: DEWI FEBRIANI
NIM. : 0801203435
KELAS : IKM 3 ( KELAS C ) SEM. 2
MATKUL : KEWARGANEGARAAN
-Identitas Nasional-
Lahirnya identitas suatu bangsa tidak dapat dilepaskan dari dukungan berbagai
faktor. Menurut Surbakti (1999) faktor-faktor yang diperkirakan menjadi identitas bersama
suatu bangsa, meliputi primordial, sakral, tokoh, Bhinneka Tunggal Ika, sejarah,
perkembangan ekonomi, dan kelembagaan. Pendapat lain dikemukakan Kaelan (2007:49),
bahwa identitas nasional terbentuk karena dua faktor, yaitu: (i) faktor objektif seperti
geografis, ekologis, demografis, dan (ii) faktor subjektif seperti historis, sosial, politik, dan
kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia. Kondisi geografis-ekologis yang membentuk
Indonesia sebagai daerah kepulauan yang beriklim tropis dan terletak di persimpangan jalan
komunikasi antar wilayah dunia di asia tenggara ikut mempengaruhi perkembangan
kehidupan demografis, ekonomis, social dan cultural bangsa Indonesia. Faktor penting
lainnya yang mendorong tumbuhnya kesadaran kebangsaan di Indonesia adalah
digunakannya bahasa Melayu sebagai bahasa kebangsaan. Pencarian identitas nasional
bangsa Indonesia pada dasarnya melekat erat dengan perjuangan masyarakat dan bangsa
Indonesia untuk membangun konsep “Indonesia” sebagai atribut terbentuknya masyarakat
dan bangsa yang baru Indonesia modern. Identitas nasional berkaitan erat dengan dimensi
sosial, ekonomi maupun politik. Oleh karena identitas nasional berkaitan erat dengan
dimensi sosial, ekonomu maupun politik, maka menjadi tugas pemerintah untuk melakukan
pembangunan pada tiga aspek ini guna tetap kuatnya ”rasa” memiliki suatu identitas
bersama dalam suatu bangsa dan negara. Tanpa adanya pembangunan yang adil dan merata
bagi semua manusia pendukung negara dan bangsa maka tidaklah mustahil rasa
kebangsaann akan pudar dalam sanubari individu warga bangsa dan negara.
Konteks lahirnya identitas nasional Indonesia dibangun oleh berbagai kesamaan
seperti perasaan senasib dan sependeritaan mengusir penjajah, kesamaan geografis dan
kesamaan agama pada mayoritas warganegara. Sebagaimana pendapat Surbakti di atas,
faktor tokoh, seperti Soekarno menjadikan ikatan bagi bangsa Indoesia saat itu bahwa
mereka memiliki identitas yang sama, begitu pula dengan sesanti Bhinneka Tunggal Ika telah
terbukti kuat mempersatukan bangsa Inonesia hingga kini. Namun demikian, perasaan
senasib, kesamaan agama, suku, dan sejarah serta tokoh yang dianggap berwibawa saat
perjuangan melawan penjajah dan masa awal kemerdekaan kiranya perlu direaktualisasikan
saat ini dengan kebijakan pembangunan yang berkeadilan dan tidak diskriminatif.
~SELESAI~