Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Secara Umum


Secara harafiah, pendidikan kewarganegaran merupakan terjemahan dari
bahasa inggris yakni “Civic Education”. Yang kemudian di alih bahasakan
oleh para ahli dalam bahasa Indonesia sebagai Pendidikan Kewargaan dan
Pendidikan Kewarganegaraan. Azra dan Tim ICCE (Indonesian Center for
Civic Education) dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta,
mengungkapkan sebuah istilah “Pendidikan Kewargaan” menjadi
pengembang Civic Education pertama di perguruan tinggi.
Menurut Permendiknas No.22 Tahun 2006 tentang standar Isi Pendidikan
Nasional, PKn merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-
hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia yang cerdas
terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
PKn adalah aspek pendidikan politik yang fokus materinya peranan warga
negara dalam kehidupan bernegara yang kesemuanya itu diproses dalam
rangka untuk membina peranan tersebut sesuai dengan ketentuan Pancasila
dan UUD 1945 agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa
dan negara (Cholisin 2000: 9).

B. Pengertian Menurut Para Ahli


1. Menurut Edmonson (sebagaimana dikutip A. Ubaedillah 2011: 5)
makna Civics selalu didefinisikan sebagai sebuah studi tentang
pemerintahan dan kewarganegaraan yang terkait dengan kewajiban,
hak, dan hak-hak istimewa warga negara. Dari berbagai pendapat di
atas, dapat disimpulkan bahwa PKn merupakan mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan
mampu melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai yang diamanatkan
oleh Pancasila dan UUD 1945.

3
4

2. Menurut Soedijarto berpendapat bahwa pengertian pendidikan


kewarganegaraan ialah pendidikan politik yang bertujuan demi
membantu peserta didik agar mejadi seorang warga negara yang
memiliki pengetahuan politik secara dewasa serta mampu berpartisipasi
dalam membangun sistem politik yang demokratis. (baca juga: Ciri-Ciri
Masyarakat Politik Secara Umum)

3. Menurut Merphin Panjaitan Pendidikan Kewarganegaraan ialah sebuah


pendidikan demokrasi, yang memiliki sebuah tujuan dalam mendidik
generasi penerus supaya jadi warga negara yang memiliki jiwa yang
demokratis serta partisipatif melalui pendidikan yang berbasis dialogial.
(baca juga: 5 Manfaat Musyawarah dalam Kehidupan Sehari-hari)

4. Menurut Henry Rendall Waite Pendidikan Kewarganegaraan


merupakan sebuah ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia
dengan manusia di dalam berbagai perkumpulan yang terorganisasi baik
dalam organisasi sosial, ekonomi, politik serta hubungan negara dengan
warga negara.

5. Menurut Azyumardi Azra pengertian Pendidikan Kewarganegaraan


mempelajari dan juga mengkaji serta membahas segala sesuatu
mengenai pemerintahan, lembaga-lembaga demokrasi, konstitusi, rule
of law, hak dan kewajiban warga negara serta demokrasi. Secara
substantif, pendidikan kewarganegaraan memiliki tujuan guna
membangun karakter bangsa dalam perkembangan di era globalisasi.

6. Menurut Kerr pengertian Pendidikan Kewarganegaraan memiliki


sebuah definisi yang luas dalam perumusannya, melingkupi tahapan
penyiapan generasi penerus bangsa yang memiliki peran serta tanggung
jawab sebagai seorang warga negara. Dalam arti khusus, pendidikan
kewargganegaraan merupakan segala materi yang ada dalam
5

persekolahan, pengajaran dan belajar, sebagai bagian dari proses


mempersiapkan warga negara. (baca juga: Ciri ciri Globalisasi di dunia
beserta pengaruhnya)

7. Menurut Azis Wahab dan Cholishin pengertian Pendidikan


Kewarganegaraan seperti penuturan Azis Wahab ialah sebuah sarana
untuk meng-Indonesiakan para warga negara khususnya melalui siswa
di sekolah dengan sadar, cerdas, serta penuh tanggung jawab. Dan
Cholishin berpendapat (200:18) bahwa pendidikan kewarganegaraan
merupakan sebuah program yang berisi beberapa konsep secara umum
mengenai ketatanegaraan, politik serta hukum negara, maupun teori
umum lainnya berkenaan dengan kewarganegaraan.
8. Menurut Samsuri (2011:28) berpendapat bahwa pendidikan
kewarganegaraan dapat diartikan sebuah cara untuk mempersiapkan
generasi penerus bangsa demi menjadi seorang warga negara yang
memiliki kecakapan, dan pengetahuan serta nilai-nilai yang guna
berpartisipasi aktif di dalam masyarakat.

9. Menurut Zamroni salah seorang anggota Tim ICCE (2005:7), Zamroni


menyatakan : “Pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk
mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak
demokratis, melalui aktivitas menanamkan kesadaran kepada generasi
baru, bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang
paling menjamin hak-hak warga masyarakat”.

10. Menurut Soemantri pengertian pendidikan kewarganegaraan yang


diutarakan oleh Soemantri (2001:154) ialah sebuah usaha yang
dilakukan guna memberikan siswa sebuah pengetahuan serta
kemampuan dasar mengenai hubungan mendasar antara warga negara
dengan negara dan juga pendidikan pendahuluan bela negara sebagai
6

bentuk-bentuk usaha pembelaan negara sebagaimana diamanatkan di


dalam UUD 1945 dan juga Pancasila.

C. Tujuan Umum dan Khusus


Tujuan utama pendidikan kewarganegaraan di Indonesia adalah untuk
menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku yang
cinta tanah air dan bersendikan kebudayaan bangsa, wawasan nusantara, serta
ketahanan nasional dalam diri para calon-calon penerus bangsa yang sedang
dan mengkaji dan akan menguasai imu pengetahuaan dan teknologi serta seni.
Selain itu tujuan mempelajari pendidikan kewarganegaraan lainnya yaitu
untuk meningkatkan kualitas manusia indonesia yang berbudi luhur,
berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, profesional, bertanggung jawab dan
produktif serta sehat jasmani dan rohani. Peran kewarganegaraan pun cukup
penting untuk keberlangsungan bangsa dengan menambah wawasan dan
pengetahuan kewarganegaraan.
Secara khusus, terdapat beberapa tujuan kewarganegaraan yang
diperuntukkan untuk membentuk moral dan perilaku siswa. Pentingnya
mempelajari kewarganegaraan memang juga berperan pada moral dan
perilaku para siswa.
1. Mendorong siswa supaya mempunyai kemampuan serta kecakapan
dalam mengenali berbagai macam permasalahan hidup dan
kesejahteraan maupun cara-cara penyelesaiannya.
2. Mendorong siswa agar mendapatkan kemampuan dalam
memutuskan sikap yang penuh tanggung jawab sesuai moral yang
telah tertanam didalam diri.
3. Mendorong siswa agar dapat mengenali serta memahami segala
bentuk perubahan serta perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta seni.
4. Mendorong siswa agar mempunyai kemampuan dalam memaknai
segala peristiwa sejarah juga nilai-nilai budaya dalam upaya
7

menggalang semangat Bhinneka Tunggal Ika sebagai pedoman


ersatuan Indonesia.
Berikut merupakan tujuan pendidikan kewarganegaraan bagi
mahasiswa menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti).
Landasan pendidikan kewarganegaraan ini diambil dari Keputusan Dirjen
Dikti No. 267/Dikti/2000 yang mencakup tiga poin tujuan utama sebagai
berikut.
1. Agar mahasiswa dapat memahami dan melaksanakan hak dan
kewajiban secara santun, jujur, dan demokratis serta ikhlas
sebagawai WNI terdidik dan bertanggung jawab.
2. Agar mahasiswa menguasai dan memahami berbagai masalah dasar
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta
dapat mengatasinya dengan pemikiran kritis dan bertanggung
jawab yang berlandaskan Pancasila, Wawasan Nusantara, dan
Ketahanan Nasional.
3. Agar mahasiswa memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan
nilai-nilai kejuangan, cinta tanah air, serta rela berkorban bagi nusa
dan bangsa.

D. Sejarah
Sejarah Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia dimulai pada tahun
1957 saat pemerintahan Sukarno atau yang lebih dikenal dengan istilah civics.
Penerapan Civics sebagai pelajaran di sekolah-sekolah dimulai pada tahun
1961 dan kemudian berganti nama menjadi pendidikan Kewargaan negara
pada tahun 1968.
Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan resmi masuk dalam
kurikulum sekolah di Indonesia pada tahun 1968. Saat terjadi pergantian
tahun ajaran yang awalnya Januari – Desember dan diubah menjadi Juli –
Juni pada tahun 1975, nama pendidikan kewarganegaraan diubah oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia menjadi Pendidikan
Moral Pancasila (PMP). Nama mata pelajaran PMP diubah lagi pada tahun
8

1994 menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Pada


masa Reformasi PPKn diubah menjadi PKn dengan menghilangkan kata
Pancasila yang dianggap sebagai produk Orde Baru.
Untuk perguruan tinggi, jurusan pendidikan kewarganegaraan pada
awalnya menggunakan nama jurusan Civic Hukum kemudian pada orde baru
berubah menjadi Program Studi PMP-KN dan saat ini banyak yang
menggunakan Program Studi PPKn (PKn)

E. Landasan Teori-Teori
F. Peran Penting di dalam Kehidupan

Anda mungkin juga menyukai