Konsep adalah teori, sedangkan urgensi adalah seberapa pentingnya belajar Pendidikan kewarganegaraan. Konsep Warga Negara Proses menjadi warga negara: - Sarjana berdasarkan UU Republik Indonesia No 12 Tahun 2012 tentang pendidikan tinggi, program sarjana merupakan jenjang pendidikan akademik bagi lulusan pendidikan menengah atau sederajat sehingga mengamalkan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui penalaran ilmiah. Lulusan sarjana diharapkan akan menjadi intelektual atau ilmuwan yang diharapkan akan menjadi ilmuan yang berbudaya mampu memasuki dan menciptakan lapangan pekerjaan serta mampu mengembangkan diri menjadi professional. - Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dapat menjadi sumber penghasilan dan perlu keahlian, kemahiran, dan kecakapan memiliki standar mutu atau norma yang diperoleh melalui pendidikan profesi. - Warga negara Indonesia. Apapun cita-citanya, apapun kedudukannya dalam konteks hidup berbangsa dan bernegara bila memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam undang-undang maka akan berstatus warga negara. Konsep warga negara (citizen; citoyen) sudah dikenal sejak adanya perjanjian Westphalia 1648 di Eropa sebagai kesepakatan mengakhiri perang selama 30 tahun di Eropa. Warga negara dapat berarti warga, anggota (member) dari sebuah negara. Di Indonesia, istitlah “warga negara” adalah terjemaham dari istilah Bahasa Belanda, staatsburger. Istilah “warga negara” dalam kepustakaan Inggris dikenal dengan istilah “civic”, “citizen”, atau “civius”. Jadi pengertian warga negara adalah warga suatu negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan.
B. Mengapa Diperlukan Pendidikan Kewarganegaraan?
1. Landasan etimologis pendidikan kewarganegaraan Pendidikan kewarganegaraan adalah program pendidikan yang berintikan demokrasi politik yang diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya, pengaruh- pengaruh positif dari pendidikan sekolah, masyarakat, dan orang tua, yang kesemuanya itu diproses guna melatih para siswa untuk berpikir kritis, analitis, bersikap dan bertindak demokratis dalam mempersiapkan hidup demokratis yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Menurut undang-undang tujuan mengadakan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi yaitu untuk menerapkan sikap cinta tanah air dan wawasan kebangsaan. Secara umum tujuan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan yakni untuk membentuk warga negara yang baik dan cerdas, dimana warga negara yang baik dan cerdas itu memiliki 3 kompetensi yaitu civics knowledge yang berarti pengetahuan kewarganegaraan, civics skill yang berarti keterampilan kewarganegaraan, dan civics disposition yang berarti karakter kewarganegaraan, yang berarti jika memiliki 3 kompetensi tersebut akan menjadi smart and good citizen. a) Civics knowledge (pengetahuan kewarganegaraan) - Manusia sebagai makhluk sosial atau berpolitik - Nilai, norma, dan moral - Norma-norma dalam masyarakat - Bangsa dan negara - Konstitusi - Lembaga-lembaga politik - Kewarganegaraan - Sistem poltik demokrasi - Negara hukum dan penegakannya - Hak asasi manusia - Peran Indonesia dalam hubungan internasional - Identitas nasional b) Civics skill (keterampilan kewarganegaraan) - Berkomunikasi secara argumentatif - Berorganisasi dalam lingkungan sosial - Berpartisipasi dalam lingkungan sekolah atau masyarakat - Mempengaruhi kebijakan umum sesuai dengan norma - Membahas masalah sosial secara cerdas dan bertanggung jawab - Turut serta mengatasi konflik sosial - Memimpin kegiatan sosial secara cerdas dan bertanggung jawab - Menunaikan berbagai kewajiban sosial sebagai anggota masyarakat c) Civics disposition (karakter kewarganegaraan) - Karakter privat diantaranya religious; nasionalis; integrita;, mandiri; dan gotong royong. - Karakter publik diantaranya kepedulian sebagai warga negara; mengindahkan aturan main (rule of law); menghormati, melindungi, dan melaksanakan hak- hak yang sama bagi setiap manusia; serta memberi contoh perilaku moral dari kewarganegaraan demokratis, dll. 2. Landasan yuridis pendidikan kewarganegaraan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 a) Pasal 27 ayat (1) yang berbunyi “setiap warga negara berhak dan wajib turut serta dalam upaya pembelaan negara”. b) Pasal 30 ayat (1) yang berbunyi “tiap-tiao warga berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara”. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 “Diperlukan pendidikan yang mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan tekonologi serta menghasilkan intelektual, ilmuwan, dan/atau professional yang berbudaya dan kreatif, toleran, demokratis, berkarakter tangguh, serta berani membela kebenaran untuk kepentingan bangsa". Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara “Pertahanan negara bertitik tolak pada falsafah dan pandangan hidup bangsa Indonesia untuk menjamin keutuhan dan tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945”. Intruksi Presiden Nomor 12 Tahun 2016 tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental Dalam melaksanakan butir ke-8 bahwa untuk mewujudkan generasi bangsa Indonesia yang berkarakter tangguh, cinta tanah air, bela negara, serta mampu meningkatkan jati diri bangsa, maka Pendidikan Mata Kuliah Wajib Umum (MKWU) diperkuat sebagai salah satu komponen pembentuk budaya bangsa. 3. Pendidikan Kewarganegaraan dalam perspektif internasional Hampir di setiap negara mempelajari pendidikan kewarganegaraan, yang membedakan ada;ah nama, istilah, serta isinya karena disesuaikan dengan latar belakang sejarah, hukum, konstitusi, dan budaya dari setiap masing-masing negara. Tujuannya adalah untuk menjaga kelangsungan bangsanya yang bercita- cita untuk menjaga keutuhan negaranya. C. Sumber Historis, Sosiologis, dan Politik tentang Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia 1. Landasan histori pendidikan kewarganegaraan Tahun 1908 (sadar berbangsa) Lahirnya organisasi perintis perjuangan Indonesia yang diawali dengan pendirian perkumpulan "Boedi Oertomo” pada tahun 1908. Tahun 1928 (semangat Bersatu) Muncul kesadaran politik di lingkungan kaum muda terdidik, mendorong kaum pemuda untuk mengadakan perkumpulan dan pertemuan-pertemuan pemuda yang melahirkan “Sumpah Pemuda” pada tahun 1928. Tahun 1945 (tekad membentuk NKRI) Memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Terbentuknya bangsa dan negara Indonesia yang merdeka dan berdaulat (bebas dari penjajahan). Pasca kemerdekaan Diperlukan adanya proses pendidikan dan pembelajaran bagi warga negara yang dapat memelihara semangat perjuangan kemerdekaan, rasa kebangsaan, dan cinta tanah air. Tahun 1957 Istilahnya adalah kewarganegaraan yang membahas cara memperoleh dan kehilangan kewarganegaraan. Tahun 1962 Berubah istilah menjadi civic yang membahas tentang sejarah kebangkitan nasional, UUD 1945, pidato-pidato politik kenegaraan yang diarah pada pembentukan nation and character building. Tahun 1968 Berubah istilah menjadi kewarganegaraan lagi. Membahas tentang nasionalisme, patriotisme, kenegaraan, etika, agama, dan kebudayaan. Tahun 1975 Berubah istilah menjadi Pendidikan Moral Pancasila (PMP), berorientasi pada value inculcation dengan muatan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Tahun 1994 Berubah istilah menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN), karakteristiknya didominasi oleh proses value inculcation dan knowledge dissemination. Dikembangkan berdasarkan butir-butir setiap sila Pancasila. Tujuan pembelajarannya pun diarahkan untuk menanamkan sikap Pancasila. Tahun 2004 Berubah istilah menjadi kewarganegaraan lagi. Tahun 2008 Berubah istilah menjadi PKn (Pendidikan Kewarganegaraan) oleh Permendiknas no 22 tahun 2006. D. Dinamika dan Tantangan Pendidikan Kewarganegaraan Alasan pendidikan kewarganegaraan selalu mengalami perubahan Ontologi PKn adalah sikap dan perilaku warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Status warga negara dapat meliputi penduduk yang berkedudukan sebagai pejabat negara sampai dengan rakyat biasa, sehingga sikap dan perilaku mereka sangat dinamis. Sistem ketatanegaraan, demokrasi, HAM, lingkungan hidup, geopolitik dan geostrategis mengalami perubahan. Mata kuliah PKn harus selalu menyesuaikan/sejalan dengan dinamika dan tantangan sikap serta perilaku warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. E. Esensi dan Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan untuk Masa Depan Pertumbuhan penduduk dan ekonomi Beberapa tahun ke depan diperkirakan akan mengalami peningkatan dalam segala bidang, mulai dari jumlah penduduk, angka harapan hidup, jumlah lansia, jumlah penduduk di perkotaan, dsb. Merawat kemajemukan bangsa Indonesia, yang mana dalam faktanya adalah Indonesia merupakan negara besar yang terdiri dari bermacam-macam perbedaan.