1. Kalimat Deklaratif
Kalimat deklaratif diartikan sebagai kalimat yang mempunyai nilai kebenaran.
Nilai kebenaran yang dimaksud adalah benar saja atau salah saja, bukan
sekaligus benar atau sekaligus salah.
Kalimat deklaratif disebut juga pernyataan atau proposisi.
Misal:
- Bilangan genap habis dibagi 2. (benar)
- Nilai x yang memenuhi persamaan 2x – 1 = 5 adalah 1. (salah)
2. Negasi
Negasi suatu pernyataan adalah suatu pernyataan yang bernilai benar (B),
jika pernyataan semula bernilai salah (S) dan sebaliknya.
Negasi disimbolkan dengan (~).
Kalimat p jika dinegasikan, menjadi ~p.
Misal:
Surabaya terletak di Kalimantan. (salah)
Negasinya:
Surabaya tidak terletak di Kalimantan. (benar)
atau,
Tidak benar bahwa Surabaya terletak di Kalimantan. (benar)
• Untuk memudahkan, akan digunakan
simbol-simbol huruf, seperti p, q, r,
atau sejenisnya untuk suatu kalimat
deklaratif.
• Misalkan p adalah kalimat deklaratif.
Nilai kebenaran dari negasi p yang
mungkin adalah seperti gambar di
samping.
3. Kalimat Terbuka
Kalimat terbuka adalah kalimat yang memuat variabel dan baru diketahui
nilainya (benar atau salah) jika variabel itu diganti suatu konstanta (anggota
semestanya).
Contoh:
Jika p(x) : x + 4 = 7, untuk x bilangan real, tentukan nilai variabel x yang
mengakibatkan kalimat tersebut mempunyai nilai kebenaran ”Benar”.
Jawab:
Kalimat p(x) merupakan kalimat terbuka. Misalkan nilai x diganti 2, akan
bernilai salah.
Kalimat ini akan bernilai benar jika nilai x diganti 3.
4. Pernyataan Majemuk
Kalimat deklaratif majemuk (KDM) adalah kalimat yang dibentuk oleh
dua atau lebih kalimat deklaratif.
Digunakan kata hubung untuk membentuk KDM, seperti:
”dan” disebut konjungsi;
”atau” disebut disjungsi;
”Jika ... maka ...” disebut implikasi;
”…jika dan hanya jika…” disebut biimplikasi.
Contoh:
p : Mangga adalah nama buah (benar)
q : Mangga adalah buah berbentuk balok (salah)
p q : Mangga adalah nama buah dan berbentuk balok (salah).
Disjungsi
Dua kalimat deklaratif yang dihubungkan dengan kata hubung ”” disebut
disjungsi.
Tabel kebenaran:
Contoh:
p : 4 + 9 = 13. (benar)
q : 6 adalah bilangan prima. (salah)
p q : 4 + 9 = 13 atau 6 adalah bilangan prima. (benar)
Implikasi
Implikasi merupakan kalimat majemuk dengan tanda hubung ””.
Tabel kebenaran:
Contoh:
p : Pak Rudi adalah manusia. (benar)
q : Pak Rudi kelak akan mati. (benar)
p q : Jika Pak Rudi adalah manusia, maka kelak akan mati. (benar)
Biimplikasi
Biimplikasi merupaka implikasi dua arah, dinotasikan “”.
Tabel kebenarannya adalah sebagai berikut.
Contoh:
p : 3 × 2 = 6 (benar)
q : 6 memiliki faktor {1, 2, 3, 4, 6} (salah)
p q : 3 × 2 = 6 jika dan hanya jika 6 memiliki faktor {1, 2, 3, 4, 6}. (salah)
B. Negasi Konjungsi, Disjungsi, Implikasi, dan Biimplikasi
1. Negasi Konjungsi dan Disjungsi
Jika konjungsi p q, negasinya adalah ~p ~q.
Jika disjungsi p q, negasinya adalah ~p ~q.
Pembuktiannya: