DISUSUN OLEH:
NAMA: FAJAR RAMADHAN
NPM: 10822343
KELAS: 1MA02
PENDAHULUAN:
Pendidikan merupakan sarana yang penting demi menanamkan sebuah ajaran maupun
norma-norma serta aturan-aturan demi keberlangsungan hidup dalam bermasyarakat.
Pendidikan dapat dilakukan melalui jalur formal dan informal. Pendidikan merupakan salah
satu poin yang tercantum di dalam UUD 1945 bab Pendidikan dan Kebudayaan, yang
merupakan landasan yang digunakan untuk menjamin setiap warga negara memperoleh
Pendidikan.
Konsep warga negara (citizen; citoyen) dalam arti negara modern atau negara
kebangsaan (nation-state) dikenal sejak adanya perjanjian Westphalia 1648 di Eropa
sebagai kesepakatan mengakhiri perang selama 30 tahun di Eropa.
Istilah “warga negara” dalam kepustakaan Inggris dikenal dengan istilah “civic”,
“citizen”, atau “civius”. Apabila ditulis dengan mencantumkan “s” di bagian belakang
kata civic menjadi “civics” berarti disiplin ilmu kewarganegaraan.
Di Indonesia istilah “warga negara” adalah terjemahan dari istilah Bahasa Belanda,
staatsburger. Selain istilah staatsburger dalam Bahasa Belanda dikenal pula istilah
onderdaan. Menurut Soetoprawiro (1996), istilah ondedaan tidak sama dengan warga
negara melainkan bersifat semi warga negara atau kawula negara. Munculnya istilah
tersebut karena Indonesia memiliki budaya kerajaan yang bersifat feudal sehingga
dikenal istilah kawula negara sebagai terjemahan dari onderdaan. Setelah Indonesia
memasuki era kemederkaan dan era modern, istilah kawula negara telah mengalami
pergeseran. Istilah kawula negara sudah tidak digunakan lagi dalam konteks
kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia saat ini. Menurut undang-undang
yang berlaku saat ini, warga negara adalah warga suatu negara yang ditetapkan
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
PKn dibentuk oleh dua kata, istilah kata “penddidikan” dan kata “kewarganegaraan”.
Definisi Pendidikan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat (1) adalah “Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengembangan diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara. (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1)”.
Dilihat dari prinsip warga negara sebagai subjek politik, akan melahirkan pengertian
kewarganegaraan dan prinsip warga sebagai subjek politik dan pemerintah, nilai-nilai
dan visi tentang keutamaan publik, serta hubungan dengan sesama anggota
masyarakat. Dilihat dari perspektif ini, maka dikenal konsep kewarganegaraan
menurut: sistem politik liberal, sistem politik yang bersifat otoriter, penekanan
pentingnya hak-hak dasar (rights) dan dialektis. Konsep kewarganegaraan menurut
sistem politik liberal umumnya dimengerti dalam konteks legal formal. Warga negara
(citizen) memahami dirinya sebagai pribadi-pribadi hukum dan pihak-pihak otonom
dalam suatu ikatan yang berdaulat (sovereign compact)
Penjelasan Pasal 37 Ayat (1) UU RI No. 20 Tahun 2003: “Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaran dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air”.
Akhirnya setelah perjuangan Panjang, Soekarno Hatta, atas nama bangsa Indonesia
berhasil memprolakmasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
Namun, setelah merdeka pun bangsa Indonesia masih harus berjuang
mempertahankan kemerdekaan karena ternyata penjajah masih belum bersedia
mengakui kemerdekaan Indonesia.
Karena proses perjuangan untuk menjaga kemerdekaan bangsa Indonesia masih lah
panjang, sangat diperlukan adanya proses pendidikan dan pembelajaran bagi warga
negara agar bisa melanjutkan semangat perjuangan kemerdekaan, rasa kebangsaan,
dan cinta tanah air terhadap bangsa.
Secara politik, pendidikan kewarganegaraan mulai dikenal sebagai salah satu mata
pelajaran sekolah dan dapat digali dari dokumen kurikulum sejak tahun 1957
sebagaimana dapat didentifisikan dari pernyataan Somantri (1972) bahwa pada masa
Orde Lama mulai dikenal istilah: (1) Kewarganegaraan (1957); (2) Civics (1962); dan
(3) Pendidikan Kewargaan Negara (1968).
Pada masa awal Orde Lama, isi mata pelajaran PKn membahas bagaimana cara
mendapatkan dan menghapus kewarganegaraan, sedangkan dalam Civics (1961) lebih
banyak membahas mengenai sejarah Kebangkitan Nasional, UUD, pidato-pidato
politik kenegaraan yang bertujuan untuk “nation and character building” bangsa
Indonesia.
Kemudian, kurikulim sekolah yang berlaku pada awal pemerintahan Orde Baru
dinamakan Kurikulim 1968, yang mana di dalamnya tercantum mata peajaran
Pendidikan Kewargaan Negara. Materi dan metode yang bersifat indoktriatif
dihilangkan kemudian diubah menjadi suatu yang baru dan dikelompokkan menjadi
Kelompok Pembinaan Jiwa Pancasila.
Dinamika dan tantangan PKn sangat erat dengan perjalanan sejarah praktik
kenegaraan/pemerintahan RI. Ontologi PKn adalah sikap dan perilaku warga negara
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Peran dan fungsi warga
negara berbeda-beda, sehingga sikap dan perilaku mereka sangat dinamis. Oleh
karena itu, mata kuliah PKn harus selalu menyesuaikan/sejalan dengan dinamika dan
tantangan sikap serta perilaku warga negara dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
Apakah tuntutan, kebutuhan, dan tantangan yang akan dihadapi bangsa Indonesia di
masa depan? Bagaimana Anda dapat memprediksi kondisi 21 Indonesia di masa
depan? Apa gagasan berupa pemikiran hasil analisis Anda untuk masa depan? Anda
masukkan indikator-indikator berupa fakta dan peristiwa yang mungkin akan terjadi
dalam pendidikan kewarganegaraan.
Pada tahun 2045, bangsa Indonesia akan memperingati 100 Tahun Indonesia
merdeka. Bagaimana nasib bangsa Indonesia pada 100 Tahun Indonesia merdeka?
Berdasarkan hasil analisis ahli ekonomi yang diterbitkan oleh Kemendikbud (2013)
bangsa Indonesia akan mendapat bonus demografi (demographic bonus) sebagai
modal Indonesia pada tahun 2045 (Lihat gambar tabel di bawah). Indonesia pada
tahun 2030- 2045 akan mempunyai usia produktif (15-64 tahun) yang berlimpah.
Inilah yang dimaksud bonus demografi. Bonus demografi ini adalah peluang yang
harus ditangkap dan bangsa Indonesia perlu mempersiapkan untuk mewujudkannya.
Usia produktif akan mampu berproduksi secara optimal apabila dipersiapkan dengan
baik dan benar, tentunya cara yang paling strategis adalah melalui pendidikan,
termasuk pendidikan kewarganegaraan. Bagaimana kondisi warga negara pada tahun
2045? Apa tuntutan, kebutuhan, dan tantangan yang dihadapi oleh negara dan bangsa
Indonesia? Benarkah hal ini akan terkait dengan masalah kewarganegaraan dan
berdampak pada kewajiban dan hak warga negara?
Nasib sebuah bangsa tidak ditentukan oleh bangsa lain, melainkan sangat tergantung
pada kemampuan bangsa sendiri. Apakah Indonesia akan berjaya menjadi negara
yang adil dan makmur di masa depan? Indonesia akan menjadi bangsa yang
bermartabat dan dihormati oleh bangsa lain Semuanya sangat tergantung kepada
bangsa Indonesia.
Demikian pula untuk masa depan PKn sangat ditentukan oleh eksistensi konstitusi
negara dan bangsa Indonesia. PKn akan sangat dipengaruhi oleh konstitu berlaku dan
perkembangan tuntutan kemajuan bangsa. Bahkan yang lebih penting lagi, akan
sangat ditentukan oleh pelaksanaankonstitusi yang berlaku.
Cinta tanah air adalah perasaan yang timbul dari dalam hati sanubari seorang warga
Negara, untuk mengabdi, memelihara, membela, melindungi tanah airnya dari segala
ancaman dan gangguan.
Definisi lain mengatakan bahwa rasa cinta tanah air adalah rasa kebanggaan, rasa
memiliki, rasa menghargai, rasa menghormati dan loyalitas yang dimiliki oleh setiap
individu pada negara tempat ia tinggal yang tercemin dari perilaku membela tanah
airnya, menjaga dan melindungi tanah airmya, rela berkorban demi kepintingan
bangsa dan negranya, mencintai adat atau budaya yang ada di negaranya dengan
melestarikannya dan melestarikan alam dan lingkungan.
PENDAHULUAN:
Setiap negara yang merdeka dan berdaulat sudah dapat dipastikan berupaya memiliki
identitas nasional agar negara tersebut dapat dikenal oleh negara-bangsa lain dan
dapat dibedakan dengan bangsa lain. Identitas nasional mampu menjaga eksistensi
dan kelangsungan hidup negara-bangsa. Negara-bangsa memiliki kewibawaan dan
kehormatan sebagai bangsa yang sejajar dengan bangsa lain serta akan menyatukan
bangsa yang bersangkutan.
Identitas nasional secara definisi adalah kumpulan dari nilai budaya yang
berkembang dan tumbuh sebagai bagian dalam aspek kehidupan suatu bangsa
serta menjadi ciri khas tersendiri yang membedakan dengan bangsa lain. Ada 4
simbol identitas nasional Indonesia yakni lambing negara Garuda Pancasila,
Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan, Bahasa Indonesia yang merupakan
Bahasa nasional, dan Bendera sang saka Merah Putih. Identitas nasional sebuah
bangsa merupakan hal yang dinamis dan sangat dibutuhkan dengan beberapa
alasan tertentu. Berikut alasan perlunya Identitas Nasional di Indonesia
diantaranya sebagai berikut:
Jati diri setiap bangsa haruslah dimiliki sebagai pembeda dari bangsa
lainnya. Jati diri yang khas dalam identitas nasional tersebut menjadi
bagian dari pandangan hidup yang harus diperhatikan dalam tujuannya
mencapai cita-cita dan tujuan sebuah negara secara bersama-sama.
Negara yang kuat harus memiliki jati diri yang jelas dan berbeda dengan
negara lainnya serta harus dapat ditunjukkan kepada dunia Internasional
sebagai salah satu tujuan identitas nasional.
Konsep jati diri atau identitas diri sebagai refleksi dari seorang ahli berikutini:
Soemarno Soedarsono (2002) telah megungkapkan tentang jati diri atau identitas
diri dalam konteks individual. Ada suatu ungkapan yang menyatakan bahwa
baiknya sebuah negara ditentukan oleh baiknya keluarga, dan baiknya
keluarga sangat ditentukan oleh baiknya individu. Merujuk pada
ungkapan tersebut maka dapat ditarik simpulan bahwa identitas individu
dapat menjadi representasi dan penentu identitas nasional. Oleh karena
itu, secara sosiologis keberadaan identitas etnis termasuk identitas diri individu
sangat penting karenadapat menjadi penentu bagi identitas nasional.
Pancasila sebagai dasar negara lahir dan berkembang melalui suatu proses
yang cukup panjang. Pada mulanya, adat istiadat dan agama menjadi kekuatan
yang membentuk adanya pandangan hidup. Setelah Soekarno menggali
kembali nilai-nilai luhur budaya Indonesia, pada 1 Juni 1945 barulah
Pancasila disuarakan menjadi dasar negara yang diresmikan pada 18 Agustus
1945 dengan dimasukkannya sila-sila Pancasila dalam Pembukaan
UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Dengan
bersumberkan budaya, adat istiadat, dan agama sebagai tonggaknya, nilai-nilai
Pancasila diyakini kebenarannya dan senantiasa melekat dalam kehidupan
bangsa dan negara Indonesia.
Pada tahun 2004 sampai sekarang, berkembang gerakan para akademisi dan
pemerhati serta pencinta Pancasila yang kembali menyuarakan Pancasila
sebagai dasar negara melalui berbagai kegiatan seminar dan kongres. Hal
tersebut ditujukan untuk mengembalikan eksistensi Pancasila dan
membudayakan nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa serta
menegaskan Pancasila sebagai dasar negara guna menjadi sumber hukum
dalam penyelenggaraan pemerintahan negara.
Pada era globalisasi dewasa ini, banyak hal yang akan merusak mental dan
nilai moral Pancasila yang menjadi kebanggaan bangsa dan negara Indonesia.
Dengan demikian, Indonesia perlu waspada dan berupaya agar ketahanan
mental-ideologi bangsa Indonesia tidak tergerus. Pancasila harus senantiasa
menjadi benteng moral dalam menjawab tantangan-tantangan terhadap unsur-
unsur kehidupan bernegara, yaitu sosial, politik, ekonomi, budaya, dan agama.
Tantangan yang muncul, antara lain berasal dari derasnya arus paham-paham
yang bersandar pada otoritas materi, seperti liberalisme, kapitalisme,
komunisme, sekularisme, pragmatisme, dan hedonisme, yang menggerus
kepribadian bangsa yang berkarakter nilai-nilai Pancasila. Hal inipun dapat
dilihat dengan jelas, betapa paham-paham tersebut telah merasuk jauh dalam
kehidupan bangsa Indonesia sehingga melupakan kultur bangsa Indonesia
yang memiliki sifat religius, santun, dan gotong-royong.
Apabila ditarik benang merah terkait dengan tantangan yang melanda bangsa
Indonesia sebagaimana tersebut di atas, maka dapat diidentifikasi sebagai
berikut:
Satu lagi identitas penting yang harus dimiliki oleh setiap warga negara Indonesia
saat ini adalah Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Setiap warga negara
Indonesia yang telah memiliki penghasilan wajib memiliki NPWP sebagai sarana
melaksanan hak dan kewajiban perpajakan. NPWP merupakan tanda pengenalan
diri dan identitas wajib pajak bagi warga negara Indonesia.
Negara ini akan tumbuh kuat dan besar jika dapat secara bersama menciptakan
kemakmuran dan kesejahteraan. Oleh karena itu, hal yang terpenting dan utama
harus dilakukan adalah memberantas para pelaku korupsi yang dapat merusak
sendi kehidupan rakyat dan merampas paksa kesejahteraan dan kemakmuran
rakyat.
Perilaku koruptif ini merupakan ancaman serius bagi kedaulatan negara. Kita
sepakat bahwa korupsi dapat menyengsarakan kehidupan bangsa. Oleh karena itu
korupsi sebagai sebuah tindak kejahatan luar biasa harus diperangi bersama.
Sebagai generasi muda harapan bangsa, kita harus memiliki dan mampu
mengembangkan nilai-nilai dasar bela negara. Sehingga menjadi landasan sikap
dan perilaku kita sebagai warga negara yang cinta tanah air dan bangsa.
Jadilah pemuda yang tidak hanya cerdas tetapi juga berintegritas. Tetaplah
bergerak lakukan perubahan bermakna. Lakukanlah hal yang bermanfaat sebagai
bukti nyata bahwa kita adalah pemuda yang benar-benar mencintai negeri ini.
NILAI DAN NORMA KONSTITUSIONAL UUD NRI 1945
DAN KONSTITUSIONALITAS KETENTUAN
PERUNDANG-UNDANGAN DI BAWAH UUD
Konstitusi merupakan sesuatu yang sangat penting bagi setiap bangsa dan
negara. Baik bagi negara yang sudah lama merdeka, maupun negara yang baru
saja memperoleh kemerdekaannya. Istilah konstitusi berasal dari Bahasa
Perancis "constituer" yang berarti membentuk. Konstitusi diartikan sebagai
dokumen tertulis yang secara garis besar mengatur kekuasaan legislatif,
eksekutif, dan yudikatif serta lembaga negara penting lainnya. Konstitusi dan
negara merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Tanpa
konstitusi, negara tidak mungkin terbentuk.
Dalam sejarah Perancis, Raja Louis XIV bertindak absolut. Gagasan untuk
membatasi kekuasaan raja atau dikenal dengan istilah konstitusionalisme yang
mengandung arti bahwa penguasa perlu dibatasi kekuasaannya dan karena itu
kekuasaannya harus diperinci secara tegas, sebenarnya sudah muncul sebelum
Louis XVI dihukum dengan Guillotine. Dalam rentetan sejarah penegakkan
HAM di temukan beberapa peristiwa yang melahirkan berbagai dokumen
HAM. Seperti Magna Charta di Inggris, Bill of Rights dan Declaration of
Independence dalam sejarah Amerika Serikat, dan Declaration des Droits de
L’homme et du Citoyen di Perancis.
Oleh karena itu konstitusi juga diperlukan untuk membagi kekuasaan dalam
negara. Pandangan ini didasarkan pada fungsi konstitusi yang salah satu di
antaranya adalah membagi kekuasaan dalam negara (Kusnardi dan Ibrahim,
1988). Bagi mereka yang memandang negara dari sudut kekuasaan dan
menganggap sebagai organisasi kekuasaan maka konstitusi dapat dipandang
sebagai lembaga atau kumpulan asas yang menentapkan bagaimana kekuasaan
dibagi di antara beberapa lembaga kenegaraan, misalnya antara badan
legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Konsitusi menentukan cara-cara bagaimana
pusat-pusat kekuasan itu bekerja sama dan menyesuaiakan diri satu sama lain
serta merekam hubungan-hubungan kekuasaan dalam negara.
Dalam arti luas, konstitusi merupakan peraturan, baik tertulis maupun tidak
tertulis, yang menentukan bagaimana lembaga negara dibentuk dan dijalankan.
Jika kita mengartikan konstitusi secara sempit, yakni sebagai suatu dokumen
atau seperangkat dokumen, maka Kerajaan Inggris tidak memiliki
konstitusi.yang termuat dalam satu dokumen tunggal. Inggris tidak memiliki
dokumen single core konstitusional. Konstitusi Inggris adalah himpunan
hukum dan prinsip- prinsip Inggris yang diwujudkan dalam bentuk tertulis,
dalam undang-undang, keputusan pengadilan, dan perjanjian. Konstitusi
Inggris juga memiliki sumber tidak tertulis lainnya, termasuk parlemen,
konvensi konstitusional, dan hak-hak istimewa kerajaan. Oleh karena itu, kita
harus mengambil pengertian konstitusi secara luas sebagai suatu peraturan,
tertulis maupun tidak tertulis, yang menentukan bagaimana negara dibentuk
dan dijalankan. Jika demikian Kerajaan Inggris memiliki konstitusi. Negara
tersebut bukan satu-satunya yang tidak memiliki konstitusi tertulis. Negara
lainnya di antaranya adalah Israel dan Selandia Baru.
4. MEMBANGUN ARGUMEN TENTANG DINAMIKA DAN TANTANGAN
KONSTITUSI DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA NEGARA
INDONESIA
Periode pertama yaitu UUD 1945 yang berlaku selama 4 tahun mulai 18
Agustus 1945 - 27 Desember 1949 namun ditahun terakhir konstitusi berubah
dan ditetapkan menjadi UUD RIS yang berjalan sampai 17 Agustus 1950.
Perubahan yang terbilang cukup singkat ini dilatarbelakangi oleh agresi militer
Belanda yang mengharuskan mengubah bentuk negara dari Presidensil
menjadi pemerintahan Parlementer, akibatnya Indonesia harus mengubah
konstitusi negara. Konstitusi negara Indonesia berubah menjadi parlementer
yang menjadikan Presiden Soekarno sebagai Kepala Negara bukan Kepala
Pemerintahan.
Source:
https://id.scribd.com/document/457690382/5-Alasan-Perlunya-Identitas-
Nasional-Di-Indonesia-Yang-Penting-Untuk-Diperhatikan
https://www.academia.edu/32270992/
Alasan_mengapa_diperlukan_pendidikan_kewarganegaraan?
show_app_store_popup=true
https://slidetodoc.com/pendidikan-kewarganegaraan-shilvy-andini-sunarto-
minggu-ke-1/
https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-jakarta/pendidikan-
kewarganegaraan/pendidikan-kewarganegaraan-sumber-historis-sosiologis-
dan-politis-pkn-di-indonesia/45423351
https://www.studocu.com/id/document/universitas-brawijaya/pendidikan-
kewarganegaraan/materi-5-membangun-argumen-tentang-dinamika-dan-
tantangan-pendidikan-kewarganegaraan/39491293
http://hhkwn.blogspot.com/2018/10/kewarganegaraan.html?m=1
https://www.slideserve.com/wendells/pendidikan-kewarganegaraan-
powerpoint-ppt-presentation
https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-jakarta/
kewarganegaraan/bagaimana-esensi-dan-urgensi-identitas-nasional-sebagai-
salah-satu-determinan-pembangunan-bangsa-dan-karakter/7616882
https://id.scribd.com/document/457690382/5-Alasan-Perlunya-Identitas-
Nasional-Di-Indonesia-Yang-Penting-Untuk-Diperhatikan
https://sipejar.um.ac.id/mod/resource/view.php?id=670484
https://www.slideshare.net/syaifulahdanx/bab-ii-esensi-dan-urgensi-identitas-
nasional-sebagai-salah-satu-determinan-pembangunan-bangsa-dan-karakter
https://www.google.com/amp/s/m.kumparan.com/amp/suprianto-haseng-
1583826775232426579/sikap-antikorupsi-sebagai-bentuk-nyata-kesadaran-
bela-negara-1zT9rFT0YfR
Seperti pada uraian
sebelumnya, Pancasila sebagai
identitas nasional tidak
hanya berciri fisik sebagai
simbol atau lambang, tetapi
merupakan identitas non
fisik atau sebagai jati diri
bangsa. Pancasila sebagai jati
diri bangsa bermakna
nilai-nilai yang dijalankan
manusia Indonesia akan
mewujud sebagai kepribadian,
identitas, dan keunikan bangsa
Indonesia.