Anda di halaman 1dari 23

PENDAHULUAN

apandi@fisip.unila.ac.id
Apa itu
kewarganegaraan ?

Siapa yang harus


mempelajari
kewarganegaraan ?

Mengapa harus
Apa manfaat bagi belajar
bangsa Indonesia & kewarganegaraan ?
diri kita sebagai
WN ?
PENGERTIAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
• Materi pokok Pendidikan Kewarganegaraan adalah tentang
hubungan antara warga negara dan negara serta Pendidikan
Pendahuluan Bela Negara (PPBN).
• Nu’man Somantri (2001) Pendidikan Kewarganegaraan adalah
program pendidikan yang berintikan demokrasi politik yang
diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya,
pengaruh-pengaruh dari pendidikan positif dari pendidikan
sekolah, masyarakat, dan orang tua, yang kesemuanya itu
diproses guna melatih para siswa untuk berfikir kritis, analitis,
bersikap dan bertindak demokratis dalam mempersiapkan
hidup demokratis yang Berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
• Azra, pendidikan kewarganegaraan adalah pendidikan yang
cakupannya lebih luas dari pendidikan demokrasi dan
pendidikan HAM.
• Zamroni berpendapat bahwa Pendidikan
Kewarganegaraan adalah pendidikan demokrasi yang
bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat
berpikir kritis dan bertindak demokratis, melalui aktivitas
menanamkan kesadaran kepada generasi baru bahwa
demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang
paling menjamin hak-hak warga masyarakat.
• Soedijarto mengartikan Pendidikan Kewarganegaraan
sebagai pendidikan politik yang bertujuan untuk membantu
peserta didik untuk menjadi warga negara yang secara
politik dewasa dan ikut serta membangun sistem politik
yang demokratis.
• Merphin Panjaitan, bahwa Pendidikan Kewarganegaraan
adalah pendidikan demokrasi yg bertujuan untuk mendidik
generasi muda menjadi warga negara yang demokratis dan
partisipatif melalui suatu pendidikan yang diagonal.
Dari definisi tersebut, semakin mempertegas
pengertian civic education (Pendidikan
Kewarganegaraan) karena bahannya meliputi
pengaruh positif dari pendidikan di sekolah,
pendidikan di rumah, dan pendidikan di luar
sekolah. Unsur-unsur ini harus dipertimbangkan
dalam menyusun program Civic Education yang
diharapkan akan menolong para peserta didik
(mahasiswa) untuk:
1. Mengetahui, memahami dan mengapresiasi cita-
cita Nasional.
2. Dapat membuat keputusan-keputusan yang
cerdas dan bertanggung jawab dalam berbagai
macam masalah seperti masalah pribadi,
masyarakat dan negara.
Jadi, PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
(civic education)
adalah program pendidikan yang memuat
bahasan tentang masalah kebangsaan,
kewarganegaraan dalam hubungannya
dengan negara, demokrasi, HAM dan
masyarakat madani (civil society) yang dalam
implementasinya menerapkan prinsip-prinsip
pendidikan demokratis dan humanis.
Maksud dan Tujuan

• Tujuan Umum
• Yaitu untuk memberikan pengetahuan dan
kemampuan dasar kepada mahasiswa
mengenai hubungan antara warganegara
dengan negara serta Pendidikan
Pendahuluan Bela Negara agar menjadi
warga negara yang dapat diandalkan oleh
bangsa dan negara
Tujuan Khusus
1. Agar mahasiswa dapat memahami dan melaksanakan
hak dan kewajiban secara santun, jujur dan demokratis
serta ikhlas sebagai warga negara Republik Indonesia
terdidik dan bertanggung jawab.
2. Agar mahasiswa menguasai dan memahami berbagai
masalah dasar dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara, serta dapat mengatasinya
dengan pemikiran kritis dan bertanggung jawab yang
berlandaskan Pancasila, Wawasan Nusantara dan
Ketahanan Nasional.
3. Agar mahasiswa memiliki sikap dan perilaku yang
sesuai dengan nilai-nilai kejuangan, cinta tanah air,
serta rela berkorban bagi nusa dan bangsa.
4. Agar kita dapat menyadari semangat perjuangan
bangsa yang tealh memerdekakan bangs Indonesia ini
sampai titik darah penghabisan

5. Agar kita dapat mengatasi masalah-masalah yang


dihadapi oleh bangsa ini dan akan menimbulkan cinta
tanah air, persatuan dan kesatuan demi utuhnya
NKRI

6. Agar kita sebagai generasi muda (khususnya para


mahasiswa) dihrapkan menumbuhkan wawasan dan
kesadaran bernegara, sikap serta perilaku cinta tanah
air dan bersendikan kebudayaan, wawasan nusantara
serta ketahanan nasional.
KOMPETENSI,
VISI
DAN
MISI
PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
Kompetensi
Pendidikan
Kewarganegaraan
• Menurut Sumarsono, dkk (2002) kompetensi Pendidikan
Kewarganegaraan adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh rasa
tanggungjawab, dapat memecahkan masalah hidup bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara dengan menerapkan konsepsi falsafah
bangsa, wawasan nusantara, dan ketahanan nasional.
• Menurut SK Dirjen Dikri Nomor43 Tahun 2006 Kompetensi
Pendidikan Kewarganegaraan adalah menjadi ilmuwan dan
profesional yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air,
demokratis yang berkeadaban, menjadi warganegara yang
memiliki daya saing, berdisiplin dan berpartisipasi aktif
membangun kehidupan yang damai berdasarkan sistem nilai
Pancasila.
Visi
Pendidikan Kewarganegaraan
• Visi matakuliah pengembangan kepribadian merupakan sumber
nilai dan pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan
program studi, guna mengantarkan mahasiswa memantapkan
kepribadiannya sebagai manusia Indonesia seutuhnya.
• Menurut Martini, dkk (2013:2) visi matakuliah pendidikan
kewarganegaraan adalah mampu untuk membawa mahasiswa
melihat inti dari suatu persoalan secara lebih mendalam dengan
melalui khayalan, penglihatan maupun pengamatan. Dengan
melakukan hal itu secara baik, akan menjadikan kepribadian
mahasiswa lebih baik
• Dengan visi di atas, kiranya pendidikan kewarganegaraan
diharapkan berperan penting dalam memantapkan kepribadian
manusia (dalam hal ini mahasiswa) seutuhnya, dalam arti
memiliki keutuhan dan keterpaduan antara kemantapan unsur
rohani dan unsur jasmaninya, sejahtera lahir dan bathin.
Misi
Pendidikan
Kewarganegaraan
• Misi Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk membantu
mahasiswa memantapkan kepribadiannya, agar secara konsisten
mampu mewujudkan nilai-nilai dasar Pancasila.
• Pengamalan nilai-nilai Pancasila dapat melalui berbagai jalur,
salah satunya adalah melalui pendidikan. Oleh karenanya,
melalui pendidikan kewarganegaraan diharapkan mahasiswa
dapat memahami dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan pribadi, keluarga, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara dan bahkan dalam percaturan internasional sekalipun.
• Dengan kata lain, matakuliah pendidikan kewarganegaraan
mempunyai kewajiban untuk membantu mahasiswa
memantapkan kepribadiannya.
Landasan Hukum
Pendidikan
Kewarganegaraan
1) UUD 1945; Pembukaan UUD 1945 alinea kedua dan
keempat, pasal 27, pasal 30 (1), pasal 31 (1)
2) Tap MPR Nomor II/MPR/1999
3) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan
Negara
4) Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas
5) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
Tinggi
6) SK Dirjen Dikti nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang rambu-
rambu pelaksanaan kelompok Matakuliah Pengembangan
Kepribadian di Perguruan Tinggi.
Landasan Historis
Pendidikan
Kewarganegaraan
Secara historis, PKn sering berganti-ganti nama atau istilah,
dapat dijabarkan berikut.
1.Perkembangan Civics di Amerika, pelajaran civics pertama
kali diperkenalkan pada tahun 1790 dalam rangka “meng-
Amerikakan” bangsa Amerika (Theory of Americanization).
Negara Amerika yang terdiri dari imigran yang memiliki latar
belakang kultur bermacam-macam, oleh karena itu mereka
harus di Amerikakan supaya warganegaranya memiliki pesepsi
yang sama tentang Negara serta memahami hak dan
kewajibanya sebagai warganegara Amerika.
2.Perkembangan Civics di Indonesia, yang diajarkan di SD,
SMP, dan SMA.
3.Kewarganegaraan (1957): membahas cara memperoleh dan
kehilangan kewarganegaraan.
4. Civics (1961), membahas tentang sejarah kebangkitan
nasional, UUD 1945, pidato-pidato politik kenegaraan, yang
terutama diarahkan untuk “ nation and character building”
bangsa Indonesia.
5. Pendidikan kewarganegaraan (1968) yang berdasarkan
kurikulum 1968 berada dalam kelompok pembinaan jiwa
pancasila untuk di SD maupun menengah. Di SD terdiri dari
pendidikan agama, kewarganegaraan, bahasa Indonesia,
bahasa daerah dan oleh raga, sedangkan untuk SMA tanpa
bahasa daerah.
6. Pendidikan Moral Pancasila (PMP) Kurikulum 1975 yang
bertujuan untuk membentuk warganegara Pancasila yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Kemudian disempurnakan dengan kurikulum 1984.
7. Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan (PPKN)
kurikulum 1994, kemudian disempurnakan dengan suplemen
tahun 1999
8. Perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan yang
diajarkan di perguruan tinggi Pendidikan Kewiraan mulai
diselenggarakan sebagai kurikulum pendidikan tahun
1973/1974. Kemudian mengalami perubahan menjadi
Pendidikan kewarganegaraan dengan mengacu kepada:
a. UU Nomor 20 Tahun 1982 tentang petahanan keamanan Republik
Indonesia yang disempurnakan oleh UU Nomor3 Tahun 2002 tentang
Undang-Undang Pertahanan Negara
b. UU Nomor 2 tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
c. Keputusan Mendiknas Nomor 232/U/2000 tentang pedoman penyusunan
kurikulum . Pendidikan Tinggi dan penilaian hasil Belajar Mahasiswa
d. SK Dirjen Dikti Nomor38/DIKTI/Kep.2002 jo. Nomor 43/2006 tentang
rambu-rambu pelaksanaan kelompok MPK.
e. Pendidikan Kewarganegaraan UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
pendidikan Nasional
f. Kewarganegaraan (PPKn) UU Nomor12 Tahun 2012.
Mengapa Pendidikan
Kewarganegaraan Penting ?
 Mencermati Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003
tentang Sisdiknas Pasal 37 Ayat (1) huruf b yang
menyatakan bahwa kurikulum pendidikan dasar dan
menengah wajib memuat pendidikan kewarganegaraan.
 Demikian pula pada ayat (2) huruf b dinyatakan bahwa
kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat pendidikan
kewarganegaraan.
 Mengacu pada Permenristekdikti No. 44 tahun 2015 dan
Kepdirjen Dikti No. 84/E/KPT/2020 Pedoman MKWK
tentang standar nasional PT wajib memuat mata kuliah
Agama, Pancasila, PKn, dan Bahasa Indonesia yang
merupakan satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan.
Mengapa Pendidikan
Kewarganegaraan Penting ?

Dalam UU No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan


Tinggi lebih eksplisit dan tegas dengan menyatakan
nama mata kuliah kewarganegaraan sebagai mata
kuliah wajib. Dikatakan bahwa mata kuliah
kewarganegaraan adalah pendidikan yang mencakup
Pancasila, Undang- Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika untuk membentuk
mahasiswa menjadi warga negara yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air.
Hakikat Pendidikan
Kewarganegaraan
Dikutip dari majalah The Citizen dan Civics, pada tahun 1886,
karya Hendry Randall waite, Civics dapat diartikan sebagai ilmu
kewarganegaraan yang membicarakan hubungan manusia dengan
manusia dalam perkumpulan-perkumpulan yang terorganisasi.
Sedangkan teorinya Edmonson di tahun 1958 merumuskan, civics
adalah sebagai cabang ilmu politik yang membahas hak dan
kewajiban warga dari sebuah negara.
Negara kita Indonesia telah menggariskan bahwa Pendidikan
kewarganegaraan ini sebagai mata kuliah pengembangan
kepribadian yang wajib diberikan pada setiap fakultas, jurusan,
ataupun progam studi di seluruh perguruan tinggi di Indonesia.
Negara-negara di dunia juga menambahkan Pendidikan
kewarganegaraan pada filosofi negara masing-masing. Begitu pula
Indonesia, berbasis filosofi Pancasila.
Hakikat Pendidikan
Kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraan sangat erat kaitannya dengan
pengembangan kemampuan intelektual dan partisipasi mahasiswa
sebagai warganegara. Pendidikan kewarganegaraan merupakan model
pendidikan yang mengajarkan pengetahuan dan pemahaman tentang
kehidupan berbangsa dan bernegara kepada warganegara yang erat
kaitannya dengan hak dan kewajibannya.
Ditinjau dari kata, pendidikan kewarganegaraan merupakan terjemahan
dari bahasa Inggris yaitu civics. Istilah civics sendiri berarti
kewarganegaraan. Secara historis kata civics menurut Komalina dan
Syaifullah (2008:59) merupakan terjemahan dari bahasa Yunani yakni
civicus, yang berarti penduduk sipil (citizen) yang melaksanakan kegiatan
demokrasi langsung dalam polis (negara kota) atau city state. Masih
secara historis, Komalina dan Syaifullah (2008:1) menyebut timbulnya
pendidikan kewarganegaraan (civic education) tidak lepas dari Civic yang
diajarkan di Amerika Serikat mulai tahun 1791.
Istilah Pendidikan
Kewarganegaraan di Dunia
Istilah Pendidikan kewarganegaraan hasil penelusuran Udin S.
Winataputra (2006) dan diperkaya oleh Sapriya (2013)
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ………………………..…… (INDONESIA)
CIVICS, CIVIC EDUCATION ………………………………..….……. (USA)
CITIZENSHIP EDUCATION …………………………......………..… (UK)
TA’LIMATUL MUWWATANAH, TARBIYATUL AL WATONIYAH…. (MEXICO)
SACHUNTERNICHT ………………………………..…………….… (JERMAN)
CIVICS, SOCIAL STUDIES ……………………….……….………… (AUSTRALIA)
SOCIAL STUDIES …………………………………………….…….. USA NEW ZEALAND)
LIFE ORIENTATION …………………………..……...…….………. (AFSEL)
PEOPLE AND SOCIETY ………………………………….…...……. (HONGARIA)
CIVICS AND MORAL EDUCATION ………………………………… (SINGAPORE)
OBSCESVOVEDINIE ……………………………… ……………… (RUSIA)
PENDIDIKAN SIVIK ……………...…..……………………………… (Malaysia)
FUQAROLIK JAMIYATI ………………………………...…………… (Uzbekistan)
GRAJDANSKY OBRAZAVANIE ………………………………………(Russian-Uzbekistan)
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai