Beberapa binatang adalah kera.
iv. Semua kuda adalah binatang.
Sebagian binatang adalah kuda.
v. Semua mahasiswa terdidik.
Sebagian yang terdidik adalah mahasiswa.
d) Dengan konversi sderhana atau terbatas, proposisi O
tidak menghasilkan proposisi yang benar.
i. Sebagian binatang bukan gajah.
Sebagian gajah bukan binatang (salah).
ii. Sebagian manusia bukan guru.
Sebagian guru bukan manusia (salah).
iii. Ada manusia yang bukan dokter.
Ada dokter yang bukan manusia (salah).
iv. Sebagian manusia bukan mahasiswa.
Sebagain mahasiswa bukan manusia (salah).
2. Obversi:
Penyangkalan lawan suatu proposisi.

Deduksi/Penalaran Deduktif Langsung


13

Obverss (prposisi hasil obversi) ekuivalen dengan obvertan


(proposisi yang mengalami obversi).
Semua proposisi kategorik A, E, I, dan O selalu punya obversi.
Proses obversi: pengubahan kualitas obvertan dari arifmatif
menjadi negatif dan sebaliknya serta pergantian term predikat
dengan komlemennya (P dengan non-P dan non-P dengan P).
Obvers disimpulkan langsung dari obvertan.
a) Proposisi A menjadi proposisi E
i. Semua mahasiswa adalah orang intelek.
Tidak ada mahasiswa orang non-intelek.
ii. Semua makhluk adalah fana.
Semua makhluk bukan non-fana.
iii. Api dapat membakar.
Api bukan tidak dapat membakar.
iv. Manusia adalah makhluk berpikir.
Manusia bukan non-makhluk berpikir.
b) Proposisi I menjadi proposisi O
i. Sebagian artis mata keranjang.
Sebagian artis bukan tidak mata keranjang.
ii. Sebagian mahasiswa curang.
Sebagian mahasiswa bukan non-curang.
c) Proposisi E menjadi proposisi A
i. Semua cendekiawan tidak buta huruf.
Semua cendekiawan adalah non-buta huruf.
ii. Semua harimau bukan pemakan rumput.
Semua harimau adalah non-pemakan rumput.
d) Proposisi O menjadi proposisi I
i. Sebagian manusia tidak suka merokok.
Sebagian manusia adalah non-suka merokok.
ii. Sebagian cendekiawan tidak pandai bicara.

Deduksi/Penalaran Deduktif Langsung


14

Sebagian cendekiawan adalah non pandai bicara.


iii. Kebanyakan orang shaleh tidak hidup
hingga tua.
Kebanyakan orang shaleh adalah non-hidup hingga tua.
iv. Hasan bukan pemberani.
Hasan adalah non-pemberani.
3. Kontraposisi
Penggantian term subjek dengan komplemen term predikat dan
term predikat dengan komplemen term subjek suatu proposisi.
Proposisi kontrapositif (proposisi hasil kontraposisi) ekuivalen
dengan kontraponend (proposisi yang mengalami proses
kontraposisi).
Hanya proposisi kategorik A, O, dan E yang punya proposisi
kontrapositif.
Proses kontraposisi: proses obversi yang dilanjutkan dengan
proses konversi obvers yang dihasilkan dan kemudian proses
obversi lagi konvers yang dihasilkan.
a) Dengan proses kontraposisi sederhana, proposisi A
tetap proposisi A.
i. Semua binatang adalah fana.
(semua binatang bukan tidak fana). (obversi)
(semua yang tidak fana bukan binatang). (konvers)
Semua yang tidak fana adalah non-binatang.
ii. Semua patriot adalah pemberani.
(semua patriot bukan non-pemberani)
(semua non-pemberani bukan patriot).
Semua non-pemberani adalah non-patriot.
iii. Semua pelaut adalah orang rajin.
(Tidak ada pelaut orang tidak rajin).
(Tidak ada orang tidak rajin pelaut).

Deduksi/Penalaran Deduktif Langsung


15

Semua orang tidak rajin adalah non-pelaut.


iv. Semua pejuang kemerdekaan adalah
pembela bangsa.
(semua pejuang kemerdekaan bukan non-pembela
bangsa).
(semua non-pembela bangsa bukan pejuang
kemerdekaan).
Semua non-pembela bangsa adalah non-pejuang
kemerdekaan.
b) Dengan proses kontraposisi sederhana, proposisi O
tetap proposisi O.
i. Sebagian pegawai tidak jujur.
(sebagian pegawai non-jujur).
(sebagian yang non-jujur adalah pegawai).
Sebagian yang non-jujur bukan non-pegawai.
ii. Sebagian politikus tidak berpendidikan
tinggi.
(sebagian politikus non-berpendidikan tinggi).
(sebagian yang berpendidikan tinggi adalah politikus).
Sebagian yang berpendidikan tinggi bukan non-politikus.
iii. Beberapa orang dosen bukan orang fanatik.
(beberapa orang dosen adalah orang non-fanatik).
(beberapa orang non-fanatik adalah dosen).
Beberapa orang non-fanatik bukan non-dosen.
iv. Sebagian anggota TNI bukan pembela
bangsa.
(sebagian anggota TNI adalah non-pembela bangsa).
(sebagian non-pembela bangsa adalah anggota TNI).
Sebgaian non-pembela bangsa bukan non-anggota TNI.

Deduksi/Penalaran Deduktif Langsung


16

c) Dengan proses kontraposisi terbatas, proposisi E


harus jadi proposisi O.
i. Semua emas bukan benda gas.
(semua emas adalah benda non-gas).
(sebagian yang non-benda gas ada;ah emas).
Sebagian yang non-benda gas bukan non-emas.
ii. Semua perjudian tidak diizinkan.
(semua perjuadian non-diizinkan).
(sebagian yang non-diizinkan adalah perjuadian).
Sebagian yang non-diizinkan bukan non-perjuadian.
iii. Tidak ada dosen orang fanatik.
(semua dosen adalah orang non-fanatik).
(sebagian orang non-fanatik adalah dosen).
Sebagian orang non-fanatik bukan non-dosen.
d) Proses kontraposisi tidak dapat dilakukan pada
proposisi I.
i. Sebagian cendekiawan pemarah.
(sebagian cendekiawan bukan non-pemarah).
(konvers tidak ada).
Proposisi kontrapositif tidak ada).
ii. Beberapa orang melayu orang miskin.
(beberapa orang melayu bukan orang non-miskin).
(konvers tidak ada).
Proposisi kontrapositif tidak ada).
iii. Beberapa pembela bangsa adalah
mahasiswa.
(beberapa pembela bangsa bukan non-mahasiswa).
(konvers tidak ada).
Proposisi kontrapositif tidak ada).
4. Inversi

Deduksi/Penalaran Deduktif Langsung


17

Penggantian term subjek dan term predikat dengan masing-


masing komplemennya.
Invers (proposisi hasil inversi) ekuivalen dengan inverter
(proposisi yang mengalami inversi).
Hanya proposisi kategorik A dan E yang punya inversi.
Proses inversi: berlangsung melalui obversi dan konversi
bergantian berulang-ulang.
a) Inversi dimulai dengan obversi pada proposisi A:
Proposisi A menjadi proposisi I.
Semua emas adalah logam.
(semua emas bukan non-logam). (obversi)
(semua yang non-logam bukan emas). (konversi)
(semua yang non-logam adalah non emas). (obversi)
Sebgain yang non-emas adalah non-logam.
b) Inversi dimulai dengan konversi pada proposisi E:
Proposisi E menjadi proposisi O.
(Semua kambing bukan burung. (konversi)
(semua burung bukan kambing). (obversi)
(sebagian yang non kambing adalah burung). (konvers)
Sebagian yang non-kambing bukan non-nurung.
c) Inversi tidak dapat dilakukan pada proposisi I:
Proposisi I, tidak dapat dikonversikan setelah obversi (lihat
proses kontraposisi).
d) Inversi tidak dapat dilakukan pada proposisi O:
Proposisi O dapat dikonversikan detelah obversi, tetapi tidak
dapat dikonversikan lagi.

Deduksi/Penalaran Deduktif Langsung

Anda mungkin juga menyukai