Anda di halaman 1dari 19

1

UJIAN TENGAH SEMESTER


MATA KULIAH
SEJARAH PENDIDIKAN

DISUSUN OLEH :
WAHYU TERO PRIMADONA
NIM. 19161025

DOSEN PENGAMPU :
DR. H. BUCHARI NURDIN, M.Si

MAGISTER PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


KONSENTRASI PENDIDIKAN SEJARAH
PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG
TAHUN 2020

Magister Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial


Konsentrasi Pendidikan Sejarah
Pascasarjana Universitas Negeri Padang
2

A. Pendidikan Masa Pra Aksara

Tujuan : Pendidikan dilakukan untuk


memiliki keterampilan hidup dan
mengajarkan sistem religi.

Karakteristik : Kehidupan manusia


pada saat itu tergantung pada alam
PENDIDIKAN
MASA PRA
AKSARA Agensi : Pendidikan dilakukan dan
diajarkan oleh keluarga dan masyarakat

Lokasi : Pendidikan berlangsung dalam


lingkungan keluarga dan alam

Sifat Pendidikan : informal

Bangsa Indonesia mengakhiri masa pra aksara adalah sekitar abad ke 4


Masehi. Hal ini ditandai dengan adanya sumber tertulis yang disebut prasasti
Yupa mengenai kerajaan Kutai. Namun bukan berarti masyarakat Indonesia pada
masa lalu tidak memiliki kebudayaan. Pada masa pra aksara masyarakat Indonesia
telah mengenal pendidikan dalam bentuk yang sederhana dan bersifat informal.
Pendidikan diajarkan dalam lingkup keluarga dan kelompok keseharian.
Adapun pendidikan yang diajarkan adalah keterampilan untuk mencari nafkah,
bertahan hidup dalam masyarakat, sistem peribadatan dalam religi. Kurikulum
yang diajarkan adalah dalam bentuk sikap, nilai, pengetahuan dan keterampilan
dalam mempertahankan hidup.
Sesuai dengan karakteristik hidup yang sangat bergantung pada alam,
awalnya manusia diajarkan bagaimana bertahan hidup dengan berburu dan
meramu makanan. Selanjutnya diajarkan bagaimana mempertahankan hidup

Magister Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial


Konsentrasi Pendidikan Sejarah
Pascasarjana Universitas Negeri Padang
3

dengan kemampuan bercocok tanam serta membuat perkakas secara sederhana


baik menggunakan bahan tulang, batu hingga logam.
Keluarga adalah agen utama dalam pendidikan pada masa pra aksara
selanjutnya. Pendidikan pada masa ini juga terjadi dalam lingkup suatu kelompok
terutama mengajarkan bagaimana hidup dalam suatu komunitas.

Magister Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial


Konsentrasi Pendidikan Sejarah
Pascasarjana Universitas Negeri Padang
4

B. Pendidikan Masa Hindu Budha

HAKEKAT PENDIDIKAN :
TEOLOGI

SISTEM PENDIDIKAN :
GURU KULA

LEMBAGA PENDIDIKAN :

Padepokan Pura Pertapaan

HASIL :
1. Pengetahuan agama
2. Kecakapan mengatur negara
3. Ilmu Kesastraan
4. Teknik
5. Dan lain-lain

Menurut van Leur interaksi masuknya agama Hindu dan Budha di Indonesia
disebabkan oleh pengaruh dari kegiatan perdagangan yang melalui nusantara.
Dalam hal ini para pedagang dari India memberikan pengaruh Indianisasi
termasuk dalam penyebaran agama Hindu-Budha. Pada akhirnya di nusantara
melahirkan kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Budha. Salah satu hal yang
berkembang pada masa itu adalah pendidikan.

Magister Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial


Konsentrasi Pendidikan Sejarah
Pascasarjana Universitas Negeri Padang
5

Perkembangan pendidikan masa Hindu-Budha adalah pendidikan untuk


menyebarkan agama Hindu-Budha (teologi) dan mengajarkan cara hidup yang
lebih umum dibandingkan masa pra aksara. Ajaran yang berkembang di Indonesia
adalah Syiwaisme dan Budhisme. Pendidikan yang bercorak teologi ini bertujuan
untuk moksa bagi agama Hindu dan Nirwana bagi agama Budha.
Pada masa ini pendidikan bersifat informal sehingga sistem pendidikan yang
diterapkan adalah sistem guru kula (siswa mendatangi guru dan tinggal dalam satu
tempat). Lembaga pendidikan yang ada pada masa itu adalah: (i) padepokan
dimana murid mendatangi para pendeta. Dalam hal ini yang menjadi murid adalah
keturunan brahmana dan pada masa selanjutnya sistem ini dikenal dengan istilah
pesantren. (ii) pura adalah tempat yang berada di istana, disini didatangkan guru
untuk mengajarkan keturunan raja terutama bagaimana cara menjalankan negara
dan hidup sopan santun. (iii) pertapaan, (iv) pendidikan keluarga. Dengan
demikian pada masa Hindu-Budha kesempatan belajar adalah terbatas untuk
golongan brahmana dan kesatria.
Hal yang paling menonjol pada pendidikan masa Hindu-Budha adalah
berkembangnya pusat pendidikan seperti di kerajaan Sriwijaya. Selanjutnya di
bidang sastra berkembang bahasa Sanksekerta dan melahirkan kitab-kitab seperti
Cilpa Sastra, Arjuna Wiwaha, Negarakertagama, Sutasoma dan lain-lain.
Walaupun tujuan pendidikan dominan teologis namun juga terjadi perkembangan
pendidikan di bidang lain seperti teknik sipil dan lain-lain.

Magister Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial


Konsentrasi Pendidikan Sejarah
Pascasarjana Universitas Negeri Padang
6

C. Pendidikan Masa Islam

HAKEKAT PENDIDIKAN :
TEOLOGI
(Dominan)

SISTEM PENDIDIKAN : SUMBER PELAJARAN :


KIYAI – SANTRI AL QURAN, HADIST (utama)
(guru dan siswa tinggal pada satu DAN KITAB-KITAB LAIN
tempat) (pengobatam dan lain-lain)

LEMBAGA PENDIDIKAN :
SURAU, LANGGAR, MASJID,
MADRASAH, PESANTREN

HASIL :
1. Pengetahuan Agama
2. Muballigh
3. Kitab (sullalatus salatin, suluk, dll)
4. dlll

Masuknya agama Islam ke Indonesia berbeda dengan daerah lain. Jika di


daerah lain dengan menggunakan penaklukan secara militer, maka masuknya
Islam ke Indonesia dilakukan secara damai. Para pedagang yang berasal dari
Timur Tengah yang telah menganut agam Islam berperan besar dalam penyebaran
agama Islam.
Agama Islam mudah diterima oleh masyarakat Indonesia pada saat itu
adalah karena di dalam Islam tidak mengenal kasta. Sehingga kedudukan manusia
adalah sama. Hal ini menjadi alasan penting Islam diterima dan berkembang di
Indonesia. Selain itu para penyebar agama Islam di Indonesia mampu melakukan
adaptasi dengan kebudayaan yang ada di Nusantara sebelum Islam berkembang.

Magister Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial


Konsentrasi Pendidikan Sejarah
Pascasarjana Universitas Negeri Padang
7

Pada masa selanjutnya mulai tumbuh pusat-pusat kekuasaan agama Islam.


Kerajaan Islam lahir dan berpengaruh terhadap proses Islamisasi di Indonesia.
Salah satu saluran Islamisasi pada masa lalu adalah melalui proses pendidikan.
Para muballigh berperan penting dalam Islamisasi melalui pendidikan.
Pada awalnya pendidikan Islam di Nusantara bersifat informal, terutama
melalui pertemuan-pertemuan para muballigh dengan masyarakat di sekitar.
Namun setelah komunitas masyarakat muslim terbentuk, maka pendidikan mulai
diselenggarakan di langgar, masjid, madrasah maupun pesantren. Di tempat ini
para murid bertemu secara langsung dan berhadapan langsung dengan guru. Para
penguasa Islam pada saat itu memberikan perhatian yang besar pada proses
pendidikan. Pengajaran yang dilakukan di pesantren pada masa Islam juga
mengadopsi sistem pengajaran pada masa Hindu –Budha. Hal ini dapat kita lihat
seperti yang dilakukan oleh Sultan Agung menjadikan masjid sebagai pusat
pendidikan dan membagi tingkatan pesantren. Di Berbeda dengan di Jawa,
pendidikan Islam di Sumatera khususnya di Sumatera Barat dikenal dengan sistem
Surau sementara di Aceh dikenal sistem Rangkang.
Hal yang diajarkan pada masa itu adalah ilmu Usuluddin yakni mengenai
pokok kepercayaan dalam agama Islam, Fiqih yaitu membahas tentang hukun
yang bersumber dari Al Quran dan Hadist, selanjutnya mempelajari bahasa Arab
sebagai bahasa asal tempat lahirnya agama Islam.

Magister Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial


Konsentrasi Pendidikan Sejarah
Pascasarjana Universitas Negeri Padang
8

D. Pendidikan Masa Kolonial


- Pendidikan Masa VOC

Untuk Belanda : kebutuhan


kerohanian, ilmu pengetahuan
umun dan pengetahuan
mengenai Indonesia

Tujuan
Perdagangan : mempersiapkan
tenaga kerja murah pribumi
demi kepentingan VOC

Pendidikan
Masa VOC Sistem Pendidikan :
1. Pendidikan Dasar
2. Sekolah Latin
3. Sekolah Teologi
4. Akademi Maritim
5. Sekolah Cina

Materi :
Disesuaikan dengan
kebutuhan VOC terutama
keterampilan administrasi
surat menyurat, akuntansi
dan pelayaran.

Tenaga Pengajar :
Memberdayakan pegawai-
pegawai VOC

Bangsa Eropa menancapkan hegemoninya di wilayah nusantara pada tahun


1512 ketika Sebastian de Abreu menguasai wilayah Maluku, selanjutnya
masuklah Spanyol di tahun 1521, lalu masuklah Belanda, Prancis, Inggris. Namun
perlu dicatat dalam rentang waktu 1602-1799 yang menguasai nusantara adalah
persekutuan dagang Belanda yang disebut VOC. Pada pembahasan ini yang akan
dibahas adalah pendidikan masa VOC dan pemerintah Kolonial Belanda.

Magister Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial


Konsentrasi Pendidikan Sejarah
Pascasarjana Universitas Negeri Padang
9

Pada masanya, VOC (Persekutuan Dagang Hindia Belanda) tidak


menghendaki lembaga-lembaga keagamaan ikut campur dengan pendidikan di
wilayah kekuasaannya. Untuk menjalankan fungsi pendidikan VOC
memberdayakan pegawai-pegawainya untuk menjadi tenaga pengajar di gereja.
Namun VOC menyadari bahwa keluarga dari VOC membutuhkan
pendidikan dan latihan mengenai pengetahuan umum dan pengetahuan khusus
tentang Indonesia. Selanjutnya VOC membutuhkan tenaga-tenaga kerja yang
dibayar murah dari kalangan pribumi, oleh karena itu VOC memberikan
pendidikan dengan ala kadarnya. Untuk itu pegawai-pegawai VOC dikerahkan
untuk menjadi tenaga pengajar. Karena VOC mayoritas adalah beragama Kristen
Protesten maka basic pendidikannya adalah agama Nasrani.
Jenis pendidikan yang berkembang pada masa VOC adalah pendidikan
dasar dengan corak agama Kristen. Sekolah latin juga pernah berkembang di masa
ini namun tidak bertahan lama. Sekolah latin adalah sebuah sekolah dimana para
murid tinggal di rumah pendeta untuk belajar, namun sekolah ini tidak bertahan
lama. Selanjutnya adalah sekolah teologi yang bertujuan untuk mempersiapkan
ahli agama, namun sekolah ini tidak bertahan lama karena sedikitnya lulusan. Lalu
ada sekolah akademi pelayaran yang bertujuan untuk mempersiapkan tenaga ahli
dalam bidang pelayaran, namun sekolah ini juga ditutup karena sedikitnya lulusan
yang tersedia. Sekolah Cina juga didirikan pada masa VOC, dimana yang menjadi
muridnya adalah orang Cina yang miskin. Namun Sekolah Cina juga dibubarkan
karena adanya peristiwa Pembunuhan Terhadap Orang Cina Tahun 1740. Untuk
pendidikan Islam yang telah ada sebelum kehadiran VOC tetap berjalan seperti
biasanya namun dibatasi.

Magister Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial


Konsentrasi Pendidikan Sejarah
Pascasarjana Universitas Negeri Padang
10

- Pendidikan Masa Kolonial Belanda

Tujuan : Dasar Pendidikan :


1. Menyiapkan tenaga administrasi di 1. Kebutuhan akan tenaga
pemerintahan. di berbagai bidang.
2. Menyiapkan tenaga untuk di 2. Pemikiran baru yang
perusahaan. berkembang di Eropa .
3. Menyiapkan tenaga guru untuk
sekolah dasar negeri.
4. Menyiapkan pegawai untuk
mengisi jabatan rendah.
5. Menyiapkan tenaga medis di rumah
sakit militer dengan gelar dokter
Bumiputera.

Pendidikan
Dampak :
Masa Kolonial
Melahirkan kaum- Belanda
kaum terpelajar

Sistem :
Permasalahan :
Klasikal dilaksanakan dalam
Pelaksanaan pendidikan yang
kelas sesuai tingkatan.
bersifat diskriminatif dan
pengawasan yang keta.

Pada akhir abad banyak permasalahan yang harus dihadapi VOC seperti
korupsi di kalangan pegawai, perdagangan gelap, pembiayaan perang, persaingan
dengan pedagang lain sehingga pada akhir abad ke 18 VOC dibubarkan.
Selanjutnya kekuasaan dilaksanakan langsung oleh perwakilan pemerintah
Belanda yang disebut pemerintahan Kolonial Belanda.
Selain itu banyak terjadi peristiwa penting di Belanda dan Eropa yang
berdampak pada daerah jajahan seperti Hindia Belanda. Pemikiran baru seperti
Renasainsse dan Aufklarung turut mempengaruhi kehidupan di Hinda Belanda.
Pada masa Deandels pemerintahan berjalan dengan keras, hal ini disebabkan
oleh kebutuhan akan kesiapan menghadapi serbuan dari tentara Inggris. Namun
Deandels memberikan perhatian lebih kepada pendidikan. Hal ini dapat dilihat
ketika Deandels memerintahkan para bupati di pesisir Timur Laut Jawa untuk
mendirikan sekolah yang mengajarkan kesusilaan, adat istiadat, perundang-

Magister Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial


Konsentrasi Pendidikan Sejarah
Pascasarjana Universitas Negeri Padang
11

undangan, pokok-pokok pengajaran agama Islam bagi Bumiputera. Selain itu juga
didirikan Sekolah Seni Tari.
Selanjutnya pada masa ini didirikan lembaga pendidikan untuk golongan
penduduk Eropa yaitu : (i) Sekolah Dasar yang mengadopsi sistem pendidikan di
Belanda, (ii) Sekolah Lanjutan dibagi menjadi dua yaitu Afdeeling A dengan lama
pendidikan 5 tahun dan dapat melanjutkan ke perguruan tinggi serta Afdeeling B
lama pendidikan 3 Tahun dapat melanjutkan ke pendidikan perwira, pendidikan
pegawai negeri, akademi perdagangan. Pendidikan level ini disebut Hogere
Burgerschool.
Untuk kaum pribumi Belanda mendirikan Sekolah Dasar Negeri . Sekolah
Dasar Negeri untk pribumi dibagi menjadi dua yaitu Sekolah Dasar Kelas Satu
( De scholen der eerste klasse) untuk kalangan pribumi terhormat dan Sekolah
Dasar Kelas Dua ( De scholen der tweede klasse) untuk pribumi pada umumnya.
Tujuan Belanda membuat sekolah ini adalah mempersiapkan tenaga di
pemerintahan yang akan duduk dibagian administrasi pemerintahan dan
peradagangan perusahaan dan tenaga pengajar.
Selanjutnya adalah Sekolah Raja (Hoofdenschool) yang diperuntukkan
untuk anak-anak pemimpin Bumiputera dan dipersiapkan bagi kepentingan
Belanda. Selanjutnya Sekolah Raja berubah menjadi OSVIA.
Pemerintah Kolonial Belanda juga mendirikan Sekolah Kejuruan seperti : (i)
Sekolah Pertukangan (Ambachsschool). Sekolah pertukangan adalah sekolah yang
bercorak Kristen dan mempelajari pertukangan dan diperuntukkan untuk
peranakan Indo. (ii) Sekolah Pendidikan Guru (Kweekschool) yang akan
diberdayakan untuk menjadi tenaga pengajar sekolah dasar negeri. (iii) Sekolah
Gadis.
Sekolah Kedokteran Bumiputera yang diberi nama STOVIA. Pada awalnya
dipersiapkan dengan melatih beberapa orang Bumiputera menjadi juru cacar yang
dididik oleh penilik vaksinasi. Seiring dengan perkembangan masa, maka Belanda
mendirikan STOVIA sebagai sekolah kedokteran Bumiputera.

Magister Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial


Konsentrasi Pendidikan Sejarah
Pascasarjana Universitas Negeri Padang
12

E. Pendidikan Masa Kebangkitan dan Pergerakan Nasional

Landasan : Politik Etis


Peserta : Keturunan Belanda, (terutama di bidang
keturunan Indo, Bumiputera, pendidikan)
Timur Asing

Tujuan :
Mempersiapkan tenaga
ahli dan tenaga kerja
murah yang akan
Pendidikan Masa Kebangkitan dipekerjakan di
dan Pergerakan Nasional pemerintahan ataupun
perusahaan.

Sistem : klasikal di dalam


Sifat : Gradual dan kelas
Diskriminatif (sekolah rendah, sekolah
peralihan, perguruan
tinggi)

Pada awal abad kedua puluh terjadi perkembangan pesat di berbagai bidang
seperti bidang politik dan ekonomi. Perusahaan di Indonesia mengalami kemajuan
sehingga membutuhkan tenaga kerja terdidik dan ahli. Selain itu bangsa Indonesia
mulai menyadari akan kebangkitan menentukan nasibnya sendiri dan terlepas dari
penjajahan.
Politik Etis yang dicetuskan oleh van De Venter dengan konsep politik balas
budi di bidang pendidikan, imigrasi dan pengairan telah membawa pada suatu
harapan yang lebih baik kepada bangsa Indonesia. Dalam politik etis van De
Venter mengatakan pentingnya memberikan pendidikan tinggi kepada golongan
Bumiputera. Di berbagai daerah didirikan sekolah-sekolah desa yang
menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar.

Magister Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial


Konsentrasi Pendidikan Sejarah
Pascasarjana Universitas Negeri Padang
13

Namun pendidikan masa ini masih berorientasi kepada Belanda yaitu


mempersiapkan tenaga murah dan tenaga ahli demi kepentingan Belanda di
Hindia Belanda. Di awal tahun 1900 terjadinya kemajuan yang pesat dalam
pendidikan yang bersifat lebih umum dibandingkan masa sebelumnya.
Belanda menyusun pendidikan dimulai dari Pendidikan Rendah (lager
Onderwijs) yang terdiri dari :
- Sekolah Rendah dengan bahasa pengantar bahasa Belanda yang terdiri dari
Sekolah Rendah Eropa (Europeesche Lagereschool) untuk kalangan Eropa,
keturanan Timur Asing ataupun Bumiputera yang terkemuka. Lama
pendidikan 7 tahun.
- Sekolah Bumiputera (Inlandschool) kelas satu yang terdiri dari Sekolah
Cina-Belanda dan Sekolah Bumiputera-Belanda.
Selanjutnya juga berkembang pendidikan-pendidikan secara bertahap yaitu
Sekolah Rendah berbahasa daerah, Sekolah Peralihan. Selanjutnya adalah
pendidikan lanjutan atau pendidikan menengah (Midlebaar Onderwijs).
Pendidikan Kejuruan (pertukangan, teknik, dagang, pertanian dan lain-lain.
Pendidikan Tinggi (Hooger Onderwijs) yaitu sekolah tinggi kedokteran,
sekolah tinggi hukum, sekolah tinggi teknik. Selain itu banyak juga lembaga
pendidikan yang didirikan oleh kaum Bumiputera seperti sekolah
Muhammadiyah, Taman Siswa, sekolah Tharbiayah di Sumatera Barat dan lain-
lain. Hasil dari pendidikan masa kebangkitan dan pergerakan nasional melahirkan
para intelektual-intelektual yang kelak akan berperan bagi perjuangan bangsa
Indonesia di kemudia hari seperti Ir. Soekarno. M. Yamin, Hatta, Sutomo dan
banyak tokoh lain.

Magister Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial


Konsentrasi Pendidikan Sejarah
Pascasarjana Universitas Negeri Padang
14

F. Pendidikan Masa Pendudukan Jepang

Materi : Pendidikan Militer


Landasan : Hakko Ichiu
dan pengetahuan tentang
Jepang

Tujuan : Mempersiapkan
bangsa Indonesia dalam
Pendidikan Masa Jepang pertempuran Asia Timur
Raya

Lembaga :

1. Umum (sekolah klasikal)


2. Organisasi bentukan
Sifat : Klasikal di dalam
Jepang (Heihi, PETA,
ruangan dan di alam
Keibodan dll)

Ketika Jepang menguasai Indonesia, Jepang menggunakan propaganda


sebagai saudara tua bangsa Indonesia. Sebagai saudara tua, Jepang akan
membebaskan bangsa Indonesia dari cengkeraman penjajahan bangsa Barat.
Semboyan yang digunakan Jepang adalah Hakko Ichiu.
Dalam janjinya Jepang akan memberikan kemerdekaan bagi bangsa
Indonesia. Untuk itu selanjutnya Jepang mendirikan berbagai organisasi yang
didasari janji kemerdekaan di kemudian hari. Adapun organisasi yang dibentuk
adalah Putera, Peta, Heiho, Keibodan, Fujinkai, Syusintai dan lain-lain. Di
organisasi ini Jepang menitikberatkan pada pendidikan militer.
Di organisasi yang dibentuknya Jepang menempatkan para tokoh bangsa
Indonesia menjadi pemimpinnya. Hal ini bertujuan untuk menarik simpati bangsa
Indonesia. Selanjutnya Jepang menghapuskan sistem pengkastaan dalam
pelaksanaan pendidikan seperti masa pendudukan Belanda. Penghapusan bahasa
Belanda dan digantikan dengan penggunaan bahasa Jepang dan bahasa Indonesia
sebagai bahasa pengantar.

Magister Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial


Konsentrasi Pendidikan Sejarah
Pascasarjana Universitas Negeri Padang
15

Pada masa ini Jepang membagi pendidikan ke dalam beberapa jenjang


yaitu : (i) sekolah dasar (Kokumin Gakko/Sekolah Rakyat) dengan masa
pendidikan 6 tahum, (ii) sekolah lanjutan yang terdiri dari sekolah menengah
pertama (Shoto Chu Gakko) dan sekolah menengah atas (Khoto Chu Gakko) yang
lama pendidikan masing-masing selama 3 tahun, (iii) sekolah kejuruan, yaitu
sekolah setingkat sma yang mengajarkan pada teknik kejuruan seperti
pertukangan, pelayan, teknik dan lain-lain), (iv) pendidikan tinggi sebagai jenjang
tertinggi dalam pendidikan. Di bidang pendidikan, Jepang menempatkan Ki Hajar
Dewantara sebagai penasehat.
Pendidikan yang dilakukan Jepang di berbagai organisasi semi militer dan
lembaga pendidikan adalah mempersiapkan bangsa Indonesia untuk membantu
Jepang dalam menghadapi peperangan yang sewaktu-waktu akan pecah. Di dalam
prosesnya dilakukan indoktrinisasi Hakko Ichiu kepada bangsa Indonesia. Hal ini
menyebabkan terjadinya kemorosotan terhadap kualitas bangsa pendidikan pada
bangsa Indonesia karena yang dilakukan Jepang adalah memanfaatkan bangsa
Indonesia. Namun hal ini juga berdampak positif yaitu berkembangnya bahasa
Indonesia dan bertambahnya pengetahuan bangsa Indonesia terhadap kemampuan
militer.

Magister Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial


Konsentrasi Pendidikan Sejarah
Pascasarjana Universitas Negeri Padang
16

G. Pendidikan Masa Revolusi Fisik

Landasan :
Pancasila dan UUD 1945

Tujuan :
Menanamkan semangat patriotisme

Pendidikan Masa
Revolusi Fisik

Sistem :
Klasikal

Lembaga Pendidikan :
Sekolah Dasar, Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama, Sekolah Lanjutan
Tingkat Atas, Perguruan Tinggi

Jika pada masa prakemerdekaan bahwa pendidikan ditujukan untuk


kepentingan kolonial, maka pendidikan pada masa awal kemerdekaan adalah
semangat menggeloraan ke-Indonesia-an begitu kental sebagai bagian dari
membangun identitas diri sebagai bangsa merdeka. Karena itu tidaklah berlebihan
jika instruksi menteri saat itu pun berkait dengan upaya memompa semangat
perjuangan dengan mewajibkan bagi sekolah untuk mengibarkan sang merah
putih setiap hari di halaman sekolah dan menyanyikan lagu Indonesia Raya
sebagai usaha membangun manusia Indonesia yang sejati.
Ki Hajar Dewantara sebagai Menteri Pendidikan mengeluarkan sebuah
arahan yang disebut dengan “instruksi umum) menyerukan kepada guru untuk
membuang sistem pendidikan kolonial dan mengutamakan semangat patriotisme
sebagai bangsa yang baru merdeka. Pada rentang waktu 1945-1950 banyak hal
yang dilakukan dalam pendidikan adalah menyusun kurikulum berwawasan

Magister Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial


Konsentrasi Pendidikan Sejarah
Pascasarjana Universitas Negeri Padang
17

kebangsaan, membangun saran dan prasarana pendidikan serta menyiapkan tenaga


pengajar.
Rentang waktu 1945-1950 pemerintah menyusun pendidikan dari tingkat
sekolah rendah yaitu Sekolah Rakyat dengan lama masa pendidikan 6 tahun.
Dilanjutkan dengan sekolah lanjutan yang terdiri dari tingkat SLTP dan SLTA.
Untuk mempersiapkan pendidikan yang lebih tinggi pemerintah memulai
pendirian perguruan tinggi seperti mendirikan Universitas Gajah Mada di
Jogjakarta.
Minat masyarakat terhadap pendidikan pada masa ini sangat tinggi,
sehingga pemerintah mengupayakan berbagai cara agar masyarakat dapat
mengenyam pendidikan seperti mempersiapkan landasan pendidikan, menambah
jumlah sekolah rakyat dan menaikkan mutu dan tingkat pendidikan.

Magister Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial


Konsentrasi Pendidikan Sejarah
Pascasarjana Universitas Negeri Padang
18

F. Pendidikan Masa Demokrasi Liberal (1950-1959) dan Demokrasi


Terpimpin (1959-1966)

Landasan :
Pancasila dan UU Nomor 4 Tahun
1950

Tujuan :
Membentuk manusia susila yang
Pendidikan Masa cakap dan bertanggungjawab
Demokrasi Liberal dan
Terpimpin
Sistem :
Klasikal

Lembaga Pendidikan :
Demokrasi Liberal : Sekolah Dasar,
SLTP, SLTA dan Perguruan Tinggi

Demokrasi Terpimpin :
1. TK (1 atau 2 tahun)
2. SLTP selama 3 tahun (SMEP,
SKPP, ST)
3. SLTA selamat 3 tahun (SMEA,
SKKA, STM, SPG)
4. SGA A dan SGB (yang masuk
adalah juara 1-3 pada jenjang
sebelumnya.
5. Perguruan Tinggi

Pada masa ini stablitas politik adalah hal yang langka. Hal ini disebabkan
adanya upaya yang dilakukan oleh Belanda untuk tetap menguasai Indonesia.
Terjadinya perubahan bentuk negara kepada bentuk parlementer dan terjadi
pergantian kabinet sebanyak 7 kali pada masa ini. Sehingga membuat program
pemerintah tidak dapat berjalan baik. Pada masa Demokrasi Terpimpin tidak
banyak hal yang berubah mengenai pendidikan di Indonesia.

Magister Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial


Konsentrasi Pendidikan Sejarah
Pascasarjana Universitas Negeri Padang
19

Namun pendidikan tetap dilaksanakan dengan berlandaskan Pancasila dan


menggunakan landasan operasional dalam bentuk UU Nomor 4 Tahun 1950
Tentang Dasar-Dasar Pendidikan dan Pengajaran di Indonesia. Tujuan dari
penyelenggaraan pendidikan adalah membentuk manusia susila yang cakap dan
warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab tentang kesejahteraan
masyarakat dan tanah air.
Pembagian sekolah pada masa ini adalah :
 Sekolah rakyat dengan masa pendidikan selama 6 tahun.
 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama selama 3 Tahun dan Sekolah lanjutan
Tingkat Atas juga selama 3 Tahun.
 Sekolah Guru Bawah selama 3 tahun dan untuk Sekolah Guru Atas selama 6
Tahun dan Kursus BI dan BII untuk Sekolah Guru Lanjutan Atas. Yang
boleh menempuh pendidikan pada jenjang ini adalah juara 1-3 pada jenjang
sebelumnya.
 Pada tahun 1961 pendidikan guru dimasukkan ke dalam universitas yaitu
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Dalam perkembangnnya sistem persekolahan di Indonesia terdiri dari 5 tingkat
yaitu :
 TK selama 1 atau 2 tahun.
 Pendidikan dasar selama 6 tahun
 SLTP 3 Tahun terbagi ke dalam Sekolah Menengah Pertama, Sekolah
Menengah Ekonomi Pertama (SMEP), Sekolah Kesejahteraan Keluarga
Pertama (SKKP), Sekolah Teknik (ST).
 SLTA 3 tahun terbagi dalam Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, Sekolah
Menengah Ekonomi Atas (SMEA), Sekolah Kesejahteraan Keluarga
Atas (SKKA), Sekolah Teknik Menengah (STM), Sekolah Pendidikan
Guru (SPG).
 Perguruan tinggi untuk sarjana muda atau sarjana di Universitas, Institut
atau sekolah tinggi.

Magister Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial


Konsentrasi Pendidikan Sejarah
Pascasarjana Universitas Negeri Padang

Anda mungkin juga menyukai