Anda di halaman 1dari 34

Oleh: Atun Iswari

 Harga pokok bahan baku terdiri dari harga beli


ditambah dengan biaya-biaya pembelian dan biaya-
biaya yang dikeluarkan untuk menyiapkan bahan
baku tersebut dalam keadaan siap untuk diolah.
 Apabila dalam pembelian, supplier memberikan
potongan tunai maka potongan tersebut
diperlakukan sebagai pengurang harga pokok.
 Seringkali di dalam pembelian, perusahaan akan
membayar biaya angkut untuk berbagai macam
bahan baku yang dibeli sehingga hal ini akan
menimbulkan masalah mengenai pengalokasian biaya
angkut tersebut kepada masing-masing bahan baku
yang dibeli.
 Perlakuan biaya angkut ini ada dua yaitu:
a. Biaya angkut diperlakukan sebagai tambahan
harga pokok bahan baku yang dibeli.
b. Biaya angkut tidak diperlakukan sebagai
tambahan harga pokok bahan baku yang dibeli
namun diperlakukan sebagai unsur BOP.
Biaya Angkut

Diperlakukan
Diperlakukan
sebagai
sebagai unsur
tambahan HP
BOP
BB

Dihitung
Perbandingan Perbandingan
berdasarkan
kuantitas harga faktur
tarif
Contoh:
Perusahaan membeli tiga macam bahan baku dengan harga Rp500.000
dan biaya angkut yang dibayarkan adalah Rp300.000. Jika kuantitas
masing-masing bahan baku A = 400kg, B=350kg dan C=50kg, hitung
alokasi biayanya!
Jawab:
Contoh:
Perusahaan membeli tiga macam bahan baku dengan harga masing-
masing A=Rp250.000, B=Rp225.000, dan C=Rp125.000 dan biaya angkut
yang dibayarkan adalah Rp30.000. Alokasikan biaya angkut tersebut
atas dasar perbandingan harga faktur!
Jawab:
Tarif pembagian biaya angkut= 30.000 : 600.000 = 0,05
Contoh:
Alokasikan berdasarkan tarif apabila biaya angkut yang diperkirakan
akan dikeluarkan pada tahun 2018 adalah Rp2.500.000 dengan jumlah
bahan baku yang diangkut sebesar 50.000kg dengan rincian
A=25.000kg@Rp200, B=15.000kg@Rp300, dan C=10.000kg@Rp400.
Jawab:
Tarif biaya angkut= 2.500.000 : 50.000 = Rp50 per kg
FIFO
• Perpetual & Fisik

MOVING LIFO
AVERAGE • Perpetual & Fisik
• Perpetual
Hasil penjualan sisa bahan dapat diperlakukan sebagai:

Pengurang biaya bahan baku yang dipakai dalam pesanan


yang menghasilkan sisa bahan tersebut

Kas/ Piutang Dagang xxx


BDP- BBB xxx

Pengurang terhadap BOP sesungguhnya

Kas/ Piutang Dagang xxx


BOP Sesungguhnya xxx

Penghasilan diluar usaha

Kas/ Piutang Dagang xxx


Hasil Penjualan Sisa Bahan xxx
Perlakuan terhadap produk rusak adalah
tergantung dari sifat dan sebab terjadinya:
 Jika produk rusak terjadi karena sulitnya
pengerjaan pesanan tertentu atau faktor
luar biasa yang lain maka harga pokok
produk rusak dibebankan sebagai
tambahan harga pokok produk yang yang
baik dalam pesanan yang bersangkutan.
 Jika produk rusak merupakan hal yang
normal terjadi dalam proses pengolahan
produk, maka kerugian yang timbul sebagai
akibat terjadinya produk rusak dibebankan
kepada produk secara keseluruhan, dengan
cara memperhitungkan kerugian tersebut
di dalam tarif BOP.
 Produk cacat adalah produk yang tidak
memenuhi standar mutu yang telah
ditentukan, tetapi produk tersebut
secara ekonomis dapat disempurnakan
lagi menjadi produk yang baik.

 Perlakuan terhadap biaya pengerjaan


kembali produk cacat adalah mirip
dengan perlakuan terhadap produk
rusak.
Faktor fundamental, yaitu jumlah dan
waktu pembelian  melibatkan biaya
penyimpanan dan biaya karena tidak
menyimpan cukup persediaan.

EOQ ( Economic Order Quantity) yaitu


jumlah persediaan yang dipesan pada
suatu waktu yang meminimalkan biaya
persediaan tahunan.
Keterangan:
EOQ : Economic Order Quantity
RU : Jumlah kebutuhan per tahun
CO : Biaya pemesanan (Cost per Order)
CU : Biaya per unit (Cost per Unit)
CC : Persentase biaya penyimpanan
(Carrying Cost)
Asumsikan kebutuhan per tahun sebesar 2.400 unit,
biaya per unit $0.75, biaya pemesanan $20 per
pesanan, dan persentase biaya penyimpanan adalah
20%. Hitung berapa EOQnya!

2 xRUxCO
EOQ 
CUxCC
2 x2.400 unit x$20 $96.000
EOQ    800unit
$0.75 x20% $0.15
 I + QD = LTQ + SSQ
Keterangan:
I = Saldo persediaan yang ada.
QD = Jumlah yang akan diterima (sebelum
I habis) dari pesanan yang
sebelumnya sudah dilakukan,
transfer bahan baku dan retur ke
gudang.
LTQ = Jumlah yang akan digunakan selama
waktu tunggu, yang setara dengan
waktu tunggu normal.
SSQ = Jumlah persediaan pengaman
• Penggunaan Mingguan dari item persediaan tersebut: 175 unit
• Waktu tunggu normal : 4 minggu, max. 9 minggu.
• Persediaan awal : 2.800 unit
• Titik pemesanan = 1.575 unit

Jumlah unit di persediaan awal 2.800


Penggunaan sampai di titik pemesanan kembali 1.225
(1.225 / 175 penggunaan mingguan = 7 minggu)
Titik pemesanan kembali 1.575
Penggunaan selama waktu tunggu normal 700
(700 / 175 penggunaan mingguan = 4 minggu)
Maksimum persediaan atau persediaan pengaman 875
pada tanggal pesanan diterima, dengan asumsi
waktu tunggu dan penggunaan normal
Jumlah pesanan yang diterima 2.090
Maksimum persediaan, dengan asumsi waktu 2.965
tunggu dan penggunaan normal
• Jika tingkat penggunaan dapat mencapai 210 unit, maka
titik pemesanan : 1.890 unit.
Jumlah unit di persediaan awal 2.800
Penggunaan sampai di titik pemesanan 910
kembali
(1.225 / 175 penggunaan mingguan = 7
minggu)
Titik pemesanan kembali 1.890
Penggunaan selama waktu tunggu normal 700
(700 / 175 penggunaan mingguan = 4 minggu)
Maksimum persediaan atau persediaan 1.190
pengaman pada tanggal pesanan diterima,
dengan asumsi waktu tunggu dan penggunaan
normal
Jumlah pesanan yang diterima 2.090
Maksimum persediaan, dengan asumsi waktu 3.280
tunggu dan penggunaan normal
Biaya Tenaga Kerja dan Cara Pengelolaannya
Penggolongan Kegiatan dan Biaya Tenaga Kerja :
 Penggolongan menurut fungsi pokok dalam
organisasi perusahaan
 Penggolongan menurut kegiatan departemen-
departemen dalam perusahaan
 Penggolongan menurut jenis pekerjaan
 Penggolongan menurut hubungannya dengan
produk
Tujuan utama  Mencapai efisiensi Tenaga
Kerja, termasuk di dalamnya masalah
penentuan tingkat kompensasi (gaji dan
upah) yang memadai, menjaga agar kualitas
produk yang dihasilkan memenuhi standar
kualitas dan dapat dicapainya volume
produksi secara optimal.

Alat ukur Prsestasi  standar prestasi,


sebagai alat ukur produktivitas dan
efesiensi prestasi kerja dan untuk menilai
perbedaan antara yang diharapkan dengan
yang dicapai.
Perencanaan & Analisa BTK, tahapannya meliputi:
a. Pengembangan Produk, fungsinya: membuat
kreasi produk baru/perbaikan rancangan /
bentuk produk yang sudah ada. Tujuan:
menaikkan potensi penjualan produk perusahaan.
b. Teknik Produksi, fungsi: mengatur mesin dan
peralatan dalam keadaan baik, mengatur aliran
produk serta pekerjaan yang dapat menekan
jumlah Tenaga Kerja. Tujuan: menghasilkan
produk dengan kuantitas dan kualitas yang baik
dan memungkinkan menekan biaya.
c. Perencanaan, rute dan skedul produksi.
Mengatasi kekacauan rute dan skedul produksi /
terjadi waktu yang menganggur (idle time) /
ketidak efisienan operasi perusahaan dalam
menghasilkan produk untuk menekan biaya.
Pembagian tugas fungsional dalam organisasi.
Bagian-bagian yang berhubungan dengan
Tenaga Kerja:
a. Bagian Personalia  menyediakan tenaga
kerja yang dapat bekerja dengan efisien,
sesuai dengan permintaan bagian lainnya
yang memerlukan tenaga kerja.
b. Bagian Kesehatan  mengusahakan agar
semua tenaga kerja selalu sehat agar dapat
bekerja dengan produktif dan efisien.
c. Bagian Penelitian Gerak dan Waktu 
menentukan metode kerja yang dapat
meningkatkan produktivitas dan efisiensi
sekaligus dapat dipakai sebagai alat
mengukur prestasi.
d. Bagian Perencanaan Produksi  menyusun
perencanaan produksi yang dapat
meningkatkan produktivitas dan efisiensi
kerja.
e. Bagian Produksi  melaksanakan kegiatan
produksi sesuai dengan skedul produksi yang
telah ditentukan dengan cara yang berhasil
guna (efektif) dan berdaya guna (efisien)
f. Bagian Pencatatan Waktu kerja  menjamin
ketelitian pencatatan jam kerja yang telah
dilaksanakan oleh setiap karyawan sebagai
dasar penentuan besarnya biaya tenaga
kerja.
g. Bagian Gaji dan upah  menghitung,
membayar dan mendistribusikan biaya
tenaga kerja.
h. Bagian Akuntansi Biaya 
menyelenggarakan pencatatan biaya tenaga
kerja atas dasar distribusi biaya tenaga
kerja dan jam kerja karyawan untuk
penyusunan laporan harga pokok produksi /
laporan kartu harga pokok pesanan.
1.Program Gaji dan Upah Insentif
Meningkatkan produktivitas karyawan yang berarti
akan meningkatkan penghasilan karyawan yang
produktivitasnya tinggi dan sekaligus dapat
menekan biaya produksi setahun. Syarat-syarat:
a. Upah insentif hendaknya didasarkan pada
standar prestasi yang disusun atas dasar
penelitian gerak dan waktu, evaluasi jabatan dan
tingkatan jabatan.
b. Pengetrapan upah insentif hendaknya mendorong
pekerja untuk menaikkan produk.
c. Hanya produk yang memenuhi standar kualitas
yang akan memperoleh insentif.
d. Program insentif memerlukan dukungan
kemampuan administrasi yang lebih tinggi karena
perhitungan upahnya lebih rumit.
2. Premi Lembur
Premi lembur dibayarkan kepada karyawan yang bekerja
melebihi jam kerja maksimal dalam satu periode tertentu
sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam peraturan
perburuhan.

3.Biaya Tenaga Kerja Lain-lain


a. Pensiun  balas jasa yang diberikan
kepada karyawan yang telah berhenti
bekerja pada perusahaan dan memenuhi
persyaratan untuk menerima pensiun.
b. Tunjangan liburan
d.Bonus bagian laba, untuk karyawan yang
digaji tetap/bulan  persentase tertentu
dari jumlah laba/sebesar gaji selama 1
bln/berdasarkan peraturan yang berlaku
dalam perusahaan. Besarnya diperhitungkan
sebagai biaya setiap bulan. Untuk karyawan
pabrik sebesar BOP, untuk karyawan
pemasaran sebesar biaya pemasaran, untuk
karyawan administrasi dan umum sebesar
biaya administrasi dan umum.
e. Biaya waktu setup (setel)
f. Biaya pendidikan dan latihan
g. Biaya waktu menganggur / waktu tunggu
Beban atas gaji dan upah karyawan;
Jumlah gaji dan upah karyawan yang dibayarkan
adalah sebesar gaji dan upah kotor dikurangi
dengan beban potongan atas gaji dan upah yang
ditanggung karyawan. Misal: pajak pendapatan
karyawan, dana pensiun, asuransi hari tua,
asuransi kesehatan.

Akuntansi Biaya Tenaga Kerja;


Bagian Akuntansi Keuangan, mencatat:
 Terjadinya biaya gaji dan upah semua
karyawan dan timbulnya hutang-hutang yang
berhubunngan dengan gaji dan upah.
 Pembayaran atas hutang-hutang yang
berhubungan dengan gaji dan upah.

.
Bagian Akuntansi Biaya, mencatat:
• Pembuatan jurnal distribusi atas
buaya gaji dan upah
• Memasukkan perincian biaya gaji
dan upah pada setiap pesanan,
proses, kegiatan / departemen

Anda mungkin juga menyukai