Anda di halaman 1dari 28

TUGAS RESUME

MATA KULIAH : PENDIDIKAN PANCASILA


DOSEN PENGAMPU : KURNIAWAN B. PRIANTO, S.KOM.SH.MM

DISUSUN OLEH:
NAMA: FAJAR RAMADHAN
NPM: 10822343
KELAS: 1MA02

FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI


ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
HAKIKAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN UTUH SARJANA ATAU
PROFESIONAL

PENDAHULUAN:
Pendidikan merupakan sarana yang penting demi menanamkan sebuah ajaran maupun
norma-norma serta aturan-aturan demi keberlangsungan hidup dalam bermasyarakat.
Pendidikan dapat dilakukan melalui jalur formal dan informal. Pendidikan merupakan salah
satu poin yang tercantum di dalam UUD 1945 bab Pendidikan dan Kebudayaan, yang
merupakan landasan yang digunakan untuk menjamin setiap warga negara memperoleh
Pendidikan.

1. KONSEP DAN URGENSI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DALAM


MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA

Konsep warga negara (citizen; citoyen) dalam arti negara modern atau negara
kebangsaan (nation-state) dikenal sejak adanya perjanjian Westphalia 1648 di Eropa
sebagai kesepakatan mengakhiri perang selama 30 tahun di Eropa.

Istilah “warga negara” dalam kepustakaan Inggris dikenal dengan istilah “civic”,
“citizen”, atau “civius”. Apabila ditulis dengan mencantumkan “s” di bagian belakang
kata civic menjadi “civics” berarti disiplin ilmu kewarganegaraan.

Di Indonesia istilah “warga negara” adalah terjemahan dari istilah Bahasa Belanda,
staatsburger. Selain istilah staatsburger dalam Bahasa Belanda dikenal pula istilah
onderdaan. Menurut Soetoprawiro (1996), istilah ondedaan tidak sama dengan warga
negara melainkan bersifat semi warga negara atau kawula negara. Munculnya istilah
tersebut karena Indonesia memiliki budaya kerajaan yang bersifat feudal sehingga
dikenal istilah kawula negara sebagai terjemahan dari onderdaan. Setelah Indonesia
memasuki era kemederkaan dan era modern, istilah kawula negara telah mengalami
pergeseran. Istilah kawula negara sudah tidak digunakan lagi dalam konteks
kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia saat ini. Menurut undang-undang
yang berlaku saat ini, warga negara adalah warga suatu negara yang ditetapkan
berdasarkan peraturan perundang-undangan.

PKn dibentuk oleh dua kata, istilah kata “penddidikan” dan kata “kewarganegaraan”.
Definisi Pendidikan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat (1) adalah “Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengembangan diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara. (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1)”.

Dilihat dari prinsip warga negara sebagai subjek politik, akan melahirkan pengertian
kewarganegaraan dan prinsip warga sebagai subjek politik dan pemerintah, nilai-nilai
dan visi tentang keutamaan publik, serta hubungan dengan sesama anggota
masyarakat. Dilihat dari perspektif ini, maka dikenal konsep kewarganegaraan
menurut: sistem politik liberal, sistem politik yang bersifat otoriter, penekanan
pentingnya hak-hak dasar (rights) dan dialektis. Konsep kewarganegaraan menurut
sistem politik liberal umumnya dimengerti dalam konteks legal formal. Warga negara
(citizen) memahami dirinya sebagai pribadi-pribadi hukum dan pihak-pihak otonom
dalam suatu ikatan yang berdaulat (sovereign compact)

Selanjutnya secara yuridis, istilah kewarganegaraan dan Pendidikan


kewarganegaraan di Indonesia dapat ditelusuri dalam beberapa istilah, salah satunya
yaitu menurut M. Nu’man Somantri (2001) sebagai berikut: “Pendidikan
Kewarganegaraan adalah program Pendidikan yang berintikan demokrasi politik
yang diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya, pengaruh-pengaruh
positif dari Pendidikan sekolah, masyarakat, dan orang tua, yang kesemuanya itu
diproses guna melatih para siswa untuk berpikir kritis, analisis, bersikap dan
bertindak demokratis dalam mempersiapkan hidup demokratis yang berdasarkan
Pancasila dalam UUD 1945.

2. ALASAN MENGAPA DIPERLUKAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Sesungguhnya mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan seharusnya menjadi hal


yang lebih utama di banding dengan Pendidikan yang lainnya. Pendidikan
Kewarganegaraan lah yang mengajarkan bagaimana seseoranag menajadi warga
negara yang lebih bertanggung jawab. Karena kewarganegaraan itu tidak dapat
diwariskan begitu saja melainkan harus dipelajari dan di alami oleh masing-masing
orang.

Penddikan Kewarganegaraan juga mengajarkan bagaimana warga negara itu tidak


hanya tunduk dan patuh terhadap negara, tetapi juga mengajarkan bagaimana
sesungguhnya warga negara itu harus toleran dan mandiri. Pendidikan ini membuat
setiap generasi baru memiliki ilmu pengetahuan, pengembangan keahlian, dan juga
pengembangan karakter publik. Meskipun pengembangan tersebut bisa dipelajari
tanpa menempuh Pendidikan Kewarganegaraan, akan lebih baik lagi jika Pendidikan
ini di manfaatkan untuk pengembangan diri seluas-luasnya.

Melalui Pendidikan Kewarganegaraan, warga negara Republik Indonesia diharapkan


mampu “memahami, menganalisa, dan menjawab masalah-masalah yang dihadapi
oleh masyarakat, bangsa dan negaranya secara konsisten dan berkesinambungan
dengan cita-cita dan tujuan nasioanl seperti yang digariskan dalam Pembukaan UUD
1945”
Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah mewujudkan warga negara sadar bela
negara berlandaskan pemahaman politik kebangsaan, dan kepekaan mengembangkan
jati diri dan moral bangsa dalam perikehidupan bangsa. Mahasiswa adalah bibit
unggul bangsa yang dimana pada masanya nanti bibit ini akan melahirkan pemimpin
dunia. Karena itulah diperlukan Pendidikan moral dan akademis yang akan
menunjang sosok pribadi mahasiswa. Kepribadian mahasiswa akan tumbuh sering
dengan waktu dan mengalami proses pembenahan, pembekalan, penentuan, dan
akhirnya pemutusan prinsip diri. Negara, masyarakat masa datang, diperlukan ilmu
yang cukup untuk dapat mendukung kokohnya pendirian suatu Negara.

Penjelasan Pasal 37 Ayat (1) UU RI No. 20 Tahun 2003: “Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaran dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air”.

3. MENGGALI SUMBER HISTORIS, SOSIOLOGIS DAN POLITIK TENTANG


PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI INDONESIA

SUMBER HISTORIS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI IDONESIA

Pendidikan kewarganegaraan telah dimulai jauh sebulum Indonesia merdeka. Dalam


sejarah, berdirinya organisasi Boedi Oetomo tahun 1908 disepakati sebagai Hari
Kebangkitan Nasional karena pada saat itulah bangsa Indoensia mulai tumbuh
kesadaran sebagai bangsa. Setelah Boedi Oetomo, berdiri pula organisasi-organisasi
pergerakan lain, seperti Syarikat Islam, Muhammadiyah, Indische Party, PSII, PKI,
NU, dsb. yang memiliki tujuan sama, yaitu ingin melepaskan diri dari penjajahan
Belanda.

Akhirnya setelah perjuangan Panjang, Soekarno Hatta, atas nama bangsa Indonesia
berhasil memprolakmasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
Namun, setelah merdeka pun bangsa Indonesia masih harus berjuang
mempertahankan kemerdekaan karena ternyata penjajah masih belum bersedia
mengakui kemerdekaan Indonesia.

SUMBER SOSIOLOGIS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI INDONESIA

Karena proses perjuangan untuk menjaga kemerdekaan bangsa Indonesia masih lah
panjang, sangat diperlukan adanya proses pendidikan dan pembelajaran bagi warga
negara agar bisa melanjutkan semangat perjuangan kemerdekaan, rasa kebangsaan,
dan cinta tanah air terhadap bangsa.

Pidato-pidato dan ceramah-ceramah yang disuarakan oleh para pejuang yang


mengajak untuk berjuang mempertahankan tanah air merupakan bentuk PKn dalam
dimensi sosial kultural. Inilah sumber PKn dari aspek sosiologis. PKn dalam dimensi
ini sangat diperlukan oleh masyarakat agar negara bisa menjaga, memelihara, dan
mempertahankan eksistensi negara serta bangsa.
SUMBER POLITIK PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI INDONESIA

Secara politik, pendidikan kewarganegaraan mulai dikenal sebagai salah satu mata
pelajaran sekolah dan dapat digali dari dokumen kurikulum sejak tahun 1957
sebagaimana dapat didentifisikan dari pernyataan Somantri (1972) bahwa pada masa
Orde Lama mulai dikenal istilah: (1) Kewarganegaraan (1957); (2) Civics (1962); dan
(3) Pendidikan Kewargaan Negara (1968).

Pada masa awal Orde Lama, isi mata pelajaran PKn membahas bagaimana cara
mendapatkan dan menghapus kewarganegaraan, sedangkan dalam Civics (1961) lebih
banyak membahas mengenai sejarah Kebangkitan Nasional, UUD, pidato-pidato
politik kenegaraan yang bertujuan untuk “nation and character building” bangsa
Indonesia.

Kemudian, kurikulim sekolah yang berlaku pada awal pemerintahan Orde Baru
dinamakan Kurikulim 1968, yang mana di dalamnya tercantum mata peajaran
Pendidikan Kewargaan Negara. Materi dan metode yang bersifat indoktriatif
dihilangkan kemudian diubah menjadi suatu yang baru dan dikelompokkan menjadi
Kelompok Pembinaan Jiwa Pancasila.

4. ARGUMEN TENTANG DINAMIKA DAN TANTANGAN PENDIDIKAN


KEWARGANEGARAAN

Suatu kenyataan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) telah mengalami


beberapa kali perubahan, baik tujuan, orientasi, substansi materi, metode
pembalajaran bahkan sistem evaluasi.

Dinamika dan tantangan PKn sangat erat dengan perjalanan sejarah praktik
kenegaraan/pemerintahan RI. Ontologi PKn adalah sikap dan perilaku warga negara
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Peran dan fungsi warga
negara berbeda-beda, sehingga sikap dan perilaku mereka sangat dinamis. Oleh
karena itu, mata kuliah PKn harus selalu menyesuaikan/sejalan dengan dinamika dan
tantangan sikap serta perilaku warga negara dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.

Dinamika dan tantangan PKn juga mengikuti periodisasi pelaksanaan UUD


(konstitusi). Mengapa Demikian? Karena konstitusi yang berbeda akan menentukan
profil warga negara yang berbeda. Hal ini akan berdampak pada model pendidikan
kewarganegaraan yang tentunya perlu disesuaikan dengan konstitusi yang berlaku.
Pendidikan kewarganegaraan juga tergantung pada tuntutan perkembangan zaman dan
masa depan.

Contoh dinamika perubahan dalam perkembangan IPTEK yang mempengaruhi PKn


yaitu Globalisasi. Era globalisasi yang ditandai oleh perkembangan yang begitu cepat
dalam bidang teknologi informasi mengakibatkan perubahan dalam semua tatanan
kehidupan termasuk perilaku warga negara, utamanya peserta didik. Kecenderungan
perilaku warga negara ada dua, yakni perilaku positif dan negatif. Pkn perlu
mendorong warga negara agar mampu memanfaatkan pengaruh positif perkembangan
iptek untuk membangun negara-bangsa. Sebaliknya PKn perlu melakukan intervensi
terhadap perilaku negatif warga negara yang cenderung negatif.

5. ESENSI DAN URGENSI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK


MASA DEPAN

Apakah tuntutan, kebutuhan, dan tantangan yang akan dihadapi bangsa Indonesia di
masa depan? Bagaimana Anda dapat memprediksi kondisi 21 Indonesia di masa
depan? Apa gagasan berupa pemikiran hasil analisis Anda untuk masa depan? Anda
masukkan indikator-indikator berupa fakta dan peristiwa yang mungkin akan terjadi
dalam pendidikan kewarganegaraan.

Pada tahun 2045, bangsa Indonesia akan memperingati 100 Tahun Indonesia
merdeka. Bagaimana nasib bangsa Indonesia pada 100 Tahun Indonesia merdeka?
Berdasarkan hasil analisis ahli ekonomi yang diterbitkan oleh Kemendikbud (2013)
bangsa Indonesia akan mendapat bonus demografi (demographic bonus) sebagai
modal Indonesia pada tahun 2045 (Lihat gambar tabel di bawah). Indonesia pada
tahun 2030- 2045 akan mempunyai usia produktif (15-64 tahun) yang berlimpah.
Inilah yang dimaksud bonus demografi. Bonus demografi ini adalah peluang yang
harus ditangkap dan bangsa Indonesia perlu mempersiapkan untuk mewujudkannya.
Usia produktif akan mampu berproduksi secara optimal apabila dipersiapkan dengan
baik dan benar, tentunya cara yang paling strategis adalah melalui pendidikan,
termasuk pendidikan kewarganegaraan. Bagaimana kondisi warga negara pada tahun
2045? Apa tuntutan, kebutuhan, dan tantangan yang dihadapi oleh negara dan bangsa
Indonesia? Benarkah hal ini akan terkait dengan masalah kewarganegaraan dan
berdampak pada kewajiban dan hak warga negara?

Ekonomi Indonesia sangat menjanjikan walaupun kondisinya saat ini belum


dipahami secara luas. Saat ini, ekonomi Indonesia berada pada urutan 16 besar. Pada
tahun 2030, ekonomi Indonesia akan berada pada urutan 7 besar dunia. Saat ini,
jumlah konsumen sebanyak 45 23 juta dan jumlah penduduk produktif sebanyak 53%.
Pada tahun 2030, jumlah konsumen akan meningkat menjadi 135 juta dan jumlah
penduduk produktif akan meningkat menjadi 71%.

Nasib sebuah bangsa tidak ditentukan oleh bangsa lain, melainkan sangat tergantung
pada kemampuan bangsa sendiri. Apakah Indonesia akan berjaya menjadi negara
yang adil dan makmur di masa depan? Indonesia akan menjadi bangsa yang
bermartabat dan dihormati oleh bangsa lain Semuanya sangat tergantung kepada
bangsa Indonesia.

Demikian pula untuk masa depan PKn sangat ditentukan oleh eksistensi konstitusi
negara dan bangsa Indonesia. PKn akan sangat dipengaruhi oleh konstitu berlaku dan
perkembangan tuntutan kemajuan bangsa. Bahkan yang lebih penting lagi, akan
sangat ditentukan oleh pelaksanaankonstitusi yang berlaku.

6. KONSEP WARGA NEGARA YANG BANGGA DAN CINTA TANAH AIR,


MEMILIKI NASIONALISME SERTA RASA TANGGUNG JAWAB PADA
NEGARA DAN BANGSA

Cinta tanah air adalah perasaan yang timbul dari dalam hati sanubari seorang warga
Negara, untuk mengabdi, memelihara, membela, melindungi tanah airnya dari segala
ancaman dan gangguan.

Definisi lain mengatakan bahwa rasa cinta tanah air adalah rasa kebanggaan, rasa
memiliki, rasa menghargai, rasa menghormati dan loyalitas yang dimiliki oleh setiap
individu pada negara tempat ia tinggal yang tercemin dari perilaku membela tanah
airnya, menjaga dan melindungi tanah airmya, rela berkorban demi kepintingan
bangsa dan negranya, mencintai adat atau budaya yang ada di negaranya dengan
melestarikannya dan melestarikan alam dan lingkungan.

ESENSI DAN URGENSI IDENTITAS NASIONAL


SEBAGAI SALAH SATU DETERMINAN PEMBANGUNAN
BANGSA DAN KARAKTER

PENDAHULUAN:
Setiap negara yang merdeka dan berdaulat sudah dapat dipastikan berupaya memiliki
identitas nasional agar negara tersebut dapat dikenal oleh negara-bangsa lain dan
dapat dibedakan dengan bangsa lain. Identitas nasional mampu menjaga eksistensi
dan kelangsungan hidup negara-bangsa. Negara-bangsa memiliki kewibawaan dan
kehormatan sebagai bangsa yang sejajar dengan bangsa lain serta akan menyatukan
bangsa yang bersangkutan.

1. KONSEP DAN URGENSI IDENTITAS NASIONAL

Secara etimologis “identitas” berarti ciri-ciri, tanda-tanda, atau jati diri


yangdimiliki seseorang, kelompok, masayarakat, bahkan suatu bangsa
sehinggadengan identitas itu bisa membedakan dengan yang lain, atau dapat
disebutsebagai pengenal. Istilah “nasional” merujuk pada bangsasecara
keseluruhan yang artinya lebih besar dari pengelompokan berdasarkan ras, agama,
budaya, bahasa dan sebagainya.
Dengan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa “Identitas Nasional adalah
faktor pembeda antara suatu Negara dengan Negara lainnya, yang tampakdari ciri-
ciri dan karakteristik khusus yang dimiliki oleh Negara itu sendiri.

Jadi Identitas bangsa itu sangat penting untuk dimiliki, dibangun,


dibentuk,dikembangkan atau dikonstruksikan kembali agar suatu bangsa memiliki
cirikhasnya sendiri yang terbedakan dengan bangsa lain, dan juga berguna untuk
membangun kesatuan sosial suatu bangsa, tidak mudah terombang-ambing
oleharus globalisasi serta dapat menciptakan kepercayaan warga Negara terhadap
Negara.

2. ALASAN MENGAPA DIPERLUKAN IDENTITAS NASIONAL

Identitas nasional secara definisi adalah kumpulan dari nilai budaya yang
berkembang dan tumbuh sebagai bagian dalam aspek kehidupan suatu bangsa
serta menjadi ciri khas tersendiri yang membedakan dengan bangsa lain. Ada 4
simbol identitas nasional Indonesia yakni lambing negara Garuda Pancasila,
Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan, Bahasa Indonesia yang merupakan
Bahasa nasional, dan Bendera sang saka Merah Putih. Identitas nasional sebuah
bangsa merupakan hal yang dinamis dan sangat dibutuhkan dengan beberapa
alasan tertentu. Berikut alasan perlunya Identitas Nasional di Indonesia
diantaranya sebagai berikut:

A. Keberagaman Suku Bangsa

Keberagaman suku bangsa menjadikan adanya identitas yang dapat


berfungsi sebagai pemersatu dari setiap penduduk suku bangsa sebagai
warga negara Indonesia. Banyaknya suku bangsa dapat menjadi
tantangan dalam menentukan karakteristik identitas nasional.

B. Menjadikan Bangsa Indonesia Memiliki Jati Diri

Jati diri setiap bangsa haruslah dimiliki sebagai pembeda dari bangsa
lainnya. Jati diri yang khas dalam identitas nasional tersebut menjadi
bagian dari pandangan hidup yang harus diperhatikan dalam tujuannya
mencapai cita-cita dan tujuan sebuah negara secara bersama-sama.
Negara yang kuat harus memiliki jati diri yang jelas dan berbeda dengan
negara lainnya serta harus dapat ditunjukkan kepada dunia Internasional
sebagai salah satu tujuan identitas nasional.

C. Tantangan Jaman dan Persaingan Dunia Internasional

Alasan perlunya identitas nasional di Indonesia adalah untuk menghadapi


tantangan jaman yang semakin dinamis dengan persaingan dunia
internasional yang sangat ketat. Negara yang tidak mampu
mempertahankan identitas nasionalnya akan sangat mudah terombang
ambing dan goyah sehingga menjadi kacau, bimbang, serta akan
mengalami kesulitan dalam mencapai cita-cita Bersama bangsa tersebut
sebagai salah satu tujuan nasionalisme.

3. MENGGALI SUMBER HISTORIS, SOSIOLOGIS DAN POLITIK TENTANG


IDENTITAS NASIONAL INDONESIA

Bangsa Indonesia yang memiliki identitas primer atau etnis atau


sukubangsa lebih dari 700 suku bangsa telah bersepakat untuk membentuk
NegaraKesatuan Republik Indonesia dengan menyatakan proklamasi
kemerdekaantanggal 17 Agustus 1945. Identitas etnis yang terwujud antara lain
dalam bentukbudaya etnis yang dikembangkan agar memberi sumbangan bagi
pembentukanbudaya nasional dan akhirnya menjadi identitas nasional.

Secara historis, khususnya pada tahap embrionik, identitas


nasionalIndonesia ditandai ketika munculnya kesadaran rakyat Indonesia sebagai
bangsayang sedang dijajah oleh asing pada tahun 1908 yang dikenal
dengan masa Kebangkitan Nasional (Bangsa). Rakyat Indonesia mulai
sadar akan jati dirisebagai manusia yang tidak wajar karena dalam kondisi
terjajah. Pada saat itu muncul lah kesadaran untuk bangkit membentuk sebuah
bangsa. Kesadaran inimuncul karena pengaruh dari hasil pendidikan yang
diterima sebagai dampak daripolitik etis (Etiche Politiek). Dengan kata lain, unsur
pendidikan sangatlah penting bagi pembentukan kebudayaan dan kesadaran akan
kebangsaan sebagai identitas nasional.

Pembentukan identitas nasional melalui pengembangan kebudayaan


Indonesia telah dilakukan jauh sebelum kemerdekaan. Menurut Nunus
Supardi(2007) kongres kebudayaan di Indonesia pernah dilakukan sejak
1918 yang diperkirakan sebagai pengaruh dari Kongres Budi Utomo 1908 yang
dipeloporioleh dr. Radjiman Widyodiningrat. Kongres ini telah memberikan
semangat bagibangsa untuk sadar dan bangkit sebagai bangsa untuk
menemukan jati diri.Kongres Kebudayaan I diselenggarakan di Solo
tanggal 5-7 Juli 1918 yangterbatas pada pengembangan budaya Jawa.
Namun dampaknya telah meluas sampai pada kebudayaan Sunda,
Madura, dan Bali. Kongres bahasa Sunda diselenggarakan di Bandung
tahun 1924. Kongres bahasa Indonesia diselenggarakan tahun 1938 di
Solo. Peristiwa-peristiwa yang terkait dengan kebudayaan dan kebahasaan
melalui kongres telah memberikan pengaruh positif terhadap pembangunan jati
diri dan/atau identitas nasional.

Setelah proklamasi kemerdekaan, Kongres Kebudayaan diadakan


diMagelang pada 20-24 Agustus 1948 dan terakhir di Bukittinggi Sumatera
Baratpada 20-22 Oktober 2003. Menurut Tilaar (2007) kongres
kebudayaan telahmampu melahirkan kepedulian terhadap unsur-unsur budaya
lain. Secara historis, pengalaman kongres telah banyak memberikan inspirasi yang
mengkristal akan kesadaran berbangsa yang diwujudkan dengan semakin
banyak berdirinyaorganisasi kemasyarakatan dan organisasi politik. Pada
tahun 1920-1930-an pertumbuhan partai politik di nusantara bagaikan
tumbuhnya jamur di musim hujan.

Berdirinya sejumlah organisasi kemasyarakatan bergerak dalam berbagai bidang,


seperti bidang perdagangan, keagamaan hingga organisasi politik.Tumbuh
dan berkembangnya sejumlah organisasi kemasyarakatan mengarah
padakesadaran berbangsa. Puncaknya para pemuda yang berasal dari
organisasi kedaerahan berkumpul dalam Kongres Pemuda ke2 di Jakarta
dan mengumandangkan Sumpah Pemuda. Pada saat itulah dinyatakan
identitas nasional yang lebih tegas bahwa “Bangsa Indonesia mengaku bertanah
air yangsatu, tanah air Indonesia, berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan
menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia”. Identitas nasional Indonesia
menunjuk pada identitas-identitas yang sifatnya nasional.

Setiap kelompok bangsa di dalam negara umumnya menginginkan


identitasnya dijadikan atau diangkat sebagai identitas nasional yang mungkin saja
belum tentu diterima oleh kelompok bangsa yang lain. Inilah yang menyebabkan
sebuah negara bangsa yang baru merdeka mengalami pertikaian internal
yang berlarut-larut untuk saling mengangkat identitas ke sukubangsaan
menjadi identitas nasional. Contoh; kasus negara Srilanka yang diliputi pertikaian
terusmenerus antara bangsa Sinhala dan Tamil sejak negara itu merdeka.

Setelah bangsa Indonesia lahir dan menyelenggarakan kehidupan


bernegara selanjutnya mulai dibentuk dan disepakati apa saja yang dapat dijadikan
identitas nasional Indonesia. Dengan perkembangan kehidupan berbangsa
danbernegara hingga saat ini, dapat dikatakan bangsa Indonesia relatif berhasil
dalam membentuk identitas nasionalnya. Demikian pula dalam proses
pembentukan ideologi Pancasila sebagai identitas nasional. Setelah melalui
berbagai upaya keras dan perjuangan serta pengorbanan di antara
komponen bangsa bahkan melalui kegiatan saling memberi dan menerima di
antara warga bangsa, maka saat ini Pancasila telah diterima sebagai dasar negara.

Secara sosiologis, identitas nasional telah terbentuk dalam proses


interaksi,komunikasi, dan persinggungan budaya secara alamiah baik melalui
perjalanan panjang menuju Indonesia merdeka maupun melalui pembentukan
intensif pascakemerdekaan. Identitas nasional pasca kemerdekaan dilakukan
secara terencanaoleh Pemerintah dan organisasi kemasyarakatan melalui berbagai
kegiatan sepertiupacara kenegaraan dan proses pendidikan dalam lembaga
pendidikan formal ataunon formal. Dalam kegiatan tersebut terjadi
interaksi antaretnis, antarbudaya,antarbahasa, antargolongan yang terus
menerus dan akhirnya menyatu berafiliasidan memperkokoh NKRI.
Apabila negara diibaratkan sebagai individu manusia, maka secara
sosiologis, individu manusia Indonesia akan dengan mudah dikenali dari atribut
yang melekat dalam dirinya. Atribut ini berbeda dari atribut individu manusia
yang berasal dari bangsa lain. Perbedaan antar individu manusia dapat
diidentifikasi dari aspek fisik dan psikis. Aspek fisik dapat dikenali dari unsur-
unsur seperti tinggi dan berat badan, bentuk wajah/muka, kulit, warna dan
bentukrambut, dan lain-lain. Sedangkan aspek psikis dapat dikenali dari
unsur-unsurseperti kebiasaan, hobi atau kesenangan, semangat, karakter atau
watak, sikap,dan lain-lain.

Konsep jati diri atau identitas diri sebagai refleksi dari seorang ahli berikutini:

Soemarno Soedarsono (2002) telah megungkapkan tentang jati diri atau identitas
diri dalam konteks individual. Ada suatu ungkapan yang menyatakan bahwa
baiknya sebuah negara ditentukan oleh baiknya keluarga, dan baiknya
keluarga sangat ditentukan oleh baiknya individu. Merujuk pada
ungkapan tersebut maka dapat ditarik simpulan bahwa identitas individu
dapat menjadi representasi dan penentu identitas nasional. Oleh karena
itu, secara sosiologis keberadaan identitas etnis termasuk identitas diri individu
sangat penting karenadapat menjadi penentu bagi identitas nasional.

Secara politis, beberapa bentuk identitas nasional Indonesia yang dapat


menjadi penciri atau pembangun jati diri bangsa Indonesia meliputi:
bendera negara Sang Merah Putih, bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional atau
bahasanegara, lambang negara Garuda Pancasila, dan lagu kebangsaan Indonesia
Raya. Bentuk-bentuk identitas nasional ini telah diatur dalam peraturan
perundangan baik dalam UUD maupun dalam peraturan yang lebih
khusus. Bentuk-bentuk identitas nasional Indonesia pernah dikemukakan
pula oleh Winarno (2013)sebagai berikut: (1) Bahasa nasional atau
bahasa persatuan adalah Bahasa Indonesia; (2) Bendera negara adalah Sang
Merah Putih; (3) Lagu kebangsaan adalah Indonesia Raya; (4) Lambang
negara adalah Garuda Pancasila; (5)Semboyan negara adalah Bhinneka
Tunggal Ika; (6) Dasar falsafah negara adalahPancasila; (7) Konstitusi (Hukum
Dasar) Negara adalah UUD NRI 1945; (8)Bentuk Negara Kesatuan
Republik Indonesia; (9) Konsepsi Wawasan Nusantara;dan (10) Kebudayaan
daerah yang telah diterima sebagai kebudayaan nasional.Semua bentuk identitas
nasional ini telah diatur dan tentu perlu disosialisasikan dari satu generasi ke
generasi berikutnya.

Empat identitas nasional pertama meliputi bendera, bahasa, dan lambangnegara,


serta lagu kebangsaan diatur dalam peraturan perundangan khusus yangditetapkan
dalam Undang-Undang No. 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa,dan
Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan. Dasar pertimbangan tentang
bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan Indonesia
diaturdalam undang-undang karena (1) bendera, bahasa, dan lambang negara,
serta lagukebangsaan Indonesia merupakan sarana pemersatu, identitas, dan
wujud eksistensi bangsa yang menjadi simbol kedaulatan dan kehormatan
negara sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945; dan (2) bahwa bendera, bahasa, dan lambang
negara, sertalagu kebangsaan Indonesia merupakan manifestasi kebudayaan yang
berakar padasejarah perjuangan bangsa, kesatuan dalam keragaman budaya,
dan kesamaan dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Menurut sumber legal-formal, empat identitas nasional
pertama meliputi :

 Bendera negara Sang Merah Putih

Ketentuan tentang Bendera Negara diatur dalam UU No.24 Tahun


2009mulai Pasal 4 sampai Pasal 24. Bendera warna merah putih dikibarkan
pertamakali pada tanggal 17 Agustus 1945 namun telah ditunjukkan
pada peristiwa Sumpah Pemuda Tahun 1928. Bendera Negara yang
dikibarkan pada ProklamasiKemerdekaan Bangsa Indonesia tanggal 17
Agustus 1945 di Jalan PegangsaanTimur Nomor 56 Jakarta disebut
Bendera Pusaka Sang Saka Merah Putih.Bendera Pusaka Sang
Saka Merah Putih saat ini disimpan dan dipelihara diMonumen
Nasional Jakarta.

 Bahasa Negara Bahasa Indonesia

Ketentuan tentang Bahasa Negara diatur dalam Undang-undang No.


24Tahun 2009 mulai Pasal 25 sampai Pasal 45. Bahasa Indonesia sebagai
bahasanegara merupakan hasil kesepakatan para pendiri NKRI. Bahasa
Indonesia berasaldari rumpun bahasa Melayu yang dipergunakan sebagai
bahasa pergaulan (linguafranca) dan kemudian diangkat dan diikrarkan
sebagai bahasa persatuan padaKongres Pemuda II tanggal 28 Oktober
1928. Bangsa Indonesia sepakat bahwabahasa Indonesia merupakan
bahasa nasional sekaligus sebagai jati diri danidentitas nasional
Indonesia.

 Lambang Negara Garuda Pancasila

Ketentuan tentang Lambang Negara diatur dalam Undang-Undang No.


24Tahun 2009 mulai Pasal 46 sampai Pasal 57. Garuda adalah
burung khasIndonesia yang dijadikan lambang negara. Di tengah-
tengah perisai burungGaruda terdapat sebuah garis hitam tebal yang
melukiskan khatulistiwa. Padaperisai terdapat lima buah ruang yang
mewujudkan dasar Pancasila sebagaiberikut :

A. Dasar Ketuhanan Yang Maha Esa dilambangkan dengan cahaya


dibagian tengah perisai berbentuk bintang yang bersudut lima
B. Dasar Kemanusiaan yang Adil dan Beradab dilambangkan dengan
talirantai bermata bulatan dan persegi di bagian kiri bawah perisai
C. Dasar Persatuan Indonesia dilambangkan dengan pohon beringin
dibagian kiri atas perisai
D. Dasar Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan dilambangkan dengan kepala banteng dibagian
kanan atas perisai
E. Dasar Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
dilambangkandengan kapas dan padi di bagian kanan atas perisai.

Dengan demikian, lambang negara Garuda Pancasila mengandung


maknasimbol sila-sila Pancasila. Dengan kata lain, Lambang Negara yang
dilukiskandengan seekor burung Garuda merupakan satu kesatuan
dengan Pancasila.Artinya, lambang negara tidak dapat dipisahkan dari dasar
negara Pancasila.

 Lagu Kebangsaan Indonesia Raya

Ketentuan tentang Lagu kebangsaan Indonesia Raya diatur dalam UU No.24


Tahun 2009 mulai Pasal 58 sampai Pasal 64. Indonesia Raya sebagai lagu
kebangsaan pertama kali dinyanyikan padaKongres Pemuda II tanggal 28
Oktober 1928. Lagu Indonesia Raya selanjutnyamenjadi lagu kebangsaan
yang diperdengarkan pada setiap upacara kenegaraan.

 Semboyan Negara Bhinneka Tunggal Ika

Bhinneka Tunggal Ika artinya berbeda-beda tetapi tetap satu


jua.Semboyan ini dirumuskan oleh para the founding fathers mengacu pada
kondisimasyarakat Indonesia yang sangat pluralis yang dinamakan oleh
Herbert Feith(1960), seorang Indonesianist yang menyatakan bahwa
Indonesia sebagai mozaicsociety. Seperti halnya sebuah lukisan mozaic yang
beraneka warna namun karenatersusun dengan baik maka keanekaragaman
tersebut dapat membentuk keindahansehingga dapat dinikmati oleh siapa pun
yang melihatnya. Semboyan BhinnekaTunggal Ika mengandung makna
juga bahwa bangsa Indonesia adalah bangsayang heterogen, tak ada
negara atau bangsa lain yang menyamai Indonesia
dengankeanekaragamannya, namun tetap berkeinginan untuk menjadi satu
bangsa yaitubangsa Indonesia.

 Dasar Falsafah Negara Pancasila

Pancasila memiliki sebutan atau fungsi dan kedudukan dalam


sistemketatanegaraan Indonesia. Pancasila berfungsi sebagai dasar
negara, ideologi nasional, falsafah negara, pandangan hidup bangsa, way of
life, dan banyak lagi fungsi Pancasila. Rakyat Indonesia menganggap bahwa
Pancasila sangat penting karena keberadaannya dapat menjadi perekat
bangsa, pemersatu bangsa, dan tentunya menjadi identitas nasional.
Pancasila hanya ada di Indonesia. Pancasila telah menjadi
kekhasan Indonesia, artinya Pancasila menjadi penciri bangsa Indonesia.
Siapa pun orang Indonesia atau yang mengaku sebagai warga negara
Indonesia, maka ia harus punya pemahaman, bersikap, dan berperilaku
sesuai dengan Pancasila.

Dengan kata lain, Pancasila sebagai identitas nasional memiliki


maknabahwa seluruh rakyat Indonesia seyogianya menjadikan
Pancasila sebagail andasan berpikir, bersikap, dan berperilaku dalam
kehidupan sehari-hari. Cara berpikir, bersikap, dan berperilaku bangsa
Indonesia tersebut menjadi pembeda dari cara berpikir, bersikap, dan
berperilaku bangsa lain.

Seperti pada uraian sebelumnya, Pancasila sebagai identitas nasional tidak


hanya berciri fisik sebagai simbol atau lambang, tetapi merupakan identitas
nonfisik atau sebagai jati diri bangsa. Pancasila sebagai jati diri bangsa
bermakna nilai-nilai yang dijalankan manusia Indonesia akan mewujud
sebagai kepribadian,identitas, dan keunikan bangsa Indonesia.

4. MEMBANGUN ARGUMEN TENTANG DINAMIKA DAN TANTANGAN


IDENTITAS NASIONAL INDONESIA

1. Argumen tentang Dinamika Pancasila

Pancasila sebagai dasar negara lahir dan berkembang melalui suatu proses
yang cukup panjang. Pada mulanya, adat istiadat dan agama menjadi kekuatan
yang membentuk adanya pandangan hidup. Setelah Soekarno menggali
kembali nilai-nilai luhur budaya Indonesia, pada 1 Juni 1945 barulah
Pancasila disuarakan menjadi dasar negara yang diresmikan pada 18 Agustus
1945 dengan dimasukkannya sila-sila Pancasila dalam Pembukaan
UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Dengan
bersumberkan budaya, adat istiadat, dan agama sebagai tonggaknya, nilai-nilai
Pancasila diyakini kebenarannya dan senantiasa melekat dalam kehidupan
bangsa dan negara Indonesia.

Pada saat berdirinya negara Republik Indonesia yang ditandai dengan


dibacakannya teks proklamasi pada 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia
sepakat pengaturan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Namun, sejak November 1945 sampai
menjelang ditetapkannya Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959, pemerintah
Indonesia mempraktikkan sistem demokrasi liberal.

Setelah dilaksanakan Dekrit Presiden, Indonesia kembali diganggu dengan


munculnya paham lain. Pada saat itu, sistem demokrasi liberal ditinggalkan,
perdebatan tentang dasar negara di Konstituante berakhir dan kedudukan
Pancasila di perkuat, tetapi keadaan tersebut dimanfaatkan oleh mereka yang
menghendaki berkembangnya paham haluan kiri (komunis). Puncaknya adalah
peristiwa pemberontakan G30S PKI 1965. Peristiwa ini menjadi pemicu
berakhirnya pemerintahan Presiden Soekarno yang digantikan oleh
pemerintahan Presiden Soeharto.

Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, ditegaskan bahwa Pancasila


sebagai dasar negara akan dilaksanakan secara murni dan konsekuen.
Menyusul kemudian diterbitkan Ketetapan MPR No.II/MPR/1978 tentang
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P-4). Namun,
pemerintahan Presiden Soeharto pun akhirnya dianggap menyimpang dari
garis politik Pancasila dan UUD 1945. Beliau dianggap cenderung melakukan
praktik liberalisme-kapitalisme dalam mengelola negara.

Pada tahun 1998 muncul gerakan reformasi yang mengakibatkan Presiden


Soeharto menyatakan berhenti dari jabatan Presiden. Namun, sampai saat ini
nampaknya reformasi belum membawa angin segar bagi dihayati dan
diamalkannya Pancasila secara konsekuen oleh seluruh elemen bangsa. Hal ini
dapat dilihat dari abainya para politisi terhadap fatsoen politik yang
berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan perilaku anarkis segelintir masyarakat
yang suka memaksakan kehendak kepada pihak lain.

Pada tahun 2004 sampai sekarang, berkembang gerakan para akademisi dan
pemerhati serta pencinta Pancasila yang kembali menyuarakan Pancasila
sebagai dasar negara melalui berbagai kegiatan seminar dan kongres. Hal
tersebut ditujukan untuk mengembalikan eksistensi Pancasila dan
membudayakan nilai-nilai Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa serta
menegaskan Pancasila sebagai dasar negara guna menjadi sumber hukum
dalam penyelenggaraan pemerintahan negara.

2. Argumen tentang Tantangan terhadap Pancasila

Pada era globalisasi dewasa ini, banyak hal yang akan merusak mental dan
nilai moral Pancasila yang menjadi kebanggaan bangsa dan negara Indonesia.
Dengan demikian, Indonesia perlu waspada dan berupaya agar ketahanan
mental-ideologi bangsa Indonesia tidak tergerus. Pancasila harus senantiasa
menjadi benteng moral dalam menjawab tantangan-tantangan terhadap unsur-
unsur kehidupan bernegara, yaitu sosial, politik, ekonomi, budaya, dan agama.

Tantangan yang muncul, antara lain berasal dari derasnya arus paham-paham
yang bersandar pada otoritas materi, seperti liberalisme, kapitalisme,
komunisme, sekularisme, pragmatisme, dan hedonisme, yang menggerus
kepribadian bangsa yang berkarakter nilai-nilai Pancasila. Hal inipun dapat
dilihat dengan jelas, betapa paham-paham tersebut telah merasuk jauh dalam
kehidupan bangsa Indonesia sehingga melupakan kultur bangsa Indonesia
yang memiliki sifat religius, santun, dan gotong-royong.

Apabila ditarik benang merah terkait dengan tantangan yang melanda bangsa
Indonesia sebagaimana tersebut di atas, maka dapat diidentifikasi sebagai
berikut:

A. Dilihat dari kehidupan masyarakat, terjadi kegamangan dalam kehidupan


bernegara dalam era reformasi ini karena perubahan sistem pemerintahan yang
begitu cepat termasuk digulirkannya otonomi daerah yang seluasluasnya, di
satu pihak, dan di pihak lain, masyarakat merasa bebas tanpa tuntutan nilai dan
norma dalam kehidupan bernegara. Akibatnya, sering ditemukan perilaku
anarkisme yang dilakukan oleh elemen masyarakat terhadap fasilitas publik
dan aset milik masyarakat lainnya yang dipandang tidak cocok dengan paham
yang dianutnya. Masyarakat menjadi beringas karena code of conduct yang
bersumber pada nilai-nilai Pancasila mengalami degradasi. Selain itu, kondisi
euforia politik tersebut dapat memperlemah integrasi nasional.

B. Dalam bidang pemerintahan, banyak muncul di ranah publik aparatur


pemerintahan, baik sipil maupun militer yang kurang mencerminkan jiwa
kenegarawanan. Terdapat fenomena perilaku aparatur yang aji mumpung atau
mementingkan kepentingan kelompoknya saja. Hal tersebut perlu segera
dicegah dengan cara meningkatkan efektivitas penegakan hukum dan
melakukan upaya secara masif serta sistematis dalam membudayakan nilai-
nilai Pancasila bagi para aparatur negara.

Tantangan terhadap Pancasila sebagaimana yang diuraikan di atas, hanya


merupakan sebagian kecil saja karena tantangan terhadap Pancasila itu seperti
fenomena gunung es, yang tidak terlihat lebih banyak dibandingkan yang
muncul di permukaan. Hal ini menggambarkan bahwa upaya menjawab
tantangan tersebut tidak mudah. Oleh karena itu, seluruh elemen masyarakat
harus bahu-membahu merespon secara serius dan bertanggung jawab guna
memperkokoh nilai-nilai Pancasila sebagai kaidah penuntun bagi setiap warga
negara, baik bagi yang berkiprah di sektor masyarakat maupun di
pemerintahan. Dengan demikian, integrasi nasional diharapkan semakin kokoh
dan secara bertahap bangsa Indonesia dapat mewujudkan cita-cita dan tujuan
negara yang menjadi idaman seluruh lapisan masyarakat.

5. ESENSI DAN URGENSI IDENTITAS NASIONAL NOMOR POKOK WAJIB


PAJAK (NPWP) SEBAGAI SALAH SATU IDENTITAS WARGA NEGARA

Satu lagi identitas penting yang harus dimiliki oleh setiap warga negara Indonesia
saat ini adalah Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Setiap warga negara
Indonesia yang telah memiliki penghasilan wajib memiliki NPWP sebagai sarana
melaksanan hak dan kewajiban perpajakan. NPWP merupakan tanda pengenalan
diri dan identitas wajib pajak bagi warga negara Indonesia.

6. MENUMBUHKAN SIKAP ANTI KORUPSI SEBAGAI PERWUJUDAN DARI


NASIONALISME DAN BELA NEGARA

Tantangan dan ancaman terhadap kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan


keamanan nasional tentu bukan lagi ancaman tradisional atau militer di zaman
modern, tetapi ancamannya bersifat multidimensi dan terlihat di semua lapisan
masyarakat. seperti perilaku korupsi yang tak terbendung, aksi terorisme, dan
maraknya peredaran narkoba.

Negara ini akan tumbuh kuat dan besar jika dapat secara bersama menciptakan
kemakmuran dan kesejahteraan. Oleh karena itu, hal yang terpenting dan utama
harus dilakukan adalah memberantas para pelaku korupsi yang dapat merusak
sendi kehidupan rakyat dan merampas paksa kesejahteraan dan kemakmuran
rakyat.

Perilaku koruptif ini merupakan ancaman serius bagi kedaulatan negara. Kita
sepakat bahwa korupsi dapat menyengsarakan kehidupan bangsa. Oleh karena itu
korupsi sebagai sebuah tindak kejahatan luar biasa harus diperangi bersama.

Korupsi yang memberikan dampak kerusakan luar biasa bagi sendi-sendi


kehidupan masyarakat jelas merusak kekuatan fundamental kita sebagai bangsa
dan menghilangkan rasa keadilan dan kesejahteraan bagi rakyat.

Sangat penting untuk mendorong sikap antikorupsi sebagai landasan sikap


mental dan perilaku masyarakat dalam mengatasi berbagai persoalan seperti
kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan dan ketergantungan.

Pemberantasan korupsi di semua tingkatan merupakan suatu bentuk pertahanan


negara yang dapat diimplementasikan dalam perbuatan bela negara. Sikap
antikorupsi untuk mencegah maraknya korupsi merupakan bukti nyata dari
kesadaran bela negara.

Sebagai generasi muda harapan bangsa, kita harus memiliki dan mampu
mengembangkan nilai-nilai dasar bela negara. Sehingga menjadi landasan sikap
dan perilaku kita sebagai warga negara yang cinta tanah air dan bangsa.

Jadilah pemuda yang tidak hanya cerdas tetapi juga berintegritas. Tetaplah
bergerak lakukan perubahan bermakna. Lakukanlah hal yang bermanfaat sebagai
bukti nyata bahwa kita adalah pemuda yang benar-benar mencintai negeri ini.
NILAI DAN NORMA KONSTITUSIONAL UUD NRI 1945
DAN KONSTITUSIONALITAS KETENTUAN
PERUNDANG-UNDANGAN DI BAWAH UUD

1. KONSEP DAN URGENSI KONSTITUSI DALAM KEHIDUPAN


BERBANGSA NEGARA

Konstitusi adalah seperangkat aturan atau hukum yang berisi ketentuan


tentang bagaimana pemerintah diatur dan dijalankan. Oleh karena aturan atau
hukum yang terdapat dalam konstitusi itu mengatur hal-hal yang amat
mendasar dari suatu negara, maka konstitusi dikatakan pula sebagai hukum
dasar yang dijadikan pegangan dalam penyelenggaraan suatu negara.
Selanjutnya mari kita telusuri konsep konstitusi dari segi bahasa atau asal
katanya (secara etimologis).

Istilah konstitusi dikenal dalam sejumlah bahasa, misalnya dalam bahasa


Prancis dikenal dengan istilah constituer, dalam bahasa Latin/Italia digunakan
istilah constitutio, dalam bahasa Inggris digunakan istilah constitution, dalam
bahasa Belanda digunakan istilah constitutie, dalam bahasa Jerman dikenal
dengan istilah verfassung, sedangkan dalam bahasa Arab digunakan istilah
masyrutiyah . Constituer (bahasa Prancis) berarti membentuk, pembentukan.
Yang dimaksud dengan membentuk di sini adalah membentuk suatu negara.
Kontitusi mengandung permulaan dari segala peraturan mengenai suatu negara
atau dengan kata lain bahwa konstitusi mengandung permulaan dari segala
peraturan mengenai negara, pembentukan suatu negara atau menyusun dan
menyatakan suatu negara.

Merujuk pandangan Lord James Bryce yang dimaksud dengan konstitusi


adalah suatu kerangka negara yang diorganisasikan melalui dan dengan
hukum, yang menetapkan lembaga-lembaga yang tetap dengan mengakui
fungsi-fungsi dan hak-haknya. Pendek kata bahwa konstitusi itu menurut
pandangannya merupakan kerangka negara yang diorganisasikan melalui dan
dengan hukum, yang menetapkan lembaga-lembaga yang tetap (permanen),
dan yang menetapkan fungsi-fungsi dan hak-hak dari lembaga-lembaga
permanen tersebut. Sehubungan dengan itu C.F. Strong yang menganut paham
modern secara tegas menyamakan pengertian konstitusi dengan undang-
undang dasar. Rumusan yang dikemukakannya adalah konstitusi itu
merupakan satu kumpulan asas-asas mengenai kekuasaan pemerintah, hak-hak
yang diperintah, dan hubungan antara keduanya (pemerintah dan yang
diperintah dalam konteks hak-hak asasi manusia).
2. ALASAN MENGAPA DIPERLUKAN KONSTITUSI DALAM
KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Konstitusi merupakan sesuatu yang sangat penting bagi setiap bangsa dan
negara. Baik bagi negara yang sudah lama merdeka, maupun negara yang baru
saja memperoleh kemerdekaannya. Istilah konstitusi berasal dari Bahasa
Perancis "constituer" yang berarti membentuk. Konstitusi diartikan sebagai
dokumen tertulis yang secara garis besar mengatur kekuasaan legislatif,
eksekutif, dan yudikatif serta lembaga negara penting lainnya. Konstitusi dan
negara merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Tanpa
konstitusi, negara tidak mungkin terbentuk.

 Konstitusi sebagai Penjamin Hak Asasi

Konstitusi lahir sebagai suatu tuntutan dan harapan masyarakatnya untuk


mencapai suatu keadilan. Dengan hadirnya konstitusi, masyarakat
menyerahkan hak-hak tertentu kepada penyelenggara negara. Namun,
setiap anggota masyarakat dalam negara tetap mempertahankan hak-
haknya sebagai pribadi. Hadirnya konstitusi adalah untuk menjamin hak-
hak asasi dan hak politik dari warga negaranya. Hak-hak itulah yang juga
menjadi titik tolak pembentukan konstitusi.

 Konstitusi Membatasi Kekuasaan

Konstitusi atau undang-undang dasar tidak hanya suatu dokumen yang


mencerminkan pembagian kekuasaan saja. Akan tetapi, dalam gagasan
konstitusionalisme, konstitusi dipandang sebagai lembaga khusus yang
memiliki fungsi khusus yaitu membatasi kekuasaan dan mencegah
kesewenang-wenangan di satu pihak dengan melakukan perimbangan
kekuasaan. Konstitusi diperlukan sebagai perwujudan dari hukum tertinggi
yang harus dipatuhi oleh negara dan pejabat-pejabat pemerintah.

 Konstitusi sebagai Barometer Kehidupan Bernegara

Konstitusi menjadi barometer kehidupan berbangsa dan bernegara yang


sarat akan bukti sejarah perjuangan para pendahulu. Konstitusi dalam
jangka panjangnya membantu para generasi penerus bangsa dalam melihat
ide-ide dasar yang digariskan oleh founding fathers dalam mencapai
kemerdekaan negara tersebut. Konstitusi akan memberikan arahan kepada
generasi penerus tersebut untuk mengemudikan suatu negara yang kelak
akan mereka pimpin.

 Negara Akan Hancur Tanpa Konstitusi

Negara Akan Hancur Tanpa Konstitusi Konstitusi adalah pemberi


pegangan sekaligus pedoman dalam menjalankan kekuasaan negara. Tanpa
kosntitusi, sebuah negara tidak akan mencapai tujuan yang sesuai dengan
harapan masyarakatnya. Tanpa konstitusi, tidak ada yang mengatur hak-
hak asasi warga negaranya. Hal ini akan memicu banyak konflik dan
perseteruan karena masing-masing individu berusaha mencapai
keinginannya tanpa menghormati hak asasi orang lain.

3. MENGGALI SUMBER HISTORIS, SOSIOLOGIS DAN POLITIK


TENTANG KONSTITUSI DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA DAN
NEGARA

Presiden Soekarno pernah mengatakan, ”Jangan sekali-kali meninggalkan


sejarah.” Pernyataan tersebut dapat dimaknai bahwa sejarah mempunyai
fungsi membangun kehidupan bangsa dengan lebih bijaksana di masa depan.

Dari pandangan ini, dapat dihami, mengapa manusia dalam bernegara


membutuhkan konstitusi. Menurut Hobbes, manusia pada “status naturalis”
bagaikan serigala. Hingga timbul adagium homo homini lupus (man is a wolf
to [his fellow] man), artinya yang kuat mengalahkan yang lemah. Lalu timbul
pandangan bellum omnium contra omnes: perang semua lawan semua. Hidup
dalam suasana demikian pada akhirnya menyadarkan manusiauntuk membuat
perjanjian antara sesama manusia, yang dikenal dengan istilah factum unionis.
Selanjutnya timbul perjanjian rakyat menyerahkan kekuasaannya kepada
penguasa untuk menjaga perjanjian rakyat yang dikenal dengan istilah factum
subjectionis.

Dalam bukunya yang berjudul Leviathan (1651) ia mengajukan suatu


argumentasi tentang kewajiban politik yang disebut kontrak sosial yang
mengimplikasikan pengalihan kedaulatan kepada primus interpares yang
kemudian berkuasa secara mutlak (absolut). Primus inter pares adalah yang
utama di antara sekawanan (kumpulan) atau orang terpenting dan menonjol di
antara orang yang derajatnya sama Negara dalam pandangan Hobbes
cenderung seperti monster Leviathan. Pemikiran Hobbes tak lepas dari
pengaruh kondisi zamannya (zeitgeist-nya) sehingga ia cenderung membela
monarkhi absolut (kerajaan mutlak) dengan konsep devine right yang
menyatakan bahwa penguasa di bumi merupakan pilihan Tuhan sehingga ia
memiliki otoritas tidak tertandingi. Pandangan inilah yang mendorong
munculnya raja-raja tiran. Dengan mengatasnamakan primus inter pares dan
wakil Tuhan di bumi mereka berkuasa sewenang-wenang dan menindas
rakyat. Salah satu contoh raja yang berkuasa secara mutlak adalah Louis XIV,
raja Perancis yang dinobatkan pada 14 Mei 1643 dalam usia lima tahun. Ia
baru mulai berkuasa penuh sejak wafatnya menteri utamanya, Jules Cardinal
Mazarin pada tahun 1661. Louis XIV dijuluki sebagai Raja Matahari (Le Roi
Soleil) atau Louis yang Agung (Louis le Grand, atau Le Grand Monarque). Ia
memerintah Pada buku novel Moby-Dick, Leviathan merupakan ikan paus
besar, dan pada bahasa Ibrani Modern, Leviathan berarti "paus". Dalam
beberapa mitologi seperti Jepang dan Canaanite, Leviathan dikenal sebagai
Dewa Lautan. Menurut beberapa sumber lain dikatakan bahwa Leviathan
adalah ular raksasa jahat berkepala tujuh.

Dalam sejarah Perancis, Raja Louis XIV bertindak absolut. Gagasan untuk
membatasi kekuasaan raja atau dikenal dengan istilah konstitusionalisme yang
mengandung arti bahwa penguasa perlu dibatasi kekuasaannya dan karena itu
kekuasaannya harus diperinci secara tegas, sebenarnya sudah muncul sebelum
Louis XVI dihukum dengan Guillotine. Dalam rentetan sejarah penegakkan
HAM di temukan beberapa peristiwa yang melahirkan berbagai dokumen
HAM. Seperti Magna Charta di Inggris, Bill of Rights dan Declaration of
Independence dalam sejarah Amerika Serikat, dan Declaration des Droits de
L’homme et du Citoyen di Perancis.

Oleh karena itu konstitusi juga diperlukan untuk membagi kekuasaan dalam
negara. Pandangan ini didasarkan pada fungsi konstitusi yang salah satu di
antaranya adalah membagi kekuasaan dalam negara (Kusnardi dan Ibrahim,
1988). Bagi mereka yang memandang negara dari sudut kekuasaan dan
menganggap sebagai organisasi kekuasaan maka konstitusi dapat dipandang
sebagai lembaga atau kumpulan asas yang menentapkan bagaimana kekuasaan
dibagi di antara beberapa lembaga kenegaraan, misalnya antara badan
legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Konsitusi menentukan cara-cara bagaimana
pusat-pusat kekuasan itu bekerja sama dan menyesuaiakan diri satu sama lain
serta merekam hubungan-hubungan kekuasaan dalam negara.

Dalam arti luas, konstitusi merupakan peraturan, baik tertulis maupun tidak
tertulis, yang menentukan bagaimana lembaga negara dibentuk dan dijalankan.
Jika kita mengartikan konstitusi secara sempit, yakni sebagai suatu dokumen
atau seperangkat dokumen, maka Kerajaan Inggris tidak memiliki
konstitusi.yang termuat dalam satu dokumen tunggal. Inggris tidak memiliki
dokumen single core konstitusional. Konstitusi Inggris adalah himpunan
hukum dan prinsip- prinsip Inggris yang diwujudkan dalam bentuk tertulis,
dalam undang-undang, keputusan pengadilan, dan perjanjian. Konstitusi
Inggris juga memiliki sumber tidak tertulis lainnya, termasuk parlemen,
konvensi konstitusional, dan hak-hak istimewa kerajaan. Oleh karena itu, kita
harus mengambil pengertian konstitusi secara luas sebagai suatu peraturan,
tertulis maupun tidak tertulis, yang menentukan bagaimana negara dibentuk
dan dijalankan. Jika demikian Kerajaan Inggris memiliki konstitusi. Negara
tersebut bukan satu-satunya yang tidak memiliki konstitusi tertulis. Negara
lainnya di antaranya adalah Israel dan Selandia Baru.
4. MEMBANGUN ARGUMEN TENTANG DINAMIKA DAN TANTANGAN
KONSTITUSI DALAM KEHIDUPAN BERBANGSA NEGARA
INDONESIA

Konstitusi di Indonesia yang berlaku hingga saat ini adalah Undang-Undang


Dasar 1945 yang berlaku mulai 5 Juli 1959, dimana kontitusi ini termasuk
dalam konstitusi tertulis.

Pada paragraf sebelumnya dikatakan bahwa konstitusi Indonesia telah


mengalami beberapa perubahan dalam perkembangannya. Perubahan
konstitusi ini dilakukan pasti bukan tanpa sebab yang tidak jelas, karna itu
dalam pembahasan tentang alasan mengapa konstitusi di Indonesia beberapa
kali mengalami perubahan. Sepanjang sejarah, Indonesia tercatat mengalami 4
kali perubahan konstitusi dalam kurun waktu yang cukup singkat.

Periode pertama yaitu UUD 1945 yang berlaku selama 4 tahun mulai 18
Agustus 1945 - 27 Desember 1949 namun ditahun terakhir konstitusi berubah
dan ditetapkan menjadi UUD RIS yang berjalan sampai 17 Agustus 1950.
Perubahan yang terbilang cukup singkat ini dilatarbelakangi oleh agresi militer
Belanda yang mengharuskan mengubah bentuk negara dari Presidensil
menjadi pemerintahan Parlementer, akibatnya Indonesia harus mengubah
konstitusi negara. Konstitusi negara Indonesia berubah menjadi parlementer
yang menjadikan Presiden Soekarno sebagai Kepala Negara bukan Kepala
Pemerintahan.

5. ESENSI DAN URGENSI KONSTITUSI DALAM KEHIDUPAN


BERBANGSA NEGARA

Peranan Konstitusi Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Eksistensi konstitusi dalam kehidupan ketatanegaraan suatu negara merupakan


sesuatu hal yang sangat krusial, karena tanpa konstitusi bisa jadi tidak akan
terbentuk sebuah negara. Dalam lintasan sejarah hingga awal abad ke-21 ini,
hampir tidak ada negara yang tidak ada negara yang tidak memiliki konstitusi.
Hal ini menunjukkan betapa urgenya konstitusi sebagai suatu perangkat
negara. Konstitusi dan negara ibarat dua sisi mata uang yang satu sama lain
tidak terpisahkan.

Konstitusi menjadi sesuatu yang urgen dalam tatanan kehidupan


ketatanegaraan,karena konstitusi merupakan sekumpulan aturan yang
mengatur organisasi negara,serta hubungan antara negara dan warga negara
sehingga saling menyesuaikan diri dan saling bekerjasama. Dr.A.Hamid
S.Attamimi menegaskan –seperti yang dikutip Thaib – bahwa konstitusi atau
Undang–Undang Dasar merupakan suatu hal yang sangat penting sebagai
pemberi pegangan dan pemberi batas, sekaligus dipakai sebagai pegangan
dalam mengatur bagaimana kekuasaan negara harus dijalankan. Sejalan
dengan perlunya konstitusi sebagai instrumen untuk membatasi kekuasaan
dalam suatu negara, Meriam Budiardjo mengatakan:

“Di dalam negara-negara yang mendasarkan dirinya atas demokrasi


konstitusional,Undang – undang dasar mempunyai fungsi yang khas yaitu
membatasi kekuasaan pemerintah sedemikian rupa sehingga penyelenggaraan
kekuasaan tidak bersifat sewenang –wenang .Dengan demikian diharapkan
hak-hak warga negara akan lebih terlindungi”.(Budiardjo,1978:96)

Dalam konteks pentingnya konstitusi sebagai pemberi batas kekuasaan


tersebut, Kusnardi menjelaskan bahwa konstitusi dilihat dari fungsinya terbagi
dalam dua (2) bagian, yakni membagi kekuasaan dalam negara, dan
membatasi kekuasaan pemerintah atau penguasa dalam negara. Lebih lanjut, ia
mengatakan bahwa bagi mereka yang memandang negara dari sudut
kekuasaan dan menganggap sebagai organisasi kekuasaan, maka konstitusi
dapat dipandang sebagai lembaga atau kumpulan asas yang mendapatkan
bagaimana kekuasaan dibagi diantara beberapa lembaga kenegaraan, seperti
antara lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif. Selain sebagai pembatas
kekuasaan ,konstitusi juga dugunakan sebagai alat untuk menjamin hak –hak
warga negara. Hak –hak tersebut mencakup hak-hak asasi,seperti hak untuk
hidup,kesejahteraan hidup hak kebebasan.

Dari beberapa pakar yang menjelaskan mengenai urgensi konstitusi dalam


sebuah negara,maka secara umum dapat dikatakan bahwa eksistensi konstitusi
dalam suatu negara merupakan suatu keniscayaan,karena dengan adanya
konstitusi akan tercipta pembatasan kekuasaan melain pembagian wewenang
dan kekuasaan dalam menjalankan negara.Selain itu,adanya konstitusi juga
menjadi suatu hal sangat penting untuk menjamin hak-hak asasi warga
negara,sehingga tidak terjadi penindasan dan perlakuan sewenang –wenang
dari pemerintah.

Konstitusi adalah sarana dasar untuk mengawasi proses kekuasaan. Oleh


karena itu Setiap konstitusi mempunyai beberapa peranan yaitu :

1. untuk memberikan pembatasan dan pengawasan terhadap kekuasaan politik

2. untuk membebaskan kekuasaan dari kontrol mutlak penguasa,dan


menetapkan bagi penguasa tersebut batas-batas kekuasaan mereka, sehingga
tidak terdapat kekuasaan yang semena – mena.

3. untuk membatasi kesewenang-wenangan tindakan pemerintah untuk


menjamin hak-hak yang diperintah dan merumuskan pelaksanaan kekuasaan
yang berdaulat.
4. Konstitusi bertujuan untuk mengatur organisasi negara dan susunan
pemerintahan. Sehingga dimana ada organisasi negara dan kebutuhan
menyusun suatu pemerintahan negara, maka akan diperlukan konstitusi.

5. Konstitusi mempunyai posisi yang sangat penting dalam kehidupan


ketatanegaraan suatu negara karena konstitusi menjadi barometer(ukuran) bagi
kehidupan berbangsa dan bernegara, juga merupakan ide-ide dasar yang
digariskan penguasa negara untuk mengemudikan suatu negara.

6. Konstitusi menggambarkan struktur negara dan sistem kerja yang ada


diantara lembaga-lembaga negara.Konstitusi menjelaskan kekuasaan dan
kewajiban pemerintah sekaligus membatasi kekuasaan pemerintah agar tidak
sewenang-wenang dalam bertindak.

Dari berbagai penjelasan tentang tujuan konstitusi diatas, dapat dikatakan


bahwa tujuan dibuatnya konstitusi adalah untuk mengatur jalannya kekuasaan
dengan jalan membatasinya melalui aturan untuk menghindari terjadinya
kesewenangan yang dilakukan penguasa terhadap rakyatnya serta memberikan
arahan kepada penguasa untuk mewujudkan tujuan Negara.Jadi, pada
hakikatnya konstitusi Indonesia bertujuan sebagai alat untuk mencapai tujuan
negara dengan berdasarkan kepada nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara.

Source:
https://id.scribd.com/document/457690382/5-Alasan-Perlunya-Identitas-
Nasional-Di-Indonesia-Yang-Penting-Untuk-Diperhatikan

https://www.academia.edu/32270992/
Alasan_mengapa_diperlukan_pendidikan_kewarganegaraan?
show_app_store_popup=true

https://slidetodoc.com/pendidikan-kewarganegaraan-shilvy-andini-sunarto-
minggu-ke-1/

https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-jakarta/pendidikan-
kewarganegaraan/pendidikan-kewarganegaraan-sumber-historis-sosiologis-
dan-politis-pkn-di-indonesia/45423351

https://www.studocu.com/id/document/universitas-brawijaya/pendidikan-
kewarganegaraan/materi-5-membangun-argumen-tentang-dinamika-dan-
tantangan-pendidikan-kewarganegaraan/39491293

http://hhkwn.blogspot.com/2018/10/kewarganegaraan.html?m=1

https://www.slideserve.com/wendells/pendidikan-kewarganegaraan-
powerpoint-ppt-presentation
https://www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-jakarta/
kewarganegaraan/bagaimana-esensi-dan-urgensi-identitas-nasional-sebagai-
salah-satu-determinan-pembangunan-bangsa-dan-karakter/7616882

https://id.scribd.com/document/457690382/5-Alasan-Perlunya-Identitas-
Nasional-Di-Indonesia-Yang-Penting-Untuk-Diperhatikan

https://sipejar.um.ac.id/mod/resource/view.php?id=670484

https://www.slideshare.net/syaifulahdanx/bab-ii-esensi-dan-urgensi-identitas-
nasional-sebagai-salah-satu-determinan-pembangunan-bangsa-dan-karakter

https://www.google.com/amp/s/m.kumparan.com/amp/suprianto-haseng-
1583826775232426579/sikap-antikorupsi-sebagai-bentuk-nyata-kesadaran-
bela-negara-1zT9rFT0YfR
Seperti pada uraian
sebelumnya, Pancasila sebagai
identitas nasional tidak
hanya berciri fisik sebagai
simbol atau lambang, tetapi
merupakan identitas non
fisik atau sebagai jati diri
bangsa. Pancasila sebagai jati
diri bangsa bermakna
nilai-nilai yang dijalankan
manusia Indonesia akan
mewujud sebagai kepribadian,
identitas, dan keunikan bangsa
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai