PENDAHULUAN
Tujuan Pembelajaran:
Kewarganegaraan
Menurut Sumarsono, dkk (2002) kompetensi Pendidikan Kewarganegaraan
adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh rasa tanggungjawab, dapat
memecahkan masalah hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dengan
menerapkan konsepsi falsafah bangsa, wawasan nusantara, dan ketahanan
nasional, sedangkan menurut SK Dirjen Dikri Nomor43 Tahun 2006 Kompetensi
Pendidikan Kewarganegaraan adalah menjadi ilmuwan dan profesional yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air, demokratis yang berkeadaban,
menjadi warganegara yang memiliki daya saing, berdisiplin dan berpartisipasi aktif
membangun kehidupan yang damai berdasarkan sistem nilai Pancasila.
1) UUD 1945; Pembukaan UUD 1945 alinea kedua dan keempat, pasal 27,
pasal 30 (1), pasal 31 (1)
2) Tap MPR Nomor II/MPR/1999
3) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara
4) Undang-Undang nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas
5) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
6) SK Dirjen Dikti nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang rambu-rambu pelaksanaan
kelompok Matakuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.
Secara historis, PKn sering berganti-ganti nama atau istilah, dapat dijabarkan
berikut.
1) Perkembangan Civics di Amerika, pelajaran civics pertama kali
diperkenalkan pada tahun 1790 dalam rangka “meng-Amerikakan” bangsa
Amerika (Theory of Americanization). Negara Amerika yang terdiri dari
imigran yang memiliki latar belakang kultur bermacam-macam, oleh karena
itu mereka harus di Amerikakan supaya warganegaranya memiliki pesepsi
yang sama tentang Negara serta memahami hak dan kewajibanya sebagai
warganegara Amerika.
2) Perkembangan Civics di Indonesia, yang diajarkan di SD, SMP, dan SMA.
3) Kewarganegaraan (1957): membahas cara memperoleh dan kehilangan
kewarganegaraan.
4) Civics (1961), membahas tentang sejarah kebangkitan nasional, UUD 1945,
pidato-pidato politik kenegaraan, yang terutama diarahkan untuk “ nation
and character building” bangsa Indonesia.
5) Pendidikan kewarganegaraan (1968) yang berdasarkan kurikulum 1968
berada dalam kelompok pembinaan jiwa pancasila untuk di SD maupun
menengah. Di SD terdiri dari pendidikan agama, kewarganegaraan,
bahasa Indonesia, bahasa daerah dan oleh raga, sedangkan untuk SMA
tanpa bahasa daerah.
6) Pendidikan Moral Pancasila (PMP) Kurikulum 1975 yang bertujuan
untuk membentuk warganegara Pancasila yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kemudian disempurnakan dengan
kurikulum 1984.
7) Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan (PPKN) kurikulum
1994, kemudian disempurnakan dengan suplemen tahun 1999
8) Perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan yang diajarkan di
perguruan tinggi Pendidikan Kewiraan mulai diselenggarakan sebagai
kurikulum pendidikan tahun 1973/1974. Kemudian mengalami
perubahan menjadi Pendidikan kewarganegaraan dengan mengacu
kepada:
a. UU Nomor 20 Tahun 1982 tentang petahanan keamanan Republik
Indonesia yang disempurnakan oleh UU Nomor3 Tahun 2002
tentang Undang-Undang Pertahanan Negara
b. UU Nomor 2 tahun 1989 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
c. Keputusan Mendiknas Nomor 232/U/2000 tentang pedoman
penyusunan kurikulum . Pendidikan Tinggi dan penilaian hasil
Belajar Mahasiswa
d. SK Dirjen Dikti Nomor38/DIKTI/Kep.2002 jo. Nomor 43/2006
tentang rambu-rambu pelaksanaan kelompok MPK.
e. Pendidikan Kewarganegaraan UU Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem pendidikan Nasional
f. Kewarganegaraan (PPKn) UU Nomor12 Tahun 2012.