Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan Kewarganegaraan adalah Pendidikan Kepribadian Mahasiswa
agar menjadi warga Negara yang baik, sebagai calon sarjana adalah calon
pemimpin yang berbudi pekerti luhur dan berwawasan kebangasaan. Bagi
Bangsa Indonesia sudah seharusnya kita memahami nilai-nilai dasar Pancasila.
Tidak ada keraguan sedikitpun mengenai kebenaran dan ketepatan Pancasila
sebagai pandangan hidup dan Dasar Negara.
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 37
menyatakan bahwa kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat tentang
Pendidikan Kewarganegaraan yang bertujuan untuk membentuk peserta didik
menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaandan cinta tanah air. Dengan
telah dituangkannya Pendidikan Kewarganegaraan dalam Undang-undang
Sistem Pendidikan Nasional, ini berarti bahwa pendidikan kewarganegaraan
memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam pembentukan nation and
character building.
Mata pelajaran pendidikan kewarganegaran adalah mata pelajaran yang
mengalami perubahan nama dengan sangat cepat. Dalam kurikulum
Pendidikan Dasar 94, terdapat mata pelajaran “Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan”, yang disingkat dengan PPKn. Istilah “Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan” pada saat itu secara hukum sudah tertera
dalam Undang-Undang No 2/1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Sejak
di Undangkannya UU SISDIKNAS No 20 tahun 2003 secara hukum istilah
tersebut berubah menjadi “Pendidikan Kewarganegaraan”.
Meskipun mata pelajaran ini sering berganti-ganti istilah namun secara
umum, pendekatan dan cara penyampaiannya tidak berubah. Pendidikan
Kewarganegaraan ini merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan diri yang beragam, agar membentuk warga negara yang cerdas,
terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

1
Mulai terkikisnya moral anak bangsa pada zaman sekarang ini, merupakan
sebuah teguran cukup keras bagi semua kalangan umum dan bagi pendidik
khususnya. Dalam mengatasi hal ini pendidik harus bisa mengintegrasikan
setiap mata pelajaran menjadi pendidikan yang berkarakter baik secara
langsung maupun tidak langsung. Termasuk dalam mata pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan yang mengajarkan untuk berperilaku sesuai norma-norma
yang ada. Setiap Bangsa yang ingin berdiri kokoh dan mengetahui dengan
jelas ke arah mana tujuan yang ingin dicapainya sangat memerlukan
pandangan hidup. Dengan pandangan hidup inilah sesuatu bangsa akan
memandang persoalan-persoalan dan menentukan arah serta cara bagaimana
bangsa itu memecahkan persoalan-persoalan tadi. Karena itu pandangan hidup
sesuatu bangsa merupakan maslah yang sangat asasi bagi kekokohan dan
kelestarian suatu bangsa.

1.2 Rumusan Maslah


1.2.1 Apa Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan?
1.2.2 Apa Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan itu?
1.2.3 Bagaimana Karakteristik Pendidikan Kewarganegaran?
1.2.4 Apa Tujuan Pendidikan Kewarganegaran?
1.2.5 Apa Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan?
1.2.6 Apa saja Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaran?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan.
1.3.2 Untuk mengetahui Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan.
1.3.3 Untuk mengetahui Karakteristik Pendidikan Kewarganegaran.
1.3.4 Untuk mengetahui Tujuan Pendidikan Kewarganegaran.
1.3.5 Untuk mengetahui Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan.
1.3.6 Untuk mengetahui Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaran.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan


Menurut Kep. Dirjen dikti No.267/Dikti/2000 materi Pendidikan
Kewarganegaran adalah pendidikan tentang hubungan warga negara dengan
negara, dan Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN). Dalam UU No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa di setiap jenis,
jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat Pendidikan Bahasa, Pendidikan
Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan.
Kep. Mendikbud No. 056/U/1994 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum
Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa menetapkan bahwa
“Pendidikan Pancasila, Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan
termasuk dalam Mata Kuliah Umum (MKU) dan wajib diberikan dalam
kurikulum setiap program studi”.

Beberapa pandangan para pakar tentang Pendidikan Kewarganegaraan


adalah sebagai berikut:
1. Henry Randall Waite dalam penerbitan majalah The Citizendan Civics,
pada tahun 1886, merumuskan pengertian Civics dengan The sciens of
citizenship, the relation of man, the individual, to man in organized
collections, the individual in his relation to the state. Dari definisi tersebut,
Civics dirumuskan dengan Ilmu Kewarganegaraan yang membicarakan
hubungan manusia dengan manusia dalam perkumpulan-perkumpulan
yang terorganisasi (organisasi sosial, ekonomi, politik) dan antara
individu- individu dengan negara.

2. Stanley E. Dimond berpendapat bahwa civics adalah citizenship


mempunyai dua makna dalam aktivitas sekolah. Yang pertama,
kewarganegaraan termasuk kedudukan yang berkaitan dengan hukum yang
sah. Yang kedua, aktivitas politik dan pemilihan dengan suara terbanyak,

3
organisasi pemerintahan, badan pemerintahan, hukum, dan tanggung
jawab.

3. Merphin Panjaitan, Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan


demokrasi yang bertujuan untuk mendidik generasi muda menjadi warga
negara yang demokrasi dan partisipatif melalui suatu pendidikan yang
dialogial. Sementara Soedijarto mengartikanPendidikan Kewarganegaraan
sebagai pendidikan politik yang bertujuan untuk membantu peserta didik
untuk menjadi warga negara yang secara politik dewasa dan ikut serta
membangun sistem politik yang demokratis.

4. Muhammad Numan Soemantri merumuskan pengertian civics sebagai


ilmu kewarganegaraan yang membicarakan hubungan manusia dengan
manusia dalam perkumpulan – perkumpulan yang terorganisasi
( organisasi social, ekonomi, politik ), individu dengan negara. Jauh
sebelum itu, Edmonson ( 1958 ) menyatakan bahwa makna civics selalu
mendefinisikan sebagai sebuah studi tentang pemerintahan dan
kewarganegaraan yang terkait dengan kewajiban, hak, dan hak – hak
istimewa Negara.

5. Zamroni berpendapat bahwa Pendidikan Kewarganegaraan adalah


pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga
masyarakat berfikir kritis dan bertindak demokratis, melalui aktivitas
menanamkan kesadaran kepada genersi baru kesadaran bahwa demokrasi
adalah bentuk kehidupan masyarakat yang menjamin hak – hak warga
masyarakat. Demokrasi adalah suatu learning process  yang  tidak dapat
begitu saja meniru dari masarakat lain. Kelangsungan demokrasi
tergantung pada kemampuan mentransformasikan nilai – nilai demokrasi.
Selain itu, pendidikan kewarganegaraan adalah suatu proses yang
dilakukan oleh lembaga pendidikan dimana seseorang mempelajari
orientasi, sikap dan perilaku politik sehingga yang bersangkutan memliki
political knowledge, awareness, attitude, political participation serta

4
kemampuan mengambilkeputusan politik secara rasional menguntungkan
bagi dirinya juga bagi masyarakat dan bangsa.

Dari definisi tersebut, semakin mempertegas pengertian civic


education (Pendidikan Kewarganegaraan) karena bahannya meliputi pengaruh
positif dari pendidikan di sekolah, pendidikan di rumah, dan pendidikan di luar
sekolah. Unsur-unsur ini harus dipertimbangkan dalam menyusun program Civic
Education yang diharapkan akan menolong para peserta didik (mahasiswa) untuk:
a. Mengetahui, memahami dan mengapresiasi cita-cita nasional.
b. Dapat membuat keputusan-keputusan yang cerdas dan bertanggung jawab
dalam berbagai macam masalah seperti masalah pribadi, masyarakat dan
negara.

Jadi, Pendidikan Kewarganegaraan adalah program pendidikan berdasarkan


nilai-nilai pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan
nilai-nilai luhur dan moral yang berakar dari budaya bangsa Indonesia yang
diharapkan dapat menjadi jati diri yang diwujudkan dalam bentuk perilaku yang
diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari para mahasiswa baik sebagai individu,
sebagai calon guru/pendidik, anggota masyarakat dan makhluk ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa.
Melalui Pendidikan Kewarganegaraan, warga negara NKRI diharapkan
mampu memahami, menganalisis, dan menjawab masalah-masalah yang dihadapi
masyarakat, bangasa dan negaranya secara berkesinambungan dan konsisten
dengan cara cita-cita dan tujuan nasionalnya sebagaimana yang digariskan dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945

2.2 Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan


Pendidikan adalah proses perubahan pola pikir, pola sikap, dan pola tindak ke
arah yang dikehendaki. Konsep pendidikan di perguruan tinggi internasional
cenderung bersifat manusiawi, realistik, egaliter, demokratis, dan religius.
Pendekatan pendidikan, seperti yang dicetuskan dalam deklarasi UNESCO (1998)
bahwa pendidikan diwujudkan dalam pilar learning to know, learning to do,

5
learing to be, dan learning to life. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional, yaitu mewujudkan pribadi anggota masyarakat madani yang bercirikan
demokratis, kepastian hukum, egaliter, penghargaan tinggi terhadap human
dignity, kemanjuan budaya dan bangsa dalam suatu kesatuan, dan religius.

Pendidikan (UU Nomor 20/2003 tentang Sidiknas) adalah suatu usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan mengembangkan potensi peserta didik
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Hakikat memiliki arti inti atau dasar. Sedangkan secara singkat pendidikan
adalah ilmu pengetahuan yang diajarkan dari generasi ke generasi dalam proses
pembelajaran. Jadi hakikat pendidikan kewarganegaraan adalah bagaimana cara
kita menjadi warga negara yang baik. Hakikat pendidikan kewarganegaraan dapat
juga berarti program pendidikan berdasarkan nilai nilai pancasila sebagai wahana
untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada
budaya bangsa yang diharapkan menjadi jati diri yang diwujudkan dalam bentuk
perilaku dalam khidupan sehari hari.
Hakikat pendidikan kewarganegaraan bertujuan membekali dan memantapkan
mahasiswa dan masyarakat pada umumnya dengan pengetahuan dan kemampuan
dasar hubungan warga negara Indonesia yang pancasila dengan negara dan
sesama warga negara.

6
Apabila kita kaji secara historis-kurikuler mata pelajaran ini telah mengalami
pasang surut pemikiran dan praktis. Sejak lahir kurikulum tahun 1946 di awal
kemerdekaan sampai pada era reformasi saat ini.
2.2.1 Tahun 1946
Pada tahun ini belum dikenal adanya matapelajaran yang menyangkut
kewarganegaraan
2.2.2 Tahun 1957
Pada tahun ini mulai diperkenalkan matapelajaran Kewarganegaraan. Isi
pokok materinya meliputi cara memperoleh kewarganegaraan serta hak dan
kewajiban warga negara. Selain matapelajaran Kewarganegaraan juga
diperkenalkan matapelajaran Tata Negara dan Tata Hukum
2.2.3 Tahun 1959
Pada tahun ini ini muncul matapelajaran CIVICS di Sekolah Menengah
Pertama dan Sekolah Menengah Atas yang isinya meliputi sejarah nasional,
sejarah proklamasi, Undang-Undang Dasar 1945, Pancasila, pidato-pidato
kewarganegaraan presiden, serta pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa.
2.2.4 Tahun 1962
Pada tahun ini telah terjadi pergantian matapelajaran CIVICS menjadi
Kewargaan Negara.Penggantian ini atas usul menteri kehakiman pada masa
itu, yaitu Dr. Saharjo, SH. Menurut beliau penggantian ini bertujuan untuk
membentuk wara negara yang baik.Materi yang diberikan menurut keputusan
menteri P dan K no. 31/ 1967 meliputi Pancasila, Undang-Undang Dasar
1945, Tap MPR, dan pengetahuan PBB.
2.2.5 Tahun 1968
Pada tahun ini keluar kurikulum 1968 sehingga istilah Kewargaan Negara
secara tidak resmi diganti menjadi Pendidikan Kewarganegaraan.
Materi pokoknya menurut jenjang pendidikan, yaitu :
a. Sekolah Dasar
1) Pengetahuan kewarganegaraan
2) Sejarah Indonesia
3) Ilmu bumi
b. Sekolah Menengah Pertama

7
1) Sejarah kebangsaan
2) Kejadian setelah kemerdekaa
3) Undang-Undang Dasar 1945
4) Pancasila
5) Ketetapan MPR
c. Sekolah Menengah Atas
1) Pasal-pasal UUD 1945 yang dihubungkan dengan tata negara
2) Sejarah
3) Ilmu bumi
4) Ekonomi
d. Sekolah Pendidikan Guru
1) Sejarah Indonesia
2) Undang-Undang Dasar 1945
3) Kemasyarakatan
4) Hak Asasi Manusia (HAM)
2.2.6 Tahun 1973
Pada tahun ini Badan Pengembangan Pendidikan Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan bidang PKn menetapkan 8 tujuan kurikuler, yaitu:
a. Hak dan kewajiban warga negara
b. Hubungan luar negeri dan pengetahuan internasional
c. Persatuan dan kesatuan bangsa
d. Pemerintahan demokrasi Indonesia
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
f. Pembangunan sosial ekonomi
g. Pendidikan kependudukan dan keamanan serta ketertiban masyarakat
2.2.7 Tahun 1975
Pada tahun ini muncul matapelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP)
menggantikan PKn. Menurut Tap MPR no. IV/MPR/1973 tentang GBHN
menginstruksikan matapelajaran PMP masuk dalam kurikulum sekolah mulai
dari Taman Kanak-Kanak sampai Perguruan Tinggi
2.2.8 Tahun 1984
Pada tahun ini kurikulum tetap mempertahankan matapelajaran PMP

8
2.2.9 Tahun 1994
Pada tahun ini matapelajaran PMP diganti menjadi matapelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).
2.2.10 Tahun 2006
Pada tahun ini keluar kurikulum baru yang bernama Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) muncul matapelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) menggantikan PPKn.
Materi pokok menurut jenjang pendidikannya meliputi :
a. Sekolah Dasar
1) Norma-norma
2) Pancasila
3) Perilaku-perilaku yang baik dalam masyarakat
b. Sekolah Menengah Pertama
1) Undang-Undang Dasar
2) Struktur negara
3) Hukum-hukum ketatanegaraan
c. Sekolah Menengah Atas
1) Hubungan internasional
2) Keterbukaan
3) Keadilan

2.3 Karakteristik Pendidikan Kewarganegaran


Karakteristik dapat diartikan sebagai ciri-ciri atau tanda yang menunjukkan
suatu hal berbeda dengan lainnya. Pendidikan Kewarganegaraan sebagai mata
pelajaran yang sangat penting bagi siswa memiliki karakteristik yang cukup
berbeda dengan cabang ilmu pendidikan lainnya. Karakteristik Pendidikan
Kewarganegaraan ini dapat dilihat dari objek, lingkup materinya, strategi
pembelajaran, sampai pada sasaran akhir dari pendidikan ini.
Dengan Pendidikan Kewarganegaraan ini menuntut lahirnya warga negara
dan warga masyarakat yang Pancasila, beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa yang mengetahui dan memahami dengan baik hak-hak dan
kewajibannya yang didasari oleh kesadaran dan tanggungjawabnya sebagai

9
warga negara. Dijelaskan pada standar isi 2006 bahwa Pendidikan
Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan warga negara yang dapat memahami serta mampu melaksanakan
hak-hak dan kewajiban menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, trampil,
dan berkarakter sebagaimana yang telah diamanatkan oleh Pancasila dan UUD
1945.
Dalam kurikulum perguruan tinggi, Pendidikan Kewarganegaraan juga
tidak lepas dari nilai-nilai yang dijadikan arahan untuk pengembangan
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai mata kuliah. Di perguruan tinggi
kompetensi dasar pada mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan adalah
menjadi ilmuwan dan professional yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta
tanah air, demokratis, menjadi warga negara yang memiliki daya saing,
bedisiplin tinggi, dan berpartisipasi aktif dalam membangun kehidupan yang
damai berdasarkan system nilai Pancasila (S-K Dirjen Dikti No 43/Dikti/2006).
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan terdiri dari dimensi
pengetahuan Kewarganegaraan (civic knowledge) mencakup bidang politik,
hukum, dan moral.Dimensi keterampilan Kewarganegaraan (civic skill) meliputi
keterampilan, partisipasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dimensi
nilai-nilai Kewarganegaraan (civic values) mencakup percaya diri, komitmen
penguasaan atas nilai religious, norma, dan moral luhur, nilai keadilan,
demokratis, toleransi, kebebasan individual, kebebasan berbicara, kebebasan
pers, kebebasan berserikat, dan berkumpul, dan perlindungan terhadap
minoritas. Adapun karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah :
1. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) termasuk dalam proses ilmu sosial
(IPS).
2. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) diajarkan sebagai mata pelajaran
wajib dari seluruh program sekolah dasar sampai perguruan tinggi.
3. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) menanamkan banyak nilai,
diantaranya nilai kesadaran, bela negara, penghargaan terhadap Hak Asasi
Manusia, pelestarian lingkungan hidup, tanggung jawab sosial, ketaatan
pada hukum, ketaatan membayar pajak, serta sikap dan perilaku anti
korupsi, kolusi, dan nepotisme.

10
4. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memiliki ruang lingkup meliputi
aspek Persatuan dan Kesatuan bangsa, norma, hukum, dan peraturan, Hak
Asasi Manusia, kebutuhan warga negara, Konstitusi Negara, Kekuasan
dan Politik, Pancasila dan Globalisasi.
5. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memiliki sasaran akhir atau tujuan
untuk terwujudnya suatu mata pelajaran yang berfungsi sebagai sarana
pembinaan watak bangsa (nation and character building) dan
pemberdayaan warga negara.
6. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan suatu bidang kajian
ilmiah dan program pendidikan di sekolah dan diterima sebagai wahana
utama serta esensi pendidikan demokrasi di Indonesia.

Dari karakteristik yang ada, terlihat bahwa Pendidikan Kewarganegaraan


merupakan mata pelajaran yang memiliki karakter berbeda dengan mata
pelajaran lain. Keberadaan Pendidikan Kewarganegaraan dengan karakteristik
seperti ini mestinya menjadi perhatian besar bagi masyarakat, komponen
pendidik dan negara. Hal ini disebabkan karena Pendidikan Kewarganegaraan
banyak melanggar nilai-nilai pada siswanya. Nilai-nilai kebaikan
kebersamaan, pengorbanan, menghargai orang lain dan persatuan ini jika di
tanamkan dalam diri siswa bisa menjadi bekal yang sangat berharga dalam
kehidupan pribadi maupun berbangsa dan bernegara.
Pelajar lah yang akan jadi cikal bakal penerus bangsa dan yang akan
mempertahankan ekstensi negara maka dari itu mereka sangat memerlukan
Pendidikan Kewarganegaraan dalam konteks seperti ini. Walaupun
pemerintah sudah memberi perhatian besar pada Pendidikan
Kewarganegaraan, semua itu tidak akan cukup jika komponen pendidik,
siswa, orang tua, dan masyarakat tidak berpadu untuk bekerjasama
menjalankan inti Pendidikan Kewarganegaraan ini.

11
2.4 Tujuan Pendidikan Kewarganegaran
Tujuan umum pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ialah mendidik
warga negara agar menjadi warga negara yang baik, yang dapat dilukiskan
dengan “warga negara yang patriotik, toleran, setia terhadap bangsa dan
negara, beragama, demokratis, dan Pancasila sejati” (Somantri, 2001:279).

a. Menurut Branson (1999:7)


1) Berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
Kewarganegaraan.
2) Berpartisipasi secara cerdas dan tanggung jawab, serta bertindak
secara sadar dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat di Indonesia agar dapat
hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain.
4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia
secara langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi.

b. Djahiri (1994/1995:10) tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah


sebagai berikut:
Secara umum, tujuan Pendidikan Kewarganegaraan harus ajeg dan
mendukung keberhasilan pencapaian Pendidikan Nasional, yaitu :
“Mencerdaskan kehidupan bangsa yang mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya. Yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki
kemampuan pengetahuann dan keterampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan”.
Secara khusus, tujuan Pendidikan Kewarganegaraan yaitu membina
moral yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu
perilaku yang memancarkan iman dan takwa terhadap Tuhan Yang

12
Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan agama,
perilaku yang bersifat kemanusiaan yang adil dan beradab, perilaku yang
mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama diatas
kepentingan perseorangan dan golongan sehingga perbedaan pemikiran
pendapat ataupun kepentingan diatasi melalui musyawarah mufakat,
serta perilaku yang mendukung upaya untuk mewujudkan keadilan
sosial seluruh rakyat Indonesia.
Djahiri (1995:10) mengemukakan bahwa melalui Pendidikan
Kewarganegaraan siswa diharapkan :
1) Memahami dan menguasai secara nalar konsep dan norma
Pancasila sebagai falsafah, dasar ideologi dan pandangan hidup
negara RI.
2) Melek konstitusi (UUD NKRI 1945) dan hukum yang berlaku
dalam negara RI.
3) Menghayati dan meyakini tatanan dalam moral yang termuat
dalam butir diatas.
4) Mengamalkan dan membakukan hal-hal diatas sebagai sikap
perilaku diri dan kehidupannya dengan penuh keyakinan dan
nalar.

c. Menurut Sapriya (2001), tujuan pendidikan Kewarganegaraan adalah :


Partisipasi yang penuh nalar dan tanggung jawab dalam
kehidupan politik dari warga negara yang taat kepada nilai-nilai
dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional Indonesia.
Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab
memerlukan penguasaan seperangkat ilmu pengetahuan dan
keterampilan intelektual serta keterampilan untuk berperan serta.
Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab itu pun ditingkatkan
lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-watak
tertentu yang meningkatkan kemampuan individu berperan serta
dalam proses politik dan mendukung berfungsinya sistem politik
yang sehat serta perbaikan masyarakat.

13
Secara umum, menurut Maftuh dan Sapriya (2005:30)
bahwa, Tujuan negara mengembangkan Pendiddikan
Kewarganegaraan agar setiap warga negara menjadi warga negara
yang baik (to be good citizens), yakni warga negara yang memiliki
kecerdasan (civics inteliegence) baik intelektual, emosional, sosial,
maupun spiritual; memiliki rasa bangga dan tanggung jawab (civics
responsibility); dan mampu berpartisipasi dalam kehidupan
masyarakat.
Setelah menelaah pemahaman dari tujuan Pendidikan
Kewarganegaraan, maka dapat saya simpulkan bahwa Pendidikan
Kewarganegaraan berorientasi pada penanaman konsep
Kenegaraan dan juga bersifat implementatif dalam kehidupan
sehari - hari. Adapun harapan yang ingin dicapai setelah pengajaran
Pendidikan Kewarganegaraan ini, maka akan didapatkan generasi
yang menjaga keutuhan dan persatuan bangsa.

2.5 Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan


a. Membantu generasi muda memperoleh pemahaman cita-cita nasional
atau tujuan negara
b. Dapat mengambil keputusan-keputusan yang bertanggung jawab dalam
menyelsaikan masalah pribadi, masyarakat dan negara.
c. Dapat mengapresiasikan cita-cita nasional dan dapat membuat
keputusan-keputusan yang cerdas.
d. Wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas, terampil, dan
berkarakter yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia dengan
merefleksikan dirinya dalam kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai
dengan amanat Pancasila dan UUD NKRI 1945.

14
2.6 Ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaran.
Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi
aspek-aspek sebagai berikut :
a. Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi : Hidup rukun dalam
perbedaan, cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia,
Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,
partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan.
b. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan
keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat,
Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara, Sistim hukum dan peradilan nasional, Hukum dan
peradilan internasional.
c. Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan
kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional
HAM, penghormatan dan perlindungan HAM.
d. Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri
sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan
mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri ,
Persamaan kedudukan warga negara.
e. Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia,
Hubungan dasar negara dengan konstitusi.
f. Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan,
Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan
sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat
madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi.
g. Pancasila meliputi: Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara,
Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

15
h. Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi, Hubungan
internasional dan organisasi internasional, dan Mengevaluasi globalisasi.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran
yang sangat penting bagi setiap individu untuk lebih mencintai bangsa Indonesia,
melalui mata pelajaran ini para siswa, mahasiswa, maupun warga negara dididik
untuk lebih mencintai bangsa dan negara Indonesia ini.
Pendidikan Kewarganegaraan meliputi pokok bahasan pengantar PKn, Hak dan
Kewajiban warga negara, pendidikan pendahuluan bela negara, demokrasi
Indonesia, hak asasi manusi, wawasan nusantara, ketahanan nasional, politik dan
stategi nasional.
Jadi, Pendidikan Kewarganegaraan adalah program pendidikan
berdasarkan nilai-nilai pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan dan
melestarikan nilai-nilai luhur dan moral yang berakar dari budaya bangsa
Indonesia yang diharapkan dapat menjadi jati diri yang diwujudkan dalam bentuk
perilaku yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari para mahasiswa baik
sebagai individu, sebagai calon guru/pendidik, anggota masyarakat dan makhluk
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

3.2 Saran
Semoga dengan makalah yang kami buat ini dapat bermafaat bagi kita semua,
serta dapat memberikan informasi tentang Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://ratnawahyu36.wordpress.com/2013/12/05/makalah-hakikat-karakteristik-
pengertian-tujuan-dan-ruang-lingkup-pendidikan-kewarganegaraan/
http://hakikatpembelajaranpknmi.blogspot.co.id/
http://dodirullyandapgsd.blogspot.co.id/2014/08/pengertian-tujuan-dan-ruang-
lingkup_85.html
http://digilib.uinsby.ac.id/9656/4/bab%202.pdf
http://widyopangestu.blogspot.co.id/2015/10/konsep-pendidikan-
kewarganegaraan.html
https://h4dyme.wordpress.com/2010/05/17/hakikat-fungsi-dan-tujuan-pendidikan-
kewarganegaraan-di-sd/
http://cenatcenutpgsd.blogspot.com/p/hakikat-dan-fungsi.html

18

Anda mungkin juga menyukai