Anda di halaman 1dari 77

LOGIKA MATEMATIKA

Oleh M. Hafiz, S.Pd., M.Pd.

MATEMATIKA DASAR
A. Pernyataan/Proposisi
Perhatikan contoh kalimat di bawah ini!
1. Apa yang sedang kamu bawa?
2. Bandung adalah Ibukota Indonesia
3. Minum obat itu segera!
4. Semua makhluk hidup akan mati
5. Ahmad adalah anak yang rajin
6. Lukisan itu indah

Manakah kalimat-kalimat yang dapat ditentukan


nilai kebenarannya?
 Kalimat 1 dn 3 berturut-turut adalah
kalimat tanya dan kalimat perintah
sehingga tidak dapat ditentukan
kebenarannya
 Kalimat 2 dan 4 adalah kalimat pernyataan
sehingga dapat ditentukan kebenarannya
 Kalimat 5 dan 6 bisa bernilai benar dan
juga bisa bernilai salah
2 Tipe Kalimat Matematika
1. Kalimat terbuka, yaitu kalimat
matematika yang memiliki suatu variabel
sehingga belum dapat ditentukan nilai
kebenarannya
2. Kalimat tertutup, yaitu kalimat
matematika yang dapat diketahui benar
atau salah, disebut juga pernyataan.
Kalimat ini tidak memiliki variabel.
B. Notasi dan Nilai Kebenaran Pernyataan
 Dalam logika matematika suatu pernyataan dilambangkan dengan
huruf kecil p,q,r,s, dst.
 Kebenaran suatu pernyataan dibedakan menjadi 2:
1. Kebenaran Faktual
Kesesuaian antara isi pernyataan dan fakta sesungguhnya, nilai
kebenarannya tentatif
Misalkan:
p: Hari ini hari Sabtu dan cerah
q: Saya belajar kalkulus
2. Kebenaran Logis
Kesusuaian dengan aturan-aturan logika
Misalkan: Ada 12 bulan dalam setahun dan 7-2=5
Proposisi atau pernyataan ini bernilai benar.
Definisi 1.1.
Pernyataan adalah suatu kalimat yang
mempunyai dua kemungkinan yaitu benar
atau salah tetapi tidak mungkin keduanya
Benar atau salahnya suatu pernyataan
disebut nilai kebenaran.
Benar diberi simbol dengan angka 1 atau B
(Benar) atau T(True)
Salah diberi simbol dengan angka 0 atau S
(Salah) atau F(False)
C. Perangkai Dasar dan Tabel Kebenaran

Misalkan terdapat dua pernyataan yaitu p dan q. Dari dua pernyataan


tersebut akan dibentuk pernyataan baru dengan menggunakan
perangkai dasar sebagai penghubung pernyataan p dan q. Perangkai
ini disebut juga dengan operasi sedangkan pernyataan yang baru
dibentuk disebut pernyataan mejemuk.
Ada 5 perangkai dasar untuk membentuk pernyataan majemuk, yaitu:
Ingkaran (negasi), Konjungsi (dan), Disjungsi (atau), Implikasi (jika…
maka…), dan Biimplikasi (jika dan hanya jika).
Pernyataan majemuk dapat ditentukan nilai kebenarannya dan
ditentukan oleh nilai kebenaran dari masing-masing pernyataan
tunggalnya dan kata hubung apa yang digunakan (apa perangkai dasar
yang digunakan).
1. Ingkaran (negasi)
Jika p : Bandung adalah ibukota Jawa Barat, maka negasi atau ingkaran
dari pernyataan tersebut adalah “Bandung bukan ibukota Jawa Barat”
atau “Tidak benar bahwa Bandung adalah ibukota Jawa Barat”.
q: semua bilangan prima adalah bilangan ganjil. Negasi dari pernyataan
tersebut adalah “tidak benar bahwa semua bilangan prima adalah
bilangan ganjil” atau “ada bilangan prima yang tidak ganjil”
Simbol ingkaran atau negasi adalah “~” atau “¬”
Dari contoh di atas, p bernilai benar maka ~p bernilai salah sedangkan
q bernilai benar (ada 2 pada bilangan prima yang merupakan bilangan
genap), maka ~q bernilai salah
Definisi 1.2.
Misalkan p adalah suatu pernyataan, maka
ingkaran p dilambangkan dengan ~p , adalah
sutu pernyataan yang salah jika p benar dan
pernyataan yang benar jika p salah
Tabel Kebenaran
p ~p
B S
S B

Contoh:
p: saya mengerjakan PR Matematika
Negasi atau ingkaran dari pernyataan p di atas adalah ~p
~p : saya tidak mengerjakan PR Matematika
2. Konjungsi
Konjungsi merupakan perangkai dasar yang digunakan untuk membuat
kalimat majemuk dengan cara menggabungkan dua pernyataan
menggunakan kata “dan”.
Simbol konjungsi adalah “^”
Perhatikan contoh pernyataan:
Hasna sedang belajar dan mendengarkan musik
Pernyataan tersebut ekuivalen dengan “Hasna sedang belajar” dan
sekaligus “Hasna sedang mendengarkan musik”.
Jika Hasna benar sedang belajar dan mendengarkan musik, maka
pernyataan tersebut benar. Akan tetapi jika Hasna sedang belajar
tetapi tidak sedang mendengarkan musik atau Hasna tidak
sedang belajar namun mendengarkan musik atau kemungkinan
lainnya Hasna tidak sedang belajar dan tidak juga sedang
mendengarkan musik maka ketiga pernyataan majemuk tersebut
bernilai salah.
Definisi 1.3.
Misalkan p dan q adalah 2 buah pernyataan.
Pernyataan p dan q (konjungsi p dan q)
dilambangkan dengan p^q, bernilai benar
hanya jika kedua pernyataan p dan q bernilai
benar.
Tabel Kebenaran

p q p^q
B B B
B S S
S B S
S S S

Contoh:
Tentukan nilai kebenaran dari pernyataan berikut ini.
15 adalah bilangan genap dan habis habis dibagi 5
Penyelesaian:
Nilai kebenaran dari pernyataan tunggalnya:
p: 15 adalah bilangan genap (bernilai salah)
q: 15 habis dibagi 5 (bernilai benar)
S^B maka nilai kebenaran dari pernyataan majemuknya adalah salah
3. Disjungsi
Disjungsi merupakan perangkai dasar yang digunakan untuk membuat
kalimat majemuk dengan cara menggabungkan dua pernyataan
menggunakan kata “atau”.
Simbol konjungsi adalah “v”
Perhatikan contoh pernyataan:
Rania makan roti atau minum susu
Jika benar Rania sedang makan roti dan minum susu, maka pernyataan
di atas bernilai benar. Juga bernilai benar pernyataan tersebut jika
ternyata Rania sedang makan roti tapi tidak sedang minum susu, atau
jika ternyata Rania tidak makan roti tapi sedang minum susu.
Pernyataan tersebut hanya bernilai alah jika ternyata Rania tidak
sedang makan roti dan juga tidak sedang minum susu.
Definisi 1.4.
Misalkan p dan q adalah 2 buah pernyataan.
Pernyataan p dan q (disjungsi p dan q)
dilambangkan dengan p v q, bernilai benar
hanya jika sekurang-kurangnya satu
pernyataan penyusunnya bernilai benar

Disjungsi ini dikenal dengan nama disjungsi


inklusif
Juga terjadi bahwa p atau q bernilai benar jika salah satu
saja dari kedua pernyataan penyusunnya bernilai benar.
Disjungsi ini disebut disjungsi ekslusif dan dilambangkan
dengan “ v “.
Contoh:
Amir berada di Jakarta atau berada di Bandung
Pernyataan ini hanya benar jika salah satu saja terjadi, yaitu
Amir ada di Jakarta atau Amir ada di Bandung. Tidak
mungkin Amir sekaligus berada di dua kota.
Jika tidak ada ketentuan lain, maka dalam matematika
biasanya yang dimaksud disjungsi adalah disjungsi inklusif
yang disimbolkan dengan “v”.
Tabel Kebenaran
p q pVq p𝐯q
B B B S
B S B B
S B B B
S S S S

Contoh:
15 adalah bilangan genap atau bilangan prima
Penyelesaian:
Nilai kebenaran dari pernyataan tunggalnya:
p: 15 adalah bilangan genap (bernilai salah)
q: 15 adalah bilangan prima (bernilai salah)
SvB maka nilai kebenaran dari pernyataan majemuknya adalah salah
4. Implikasi
Implikasi merupakan perangkai dasar yang digunakan untuk membuat
kalimat majemuk dengan cara menggabungkan dua pernyataan
menggunakan kata “jika… maka…”.
Simbol konjungsi adalah “→”
Perhatikan contoh pernyataan:
Jika Budi lulus ujian maka Budi akan membeli sepeda.
Fakta 1: Budi lulus ujian dan Budi membeli sepeda
Fakta 2: Budi lulus ujian , tetapi Budi tidak membeli sepeda
Fakta 3: Budi tidak lulus ujian , tetapi Budi membeli sepeda
Fakta 4: Budi tidak lulus ujian dan Budi tidak membeli sepeda

Jika fakta 1 yang terjadi maka pernyatan di atas bernilai benar sedangkan
jika fakta 2 yang terjadi maka pernyataan di atas bernilai salah, karena
keadaan Budi lulus ujian menjadi syarat untuk terjadinya Budi membeli
sepeda. Jika fakta 3 dan 4 yang terjadi, maka pernyataan di atas bernilai
benar, karena keadaan Budi membeli sepeda atau tidak membeli sepeda
tidak menjadi akibat karena tidak lulus ujian
Definisi 1.5.
Pernyataan majemuk jika p maka q disebut
pernyataan bersyarat, dilambangkan sebagai
𝑝 → 𝑞 bernilai salah hanya jika p bernilai
dan q bernilai salah

p disebut premis, hipotesis, atau anteseden


sedangkan q disebut konsekuen atau
kesimpulan.
Notasi 𝑝 → 𝑞, dibaca:
1. Jika p maka q
2. q jika p
3. p adalah syarat cukup untuk q
4. q adalah syarat perlu untuk p
Tabel Kebenaran
p q 𝒑→𝒒
B B B
B S S
S B B
S S B
Contoh:
Tentukan nilai kebenaran daari pernyataan-pernyataan berikut ini.
1. Jika 6+2=5, maka Garut adalah ibukota Jawa Barat
2. Jika 6 x 7 = 42, maka 15 tidak habis dibagi 5
3. Jika 2 adalah bilangan prima, maka 135 adalah bilangan ganjil
4. Jika Kediri adalah ibukota Jawa Tengah, maka 5+0 = 5
Konvers, Invers, dan Kontrapositif
Konvers : 𝑞 → 𝑝
Invers: ~𝑝 → ~𝑞
Kontrapositif: ~𝑞 → ~𝑝
Contoh:
Diberikan pernyataan sebagi berikut:
Jika air sungai tercemar, maka ikan di sungai
akan mati
Tentukan konvers, invers, dan kontrapositif
dari pernyataan tersebut
Konvers: Jika ikan di sungai mati, maka air sungai tercemar
Invers: Jika air sungai tidak tercemar, maka ikan di sungai tidak akan
mati
Kontrapositif: Jika ikan di sungai tidak mati, maka air sungai tidak
tercemar

Tabel Kebenaran
5. Biimplikasi
Biimplikasi merupakan perangkai dasar yang digunakan untuk membuat
kalimat majemuk dengan cara menggabungkan dua pernyataan
menggunakan kata “jika dan hanya jika”.
Simbol konjungsi adalah “↔”
Perhatikan contoh pernyataan:
Ali adalah mahasiswa UIN jika dan hanya jika Ali lulus tes masuk
Pernyataan ini bernilai benar jika ternyata Ali adalah mahasiswa UIN
maka Ali lulus ujian masuk dan jika Ali lulus ujian masuk maka Ali
adalah mahasiswa UIN.
𝑝 ↔ 𝑞 bernilai benar jika 𝑝 → 𝑞 bernilai benar dan 𝑞 → 𝑝 bernilai
benar.
Definisi 1.6.
Misalkan p dan q adalah dua pernyataan.
Pernyataan p jika dan hanya jika q, disebut
pernyataan dwisyarat, dilambangkan dengan
𝑝 ↔ 𝑞, bernilai benar hanya jika p dan q
memiliki nilai kebenaran yang sama
Contoh:
Tentukan nilai kebenaran daari pernyataan-pernyataan berikut ini.
1. 1 adalah bilangan prima jika dan hanya jika 7 bukan bilangan prima
2. 6 habis dibagi 3 jika dan hanya jika 4 bilangan ganjil
3. 8 bilangan genap jika dan hanya jika 3 bilangan ganjil
4. Segiempat ABCD adalah bangun persegi jika dan hanya jika
keempat sisinya sama panjang
5. Segitiga ABC adalah sama kaki jika dan hanya jika kedua sisi
segitiga ABC sama panjang
D. Negasi dari Pernyataan Majemuk
1. Negasi Suatu Konjungsi
~ 𝑝 ˄ 𝑞 ≡ ~𝑝 ˅ ~𝑞
Tabel Kebenarannya:
p q ~𝒑 ~𝒒 𝒑˄𝒒 ~(𝒑 ˄ 𝒒) ~𝒑 ˅ ~𝒒

B B S S B S S
B S S B S B B
S B B S S B B
S S B B S B B
* *
2. Negasi Suatu Disjungsi
~ 𝑝 ˅ 𝑞 ≡ ~𝑝 ˄ ~𝑞
Tabel Kebenarannya:
p q ~𝒑 ~𝒒 𝒑˅𝒒 ~(𝒑 ˅ 𝒒) ~𝒑 ˄ ~𝒒

B B S S B S S
B S S B B S S
S B B S B S S
S S B B S B B
* *
3. Negasi Suatu Implikasi
~ 𝑝 → 𝑞 ≡ 𝑝 ˄ ~𝑞
Tabel Kebenarannya:
p q ~𝒑 ~𝒒 𝒑→𝒒 ~(𝒑 → 𝒒) 𝒑 ˄ ~𝒒

B B S S B S S
B S S B S B B
S B B S B S S
S S B B B S S
* *
4. Negasi Suatu Biimplikasi
~ 𝑝 ↔ 𝑞 ≡ (𝑝 ˄ ~𝑞)˅ (𝑞 ˄ ~𝑝)
Tabel Kebenarannya:
p q ~𝒑~𝒒 𝒑 ↔ 𝒒 ~(𝒑 ↔ 𝒒) 𝒑 ˄ ~𝒒 𝒒˄~𝒑 (𝒑 ˄ ~𝒒)˅(𝒒˄~𝒑)

B B S S B S S S S
B S S B S B B S B
S B B S S B S B B
S S B B B S S S S
* *
E. Membuat Tabel Kebenaran
❑ Tabel kebenaran memuat nilai kebenaran dari
pernyataan majemuk yang mungkin terdiri dari dua, tiga,
atau lebih pernyataan tunggal
❑ 2 pernyataan tunggal = 4 kemungkinan
1. Pernyataan pertama bernilai benar (B) dan pernyataan
kedua bernilai benar (B)
2. Pernyataan pertama bernilai benar (B) dan pernyataan
kedua bernilai salah (S)
3. Pernyataan pertama bernilai salah (S) dan pernyataan
kedua bernilai benar (B)
4. Pernyataan pertama bernilai salah (S) dan pernyataan
kedua bernilai salah (S)
Seandainya pernyataan-pernyataan tunggalnya p
dan q, maka tabel kebenarannya adalah sebagai
berikut:

p q
B B
B S
S B
S S
❑3 pernyataan tunggal = 8 kemungkinan
Seandainya pernyataan-pernyataan tunggalnya p, q, dan r,
maka tabel kebenarannya adalah sebagai berikut:
p q r
B B B
B B S
B S B
B S S
S B B
S B S
S S B
S S S

❑n pernyataan tunggal = 2𝑛 kemungkinan


F. Pengolahan Pernyataan Majemuk
Hasil penalaran pernyataan majemuk ada 3
kemungkinan, yaitu:
1. Tautologi
2. Kontradiksi
3. Kontingensi
1. Tautologi
Tautologi adalah pernyataan majemuk yang selalu bernilai
benar untuk setiap penggantian peubahnya dengan
sebarang pernyataan atau dengan kata lain kolom terakhir
dari tabel kebenaran berisi nilai B semua.
Contoh:
Tunjukkan bahwa pernyataan “Ahmad lulus ujian atau tidak
lulus ujian” adalah tautologi.
Tabel Kebenarannya:
p ~𝒑 𝒑˅~𝒑
B S B
S B B
*

Kolom terakhir tabel adalah tautologi


2. Kontradiksi
Kontradiksi adalah pernyataan majemuk yang selalu
bernilai salah untuk setiap penggantian peubahnya dengan
sebarang pernyataan atau dengan kata lain kolom terakhir
dari tabel kebenaran berisi nilai S semua.
Contoh:
Tunjukkan bahwa pernyataan “Ahmad lulus ujian dan tidak
lulus ujian” adalah kontradiksi.
Tabel Kebenarannya:
p ~𝒑 𝒑˄~𝒑
B S S
S B S
*

Kolom terakhir tabel adalah kontradiksi


3. Kontingensi
Kontingensi adalah pernyataan majemuk yang hasil akhirnya dapat
bernilai benar dan dapat juga bernilai salah untuk setiap penggantian
peubahnya dengan sebarang pernyataan atau dengan kata lain kolom
terakhir dari tabel kebenaran berisi nilai B dan S.
Contoh:
“Jika Andi belajar, maka nilai akan baik, berarti jika nilai Andi baik maka
Andi belajar.
Tabel Kebenarannya:

p 𝒒 𝒑→𝒒 𝒒→𝒑 (𝒑 → 𝒒) ↔ (𝒒 → 𝒑)
B B B B B
B S S B S
S B B S S
S S B B B
*

Kolom terakhir adalah kontingensi


Latihan Mandiri 1
Periksalah dengan menggunakan tabel kebenaran apakah
pernyataan berikut ini merupakan tautologi, kontradiksi,
atau kontingensi:
1. ~𝑝˅ 𝑞˄~𝑟
2. ~(𝑝˄𝑟)˅ ~𝑝˄~𝑞 → 𝑟
3. 𝑝˄ 𝑞˄(𝑝˅𝑞)
4. (𝑝 → ~𝑞) → (~𝑞 → 𝑝)
5. (𝑟˄𝑝) → 𝑞˄~𝑝 → (~𝑞 → 𝑟)
Check your understanding
Periksalah dengan menggunakan tabel kebenaran apakah
pernyataan berikut ini merupakan tautologi, kontradiksi,
atau kontingensi:

(𝑝˄𝑞)˄~(𝑝˅𝑞)
G. Kesetaraan Dua Pernyataan
Perhatikan tabel kebenaran di bawah ini.
p ~𝒑 q ~𝒒 𝒑˄𝒒 ~(𝒑˄𝒒) ~𝒑˅~𝒒

B S B S B S S
B S S B S B B
S B B S S B B
S B S B S B B
* *

Nilai kebenaran ~(𝒑˄𝒒) dan ~𝒑˅~𝒒 adalah sama, artinya


~(𝒑˄𝒒) ≡ ~𝒑˅~𝒒 .
Definisi 1.7.
Dua buah pernyataan dikatakan setara logik
bila kedua pernyataan tersebut mempunyai
nilai kebenaran yang sama untuk semua
pasangan penyusunnya
Contoh
Dengan menggunakan tabel kebenaran,
buktikan:
𝑝˄(𝑞˅𝑟) ≡ (𝑝˄𝑞)˅(𝑝˄𝑟)
Penyelesaian
p q r q˅r p˄(q˅r) p˄q p˄r (p˄q) ˅ (p˄r)
B B B B B B B B
B B S B B B S B
B S B B B S B B
B S S S S S S S
S B B B S S S S
S B S B S S S S
S S B B S S S S
S S S S S S S S
* *

Jadi, 𝑝˄(𝑞˅𝑟) ≡ (𝑝˄𝑞)˅(𝑝˄𝑟)


Pernyataan-pernyataan Majemuk yang Ekuivalen
1. p˅q ≡ q˅p
2. p˄q ≡ q˄p
3. p˅(q˄r) ≡ (p˅q)˄((p˅r)
4. p˄(q˅r) ≡ (p˄q)˅((p˄r)
5. ~(p˄q) ≡ ~p˅~q
6. ~(p˅q) ≡ ~p˄~q
7. ~ p → q ≡ p˄~q
8. ~ p ↔ q ≡ p˄~q ˅ q˄~p
9. p → q ≡ ~q → ~p
10. p → q ≡ ~p˅q
11. p ↔ q ≡ p → q ˄ q → p
12. p ↔ q ≡ ~p˅q ˄ ~q˅p
G. Pernyataan Berkuantor
Perhatikan kalimat berikut
1. 3 − 6 = 3
2. 1 + 𝑥 > 5, 𝑥 ∈ 𝐴
3. Surabaya terletak di Jawa Timur
4. 𝑥 + 3 < 1, 𝑥 ∈ 𝐴
5. Diagonal-diagonal persegi panjang
berpotongan tegak lurus
6. 𝑥 + 3 > 1, 𝑥 ∈ 𝐴

Manakah yang termasuk kalimat terbuka?


Suatu kalimat terbuka akan diubah menjadi pernyataan bila
semua peubahnya diganti dengan konstanta dari semesta
pembicaraannya

Contoh:
Jika p(x) = 1 + x > 5 didefinisikan pada A = himpunan bilangan
asli, maka p(x) bernilai benar untuk x = 5, 6, 7, .. .

Jika q(x) = x + 3 < 1 didefinisikan pada A = himpunan bilangan


asli, tidak ada x yang menyebabkan q(x) bernilai benar.

Jika r(x) = x + 3 > 1 didefinisikan pada A = himpunan bilangan


asli, maka r(x) bernilai benar untuk x = 1, 2, 3, …

Dari contoh di atas terlihat bahwa kalimat terbuka p(x) yang


didefinisikan pada suatu himpunan tertentu akan bernilai benar
untuk semua anggota semesta pembicaraan, beberapa anggota
semesta pembicaraan, atau tidak ada anggota semesta
pembicaraan yang memenuhi.
❑Ada dua macam kuantor, yaitu:
a. Kuantor Universal (kuantor umum),
lambangnya : ” ”
b. Kuantor Eksistensial (kuantor khusus),
lambangnya : ”  ”
Kuantor Universal
 Kuantor universal mempunyai lambang ∀ dan dibaca “untuk setiap” atau
“untuk semua”, Misalkan p(x) adalah suatu kalimat terbuka, pernyataan
∀𝑥 p(x) dibaca “untuk setiap x berlaku p(x) atau “untuk semua x berlaku
p(x)”

 Contoh:

1. p(x) = x akan mati


p(manusia) = Manusia akan mati
maka x, p(x) = x  {manusia}, p(x) = semua manusia akan mati (Benar)

Perhatikan bahwa p(x) merupakan kalimat terbuka (tidak mempunyai nilai


kebenaran). Tetapi x p(x) merupakan pernyataan (mempunyai nilai benar atau
salah tetapi tidak kedua-duanya).
2. x r(x) = x (x + 3 > 1) pada A = {bilangan asli} (pernyataan bernilai benar).
3. x q(x) = x (x + 3 < 1) pada A = {bilangan asli} (pernyataan bernilai salah).
4. Semua binatang berkaki empat
❑ Contoh yang menunjukkan salahnya pernyataan berkuantor universal
disebut contoh sangkalan atau counter example
Kuantor Eksistensial
 Kuantor eksistensial mempunyai lambang ∃ dan dibaca “beberapa” atau
“terdapat”, Misalkan p(x) adalah suatu kalimat terbuka, pernyataan ∃𝑥 p(x)
dibaca “untuk beberapa x berlaku p(x) atau “ada x sedemikian sehingga
berlaku p(x)”

 Contoh:

1. p(x) = x adalah wanita


p(perwira TNI) = Perwira TNI adalah wanita
maka ∃x, p(x) = ∃x  {perwira TNI}, p(x) = Ada perwira TNI adalah wanita
(Benar)
Perhatikan bahwa p(x) merupakan kalimat terbuka (tidak mempunyai nilai
kebenaran). Tetapi ∃x p(x) merupakan pernyataan (mempunyai nilai benar atau
salah tetapi tidak kedua-duanya).

2. Ada bilangan prima yang genap atau ditulis ∃𝑥 ∈ 𝑃, 𝑥 𝑔𝑒𝑛𝑎𝑝

3. Ada bilangan asli yang memenuhi persamaan 𝑥 2 − 3𝑥 + 2 = 0 atau ditulis


∃𝑥 ∈ 𝐴, 𝑥 2 − 3𝑥 + 2 = 0
I. Negasi dari Pernyataan Berkuantor
Negasi dari “Semua manusia akan mati” adalah “Tidak benar
bahwa semua manusia akan mati” atau “Beberapa manusia tidak
mati”.
Jika p(x) adalah manusia akan mati atau x akan mati, maka
“Semua manusia akan mati” atau x p(x) bernilai benar, dan
“Beberapa manusia tidak mati” atau x ~ p(x) bernilai salah.
Pernyataan di atas dapat dituliskan dengan simbol :
~ [x p(x)]  x ~ p(x)

Jadi negasi dari suatu pernyataan yang mengandung kuantor


universal adalah ekivalen dengan pernyataan yang mengandung
kuantor eksistensial (kalimat terbuka yang dinegasikan) dan
sebaliknya :
~ [x p(x)]  x ~ p(x)
Tabel Perbedaan
Pernyataan Berkuantor Negasi (ingkaran)
∀𝑥, 𝑝(𝑥) ∃𝑥, ~𝑝(𝑥)
Semua X adalah Y Beberapa X bukan Y
atau
Tidak semua X adalah Y
∃𝑥, 𝑝(𝑥) ∀𝑥, ~𝑝(𝑥)
Beberapa X adalah Y Semua X bukan Y
atau
Tidak ada (tiada) X yang merupakan Y
 Contoh
Tentukan negasi dari pernyataan
1. ∃𝑥, 𝑥 2 = 𝑥
2. ∀𝑥, 𝑥 + 1 > 𝑥
3. Ada siswa yang menyontek saat ujian
4. x (2 + x > 5) dalam himpunan bilangan
asli
5. Setiap bilangan kuadrat lebih dari atau
sama dengan nol
6. Ada bilangan prima yang merupakan
bilangan genap
J. Argumen dan Penarikan Kesimpulan
Perhatikan argumen berikut ini.

Jika air laut surut setelah gempa di laut, maka tsunami datang.
Tsunami datang
Jadi, air laut surut setelah gempa di laut

Apakah argumen tersebut valid atau sahih?


Definisi 1.8
Argumen adalah suatu pernyataan yang mengandung
sejumlah pernyataan 𝑃1 , 𝑃2 , 𝑃3 , … , 𝑃𝑘 dan mengakibatkan
berlakunya pernyataan K. Pernyataan 𝑃1 , 𝑃2 , 𝑃3 , … , 𝑃𝑘
disebut premis, hipotesis atau anteseden, sedangkan
pernyataan K disebut kesimpulan, konklusi, konsekuen,
atau akibat
Contoh:
Jika hari ini hujan, maka tanaman basah (premis)
Tanaman basah (premis)
Jadi hari ini hujan (kesimpulan)
Argumen dinyatakan dalam sahih (valid) atau tidak sahih
(tidak valid)

Definisi 1.9.
Pernyataan q dikatakan implikasi logik dari pernyataan p,
jika dan hanya jika pernyataan bersyarat 𝑝 → 𝑞
merupakan suatu tautologi

Sekumpulan premis yang diikuti dengan kesimpulan


disebut inferensia, dan dituliskan sebagai
𝑃1 ˄𝑃2 ˄𝑃3 ˄ … ˄𝑃𝑘 → 𝑞

Inferensia dikatakan sahih jika implikasi itu merupakan


implikasi logis yang merupakan suatu tautologi. Bila
ternyata inferensia tersebut bukan tautologi maka
disebut inferensia tidak sahih/valid
Contoh

Buktikan apakah kesimpulan pernyataan di bawah ini sahih/valid atau tidak?


Jika hari ini hujan, maka tanaman basah
Tanaman basah
Jadi hari ini hujan

Penyelesaian:
Pernyataan disimbolkan terlebih dahulu
Jika hari ini hujan, maka tanaman basah 𝑝→𝑞
Tanaman basah q
Jadi hari ini hujan p

Membuat tabel kebenaran inferensia


Tabel Kebenaran
p q 𝒑→𝒒 (𝒑 → 𝒒)˄𝒒 (𝒑 → 𝒒)˄𝒒 → 𝒑
B B B B B
B S S S B
S B B B S
S S B S B
*

Karena implikasinya bukan merupakan suatu tautologi maka kesimpulan


tersebut tidak sahih/valid.

3 jenis aturan inferensia yang sering digunakan dalam pembuktian suatu


argumen yaitu Modus Ponens, Modus Tollens, dan Silogisme.
1. Modus Ponens
Modus Ponens dapat dituliskan sebagai berikut:
𝑝→𝑞
𝑝
∴𝑞
Jika premis-premisnya bernilai benar maka kesimpulannya juga benar.
Ada dua cara untuk membuktikan kesahihan argumen ini.
Cara 1:
Argumen sahih jika semua hipotesisnya benar, maka konklusinya benar
p q 𝒑→𝒒
B B B
B S S
S B B
S S B
Argumen sahih/ valid
Cara II

Memperlihatkan bahwa (𝑝 → 𝑞)˄𝑝 → 𝑞 merupakan


suatu tautologi

Karena (𝑝 → 𝑞)˄𝑝 → 𝑞 merupakan suatu tautologi


maka argumen sahih/valid.
Contoh

Tentukan konklusi dari premis-premis yang diberikan


dengan menggunakan Modus Ponens.

❑ Jika hujan lebat maka terjadi banjir


Hari ini hujan lebat
∴ Terjadi banjir
❑ Jika Aisyah rajin belajar, maka ia akan naik kelas
Aisyah rajin belajar
∴ Aisyah akan naik kelas
2. Modus Tollens
Modus Tollens dapat dituliskan sebagai berikut:
𝑝→𝑞
~𝑞
∴ ~𝑝
Jika premis-premisnya bernilai benar maka kesimpulannya juga benar.
Ada dua cara untuk membuktikan kesahihan argumen ini.
Cara 1:
Argumen sahih jika semua hipotesisnya benar, maka konklusinya benar
p q ~𝒑 ~𝒒 𝒑→𝒒
B B S S B
B S S B S
S B B S B
S S B B B
Argumen sahih/valid.
Cara II

Memperlihatkan bahwa (𝑝 → 𝑞)˄~𝑞 → ~𝑝


merupakan suatu tautologi

Karena (𝑝 → 𝑞)˄~𝑞 → ~𝑝 merupakan suatu tautologi,


maka argumen shahih/valid
Contoh

Tentukan konklusi dari premis-premis yang diberikan


dengan menggunakan Modus Tollens.

❑ Jika BBM naik maka ongkos bus naik


Ongkos bus tidak naik
∴ BBM tidak naik
❑ Jika Hasan rajin belajar, maka Ayah akan membelikan
sepeda baru
Ayah tidak membelikan sepeda baru
∴ Hasan tidak rajin belajar
3. Silogisme
Silogisme dapat dituliskan sebagai berikut:
𝑝→𝑞
𝑞→𝑟
∴𝑝→𝑟
Jika premis-premisnya bernilai benar maka kesimpulannya juga benar.
Ada dua cara untuk membuktikan kesahihan argumen ini.
Cara 1:
Argumen sahih jika semua hipotesisnya benar, maka konklusinya benar

p q r 𝒑→𝒒 𝒒→𝒓 p→ 𝒓
B B B B B B
B B S B S S
B S B S B B
B S S S B S
S B B B B B
S B S B S B
S S B B B B
S S S B B B
Silogisme dapat dituliskan sebagai berikut:
𝑝→𝑞
𝑞→𝑟
∴𝑝→𝑟
Jika premis-premisnya bernilai benar maka kesimpulannya juga benar.
Tabel Kebenarannya
p q r 𝒑→𝒒 𝒒→𝒓 p→ 𝒓 (𝒑 → 𝒒)˄(𝒒 → 𝒓) (𝒑 → 𝒒)˄(𝒒 → 𝒓) → (𝒑 → 𝒓)

B B B B B B B B
B B S B S S S B
B S B S B B B B
B S S S B S S B
S B B B B B B B
S B S B S B S B
S S B B B B B B
S S S B B B B B
*
Contoh

Tentukan konklusi dari premis-premis yang diberikan


dengan menggunakan Silogisme.

❑ Jika Budi rajin belajar maka ia lulus UN


Jika ia lulus UN maka orangtuanya senang
∴ Jika Budi rajin belajar maka orangtuanya senang
❑ Jika Ahmad seorang PNS, maka ia mendapat gaji
bulanan
Jika Ahmad mendapat gaji bulanan, maka ia hidup
bahagia
∴ Jika Ahmad seorang PNS, maka ia hidup bahagia
Aturan Penarikan Kesimpulan (Rules
of Inferences)
1. Modus Ponens (MP)
2. Modus Tollens (MT)
3. Simplifikasi (Simp)
4. Konjungsi (Konj)
5. Hypotetical Syllogism (HS)
6. Disjungtive Syllogism (DS)
7. Constructive Dilemma (CD)
8. Destructive Dilemma (DD)
9. Addition (Add)
Contoh
Buktikan bahwa argumen berikut ini valid/sahih.

Jika Ali lulus tes SKD, maka ia harus mengikuti tes SKB
Jika Ali harus mengikuti tes SKB, maka ia harus ke Pusbangtendik
Ali lulus tes SKD
Jadi, Ali harus ke Pusbangtendik

Misalkan:
Jika Ali lulus tes SKD, maka ia harus mengikuti tes SKB = 𝑝 → 𝑞
Jika Ali harus mengikuti tes SKB, maka ia harus ke Pusbangtendik = 𝑞 → 𝑟
Ali lulus tes SKD = p
Jadi, Ali harus ke Pusbangtendik = ∴ 𝑟
𝑝→𝑞
𝑞→𝑟
𝑝
∴𝑟
1. p→q Pr (Premis)
2. q→r Pr
3. p Pr/ ∴ 𝑟
4. q 1,3 MP
5. r 2,4 MP

Terbukti argumen valid/sahih.


Tabel kebenaran
p q r 𝒑→𝒒 𝒒→𝒓
B B B B B
B B S B S
B S B S B
B S S S B
S B B B B
S B S B S
S S B B B
S S S B B
Buktikan bahwa argumen berikut ini valid/sahih.

Jika adik sudah berangkat ke sekolah, ibu berangkat ke kantor


Adik dan kakak sudah berangkat ke sekolah
Jadi, ibu berangkat ke kantor

Misalkan:
Jika adik sudah berangkat ke sekolah, ibu berangkat ke kantor = 𝑝 → 𝑞
Adik dan kakak sudah berangkat ke sekolah = 𝑝˄𝑟
Jadi, ibu berangkat berangkat ke kantor = ∴ 𝑞
𝑝→𝑞
𝑝˄𝑟
∴𝑞
1. p→q Pr (Premis)
2. 𝑝˄𝑟 Pr/ ∴ 𝑞
3. p 2 Simp
4. q 1,3 MP

Terbukti argumen valid/sahih.


Tabel kebenaran
p q r 𝒑→𝒒 𝒑˄𝒓
B B B B B
B B S B S
B S B S B
B S S S S
S B B B S
S B S B S
S S B B S
S S S B S
Latihan Mandiri 2
1. Tentukan konklusi dari argumen berikut ini
Jika Dinda rajin belajar, maka ia pandai
Jika Dinda pandai , maka ia lulus ujian
Jika Dinda lulus ujian, maka ia bahagia

2. Susunlah bukti formal argumen berikut ini


Pak Ahmad adalah seorang dosen atau petani
Jika pak Ahmad seorang dosen, maka ia cerdas
Ternyata pak Ahmad tidak cerdas
Jadi, pak Ahmad seorang petani

3. Tentukanlah kesimpulan dari premis-premis di bawah ini


Premis 1 : Ihsan mengikuti Olimpiade Matematika atau Ihsan menyukai
matematika
Premis 2 : Jika Ihsan menyukai matematika maka Ihsan belajar dengan giat
Premis 3 : Ihsan tidak belajar dengan giat
Latihan Mandiri 3
4. Tentukan konklusi dari argumen berikut ini
Jika Raisa menikah maka Keenan patah hati
Keenan tidak patah hari atau Giani datang
Jika Raisa tidak mengundang Keenan maka Giani tidak datang
Raisa tidak mengundang Keenan

5. Tentukan konklusi dari premis-premis berikut ini


Premis I : Jika Hamish bangun jam 2 pagi maka Hamish menonton pertandingan
bola
Premis II : Jika Hamish bangun jam 5 pagi maka Hamish tidak menonton
pertandingan bola
Premis III : Hamish bangun jam 5 pagi atau Hamish kesiangan
Premis IV : Hamish tidak kesiangan

Anda mungkin juga menyukai