Anda di halaman 1dari 12

KELOMPOK 4

Ketua : Sadarman Zebua


Anggota : Novanius Lahagu
Cristian Frederic Lumbantobing
Yuliani Claudia Simanjorang
Dosen Pengampuh : Bpk Bpk Palma Juanta, S.Si., M.Pd.

FAKULTAS TEKNOLOGI DAN ILMU KOMPUTER


PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
T.A 2020/2021
 
A. Pengertian Logika Matematika
Logika Matematika atau Logika Simbol  ialah logika  yang menggunakan
bahasa Matematika, yaitu dengan menggunakan lambang-lambang atau
simbol- simbol. Keuntungan atau kekuatan bahasa simbol adalah: ringkas,
univalent/bermakna tunggal, dan universal/dapat dipakai dimana-mana

B. Pernyataan
Pernyataan adalah kalimat yang mempunyai nilai benar atau salah, tetapi
tidak sekaligus benar dan salah (pernyataan disebut juga preposisi, kalimat
deklaratif). Benar diartikan ada kesesuaian antara apa yang dinyatakan
dengan keadaan yang sebenarnya. Perhatikan beberapa contoh berikut!
1. Pulpen adalah alat untuk menulis pada sebuah kertas
2. 4+3=8
3. Rapikan tempat tidurmu!
Contoh nomor 1 bernilai benar, sedangkan contoh nomor 2 bernilai salah,
dan keduanya adalah pernyataan. Kalimat 3 di atas tidak mempunyai nilai
benar atau salah, sehingga bukan pernyataan.
a. Kalimat Terbuka Adalah kalimat yang belum tentu bernilai benar atau
salah. Kalimat terbuka biasanya ditandai dengan adanya variabel (peubah). Jika
variabelnya diganti dengan konstanta dalam semesta yang sesuai maka kalimat itu
akan menjadi sebuah pernyataan.
Contoh kalimat terbuka :
1. yang duduk di bawah pohon itu cantik rupanya
2. x+2=8

b. Pernyataan Majemuk
Logika merupakan sistem matematika artinya memuat unsur-unsur yaitu
pernyataan-pernyataan dan operasi-operasi yang didefinisikan. Operasi
operasi yang akan kita temui berupa kata sambung logika :
 Merupakan lambang operasi untuk negasi
  Merupakan lambang operasi untuk konjungsi
 Merupakan lambang operasi untuk disjungsi
 Merupakan lambang operasi untuk implikasi
 Merupakan lambang operasi untuk biimplikasi
C. Kata Hubung Kalimat
1. Ingkaran atau Negasi
Ingkaran/Negasi dari suatu pernyataan adalah pernyataan lain yang
diperoleh dengan menambahkan kata ”tidak” atau menyisipkan kata
”bukan” pada pernyataan semula. Ingkaran dari suatu pernyataan p
disajikan dengan lambang atau –p atau ~p, dan dibaca: ”tidak p”. Bila
peryataan p bernilai benar, maka ingkarannya bernilai salah dan
sebaliknya.
Contoh Soal :
Misalkan pernyataan
p : Tembakau yang mengandung nikotin.
Ingkaran penyataan p
~ p : Tidak benar bahwa tembakau mengandung nikotin.
2. Konjungsi
Pernyataan p dengan q dapat digabung dengan kata hubung logika
“dan” sehingga membentuk pernyataan majemuk “p dan q” yang
disebut konjungsi. Konjungsi “p dan q” dilambangkan dengan “p  q”.
Contoh Soal :
Jika, p : budi anak pandai
q : budi anak cekatan
maka p ∧ q  : budi anak pandai dan cekatan
Pernyataan p ∧ q bernilai benar jika budi benar-benar
anak pandai dan benar-benar anak cekatan.

3. Disjungsi/Alternasi
Pernyataan p dengan q dapat digabung dengan kata hubung logika
“atau” sehingga membentuk pernyataan majemuk “p atau q” yang
disebut disjungsi. Disjungsi p atau q dilambangkan dengan “p  q”.
Dari pengertian kata “atau” di atas maka muncul dua macam disjungsi
yaitu sebagai berikut.
a. Disjungsi inklusif, yaitu dua pernyataan yang bernilai benar apabila
paling sedikit satu dari keduanya bernilai benar yang diberi simbol
“∨". Untuk disjungsi inklusif dua pernyataan p atau q ditulis p ∨ q.
b. Disjungsi eksklusif, yaitu dua pernyataan bernilai benar apabila
hanya satu dari dua pernyataan bernilai benar yang diberi simbol “ ⊻”.
Disjungsi eksklusif dua pernyataan p dan q ditulis p ⊻ q.

4. Implikasi
Implikasi “jika p maka q” dilambangkan dengan “p  q”. Dalam implikasi
p ⇒  q, p disebut hipotesa (anteseden) dan q disebut konklusi
(konsekuen). Bernilai benar jika anteseden salah atau konsekuen benar,
anteseden dan konsekuen sama-sama benar, dan anteseden dan konsekuen
salah, dan bernilai salah jika antesedennya bernilai benar, sedangkan
konsekuennya salah.
Contoh soal:
Jika, p : Matahari bersinar
q : udara terasa hangat           
Jadi, p  q :  “Jika matahari bersinar maka udara terasa hangat”,
Jadi, bila kita tahu bahwa matahari bersinar, kita juga tahu bahwa udara
terasa hangat. Berdasarkan pernyataan diatas, maka untuk menunjukkan
bahwa udara tersebut hangat adalah cukup dengan menunjukkan bahwa
matahari bersinar atau matahari bersinar merupakan syarat cukup untuk
udara terasa hangat. Sedangkan untuk menunjukkan bahwa matahari
bersinar adalah perlu dengan menunjukkan udara menjadi hangat atau
udara terasa hangat merupakan syarat perlu bagi matahari bersinar.
Karena udara dapat menjadi hangat hanya bila matahari bersinar.

D. Negasi Dari Pernyataan Majemuk


Berikut ini adalah pembahasan tentang negasi pernyataan majemuk, yaitu
negasi suatu konjungsi, disjungsi, implikasi, dan biimplikasi.
1. Negasi Suatu Konjungsi 
Karena suatu konjungsi p ∧ q akan bernilai benar hanya jika kedua
komponennya bernilai benar. Maka negasi suatu konjungsi p  ∧ q adalah
~p  ∨ ~q.
Contoh Soal :
Jika, p : Ima anak pandai, dan
q : Ima anak cekatan.
maka p ∧ q  : Ima anak pandai dan cekatan
Pernyataan p ∧ q bernilai benar jika Ima benar-benar anak pandai dan
benar-benar anak cekatan.
Apabila p ∧ q jika di negasikan menjadi ~p  ∨ ~q
Maka ~p  ∨ ~q : Ima bukan anak pandai atau bukan cekatan.
2. Negasi Suatu Disjungsi 
Negasi suatu disjungsi p  ∨ q adalah ~p  ∧ ~q sebagaimana ditunjukkan
tabel kebenaran berikut:
Contoh soal :
Jika p : Persegi memiliki empat sisi
q : empat sudut
maka, p  ∨ q : Persegi memiliki empat sisi atau empat sudut
Apabila p  ∨ q dinegasikan menjadi ~p  ∧ ~q
Maka ~p  ∧ ~q : Persegi tidak memiliki empat sisi dan empat sudut
3.  Negasi Suatu Implikasi
Negasi suatu implikasi p ⇒ q adalah p∧~q seperti ditunjukkan tabel kebenaran berikut
ini:

Dengan demikian, p ⇒ q ≡ ~[~ (p ⇒ q)] ≡ ~( p ∧ ~q) ≡ ~p ∨ q


Contoh soal:
Jika, p : Matahari bersinar
q : udara terasa hangat         
Jadi, p  q :  “Jika matahari bersinar maka udara terasa hangat”
Apablia p ⇒ q dinegasikan menjadi p∧~q
Maka, p∧~q : matahari bersinar dan udara tidak terasa hangat
 
4.  Negasi Suatu Biimplikasi 
Karena biimplikasi atau bikondisional p ⇔ q ekuivalen dengan
(p ⇒  q) ∧  (q ⇒  p);
sehingga:
~ (p ⇔ q)  ≡ ~[(p ⇒  q) ∧  (q ⇒  p)]
≡  ~[(~p ∨ q) ∧ (~q ∨ p)]
≡  ~(~p ∨ q) ∨ ~(~q ∨ p)]
≡  (p ∧ ~q) ∨ (q ∧ ~p)
Contoh Soal :
p : Saya memakai mantel
q : saya merasa dingin
maka, p  q = “Saya memakai mantel jika dan hanya jika saya merasa
dingin”.
Apabila p  q dinegasikan menjadi (p ⇒ q) ∧ (q ⇒ p)
Maka, (p ⇒  q) ∧  (q ⇒  p) : Jika saya memakai mantel maka maka saya
merasa dingin dan jika saya merasa dingin maka saya memakai mantel.
E. Kontradiksi, Tautologi, Ekuivalensi Pernyataan-Pernyataan Majemuk
1. Pengertian Kontradiksi
Kontradiksi adalah sebuah pernyataan majemuk yang selalu salah untuk
semua kemungkinan nilai kebenaran dari pernyataan-pernyataan komponennya.
Contoh pernyataan: “Junus masih bujang atau Junus bukan bujang” akan
selalu bernilai benar tidak bergantung pada apakah junus benar-benar masih
bujang atau bukan bujang.
Jika p : junus masih bujang, dan ~p : junus bukan bujang, maka pernyataan
diatas berbentuk p ∨ ~p. (coba periksa nilai kebenarannya dengan
menggunakan tabel kebenaran). Setiap pernyataan yang bernilai benar, untuk
setiap nilai kebenaran komponen-komponennya, disebut tautologi.
 
2. Pengertian Tautologi
Tautologi adalah sebuah pernyataan majemuk yang selalu benar untuk semua
kemungkinan nilai kebenaran dari pernyataan-pernyataan komponennya.
Contoh pernyataan: “Pratiwi seorang mahasiswa dan bukan mahasiswa”.
Pernyataan ini selalu bernilai salah, tidak tergantung pada nilai kebenaran dari
“Pratiwi seorang mahasiswa” maupun “Pratiwi bukan mahasiswa”.
Jika r : Pratiwi mahasiswa maka ~ r : Pratiwi bukan mahasiswa maka pernyataan
di atas berbentuk r ∧ ~ r (Coba periksa nilai kebenarannya dengan menggunakan
tabel kebenaran).
F. Hukum-Hukum Logika

Anda mungkin juga menyukai