PENDAHULUAN
1
Mulai terkikisnya moral anak bangsa pada zaman sekarang ini, merupakan
sebuah teguran cukup keras bagi semua kalangan umum dan bagi pendidik
khususnya. Dalam mengatasi hal ini pendidik harus bisa mengintegrasikan
setiap mata pelajaran menjadi pendidikan yang berkarakter baik secara
langsung maupun tidak langsung. Termasuk dalam mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan yang mengajarkan untuk berperilaku sesuai norma-norma
yang ada. Setiap Bangsa yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan
jelas ke arah mana tujuan yang ingin dicapainya sangat memerlukan
pandangan hidup. Dengan pandangan hidup inilah sesuatu bangsa akan
memandang persoalan-persoalan dan menentukan arah serta cara bagaimana
bangsa itu memecahkan persoalan-persoalan tadi. Karena itu pandangan hidup
sesuatu bangsa merupakan maslah yang sangat asasi bagi kekokohan dan
kelestarian suatu bangsa.
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan.
1.3.2 Untuk mengetahui Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan.
1.3.3 Untuk mengetahui Karakteristik Pendidikan Kewarganegaran.
1.3.4 Untuk mengetahui Tujuan Pendidikan Kewarganegaran.
1.3.5 Untuk mengetahui Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan.
1.3.6 Untuk mengetahui Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaran.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
organisasi pemerintahan, badan pemerintahan, hukum, dan tanggung
jawab.
4
kemampuan mengambilkeputusan politik secara rasional menguntungkan
bagi dirinya juga bagi masyarakat dan bangsa.
5
learing to be, dan learning to life. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional, yaitu mewujudkan pribadi anggota masyarakat madani yang bercirikan
demokratis, kepastian hukum, egaliter, penghargaan tinggi terhadap human
dignity, kemanjuan budaya dan bangsa dalam suatu kesatuan, dan religius.
Pendidikan (UU Nomor 20/2003 tentang Sidiknas) adalah suatu usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Hakikat memiliki arti inti atau dasar. Sedangkan secara singkat pendidikan
adalah ilmu pengetahuan yang diajarkan dari generasi ke generasi dalam proses
pembelajaran. Jadi hakikat pendidikan kewarganegaraan adalah bagaimana cara
kita menjadi warga negara yang baik. Hakikat pendidikan kewarganegaraan dapat
juga berarti program pendidikan berdasarkan nilai nilai pancasila sebagai wahana
untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada
budaya bangsa yang diharapkan menjadi jati diri yang diwujudkan dalam bentuk
perilaku dalam khidupan sehari hari.
Hakikat pendidikan kewarganegaraan bertujuan membekali dan memantapkan
mahasiswa dan masyarakat pada umumnya dengan pengetahuan dan kemampuan
dasar hubungan warga negara Indonesia yang pancasila dengan negara dan
sesama warga negara.
6
Apabila kita kaji secara historis-kurikuler mata pelajaran ini telah mengalami
pasang surut pemikiran dan praktis. Sejak lahir kurikulum tahun 1946 di awal
kemerdekaan sampai pada era reformasi saat ini.
2.2.1 Tahun 1946
Pada tahun ini belum dikenal adanya matapelajaran yang menyangkut
kewarganegaraan
2.2.2 Tahun 1957
Pada tahun ini mulai diperkenalkan matapelajaran Kewarganegaraan. Isi
pokok materinya meliputi cara memperoleh kewarganegaraan serta hak dan
kewajiban warga negara. Selain matapelajaran Kewarganegaraan juga
diperkenalkan matapelajaran Tata Negara dan Tata Hukum
2.2.3 Tahun 1959
Pada tahun ini ini muncul matapelajaran CIVICS di Sekolah Menengah
Pertama dan Sekolah Menengah Atas yang isinya meliputi sejarah nasional,
sejarah proklamasi, Undang-Undang Dasar 1945, Pancasila, pidato-pidato
kewarganegaraan presiden, serta pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa.
2.2.4 Tahun 1962
Pada tahun ini telah terjadi pergantian matapelajaran CIVICS menjadi
Kewargaan Negara.Penggantian ini atas usul menteri kehakiman pada masa
itu, yaitu Dr. Saharjo, SH. Menurut beliau penggantian ini bertujuan untuk
membentuk wara negara yang baik.Materi yang diberikan menurut keputusan
menteri P dan K no. 31/ 1967 meliputi Pancasila, Undang-Undang Dasar
1945, Tap MPR, dan pengetahuan PBB.
2.2.5 Tahun 1968
Pada tahun ini keluar kurikulum 1968 sehingga istilah Kewargaan Negara
secara tidak resmi diganti menjadi Pendidikan Kewarganegaraan.
Materi pokoknya menurut jenjang pendidikan, yaitu :
a. Sekolah Dasar
1) Pengetahuan kewarganegaraan
2) Sejarah Indonesia
3) Ilmu bumi
b. Sekolah Menengah Pertama
7
1) Sejarah kebangsaan
2) Kejadian setelah kemerdekaa
3) Undang-Undang Dasar 1945
4) Pancasila
5) Ketetapan MPR
c. Sekolah Menengah Atas
1) Pasal-pasal UUD 1945 yang dihubungkan dengan tata negara
2) Sejarah
3) Ilmu bumi
4) Ekonomi
d. Sekolah Pendidikan Guru
1) Sejarah Indonesia
2) Undang-Undang Dasar 1945
3) Kemasyarakatan
4) Hak Asasi Manusia (HAM)
2.2.6 Tahun 1973
Pada tahun ini Badan Pengembangan Pendidikan Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan bidang PKn menetapkan 8 tujuan kurikuler, yaitu:
a. Hak dan kewajiban warga negara
b. Hubungan luar negeri dan pengetahuan internasional
c. Persatuan dan kesatuan bangsa
d. Pemerintahan demokrasi Indonesia
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
f. Pembangunan sosial ekonomi
g. Pendidikan kependudukan dan keamanan serta ketertiban masyarakat
2.2.7 Tahun 1975
Pada tahun ini muncul matapelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP)
menggantikan PKn. Menurut Tap MPR no. IV/MPR/1973 tentang GBHN
menginstruksikan matapelajaran PMP masuk dalam kurikulum sekolah mulai
dari Taman Kanak-Kanak sampai Perguruan Tinggi
2.2.8 Tahun 1984
Pada tahun ini kurikulum tetap mempertahankan matapelajaran PMP
8
2.2.9 Tahun 1994
Pada tahun ini matapelajaran PMP diganti menjadi matapelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).
2.2.10 Tahun 2006
Pada tahun ini keluar kurikulum baru yang bernama Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) muncul matapelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) menggantikan PPKn.
Materi pokok menurut jenjang pendidikannya meliputi :
a. Sekolah Dasar
1) Norma-norma
2) Pancasila
3) Perilaku-perilaku yang baik dalam masyarakat
b. Sekolah Menengah Pertama
1) Undang-Undang Dasar
2) Struktur negara
3) Hukum-hukum ketatanegaraan
c. Sekolah Menengah Atas
1) Hubungan internasional
2) Keterbukaan
3) Keadilan
9
warga negara. Dijelaskan pada standar isi 2006 bahwa Pendidikan
Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan warga negara yang dapat memahami serta mampu melaksanakan
hak-hak dan kewajiban menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, trampil,
dan berkarakter sebagaimana yang telah diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945.
Dalam kurikulum perguruan tinggi, Pendidikan Kewarganegaraan juga
tidak lepas dari nilai-nilai yang dijadikan arahan untuk pengembangan
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai mata kuliah. Di perguruan tinggi
kompetensi dasar pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan adalah
menjadi ilmuwan dan professional yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta
tanah air, demokratis, menjadi warga negara yang memiliki daya saing,
bedisiplin tinggi, dan berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan yang
damai berdasarkan system nilai Pancasila (S-K Dirjen Dikti No 43/Dikti/2006).
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terdiri dari dimensi
pengetahuan Kewarganegaraan (civic knowledge) mencakup bidang politik,
hukum, dan moral.Dimensi keterampilan Kewarganegaraan (civic skill) meliputi
keterampilan, partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dimensi
nilai-nilai Kewarganegaraan (civic values) mencakup percaya diri, komitmen
penguasaan atas nilai religious, norma, dan moral luhur, nilai keadilan,
demokratis, toleransi, kebebasan individual, kebebasan berbicara, kebebasan
pers, kebebasan berserikat, dan berkumpul, dan perlindungan terhadap
minoritas. Adapun karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah :
1. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) termasuk dalam proses ilmu sosial
(IPS).
2. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) diajarkan sebagai mata pelajaran
wajib dari seluruh program sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
3. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) menanamkan banyak nilai,
diantaranya nilai kesadaran, bela negara, penghargaan terhadap Hak Asasi
Manusia, pelestarian lingkungan hidup, tanggung jawab sosial, ketaatan
pada hukum, ketaatan membayar pajak, serta sikap dan perilaku anti
korupsi, kolusi, dan nepotisme.
10
4. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memiliki ruang lingkup meliputi
aspek Persatuan dan Kesatuan bangsa, norma, hukum, dan peraturan, Hak
Asasi Manusia, kebutuhan warga negara, Konstitusi Negara, Kekuasan
dan Politik, Pancasila dan Globalisasi.
5. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memiliki sasaran akhir atau tujuan
untuk terwujudnya suatu mata pelajaran yang berfungsi sebagai sarana
pembinaan watak bangsa (nation and character building) dan
pemberdayaan warga negara.
6. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan suatu bidang kajian
ilmiah dan program pendidikan di sekolah dan diterima sebagai wahana
utama serta esensi pendidikan demokrasi di Indonesia.
11
2.4 Tujuan Pendidikan Kewarganegaran
Tujuan umum pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ialah mendidik
warga negara agar menjadi warga negara yang baik, yang dapat dilukiskan
dengan “warga negara yang patriotik, toleran, setia terhadap bangsa dan
negara, beragama, demokratis, dan Pancasila sejati” (Somantri, 2001:279).
12
Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan agama,
perilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil dan beradab, perilaku yang
mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama diatas
kepentingan perseorangan dan golongan sehingga perbedaan pemikiran
pendapat ataupun kepentingan diatasi melalui musyawarah mufakat,
serta perilaku yang mendukung upaya untuk mewujudkan keadilan
sosial seluruh rakyat Indonesia.
Djahiri (1995:10) mengemukakan bahwa melalui Pendidikan
Kewarganegaraan siswa diharapkan :
1) Memahami dan menguasai secara nalar konsep dan norma
Pancasila sebagai falsafah, dasar ideologi dan pandangan hidup
negara RI.
2) Melek konstitusi (UUD NKRI 1945) dan hukum yang berlaku
dalam negara RI.
3) Menghayati dan meyakini tatanan dalam moral yang termuat
dalam butir diatas.
4) Mengamalkan dan membakukan hal-hal diatas sebagai sikap
perilaku diri dan kehidupannya dengan penuh keyakinan dan
nalar.
13
Secara umum, menurut Maftuh dan Sapriya (2005:30)
bahwa, Tujuan negara mengembangkan Pendiddikan
Kewarganegaraan agar setiap warga negara menjadi warga negara
yang baik (to be good citizens), yakni warga negara yang memiliki
kecerdasan (civics inteliegence) baik intelektual, emosional, sosial,
maupun spiritual; memiliki rasa bangga dan tanggung jawab (civics
responsibility); dan mampu berpartisipasi dalam kehidupan
masyarakat.
Setelah menelaah pemahaman dari tujuan Pendidikan
Kewarganegaraan, maka dapat saya simpulkan bahwa Pendidikan
Kewarganegaraan berorientasi pada penanaman konsep
Kenegaraan dan juga bersifat implementatif dalam kehidupan
sehari - hari. Adapun harapan yang ingin dicapai setelah pengajaran
Pendidikan Kewarganegaraan ini, maka akan didapatkan generasi
yang menjaga keutuhan dan persatuan bangsa.
14
2.6 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaran.
Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi
aspek-aspek sebagai berikut :
a. Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi : Hidup rukun dalam
perbedaan, cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia,
Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,
partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan.
b. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan
keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat,
Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara, Sistim hukum dan peradilan nasional, Hukum dan
peradilan internasional.
c. Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan
kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional
HAM, penghormatan dan perlindungan HAM.
d. Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri
sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri ,
Persamaan kedudukan warga negara.
e. Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia,
Hubungan dasar negara dengan konstitusi.
f. Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan,
Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan
sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi.
g. Pancasila meliputi: Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara,
Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
15
h. Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan
internasional dan organisasi internasional, dan Mengevaluasi globalisasi.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran
yang sangat penting bagi setiap individu untuk lebih mencintai bangsa Indonesia,
melalui mata pelajaran ini para siswa, mahasiswa, maupun warga negara dididik
untuk lebih mencintai bangsa dan negara Indonesia ini.
Pendidikan Kewarganegaraan meliputi pokok bahasan pengantar PKn, Hak dan
Kewajiban warga negara, pendidikan pendahuluan bela negara, demokrasi
Indonesia, hak asasi manusi, wawasan nusantara, ketahanan nasional, politik dan
stategi nasional.
Jadi, Pendidikan Kewarganegaraan adalah program pendidikan
berdasarkan nilai-nilai pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan dan
melestarikan nilai-nilai luhur dan moral yang berakar dari budaya bangsa
Indonesia yang diharapkan dapat menjadi jati diri yang diwujudkan dalam bentuk
perilaku yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari para mahasiswa baik
sebagai individu, sebagai calon guru/pendidik, anggota masyarakat dan makhluk
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
3.2 Saran
Semoga dengan makalah yang kami buat ini dapat bermafaat bagi kita semua,
serta dapat memberikan informasi tentang Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan.
17
DAFTAR PUSTAKA
https://ratnawahyu36.wordpress.com/2013/12/05/makalah-hakikat-karakteristik-
pengertian-tujuan-dan-ruang-lingkup-pendidikan-kewarganegaraan/
http://hakikatpembelajaranpknmi.blogspot.co.id/
http://dodirullyandapgsd.blogspot.co.id/2014/08/pengertian-tujuan-dan-ruang-
lingkup_85.html
http://digilib.uinsby.ac.id/9656/4/bab%202.pdf
http://widyopangestu.blogspot.co.id/2015/10/konsep-pendidikan-
kewarganegaraan.html
https://h4dyme.wordpress.com/2010/05/17/hakikat-fungsi-dan-tujuan-pendidikan-
kewarganegaraan-di-sd/
http://cenatcenutpgsd.blogspot.com/p/hakikat-dan-fungsi.html
18