B. Pernyataan
Pernyataan adalah kalimat yang mempunyai nilai benar atau salah, tetapi
tidak sekaligus benar dan salah (pernyataan disebut juga preposisi, kalimat
deklaratif). Benar diartikan ada kesesuaian antara apa yang dinyatakan
dengan keadaan yang sebenarnya. Perhatikan beberapa contoh berikut!
1. Pulpen adalah alat untuk menulis pada sebuah kertas
2. 4+3=8
3. Rapikan tempat tidurmu!
Contoh nomor 1 bernilai benar, sedangkan contoh nomor 2 bernilai salah,
dan keduanya adalah pernyataan. Kalimat 3 di atas tidak mempunyai nilai
benar atau salah, sehingga bukan pernyataan.
a. Kalimat Terbuka Adalah kalimat yang belum tentu bernilai benar atau
salah. Kalimat terbuka biasanya ditandai dengan adanya variabel (peubah). Jika
variabelnya diganti dengan konstanta dalam semesta yang sesuai maka kalimat itu
akan menjadi sebuah pernyataan.
Contoh kalimat terbuka :
1. yang duduk di bawah pohon itu cantik rupanya
2. x+2=8
b. Pernyataan Majemuk
Logika merupakan sistem matematika artinya memuat unsur-unsur yaitu
pernyataan-pernyataan dan operasi-operasi yang didefinisikan. Operasi
operasi yang akan kita temui berupa kata sambung logika :
Merupakan lambang operasi untuk negasi
Merupakan lambang operasi untuk konjungsi
Merupakan lambang operasi untuk disjungsi
Merupakan lambang operasi untuk implikasi
Merupakan lambang operasi untuk biimplikasi
C. Kata Hubung Kalimat
1. Ingkaran atau Negasi
Ingkaran/Negasi dari suatu pernyataan adalah pernyataan lain yang
diperoleh dengan menambahkan kata ”tidak” atau menyisipkan kata
”bukan” pada pernyataan semula. Ingkaran dari suatu pernyataan p
disajikan dengan lambang atau –p atau ~p, dan dibaca: ”tidak p”. Bila
peryataan p bernilai benar, maka ingkarannya bernilai salah dan
sebaliknya.
Contoh Soal :
Misalkan pernyataan
p : Tembakau yang mengandung nikotin.
Ingkaran penyataan p
~ p : Tidak benar bahwa tembakau mengandung nikotin.
2. Konjungsi
Pernyataan p dengan q dapat digabung dengan kata hubung logika
“dan” sehingga membentuk pernyataan majemuk “p dan q” yang
disebut konjungsi. Konjungsi “p dan q” dilambangkan dengan “p q”.
Contoh Soal :
Jika, p : budi anak pandai
q : budi anak cekatan
maka p ∧ q : budi anak pandai dan cekatan
Pernyataan p ∧ q bernilai benar jika budi benar-benar
anak pandai dan benar-benar anak cekatan.
3. Disjungsi/Alternasi
Pernyataan p dengan q dapat digabung dengan kata hubung logika
“atau” sehingga membentuk pernyataan majemuk “p atau q” yang
disebut disjungsi. Disjungsi p atau q dilambangkan dengan “p q”.
Dari pengertian kata “atau” di atas maka muncul dua macam disjungsi
yaitu sebagai berikut.
a. Disjungsi inklusif, yaitu dua pernyataan yang bernilai benar apabila
paling sedikit satu dari keduanya bernilai benar yang diberi simbol
“∨". Untuk disjungsi inklusif dua pernyataan p atau q ditulis p ∨ q.
b. Disjungsi eksklusif, yaitu dua pernyataan bernilai benar apabila
hanya satu dari dua pernyataan bernilai benar yang diberi simbol “ ⊻”.
Disjungsi eksklusif dua pernyataan p dan q ditulis p ⊻ q.
4. Implikasi
Implikasi “jika p maka q” dilambangkan dengan “p q”. Dalam implikasi
p ⇒ q, p disebut hipotesa (anteseden) dan q disebut konklusi
(konsekuen). Bernilai benar jika anteseden salah atau konsekuen benar,
anteseden dan konsekuen sama-sama benar, dan anteseden dan konsekuen
salah, dan bernilai salah jika antesedennya bernilai benar, sedangkan
konsekuennya salah.
Contoh soal:
Jika, p : Matahari bersinar
q : udara terasa hangat
Jadi, p q : “Jika matahari bersinar maka udara terasa hangat”,
Jadi, bila kita tahu bahwa matahari bersinar, kita juga tahu bahwa udara
terasa hangat. Berdasarkan pernyataan diatas, maka untuk menunjukkan
bahwa udara tersebut hangat adalah cukup dengan menunjukkan bahwa
matahari bersinar atau matahari bersinar merupakan syarat cukup untuk
udara terasa hangat. Sedangkan untuk menunjukkan bahwa matahari
bersinar adalah perlu dengan menunjukkan udara menjadi hangat atau
udara terasa hangat merupakan syarat perlu bagi matahari bersinar.
Karena udara dapat menjadi hangat hanya bila matahari bersinar.