Anda di halaman 1dari 7

Tugas IV

Kurikulum Pendidikan IPS

Nama : Wahyu Tero Primadona Dosen : Prof. Dr. Azwar Ananda, MA


NIM : 19161025 Dr. Helmi Hasan, M.Pd

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

A. Pendahuluan
Globalisasi adalah sebuah realitas yang dihadapi oleh semua bangsa di
dunia termasuk Indonesia. Perubahan yang terjadi akibat globalisasi menjadi
tantangan besar yang harus disikapi. Globalisasi telah membuat batas-batas
kedaulatan suatu bangsa menjadi kabur, hal yang baru masuk pada suatu bangsa
tidak hanya berdampak positif namun juga negatif. Budaya negatif yang masuk
dari luar akan menjadi suatu ancaman bagi warga negara jika tidak disikapi
dengan baik.
Selain berbagai ancaman yang berasal dari luar, saat ini bangsa-bangsa di
dunia juga disibukkan dengan bagaimana menata bangsanya sehingga tercipta
warga negara yang baik. Berbagai upaya dilakukan oleh negara-negara di dunia
untuk memperbaiki kehidupan bangsanya.
Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam sejarahnya begitu banyak
terjadi peristiwa-peristiwa yang mengancam ke arah disentegrasi bangsa. Hal ini
jika tidak disikapi dengan serius maka akan menjadi bow waktu yang membawa
kepada hal yang tidak diinginkan.
Atas permasalahan di atas maka berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah
Indonesia untuk mengatasinya. Salah satunya adalah menjadikan warga negara
Indonesia yang baik. Usaha ini diformulasikan melalui Pendidikan
Kewarganegaraan. Pada makalah ini yang menjadi pembahasan adalah pengertian,
konsep dasar, ruang lingkup, tujuan dan hubungan Pendidikan Kewarganegaraan
dengan Ilmu Pengetahuan Sosial.

1
B. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan kewarganagaraan berasal dari dua kata yaitu pendiidkan
(education) dan warganegara (civic atau citizen). Pendidikan adalah usaha
memaksimalkan perkembangan potensi diri peserta diidk agar kelak dapat hidup
dengan sebaik-baiknya dalam keluarga, masyarakat dan negara bangsa dan warga
dunia. Sedangkan, warganegara adalah kedudukan seseorang sebagai anggota
organisasi politik yang dinamakan negara (Azwar, 2012: 1).
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah adalah mata pelajaran
yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia
yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945.
Berikut dijabarkan pengertian kewarganegaraan menurut beberapa ahli :
Soedijarto mengatakan bahwa pendidikan kewarganegaraan adalah
pendidikan politik yang bertujuan demi membantu peserta didik agar menjadi
seorang warga negara yang memiliki pengetahuan politik secara dewasa serta
mampu berpartisipasi dalam membangun politik yang demokratis.
Soemantri (2015:154) mengatakan Pendidikan Kewarganegaraan ialah
sebuah usaha yang dilakukan guna memberikan siswa sebuah pengetahuan serta
kemampuan dasar mengenai hubungan mendasar antara warga negara dengan
negara dan juga pendidikan pendahuluan bela negara sebagai bentuk-bentuk usaha
pembelaan negara sebagaimana diamantkan dalam UUD 1945 dan juga Pancasila.
Pendidikan Kewarganegaraan awalnya berkembang di Amerika Serikat
yang bertujuan untuk lebih mengenal bangsa sendiri. Hal ini dikarena kondisi
majemuk masyarakat Amerika. Di Indonesia istilah civic atau atau ciciv education
mulai dikenal luas pada tahun 1957.
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan masuk di dalam kurikulum
pendidikan sekolah sekitar tahun 1968. Seiring waktu mengalami perubahan
mengenai nama sebutannya, namun pokok yang dipelajari tetap sama. Tahun 1975
dengan nama Pendidikan Moral Pancasila (PMP), tahun 1994 berganti menjadi

2
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Terakhir pada sekitar tahun 2000an
hingga kini dikenal sebagai Pendidikan Kewarganegaraan.

C. Konsep Dasar Pendidikan Kewarganegaraan


Berdasarkan pengertian Pendidikan Kewarganegaraan seperti yang
disampaikan di atas, maka Pendidikan Kewarganegaraan tidaklah sebatas program
studi yang diajarkan di lingkungan sekolah ataupun perguruan tinggi. Hal ini
tidaklah mengherankan, karena pandangan awam masyarakat Indonesia
Pendidikan Kewarganegaraan adalah mapel. Namun lebih dari itu sebagai usaha
menciptakan warga negara yang baik berdasarkan UUD 1945 dan Pancasila, maka
harus dipahami istilah yang terkait dengan Pendidikan Kewarganegaraan:
1. Citizenship atau Civics, berkaitan dengan status seseoarang atau individu
dalam sebuah organisasi yang disebut bangsa dan negara atau hubungan
timbal balik antara pemerintah dan rakyat dan keduanya diatur oleh
hukum atau undang-undang.
Pada point ini penekanannya adalah Pendidikan Kewarganegaraan
disampaikan kepada seluruh warga negara agar tercipta warga negara yang
baik. Pendidikan ini tidak didapatkan di lembaga pendidikan di sekolah,
penyampaian materi bisa dilaksanakan melalui seminar, sosialisasi dan
sebagainya. Bahkan penilangan terhadap pengendara yang melanggar
aturan lalu lintas bagian dari Pendidikan Kewarganegaraan.
Hal ini juga mengacu pada pola hubungan antara masyarakat dengan
organisasi negara yang diatur oleh seperangkat aturan yang dipatuhi dan
disepakati oleh kedua belah pihak. Pengaturan kehidupan secara umum
maupun pribadi.
2. Citizenship Education Civic Education, yaitu Pendidikan
Kewarganegaraan sebagai suatu bidang studi yang diajarkan kepada siswa
mengenai hal-hal penting dalam kehidupann di masyarakat ataupun
bangsa.
Mengacu pada point kedua ini pendidikan kewarganegaraan adalah sebuah
mata pelajaran yang diajarkan secara berjenjang di tingkat pendidikan
dasar, pendidikan menengah maupun pendidikan tinggi.

3
Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia pada perjalanan sejarahnya
pernah berada pada sebuah dilema yang besar. Hal ini disebabkan oleh berbagai
gejolak yang terjadi di dalam setiap rezim berkuasa. Pendidikan Kewarganegaraan
yang seharusnya mampu membentuk warga negara yang baik justru dirusak oleh
muatan yang bertujuan memperkuat rezim. Sebagai contoh ketika masa Orde
Baru, Pendidikan Kewarganegaraan banyak memuat materi ajar yang tidak
konsisten dengan nilai-nilai universal, bersifat sentralistik, pokok bahasan yang
tidak relevan sehingga menyulitkan guru, banyaknya pokok bahasan yang
berulang. Oleh karena itu saat ini dan kedepannya Pendidikan Kewarganegaraan
haruslah terlepas dari belenggu yang menghalangi tujuannya.

D. Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaran


Ruang lingkup Pendidikan Kewarganegaraan sebagai mata pelajaran adalah
sebagai berikut :
1. Persatuan dan kesatuan bangsa, merupakan perpaduan yang sangat erat
mengenai keberagaman Indonesia.
2. Norma, hukum dan peraturan yang diterapkan di berbagai lingkungan
kehidupan sosial.
3. Hak Asasi Manusia.
4. Kebutuhan warga negara seperti gotong royong, kemerdekaan
berpendapat dan lain-lain.
5. Konstitusi negara yang ada sejak proklamasi hingga kini.
6. Kekuasaan dan politik.
7. Pancasila.
8. Globalisasi.

4
E. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Secara umum tujuan dari Pendidikan Kewarganegaraan adalah sebagai
berikut :
- Mendidik warganegara agar mampu berperan (melaksanakan kewajiban
dan menuntut hak) dalam kehidupan kenegaraan.
- Membantu peserta didik agar mengembangkan pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai yang diperlukan untuk ikut berpartisipasi
dalam kehidupan di sekitar, nasional maupun dunia internasional.
- Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan pada karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat
hidup bersama dengan bangsa lainnya.

Berdasarkan tujuan di atas maka diharapkan tercipta warganegara yang baik.


Namun perlu digaris bawahi, bahwa warga negara yang baik diukur oleh aturan
yang dibuat oleh masing-masing negara di dunia dengan tetap memperhatikan
nilai-nilai universal dalam kehidupan internasional. Hal ini agar sikap seperti
primordialisem dan cauvinisme tidak tumbuh dalam jiwa warga negara.
Sebagai bangsa yang memiliki latarbelakang budaya yang berbeda, maka
menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang mejemuk. Terdapat populasi
penduduk sebanyak 268.583.016 jiwa (sensus 2020), ratusan suku bangsa,
beragam bahasa menggambarkan betapa pluralnya bangsa Indonesia. Hal ini
merupakan tantangan yang harus dihadapi sehingga enkulturasi nilai-nilai
kehidupan sesuai dengan Pancasila. Sehingga dalam menyusun dan menyiapkan
materi ajar Pendidikan Kewarganegaraan sebagai kurikulum tidak melakukan
indoktrinisasi.
Dalam materi ajar yang akan disampaikan di dalam Pendidikan
Kewarganegaraan hendaklah mengajarkan pengetahuan, nilai-nilai dan sikap.
Dengan ketiga hal tersebut maka akan melahirkan generasi berkompetensi,
berkomitmen dan percaya diri yang bertanggungjawab.

F. Hubungan Ilmu Pengetahuan Sosial dan Pendidikan Kewarganegaraan

5
Ilmu Pengetahuan Sosial dan Pendidikan Kewarganegaraan memiliki
keterkaitan yang sangat erat. Pendidikan Kewarganegaraan menurut Kurikulum
tahun 1994 diberi nama Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, bidang studi
Pendidikan Kewarganegaraan adalah bagian dari bidang studi IPS. Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial mencakup aspek geografi, sejarah, ekonomi, Pancasila
serta UUD 1945 yang menyangkut warganegara dan pemerintah. Kemudian
terjadi pemisahan menjadi PIPS yang mencakup geografi, sejarah, ekonomi,
sosiologi. Sementara Pendidikan Moral Pancasila mengenai warganegara dan
pemerintahan. Dengan demikian secara historis Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial dan Pendidikan Kewarganegaraan berasal dari rumpun asal yang sama.
Sebagai mata pelajaran yang terpisah, Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
dan Pendidikan Kewarganegaraan memiliki perbedaan sebagai berikut :
Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan Kewarganegaraan
Menekankan pada aspek pengetahuan, Menekankan pada aspek pengetahuan,
nilai dan skill untuk hidup dalam nilai dan skil untuk hidup dalam sebuah
masyarakat. negara yang berideologi.
Menekankan pada kehidupan Menekankan pada seseoarang dalam
masyarakat agar aman, tertib, damai kehidupan bernegara (hubungan
dan bersih. individu dan pemerintah)
Materi menekankan pada aspek-aspek Materi ditekankan pada politik dan
ilmu sosial. ideologi.
Tidak memuat aspek indoktrinasi Memuat aspek indoktrinasi ideologis
ideologi kenegaraa. kenegaraan.

Kesimpulan
Pendidikan Kewarganegaraan adalah sebuah mata pelajaran yang
memfokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warga negara Indonesia
yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945 di tengah kehidupan bangsa dan dunia yang plural. Namun perlu dipahami
bahwa Pendidikan Kewarganegaraan tidak hanya sebagai sebuah mata pelajaran
yang diterapkan di lembaga pendidikan, namun juga sebuah usaha yang dilakukan
oleh pemerintah untuk menciptakan warga negara yang baik melalui berbagai cara
seperti workshop, sosialisasi dan sebagainya.

6
Sebagai sebuah mata pelajaran yang diajarkan di lembaga pendidikan,
Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan dapat membentuk peserta didik yang
memiliki sikap, pengetahuan dan keterampilan sehingga melahirkan generasi
berkompetensi, berkomitmen dan percaya diri yang bertanggungjawab

Sumber
Buku :
Barr R, 1987. Hakekat Dasar Studi Sosial. Bandung: Sinar Baru.

Jurnal :
Wibowo, Arif Prasetyo(1), Margi Wahono (2). 2017. Pendidikan
Kewarganegaraan : Usaha Konkret Untuk Memperkuat Multikulturalisme
Indonesia. Jurnal Civic. Vol. 14 (2) : 196-205.

Sumber Lainnya:
https://eprints.uny.ac.id/8665/3/BAB%202%20-%2005401241022.pdf
UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai