Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

LOGIKA

KOMPETENSI DASAR
Mahasiswa mampu memahami pernyataan dalam matematika dan nilai kebenaran pernyataan
majemuk, pernyataan kuantifikasi dan mampu menggunakan prinsip logika matematika
dalam penarikan kesimpulan dan pemecahan masalah.

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI


1. Menjelaskan pengertian pernyataan/proposisi tunggal dan majemuk
2. Menjelaskan pengertian negasi, konjungsi, dan disjungsi, implikasi, dan biimplikasi
3. Membuat tabel kebenaran pernyataan majemuk yang memuat negasi, konjungsi,
disjungsi, implikasi
4. Menjelaskan negasi dari pernyataan majemuk
5. Menjelaskan pengertian kuantor universal dan kuantor eksistensial
6. Menjelaskan negasi dari pernyataan berkuantor
7. Menyatakan kesimpulan dengan menggunakan prinsip modus ponens
8. Menyatakan kesimpulan dengan menggunakan prinsip modus tolens

URAIAN MATERI
Untuk mempermudah pemahaman awal terkait materi logika matematika, berikut ditampilkan
bagan ringkasan materi.

Bab 1 Logika | Matematika Dasar 1


1. Proposisi
Proposisi merupakan suatu pernyataan yang bernilai benar atau salah tetapi tidak
keduanya. Suatu kalimat merupakan bukan proposisi jika kalimat tersebut tidak dapat di
tentukan benar atau salahnya atau mengandung pengertian relatif.
Nilai benar / salah suatu proposisi disebut nilai kebenaran pernyataan tersebut.
Contoh 1.1.
 Jakarta adalah ibukota Indonesia
Pernyatan? Iya
Bernilai? Benar
Berarti proposisi
 4 adalah bilangan ganjil
Pernyatan? Iya
Bernilai? Salah
Berarti proposisi
 Mengapa kamu bersedih?
Pernyataan? Bukan
Bernilai? Benar ataukah salah belum tau.
Berarti bukan proposisi

Pernyataan yang benar dikatakan mempunyai nilai kebenaran B (benar), sedangkan


pernyataan yang salah dikatakan mempunyai nilai kebenaran S (salah).
Kebenaran suatu pernyatan dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Kebenaran faktual, yaitu kesesuaian antara isi pernyataan dan fakta sesungguhnya,
b. Kebenaran logis, yaitu kesesuaian dengan aturan-aturan logika.

Proposisi dikelompokkan menjadi 2 yaitu :


a. Proposisi sederhana (tunggal) : tidak mengandung kata hubung,
b. Proposisi majemuk : terdiri atas satu atau lebih pernyataan sederhana yang
dihubungkan dengan kata hubung, misal; konjungsi, disjungsi, implikasi, dan
biimplikasi. Dalam logika matematika terdapat empat macam kata hubung, yaitu:
(1)...dan..., (2)...atau..., (3)jika..., maka..., (4)...jika dan hanya jika...
Nilai kebenaran dari suatu proposisi majemuk ditentukan oleh nilai kebenaran dari
masing-masing pernyataan tunggalnya dan kata hubung apa yang digunakan. Karena

Bab 1 Logika | Matematika Dasar 2


masing-masing pernyataan tunggalnya bisa bernilai benar atau salah, maka ada
empat kemungkinan nilai kebenaran dari suatu proposisi majemuk.

1.1. Negasi/Ingkaran
Negasi/ingkaran dari suatu pernyataan adalah pernyataan lain yang diperoleh dengan
menambahkan kata ”tidak” atau menyisipkan kata ”bukan” pada pernyataan semula.
Ingkaran dari suatu pernyataan p disajikan dengan lambang atau –p atau ~p, dan
dibaca : ”tidak benar bahwa p”.
Bila pernyataan p bernilai benar, maka ingkarannya bernilai salah dan sebaliknya.
Tabel kebenaran dari negasi digambarkan sebagai berikut.
Tabel 1.1 Tabel Kebenaran Negasi
p ~p
B S
S B
Contoh 1.2.
 Mataram merupakan suatu kota yang terletak di Pulau Lombok (benar)
 Tidak benar bahwa Mataram merupakan suatu kota yang terletak di Pulau
Lombok (salah)
 Danau Segara Anak terletak di Pulau Sumbawa (salah)
 Danau Segara Anak tidak terletak di Pulau Sumbawa ( benar)

Uraian berikut berkenaan dengan proposisi majemuk, yang meliputi konjungsi, disjungsi,
implikasi, dan biimplikasi.
1.2. Konjungsi
Gabungan dua pernyataan tunggal yang menggunakan kata penghubung “dan”
sehingga terbentuk pernyataan majemuk disebut konjungsi. Kata hubung “dan”
dalam logika matematika dilambangkan dengan . Jika p dan q masing-masing
melambangkan pernyataan, maka konjungsi p dan q ditulis (dibaca “p dan
q”).
Contoh 1.3.
a. Indonesia adalah negara Republik dan merupakan negara maritim.
b. Sapi berkaki empat dan dapat terbang.
c. Sembilan adalah bilangan genap dan habis dibagi tiga.

Bab 1 Logika | Matematika Dasar 3


d. Yogyakarta adalah kota pelajar dan memiliki banyak objek wisata.
Konjungsi dapat disusun dalam sebuah tabel kebenaran seperti pada tabel berikut.
Tabel 1.2 Tabel Kebenaran Konjungsi
p q
B B B
B S S
S B S
S S S
Kesimpulan : Konjungsi bernilai benar hanya jika kedua proposisi bernilai benar.
Berdasarkan contoh 1.3, proposisi pada point a dan d bernilai benar karena ... dan
proposisi b, dan c bernilai salah karena ...

1.3. Disjungsi
Disjungsi adalah gabungan dua proposisi tunggal yang menggunakan kata
penghubung logika “atau” sehingga membentuk dua proposisi majemuk. Kata
penghubung “atau” dalam logika matematika dilambangkan dengan . Jika p dan
q masing-masing melambangkan pernyataan, maka disjungsi p dan q ditulis
(dibaca “p atau q”).

Disjungsi dapat disusun dalam sebuah tabel kebenaran seperti pada tabel berikut.
Tabel 1.3 Tabel Kebenaran Disjungsi
p q
B B B
B S B
S B B
S S S
Kesimpulan : Disjungsi bernilai salah hanya jika kedua proposisi bernilai salah.

Contoh 1.4.
a. Tentukan nilai 𝑥 agar kalimat “Pulau lombok merupakan satu-satunya pulau di
NTB atau 𝑥+2=9” bernilai salah!

Bab 1 Logika | Matematika Dasar 4


Karena pernyataan merupakan pernyataan yang salah maka agar kalimat
bernilai salah haruslah pernyataan bernilai salah dan hal tersebut tercapai ketika
𝑥≠7.
b. Tentukan nilai 𝑥 agar kalimat “Pulau lombok merupakan satu-satunya pulau di
NTB atau 𝑥+2=9” bernilai benar!
Karena pernyataan merupakan pernyataan yang salah maka agar kalimat
bernilai benar haruslah pernyataan bernilai benar dan hal tersebut tercapai
ketika 𝑥=7.

1.4. Implikasi
Gabungan dua proposisi tunggal p dan q sehingga membentuk proposisi majemuk
dengan menggunakan kata penghubung “jika..., maka...” disebut implikasi, ditulis
.
Dalam bahasa sehari-hari kita memakai implikasi dalam bermacam-macam arti,
misalnya:
 Untuk menyatakan suatu syarat : “Jika kamu tidak membeli karcis, maka kamu
tidak akan diperbolehkan masuk”.
 Untuk menyatakan suatu hubungan sebab akibat : “Jika kehujanan, maka Tono
pasti sakit”.
 Untuk menyatakan suatu tanda : “Jika bel berbunyi, maka mahasiswa masuk ke
dalam ruang kuliah”.
Contoh 1.5.
a. Jika hari hujan, maka tanaman akan tumbuh subur.
b. Jika tekanan gas diperbesar, maka mobil melaju kencang.
c. Jika pohon-pohon di hutan ditebang maka akan terjadi banjir
Implikasi dapat disusun dalam sebuah tabel kebenaran seperti pada tabel berikut.
Tabel 1.4 Tabel Kebenaran Implikasi
p q
B B B
B S S
S B B
S S B

Bab 1 Logika | Matematika Dasar 5


Kesimpulan : Implikasi bernilai salah hanya jika proposisi p bernilai benar
dan proposisi q bernilai salah.

Pada proposisi majemuk implikasi, terdapat beberapa istilah yaitu :


i. Konvers
Konvers dari implikasi adalah
ii. Invers
Invers dari implikasi adala
iii. Kontraposisi
Kontraposisi dari implikasi adalah

Contoh 1.6.
Tentukanlah konvers, invers, kontraposisi dan ingkaran dari pernyataan “Jika ABCD
persegi maka sisi-sisinya sama panjang“
Diketahui : p : ABCD persegi
q : sisi-sisinya sama panjang
Maka : Konvers :
Jika sisi-sisinya sama panjang maka ABCD persegi
Invers :
Jika ABCD bukan persegi maka sisi-sisinya tidak sama panjang
Kontraposisi :
Jika sisi-sisinya tidak sama panjang maka ABCD bukan persegi

Untuk menentukan kebenaran dari konvers, invers, dan kontraposisi digambarkan


pada tabel berikut.
Tabel 1.5 Tabel Kebenaran Konvers, Invers, dan Kontraposisi
p q -p -q
B B B S S
B S S S B
S B B B S
S S B B B
Dengan membandingkan dengan kebenaran implikasi, dapat disimpulkan bahwa
implikasi dan kontraposisinya mempunyai nilai kebenaran yang sama.

Bab 1 Logika | Matematika Dasar 6


1.5. Biimplikasi
Proposisi majemuk yang menggunakan kata hubung “jika dan hanya jika” disebut
biimplikasi. Kata hubung tersebut disajikan dengan lambang . Misal : suatu
segitiga disebut sama kaki jika dan jika segitiga itu mempunyai dua sisi yang sama
panjang. Tabel kebenaran dari biimplikasi digambarkan sebagai berikut.
Tabel 1.6. Tabel Kebenaran Biimplikasi
p q
B B B
B S S
S B S
S S B
Kesimpulan : Biimplikasi bernilai benar jika kedua proposisi mempunyai nilai
kebenaran yang sama.

1.6. Proposisi majemuk yang ekuivalen


Dua pernyataan dikatakan ekuivalen apabila kedua pernyataan tersebut mempunyai
nilai kebenaran yang sama. Dua penyataan p dan q yang ekuivalen dinotasikan
dengan . Untuk menunjukkan bahwa dua penyataan ekuivalen atau ekuivalensi
dari dua pernyataan, kita dapat menggunakan tabel kebenaran.

1.7. Negasi dari proposisi majemuk


Negasi dari suatu proposisi majemuk dapat dibentuk dari negasi proposisi-proposisi
tunggal dengan menggunakan ekuivalensi, yaitu apabila negasi proposisi majemuk
itu mempunyai nilai kebenaran yang sama dengan proposisi majemuk negasi dari
komponen-komponennya.
Dalam hal ini, terdapat ekuivalensi sebagai berikut :
i. Negasi konjungsi : ( )
ii. Negasi disjungsi : ( )
iii. Negasi implikasi : ( )
iv. Negasi biimplikasi : ( ) ( ) ( )
Untuk membuktikan ekuivalensi tersebut, dapat dilakukan dengan tabel kebenaran.

Bab 1 Logika | Matematika Dasar 7


Latihan 1:
1. Buktikan ekuivalensi point (i) dengan tabel kebenaran berikut :
p q ( ) -p -q
B B B S S
B S S S B
S B S B S
S S S B B

2. Buktikan ekuivalensi point (ii) dengan tabel kebenaran berikut :


p q ( ) -p -q
B B S S
B S S B
S B B S
S S B B

3. Buktikan ekuivalensi point (iii) dengan tabel kebenaran berikut :


p q ( ) -q
B B S
B S B
S B S
S S B

4. Buktikan ekuivalensi point (iv) dengan tabel kebenaran berikut :


p q ( ) -p -q ( ) ( )
B B S S
B S S B
S B B S
S S B B

Bab 1 Logika | Matematika Dasar 8


2. Pernyataan Kuantifikasi
Pernyataan kuantifikasi adalah proposisi yang memuat kata-kata kuantor. Dimana kata-
kata kuantor yaitu kata-kata yang menunjukkan kuantitas, seperti : semua, beberapa,
tidak ada. Misal : semua mahasiswa lulus ujian matematika; beberapa pegawai tidak
mengikuti protokol kesehatan.
Pernyataan kuantifikasi dapat digambarkan dengan diagram Venn berikut.

Gambar 1.1. Diagram Venn Pernyataan Kuantifikasi

Pernyataan kuantifikasi dibedakan menjadi dua, yaitu kuantifikasi universal dan


kuantifikasi eksistensial yang diuraikan sebagai berikut.
2.1 Kuantifikasi Universal
Kuantifikasi universal adalah proposisi yang menggunakan kata-kata “semua”,
“setiap”. Misal, semua mahasiswa menyukai pelajaran matematika, atau setiap
mahasiswa menyukai pelajaran matematika.
Negasi kuantifikasi universal “Semua A adalah B” adalah “Ada A yang tidak B”.

Contoh 1.7
Pernyataan : semua mahasiswa menggunakan seragam hitam putih saat kuliah
Negasi : ada mahasiswa yang tidak menggunakan seragam hitam putih saat kuliah

Kuantifikasi universal dapat dinyatakan sebagai implikasi. Misal, semua pegawai


negeri adalah anggota KORPRI, dapat dinyatakan sebagai jika pegawai negeri maka
anggota KORPRI.

Bab 1 Logika | Matematika Dasar 9


2.2 Kuantifikasi Eksistensial
Kuantifikasi eksistensial adalah kuantifikasi yang menggunakan kata-kata “ada”,
“beberapa”, “terdapat”. Misal, ada siswa yang mengikuti kegiatan olimpiade,
beberapa siswa mengikuti kegiatan olimpiade, terdapat siswa yang mengikuti
kegiatan olimpiade.
Negasi kuantifikasi eksistensial “Beberapa X adalah Y” adalah “Semua X tidak Y”.

Contoh 1.8
Pernyataan : beberapa mahasiswa terlambat masuk kelas saat hujan
Negasi : semua mahasiswa terlambat masuk kelas saat tidak hujan

3. Penarikan Kesimpulan
Berkaitan dengan penarikan kesimpulan, dikenal istilah premis, simpulan, dan argumen.
Premis adalah himpunan proposisi-proposisi yang berlaku, sedangkan simpulan adalah
proposisi yang dihasilkan dari premis. Proses menghasilkan simpulan melalui premis
disebut argumen.
Suatu argumen dikatakan sahih/valid apabila kebenaran semua premisnya
mengakibatkan kebenaran konklusi/simpulan.
Prinsip penarikan kesimpulan ada dua macam, yaitu prinsip modus ponens dan prinsip
modus tolens.
3.1 Prinsip Modus Ponens
Prinsip modus ponensdisebut juga prinsip penarikan kesimpulan langsung.
Bentuk umumnya sebagai berikut :
Diketahui : Premis 1 :
Premis 2 :
Simpulan : Berlaku
Contoh 1.9
Premis 1 : Jika Rini rajin belajar maka ia pandai
Premis 2 : Rini rajin belajar
Simpulan : Rini pandai

Bab 1 Logika | Matematika Dasar 10


3.2 Prinsip Modus Tolens
Prinsip modus tolensdisebut juga prinsip penarikan kesimpulan tidak langsung.
Bentuk umumnya sebagai berikut :
Diketahui : Premis 1 :
Premis 2 :
Simpulan : Berlaku
Contoh 1.10
Premis 1 : Jika Lani kaya maka ia mampu membeli rumah
Premis 2 : Lani tidak mampu membeli rumah
Simpulan : Lani tidak kaya

Dari kedua prinsip di atas dapat digabungkan dengan dalil lain, misalnya dalil rantai
(silogisme) dengan bentuk umumnya sebagai berikut :
Diketahui : Premis 1 :
Premis 2 :
Simpulan : Berlaku
Contoh 1.11
Premis 1 : Jika Tina rajin belajar maka ia dapat lulus kuliah dengan cepat
Premis 2 : Jika Tina lulus kuliah dengan cepat maka ia akan lekas mendapatkan
pekerjaan
Simpulan : Jika Tina rajin belajar maka ia akan lekas mendapatkan pekerjaan.

Bab 1 Logika | Matematika Dasar 11


Latihan 2:

1. Premis 1 : Jika hari hujan, maka cuaca dingin


Premis 2 : Cuaca tidak dingin
Simpulannya adalah ...

2. Premis 1 : Jika Rizky seorang mahasiswa keguruan maka Rizky melaksanakan PPL
Premis 2 : Jika Rizky melaksanakan PPL maka Rizky akan mengajar di sekolah
selama satu semester
Simpulannya adalah ...

3. Premis 1 : Jika Ibu pergi bekerja maka adik menangis


Premis 2 : Adik tidak menangis
Simpulannya adalah ...

4. Premis 1 : Jika Lara lulus ujian maka saya diajak berwisata ke pantai
Premis II : Saya tidak diajak berwisata ke pantai
Simpulannya adalah ...

5. P1 : Jika hari ini hujan, maka tanah menjadi basah


P2 : Jika tanah menjadi basah, maka jalanan menjadi licin
P3 : Hari ini hujan
Simpulannya adalah ...

6. Jika Nia rajin bekerja, maka ia mendapat reputasi kerja yang baik, jika Nia memiliki
reputasi kerja yang baik, maka karirnya akan meningkat dengan cepat, ternyata karir
Nia tidak meningkat, apakah simpulannya ?

7. Tentukan konvers, invers, kontraposisi dan ingkaran dari pernyataan ini :


Jika ABC suatu segitiga sebangun maka sudut-sudut seletaknya sama

8. Tuliskan pernyataan yang merupakan negasi dari :


a. Semua alat elektronik membutuhkan listrik
b. Setiap orang yang berolahraga di sini tidak membawa air minum
c. Beberapa tanaman memiliki duri yang tajam
d. Ada binatang yang tidak memiliki sayap

Bab 1 Logika | Matematika Dasar 12

Anda mungkin juga menyukai