Anda di halaman 1dari 14

BAB I DASAR-DASAR LOGIKA

BaB i
Dasar – Dasar logika

Logika pertama kali dikembangkan oleh filsuf Yunani, Aristoteles, sekitar


2300 tahun yang lalu. Saat ini logika mempunyai aplikasi yang luas di dalam
ilmu komputer, misalnya dalam bidang pemrograman, analisis kebenaran
algoritma, perancangan komputer, dan ain sebagainya.
Logika adalah studi penalaran yaitu cara berpikir dengan
mengembangkan sesuatu berdasarkan akal budi dan bukan pada perasaan
atau pengalaman. Kalimat adalah sebagai sebuah pernyataan yang benar atau
salah. Pelajaran logika difokuskan pada hubungan antara pernyataan-
pernyataan.
Proposisi disebut sebagai kalimat yang memberikan nilai benar atau
salah. Adapun pengertian dari argumen adalah suatu deret proposisi yang bisa
ditentukan kevalidannya. Sedemikian hingga jika kita mau membedakan
antara argumen yang valid (sahih) atau tidak valid maka kita dapat
menggunakan logika.

1.1 ProPosisi
Di dalam matematika, tidak semua kalimat berhubungan dengan logika.
Hanya kalimat yang bernilai benar atau salah saja yang digunakan dalam
logika (penalaran). Sedemikian sehingga dapat didefinisikan bahwa proposisi
adalah suatu kalimat yang memiliki nilai benar (true) atau salah (false) tetapi
tidak memiliki nilai keduanya. Kalimat tanya atau perintah tidak dianggap
sebagai proposisi.

Contoh Prpoposisi:
a. 6 adalah bilangan genap (proposisi bernilai benar)
b. Ibu kota Provinsi Jawa Barat adalah Surabaya (Proposisi bernilai salah)
c. Pemuda itu tinggi (tidak bisa diberikan nilai kebenarannya, tetapi pasti
memiliki nilai kebenaran)

Contoh Bukan Proposisi:


a. Serahkan uangmu sekarang
b. Minumlah sirup tiga kali sehari

[Lucky Heriyanti Jufri, S.Si., M.Pd ] 1


BAB I DASAR-DASAR LOGIKA

Contoh 1.1

Tentukanlah manakah dari kalimat di bawah ini yang merupakan


proporsisi dan bukan proposisi, kemudian tentukanlah nilai kebenaran
dari proposisi tersebut!

a. Soekarno adalah presiden pertama Indonesia (………………)


b. Pukul berapa kereta api Argo Bromo tiba di Gambir?
(………………)
c. Lambaikan tangan anda ke kamera (………………)
d. 2 + 2 = 4 (………………)
e. 12 ≥ 19 (………………)
f. Hari ini hujan (………………)
g. Kehidupan hanya ada di planet bumi (………………)
h. x + 3 = 8 (………………)
i. x > 5 (………………)
j. Untuk sembarang bilangan bulat n ≥ 0, maka 2n adalah bilangan
genap (………………)

Kita dapat menyimpulkan bahwa proposisi selalu dinyatakan sebagai


kalimat berita, bukan sebagai kalimat tanya ataupun perintah. Secara
simbolik, proposisi dilambangkan dengan huruf kecil seperti p, q, r, dan lain
sebagainya, contoh:

p : 5 adalah bilangan ganjil. (Benar/ True/ T).


q : Ibukota propinsi Jawa Barat adalah Surabaya. (Salah/ False/ F).

Jenis-jenis proposisi jika ditinjau dari banyaknya pembangun proposisi


dibagi menjadi 2 kategori yaitu proposisi tunggal (proposisi atomik) dan
proposisi majemuk (compound proposition).

1.2 oPerator logika, ProPosisi atomik, ProPosisi majemuk


Metode pengkombinasian proposisi dibahas oleh matematikawan Inggris
yang bernama George Boole pada tahun 1854 di dalam bukunya yang
terkenal, The laws of Thought.
Dari proposisi tunggal (proposisi atomik), kita dapat membuat proposisi
majemuk dengan mengkombinasikan 2 proposisi atau lebih menggunakan
operator. Operator yang digunakan disebut sebagai operator logika

[Lucky Heriyanti Jufri, S.Si., M.Pd ] 2


BAB I DASAR-DASAR LOGIKA

(konektor). Operator logika dasar yang digunakan adalah dan (and), atau (or),
dan tidak (not). Dua operator (dan, atau) dinamakan operator biner, karena
operator tersebut mengoperasikan dua buah proposisi. Sedangkan operator
(tidak) dinamakan operator uner karena ia hanya membutuhkan satu buah
proposisi.

Definisi 1.1

Jika diberikan proposisi atomik p dan q maka komposisi majemuk dapat


dibagi menjadi 3 macam yaitu:
a. Konjungsi p dan q dengan notasi 𝑝 ∧ 𝑞 adalah proposisi p dan q.
b. Disjungsi p dan q dengan notasi 𝑝 ∨ 𝑞 adalah proposisi p atau q.
c. Ingkaran (negasi) dari p dinotasikan dengan ∼ 𝑝 adalah proposisi tidak p.

Contoh 1.2

Diketahui proposisi – proposisi berikut ini:


p : Hari ini hari Rabu.
q : Mahasiswa mengadakan kuliah lapangan.
Maka
𝑝 ∧ 𝑞 = Hari ini hari Rabu dan mahasiswa mengadakan kuliah lapangan.

𝑝 ∨ 𝑞= Hari ini hari Rabu atau mahasiswa mengadakan kuliah lapangan.

∼ 𝑝 = Tidak benar hari ini hari Rabu (dalam kalimat lain : hari ini bukan
hari rabu)

Contoh 1.3

Diketahui proposisi – proposisi berikut ini:


p : Hari ini hujan.
q : Hari ini dingin.
Maka tentukan 𝑝 ∧ 𝑞, 𝑝 ∨ 𝑞 dan ∼ 𝑝 !

[Lucky Heriyanti Jufri, S.Si., M.Pd ] 3


BAB I DASAR-DASAR LOGIKA

1.3 taBel keBenaran


Sebuah proposisi majemuk dapat ditentukan nilai kebenarannya jika
telah diketahui nilai kebenaran dari proposisi atomiknya, yaitu dengan
mengoperasikannya pada tabel kebenaran.

Definisi 1.2

Diberikan proposisi atomik p dan q maka nilai kebenaran dari komposisi


majemuk berikut adalah:
a. Konjungsi 𝑝 ∧ 𝑞 bernilai benar jika p dan q keduanya benar (True/ T),
sedangkan kemungkinan yang lainnya adalah salah (False/ F).
b. Disjungsi 𝑝 ∨ 𝑞 bernilai salah jika p dan q keduanya salah (False/ F),
sedangkan kemungkinan yang lainnya adalah benar (True/ T).
c. Ingkaran(negasi) dari p yaitu ∼ 𝑝 bernilai salah (False/ F) jika p benar,
bernilai benar jika p salah.

Contoh 1.4

Misalkan
p : 17 adalah bilangan prima
q : bilangan prima selalu ganjil

dapat kita simpulkan bahwa p bernilai ……….. dan q bernilai …………


sehingga konjungsi dari p dan q adalah

p Λ q : 17 adalah bilangan prima dan bilangan prima selalu ganjil

konjungsi ini bernilai …………

Satu cara yang praktis untuk menentukan nilai kebenanaran proposisi


majemuk adalah menggunakan tabel kebenaran (trurth table). Berikut adalah
tabel kebenaran untuk konjungsi, disjungsi, dan ingkaran.

[Lucky Heriyanti Jufri, S.Si., M.Pd ] 4


BAB I DASAR-DASAR LOGIKA

Tabel. 1.1 Tabel Kebenaran Konjungsi, Disjungsi dan Ingkaran

p q p∧ q p q p∨q p ∼p
B B B B B B B S
B S S B S B S B
S B S S B B
S S S S S S

Contoh 1.5

Jika p, q dan r adalah proposisi. Bentuklah tabel kebenaran dari ekspresi


logika

(p ∧ q) ∨ (∼ q ∧ r )

Catatan:
Ada tiga buah proposisi atomik di dalam ekspresi logika dan setiap proposisi
hanya memiliki 2 kemungkinan nilai yaitu True/benar (T) dan False/salah (F).
Jadi dapatditunjukkan bahwa ada 23= 8 kemungkinan kombinasi untuk
ekspresi logika tersebut.

[Lucky Heriyanti Jufri, S.Si., M.Pd ] 5


BAB I DASAR-DASAR LOGIKA

1.4 Disjungsi ekslusif


Pada operasi “atau”(or) dapat digunakan dengan 2 cara yaitu: “or”
inklusif dan “or” eksklusif. “or’’ inklusif dinotasikan dengan 𝑝 ∨ 𝑞 yaitu bentuk
p atau q atau keduanya artinya proposisi mejemuk 𝑝 ∨ 𝑞 bernilai benar jika
proposisi p benar atau q bernilai benar atau keduanya benar. Sedangkan
untuk “or” eksklusif dinotasikan dengan 𝑝⨁𝑞 yaitu bentuk p atau q tetapi
bukan keduanya artinya 𝑝⨁𝑞 bernilai benar jika salah satu proposisi
atomiknya bernilai benar tetapi bukan keduanya. Tabel kebenaran “or”
eksklusif disajikan pada tabel 1.2

Tabel. 1.2 Tabel Kebenaran XOR (exclusive or)


p q 𝑝⨁𝑞
B B S
B S B
S B B
S S S

1.5 imPlikasi Dan aPlikasi


Selain dalam bentuk konjungsi, disjungsi dan negasi, proposisi majemuk
juga dapat muncul berbentuk jika p maka q, seperti pada contoh berikut ini:
a. Jika adik lulus ujian, maka ia mendapat hadiah dari ayah
b. Jika suhu mencapai 80∘ C, maka alarm berbunyi
c. Jika anda tidak mendaftar ulang, maka anda dianggap mengundurkan
diri
Pernyataan berbentuk “jika p, maka q“ disebut proposisi bersyarat atau
kondisional atau implikasi.

Definisi 1.3

Misalkan p dan q adalah proposisi. Proposisi majemuk “jika p, maka q“


disebut proposisi bersyarat (implikasi) dan dilambangkan dengan
p⟶q
proposisi p disebut hipotesis (anteseden/ premis/ kondisi) dan proposisi q
disebut konklusi (konsekuen)

Catatan:
Implikasi p ⟶ q hanya salah jika p bernilai benar tetapi q salah, selain itu
implikasi bernilai benar.

[Lucky Heriyanti Jufri, S.Si., M.Pd ] 6


BAB I DASAR-DASAR LOGIKA

Tabel. 1.3 Tabel Kebenaran Implikasi


p q p⟶q
B B B
B S S
S B B
S S B

Contoh 1.6

Tunjukkan bahwa p ⟶ q ekivalen secara logika dengan ~p ∨ q

1.6 tautologi
Suatu proposisi majemuk jika memiliki nilai benar untuk semua
kemungkinan kasus maka disebut Tautologi; dan sebaliknya disebut
Kontradiksi jika salah untuk semua kemungkinan kasus.

Contoh 1.6

Misalkan p dan q adalah proposisi. Buktikanlah bahwa proposisi majemuk p


∨ ∼ (p ∧ q) adalah sebuah tautologi, dan (p ∧ q) ∧ ∼ (p ∨ q) adalah sebuah
kontradiksi. Buktikan!

[Lucky Heriyanti Jufri, S.Si., M.Pd ] 7


BAB I DASAR-DASAR LOGIKA

1.7 ekuivalensi logis


Adakalanya duah buah proposisi majemuk dapat dikombinasikan dalam
berbagai cara namun semua kombinasi tersebut selalu menghasilkan tabel
kebenaran yang sama. Kita mengatakan bahwa kedua proposisi majemuk
tersebut ekivalen secara logika. Hal ini didefinisikan sebagai berikut:

Definisi 1.3

Dua buah proposisi majemuk P(p, q, …) dan O(p, q, …) disebut ekivalen


secara logika, dilambangkan dengan P(p, q, …) ⟺ O(p, q, …) jika keduanya
mempunyai tabel kebenaran yang identik.

Catatan:
Beberapa literatur menggunakan notasi ≅ untuk melambangkan ekivalen
secara logika.

Contoh 1.6

Buatlah tabel kebenaran untuk proposisi ~ (p ∧ q) dan proposisi ~p ∨ ~q.


Dan apakah kesimpulan yang dapat anda buat dari pembuktian proposisi
tersebut?

[Lucky Heriyanti Jufri, S.Si., M.Pd ] 8


BAB I DASAR-DASAR LOGIKA

1.8 imPlikasi, konvers, invers Dan kontraPosisi

Jika diketahui 𝑝 ⇒ 𝑞 maka bisa kita dapatkan Konvers/ kebalikan,


invers dan kontraposisi yang dinyatakan sebagai berikut:
Konvers/ kebalikan :𝑞⇒𝑝
Invers : ∼ 𝑝 ⇒∼ 𝑞
Kontraposisi : ∼ 𝑞 ⇒∼ 𝑝
Salah satu hal terpenting dalam logika adalah bahwa implikasi selalu
ekivalen dengan kontraposisinya.

Tabel. 1.4 Tabel Kebenaran Implikasi, Konvers, Invers dan Kontraposisi


p q ∼p ∼q p⟶q q⟶p ∼p⟶∼q ∼q⟶∼p
B B
B S
S B
S S

Contoh 1.7

Tentukan konvers, invers dan kontraposisi dari proposisi bersyarat berikut:


“ Jika manusia tidak memelihara lingkungan dengan baik maka akan terjadi
kerusakan-kerusakan bumi yang merugikan manusia.”

Proposisi bersyarat yang penting lainnya adalah “p jika hanya jika q”


yang dinamakan dengan bikondisional atau biimplikasi.

[Lucky Heriyanti Jufri, S.Si., M.Pd ] 9


BAB I DASAR-DASAR LOGIKA

1.9 BiimPlikasi (BikonDisional)

Definisi 1.4

Misalkan p dan q adalah proposisi. Proposisi majemuk “ p jika dan hanya jika
q “ disebut biimplikasi (bikondisional) dan dilambangakan dengan ⟷

Catatan:
Pernyataan p ⟷ q adalah benar bila p dan q memiliki nilai kebenaran yang
sama, yakni p ⟷ q benar jika p benar q benar atau p dan q keduanya
salah.

Tabel. 1.5 Tabel Kebenaran Biimplikasi


p q p⟷q
B B B
B S S
S B S
S S B

1.10 hukum – hukum logika ProPosisi


Hukum-hukum aljabar pada proposisi hampir sama dengan sifat-sifat
aljabar pada bilangan riil. Hukum-hukum logika atau hukum-hukum aljabar
proposisi pada proposisiproposisi majemuk adalah sebagai berikut:

1. Hukum Identitas: 4. Hukum Idempoten


(i) 𝑝 ∨ 𝐹 ⇔ 𝑝 (i) 𝑝 ∨ 𝑝 ⇔ 𝑝
(ii) 𝑝 ∧ 𝑇 ⟺ 𝑝 (ii) 𝑝 ∧ 𝑝 ⟺ 𝑝

2. Hukum null/Dominasi: 5. Hukum involusi (negasi ganda)


(i) 𝑝 ∨ 𝑇 ⇔ 𝑇 ∼ (∼ 𝑝) ⟺ 𝑝
(ii) 𝑝 ∧ 𝐹 ⟺ 𝐹
6.Hukum Penyerapan atau absorbsi
3. Hukum Negasi (i) 𝑝 ∨ (𝑝 ∧ 𝑞) ⟺ 𝑝
(i) 𝑝 ∨∼ 𝑝 ⇔ 𝑇 (ii) 𝑝 ∧ (𝑝 ∨ 𝑞) ⟺ 𝑝
(ii) 𝑝 ∧∼ 𝑝 ⟺ 𝐹

[Lucky Heriyanti Jufri, S.Si., M.Pd ] 10


BAB I DASAR-DASAR LOGIKA

7. Hukum komutatif 9. Hukum distributif


(i) 𝑝 ∨ 𝑞 ⟺ 𝑞 ∨ 𝑝 (i). 𝑝 ∨ 𝑞 ∧ 𝑟 ⟺ 𝑝 ∨ 𝑞 ∧ (𝑝 ∨ 𝑟)
(ii) 𝑝 ∧ 𝑞 ⟺ 𝑞 ∧ 𝑝 (ii). 𝑝 ∧ 𝑞 ∨ 𝑟 ⟺ 𝑝 ∧ 𝑞 ∨ (𝑝 ∧ 𝑟)

8. Hukum Asosiatif 10. Hukum De Morgan


(i) 𝑝 ∨ 𝑞 ∨ 𝑟 ⟺ (𝑝 ∨ 𝑞) ∨ 𝑟 (i) ~ 𝑝 ∧ 𝑞 ⇔∼ 𝑝 ∨∼ 𝑞
(ii) 𝑝 ∧ 𝑞 ∧ 𝑟 ⟺ (𝑝 ∧ 𝑞) ∧ 𝑟 (ii) ~ 𝑝 ∨ 𝑞 ⇔∼ 𝑝 ∧∼ 𝑞

Selain menggunakan tabel kebenaran untuk membuktikan keekivalenan


(ekivalensi) dan kebenaran suatu logika proposisi dari suatu proposisi
majemuk bisa menggunakan hukum-hukum aljabar proposisi di atas.

Contoh 1.8

Tunjukkan bahwa p ∨ ∼ (p ∨ q) dan p ∨ ∼q ekivalen secara logika

Contoh 1.9

Buktikan bahwa p ∧ (p ∨ q) ⟺ p

[Lucky Heriyanti Jufri, S.Si., M.Pd ] 11


BAB I DASAR-DASAR LOGIKA

1.11 valiDitas argumen


Jika diberikan deret proposisi baik proposisi atomik maupun proposisi
majemuk, maka dapat dilakukan penarikan kesimpulan yang disebut dengan
inferensi. Berikut ini akan diberikan beberapa metode inferensi, yaitu teknik
untuk menurunkan kesimpulan berdasarkan hipotesis yang ada, tanpa harus
menggunakan tabel kebenaran. Adapun metode inferensi adalah sebagai
berikut:
a. Modus Ponen atau law of detachment
adalah kaidah penarikan kesimpulan dari beberapa proposisi yang
didasarkan pada tautologi (𝑝 ∧ (𝑝 ⇒ 𝑞)) ⇒ 𝑞 yang dalam hal ini 𝑝 dan (𝑝 ⇒ 𝑞)
adalah hipotesis sedangkan untuk 𝑞 adalah konklusi/kesimpulan.
Sedemikian hingga kaidah modus ponen dapat ditulis sebagai berikut:
𝑝⇒𝑞
𝑝
∴𝑞
Tanda ∴ adalah kesimpulan atau dibaca “jadi” atau “karena itu”.

Contoh 1.10

Jika 𝑛 adalah bilangan genap maka 𝑛 adalah bilangan genap.


𝑛 adalah bilangan genap.
∴ 𝑛 adalah bilangan genap.

b. Modus Tollen
adalah kaidah penarikan akar yang didasarkan pada tautologi (∼ 𝑞 ∧ (𝑝
⇒ 𝑞)) ⇒∼ 𝑝. Kaidah modus tollen ini dapat dituliskan dalam bentuk:
𝑝⇒𝑞
∼𝑞
∴ ~𝑞
Contoh 1.11

Jika n bilangan ganjil maka 𝑛 bernilai ganjil.

𝑛 bernilai genap.

∴ 𝑛 bukan bilangan ganjil.

[Lucky Heriyanti Jufri, S.Si., M.Pd ] 12


BAB I DASAR-DASAR LOGIKA

c. Silogisme Hipotesis
adalah penarikan kesimpulan dari proposisi-proposisi yang didasarkan
pada kaidah tautologi 𝑝 ⇒ 𝑞 ∧ 𝑞 ⇒ 𝑟 ⇒ (𝑝 ⇒ 𝑟) , sedemikian hingga dapat
ditulis sebagai berikut:
𝑝⇒𝑞
𝑞⇒𝑟
∴𝑝⇒𝑟
Contoh 1.12

Jika seseorang menderita rabun jauh maka memerlukan kacamata.

Jika seseorang memerlukan kacamata maka harus membeli kacamata

Jadi jika seseorang menderita rabun jauh maka harus membeli kacamata

d. Silogisme Disjungtif
Adalah penarikan kesimpulan yang didasarkan pada kaidah tautologi
𝑝 ∨ 𝑞 ∧∼ 𝑝 ⇒ 𝑞, yang dapat ditulis dengan:
𝑝∨𝑞
∼𝑝
∴𝑞
Contoh 1.13

Maman akan pergi kuliah atau nonton film.

Ternyata ia pergi kuliah

Jadi ia tidak pergi nonton film.

e. Simplifikasi
Kaidah ini didasarkan pada tautologi (𝑝 ∧ 𝑞) ⇒ 𝑝, dengan p dan q adalah
hipotesis dan p adalah konklusi,sedemikian hingga kaidah ini dapat
ditulis sebagai berikut:
𝑝∧𝑞
∴𝑝
Contoh 1.14
Iza makan sate atau krupuk

Jadi Iza makan sate

[Lucky Heriyanti Jufri, S.Si., M.Pd ] 13


BAB I DASAR-DASAR LOGIKA

f. Penjumlahan
adalah kaidah yang didasarkan pada tautologi 𝑝 ⇒ (𝑝 ∨ 𝑞), sedemikian
hingga dapat ditulis:
𝑝
∴𝑝∨𝑞

Contoh 1.15

Nana adalah siswa sekolah menengah umum (SMU)

Jadi Nana siswa SMU atau SMK

g. Konjungsi
adalah kaidah penarikan akar yang didasarkan pada tautologi 𝑝 ∧ 𝑞 ⇒ (𝑝
∧ 𝑞), sedemikian hingga dapat ditulis dengan:
𝑝
𝑞
∴𝑝∧𝑞
Contoh 1.15

Nana adalah siswa sekolah menengah umum (SMU)

Jadi Nana siswa SMU atau SMK

[Lucky Heriyanti Jufri, S.Si., M.Pd ] 14

Anda mungkin juga menyukai