BaB i
Dasar – Dasar logika
1.1 ProPosisi
Di dalam matematika, tidak semua kalimat berhubungan dengan logika.
Hanya kalimat yang bernilai benar atau salah saja yang digunakan dalam
logika (penalaran). Sedemikian sehingga dapat didefinisikan bahwa proposisi
adalah suatu kalimat yang memiliki nilai benar (true) atau salah (false) tetapi
tidak memiliki nilai keduanya. Kalimat tanya atau perintah tidak dianggap
sebagai proposisi.
Contoh Prpoposisi:
a. 6 adalah bilangan genap (proposisi bernilai benar)
b. Ibu kota Provinsi Jawa Barat adalah Surabaya (Proposisi bernilai salah)
c. Pemuda itu tinggi (tidak bisa diberikan nilai kebenarannya, tetapi pasti
memiliki nilai kebenaran)
Contoh 1.1
(konektor). Operator logika dasar yang digunakan adalah dan (and), atau (or),
dan tidak (not). Dua operator (dan, atau) dinamakan operator biner, karena
operator tersebut mengoperasikan dua buah proposisi. Sedangkan operator
(tidak) dinamakan operator uner karena ia hanya membutuhkan satu buah
proposisi.
Definisi 1.1
Contoh 1.2
∼ 𝑝 = Tidak benar hari ini hari Rabu (dalam kalimat lain : hari ini bukan
hari rabu)
Contoh 1.3
Definisi 1.2
Contoh 1.4
Misalkan
p : 17 adalah bilangan prima
q : bilangan prima selalu ganjil
p q p∧ q p q p∨q p ∼p
B B B B B B B S
B S S B S B S B
S B S S B B
S S S S S S
Contoh 1.5
(p ∧ q) ∨ (∼ q ∧ r )
Catatan:
Ada tiga buah proposisi atomik di dalam ekspresi logika dan setiap proposisi
hanya memiliki 2 kemungkinan nilai yaitu True/benar (T) dan False/salah (F).
Jadi dapatditunjukkan bahwa ada 23= 8 kemungkinan kombinasi untuk
ekspresi logika tersebut.
Definisi 1.3
Catatan:
Implikasi p ⟶ q hanya salah jika p bernilai benar tetapi q salah, selain itu
implikasi bernilai benar.
Contoh 1.6
1.6 tautologi
Suatu proposisi majemuk jika memiliki nilai benar untuk semua
kemungkinan kasus maka disebut Tautologi; dan sebaliknya disebut
Kontradiksi jika salah untuk semua kemungkinan kasus.
Contoh 1.6
Definisi 1.3
Catatan:
Beberapa literatur menggunakan notasi ≅ untuk melambangkan ekivalen
secara logika.
Contoh 1.6
Contoh 1.7
Definisi 1.4
Misalkan p dan q adalah proposisi. Proposisi majemuk “ p jika dan hanya jika
q “ disebut biimplikasi (bikondisional) dan dilambangakan dengan ⟷
Catatan:
Pernyataan p ⟷ q adalah benar bila p dan q memiliki nilai kebenaran yang
sama, yakni p ⟷ q benar jika p benar q benar atau p dan q keduanya
salah.
Contoh 1.8
Contoh 1.9
Buktikan bahwa p ∧ (p ∨ q) ⟺ p
Contoh 1.10
b. Modus Tollen
adalah kaidah penarikan akar yang didasarkan pada tautologi (∼ 𝑞 ∧ (𝑝
⇒ 𝑞)) ⇒∼ 𝑝. Kaidah modus tollen ini dapat dituliskan dalam bentuk:
𝑝⇒𝑞
∼𝑞
∴ ~𝑞
Contoh 1.11
𝑛 bernilai genap.
c. Silogisme Hipotesis
adalah penarikan kesimpulan dari proposisi-proposisi yang didasarkan
pada kaidah tautologi 𝑝 ⇒ 𝑞 ∧ 𝑞 ⇒ 𝑟 ⇒ (𝑝 ⇒ 𝑟) , sedemikian hingga dapat
ditulis sebagai berikut:
𝑝⇒𝑞
𝑞⇒𝑟
∴𝑝⇒𝑟
Contoh 1.12
Jadi jika seseorang menderita rabun jauh maka harus membeli kacamata
d. Silogisme Disjungtif
Adalah penarikan kesimpulan yang didasarkan pada kaidah tautologi
𝑝 ∨ 𝑞 ∧∼ 𝑝 ⇒ 𝑞, yang dapat ditulis dengan:
𝑝∨𝑞
∼𝑝
∴𝑞
Contoh 1.13
e. Simplifikasi
Kaidah ini didasarkan pada tautologi (𝑝 ∧ 𝑞) ⇒ 𝑝, dengan p dan q adalah
hipotesis dan p adalah konklusi,sedemikian hingga kaidah ini dapat
ditulis sebagai berikut:
𝑝∧𝑞
∴𝑝
Contoh 1.14
Iza makan sate atau krupuk
f. Penjumlahan
adalah kaidah yang didasarkan pada tautologi 𝑝 ⇒ (𝑝 ∨ 𝑞), sedemikian
hingga dapat ditulis:
𝑝
∴𝑝∨𝑞
Contoh 1.15
g. Konjungsi
adalah kaidah penarikan akar yang didasarkan pada tautologi 𝑝 ∧ 𝑞 ⇒ (𝑝
∧ 𝑞), sedemikian hingga dapat ditulis dengan:
𝑝
𝑞
∴𝑝∧𝑞
Contoh 1.15