Anda di halaman 1dari 25

PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAA
N
Dosen Pembimbing:
Ranti Nazmi., M.Pd.

UNIVERSITAS PGRI SUMATERA BARAT


PADANG
2024
PENGANTAR PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
Sub Materi :
1. Konsep dan Urgensi PKn
2. Alasan perlunya PKn
3. Sumber Historis, Sosiologis, dan Politis
PKn
4. Dinamika dan tantangan PKn
5. Esensi dan Urgensi PKn
PENGANTAR
Ilmu terbagi:
1. Ilmu sosial / Social Sciences (sosiologi,
antropologi, sejarah, geografi, dll)
2. Ilmu Alam / Natural Sciences (Fisika, Kimia,
Biologi, dll)
3. Humaniora / Ilmu Kemanusiaan (Agama,
Bahasa, Sastra, dll)
Pkn adalah disiplin ilmu yang dekat dengan
disiplin ilmu sosial dan bertujuan untuk
mengembangkan kepribadian peserta didik
Pkn sebenarnya dilakukan dan
dikembangkan di seluruh dunia,
meskipun dengan berbagai macam
istilah atau nama. Jadi, PKn tidak
hanya ada di Indonesia saja. Artinya,
PKn adalah ilmu yang mengglobal.
Negara-negara yang memberlakukan PKn antara lain:
 USA : Civics, Civic Education
 Australia : Civics, Social Studies
 Jerman : Sachunternicht
 New Zealand : Social Studies
 Inggris : Chitizenship education
 Timur Tengah : Ta’limatul Muwwatanah, Tarbiyatul Al
Watoniyah
 Mexico : Educacion Civicas
 Afrika Selatan : Life Orientasi
 Singapura : Civic & Moral education
 Hongaria : People and Society
 Rusia : Obscesvovedinie
 Indonesia : Pendidikan Kewarganegaraan
 dll.
1. Konsep dan Urgensi PKn

Pendidikan kewarganegaraan adalah


suatu pendidikan yang diarahkan untuk
penanaman, pembentukan dan
menambah wawasan kesadaran
bernegara untuk bela negara dan memiliki
pola pikir, pola sikap dan perilaku sebagai
pola tindak yang cinta tanah air
berdasarkan Pancasila.
TUJUAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DI PERGURUAN TINGGI
(Berdasarkan Keputusan Dirjendikti No. 43/Dikti/Kep/2006, tujuan PKn
dirumuskan dalam visi, misi dan kompetensi PKn)

a. Tujuan Umum
1) Untuk membantu mahasiswa mengembangkan
kompetensi untuk mengetahui ilmu pengetahuan,
keterampilan, dan sikap kewarganegaraan serta nilai-
nilai yang diperlukan dalam rangka menerapkan
pengetahuan dan keahliannya dalam masyarakat
2) Membantu mahasiswa menjadi warga negara yang
cerdas, demokratik berkeadaban (kebebasan yang
beradab), bertanggung jawab, serta menciptakan
kemampuan kompetitif bangsa di era globalisasi.
b. Tujuan Khusus
1) Agar mahasiswa mempunyai pemahaman dasar tata cara kerja
demokrasi dan lembaganya. Misalnya, LSM (Infra struktur) dan
DPR (Supra struktur), dimana tata cara kerja lembaga ini sesuai
dengan fungsi dan kewenangannya.
2) Agar mahasiswa memiliki pemahaman tentang “rule of law” dan
HAM.
3) Agar mahasiswa memiliki keterampilan partisipatif yang akan
memberdayakannya untuk merespons dan memecahkan masalah
dalam masyarakat secara demokratif.
4) Agar mahasiswa mampu mengembangkan budaya demokrasi dan
perdamaian pada lembaga pendidikan masing-masing atau antar
lembaga pendidikan serta dalam seluruh aspek kehidupan
masyarakat.
VISI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DI PERGURUAN TINGGI
( Menurut SKep Dirjen Dikti No. 43/DIKTI/Kep./2006)

Merupakan sumber nilai dan pedoman dalam


pengembangan dan penyelenggaraan program
studi, guna mengantarkan mahasiswa
memantapkan kepribadiannya sebagai manusia
Indonesia seutuhnya
MISI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
DI PERGURUAN TINGGI
( Menurut SKep Dirjen Dikti No.
43/DIKTI/Kep./2006)

Membantu mahasiswa memantapkan


kepribadiannya agar secara konsisten mampu
mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila, rasa
kebangsaan dan cinta tanah air dalam menguasai,
menerapkan dan mengembangkan IPKTEKS
dengan rasa tanggung jawab dan bermoral.
Standar kompetensi yang wajib dikuasai
mahasiswa adalah mampu berpikir rasional,
bersikap dewasa dan dinamis, berpandangan
luas dan bersikap demokratis yang
berkeadaban sebagai Warga Negara
Indonesia.
Kompetensi diartikan sebagai seperangkat
tindakan cerdas, penuh rasa tanggung jawab
yang harus dimiliki oleh seseorang agar ia
mampu melaksanakan tugas-tugas dalam
bidang pekerjaan tertentu.
Kompetensi lulusan Pendidikan
Kewarganegaraan adalah seperangkat
tindakan cerdas, penuh rasa tanggung jawab
dari seorang warga negara dalam
berhubungan dengan negara, dan
memecahkan berbagai masalah hidup
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
dengan menerapkan konsepsi falsafah
bangsa, wawasan nusantara dan ketahanan
nasional.
Sikap tersebut disertai dengan perilaku yang:
• Berimtaq kepada Tuhan YME dan menghayati
nilai-nilai falsafah bangsa.
• Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
• Rasional, dinamis dan sadar akan hak dan
kewajiban sebagai warga negara.
• Bersifat profesional, yang dijiwai oleh kesadaran
bela negara.
• Aktif memanfaatkan IPTEKS untuk kepentingan
kemanusiaan, bangsa dan negara.
Melalui PKn warga negara diharapkan
mampu memahami, menganalisis dan
menjawab masalah-masalah yang dihadapi
oleh masyarakat, bangsa dan negaranya
secara berkesinambungan dan konsisten
dengan cita-cita dan tujuan nasional
seperti digariskan oleh Pembukaan UUD
1945.
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM
KONTEKS PENDIDIKAN NASIONAL
( UU RI No. 20/2003)
“KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH”
WAJIB MEMUAT :
a. PENDIDIKAN AGAMA
b. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
c. BAHASA
( Ps 37 AYAT 1 UU No. 20 tahun 2003 )

“KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI” WAJIB MEMUAT :


d. PENDIDIKAN AGAMA;
e. PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN;
f. BAHASA.”
( Ps 37 AYAT 2 UU No. 20 tahun 2003)
Urgensi PKn

“Penjelasan Pasal 37 Ayat (1) UU RI No.20


Tahun 2003:

“Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan


untuk membentuk peserta didik menjadi
manusia yang memiliki rasa kebangsaan
dan cinta tanah air”
Inilah yang menjadi alas an PKn sangat
penting diajarkan kepada peserta didik
2. Alasan Perlunya PKn
 Semakin memudarnya rasa
nasionalisme warga Negara Indonesia
 Globalisasi yang bisa merusak akhlak
dan moral
3. Menggali sumber historis, sosiologis,
politik PKn
 Historis
1. Tahun 1957 – Kewarganegaraan – Cara
memperoleh dan kehilangan kewarganegaraan
2. 1962 – Civics – sejarah kebangkitan nasional
3. Tahun 1968 – Pendidikan Kewargaan Negara –
pembinaan jiwa Pancasila
4. Tahun 1975 – PMP – Pancasila dan UUD 1945 – P4
5. Tahun 1994 – PPKn
6. Tahun 2006 – PKn
7. Tahun 2013 – PPKn
8. Tahun 2016 - PKn
 Sosiologis
Perubahan-perubahan yang terjadi dalam
mata kuliah PKn sesuai dengan
prkembangan masyarakat
 Politis

PKn Indonesia akan terus mengalami


perubahan sejalan dengan perubahan
sistem ketatanegaraan dan pemerintahan,
terutama perubahan konstitusi.
 Sedangkan dalam menghadapi globalisasi dan
menatap masa depan untuk mengisi
kemerdekaan, kita memerlukan perjuangan non
fisik sesuai dengan bidang profesi masing-
masing.
 Perjuangan non fisik sesuai bidang profesi
masing-masing tersebut memerlukan sarana
kegiatan pendidikan bagi setiap warga negara
Indonesia pada umumnya dan mahasiswa
sebagai calon cendekiawan pada khususnya,
yaitu melalui pendidikan kewarganegaraan.
4. DINAMIKA DAN TANTANGAN
PKN

Dinamika PKn

Mata kuliah PKn mengalami dinamika sesuai


dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh
pemerintah. Pergantian kurikulum terkadang dapat
juga menyebabkan perubahan nama dari mata
kuliah PKn
TANTANGAN PKN

• Internal
Sumber daya manusia yang masih minim dalam
mengajarkan PKn
• Eksternal
Globalisasi – perkembangan IPTEKS – perubahan
pada perilaku warga Negara
5. Esensi dan Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan

a. Eksternal – karena kuatnya pengaruh globalisasi, seperti:


1) Perkembangan ipteks – informasi, telekomuniasi, transportasi,
yang menyebabkan:
 Dunia menjadi transparan seolah menjadi “kampung besar”
tanpa mengenal batas negara.
 Kondisi ini akan mempengaruhi struktur dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa & bernegara di Indonesia, pola
pikir, sikap dan tindakan masyarakat serta mental dan spiritual
bangsa Indonesia
2) semakin besarnya pengaruh lembaga-lembaga kemasyarakatan
internasional, negara-negara maju yang ikut mengatur percaturan
perpolitikan, perekonomian, sosial budaya serta pertahanan dan
keamanan global – konflik kepentingan.
b. Internal : menipisnya nilai-nilai dasar ke
– Indonesiaan (seperti: nilai Ke-
Tuhanan, Kemanusiaan, Persatuan,
Demokrasi, Keadilan, dll). Hal ini bisa
menimbulkan konflik vertikal maupun
horizontal, sehingga dapat
menyebabkan terjadinya “disintegrasi
bangsa”.
 Sedangkan dalam menghadapi globalisasi dan
menatap masa depan untuk mengisi
kemerdekaan, kita memerlukan perjuangan non
fisik sesuai dengan bidang profesi masing-
masing.
 Perjuangan non fisik sesuai bidang profesi
masing-masing tersebut memerlukan sarana
kegiatan pendidikan bagi setiap warga negara
Indonesia pada umumnya dan mahasiswa
sebagai calon cendekiawan pada khususnya,
yaitu melalui pendidikan kewarganegaraan.

Anda mungkin juga menyukai