PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui, setiap suatu bangsa mempunyai sejarah perjuangan
dari para orang-orang terdahulu yang dimana terdapat banyak nilai-nilai nasionalis,
patriolis dan lain sebagainya yang pada saat itu mengikat erat pada setiap jiwa warga
negaranya. Seiring perkembangan zaman dan kemajuan teknologi yang makin pesat,
nilai-nilai tersebut makin lama makin hilang dari diri seseorang di dalam suatu bangsa,
oleh karena itu kita sebagai penerus bangsa perlu adanya pembelajaran untuk
mempertahankan nilai-nilai tersebut agar terus menyatu dalam diri setiap warga negara
agar semua warga negara tahu hak dan kewajiban dalam menjalankan kehidupan
berbangasa dan bernegara. Pada hakekatnya pendidikan merupakan upaya sadar dari
suatu masyarakat dan pemerintah suatu negara untuk menjamin kelangsungan hidup dan
kehidupan generasi penerusnya.
Status kewarganegaraan memiliki implikasi hak dan kewajiban. Dalam filosofi
"kewarganegaraan aktif", seorang warga negara disyaratkan untuk menyumbangkan
kemampuannya bagi perbaikan komunitas melalui partisipasi ekonomi, layanan publik,
kerja sukarela, dan berbagai kegiatan serupa untuk memperbaiki penghidupan
masyarakatnya. Dari dasar pemikiran ini muncul mata pelajaran Kewarganegaraan yang
diberikan di sekolah-sekolah
Jadi Pendidikan Kewarganegaraan adalah Unsur Negara Sebagai Syarat
Berdirinya Suatu Negara upaya sadar yang ditempuh secara sistematis untuk
mengenalkan, menanamkan wawasan kesadaran bernegara untuk bela negara dan
memiliki pola pikir, pola sikap dan perilaku sebagai pola tindak yang cinta tanah air
berdasarkan Pancasila demi tetap utuh dan tegaknya NKRI.
B. Rumusan Masalah
1
C.Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
system pendidikan nasional Indonesia. Hal ini terbukti bahwa dalam penyelenggaraan
berfungsi untuk membina kesadaran warga Negara dalam melaksanakan hak dan
kewajibannya sesuai dengan jira dan nilai konstitusi yang berlaku (UUD 1945).Dalam
penjelasan pasal 37 (2) UU Nomor 20 Tahun 2013 tentang system pendidikan nasional,
menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air. Sebagai program
pendidikan.
bertujuan untuk mendidik generasi muda menjadi warganegara yang demokratis dan
3
Berdasarkan pengertian diatas dapat ditegaskan bahwa program pendidikan
belajar) untuk memiliki wawasan , kebangsaan dan cinta tanah air. Kompetensi merupakan
panggilan kontitusi dan ketentuan perundangan yang harus di realisasi dalam praktik dan
kinerja pendidikan dan pengajaran tidak hanya bagi mahasiswa perguruan tinggi , namun
siswa di sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) , siswa di sekolah lanjutan tingkat pertama
kuliah yang strategis dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara bangsa Indonesia ,
disamping dua mata kuliah yang lain , yakni Pendidikan Pancasila dan Pendidikan Agama .
yang tangguh dalam mengatasi ancaman , tantangan , dan ganggungan (ATHG) yang
pemahaman dan pengalaman jiwa dan nilai-nilai ajaran agama yang diyakini oleh masing-
mahasiswa yang memiliki kesadaran dalam melaksanakan hak dan kewajibannya , terutama
kesadaran atas akan wawasan nasional dan pertahanan keamanan nasional . Secara
perhatian yang seksama bagi penggunanya dengan pemikiran yang cermat diharapkan proses
Demikian penting tugas yang harus dilaksanakan oleh mata kuliah pendidikan
diantara dosen Pembina baik terhadap eksistensi (keberadaan) mata kuliah maupun cara
4
dalam pengambilan keputusan dalam proses pembelajaran mahasiswa terhadap materi mata
yaitu pembentukkan warga negara yang baik sesuai dengan jiwa dan nilai pancasila dan
UUD 1945. Tujuan utama pendidikan kewarganegaraan adalah untuk membangun dan
menumbuhkan wawasan dan kesadaran bernegara, sikap serta perilaku yang mencintai
tanah air dan bersendikan kebudayaan bangsa, wawasan nusantara, serta ketahanan
nasional dalam diri para calon-calon penerus bangsa yang sedang dan mengkaji dan akan
menguasai ilmu pengetahuaan dan teknologi serta seni (Muchji, Achmad dkk, 2007).
manusia Indonesia seutuhnya. Yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur, memiliki kemampuan pengetahuann dan
keterampilan, kesehatan jasmani, dan rohani, kepribadian mantap dan mandiri serta rasa
Partisipasi yang penuh nalar dan tanggung jawab dalam kehidupan politik dari warga
negara yang taat kepada nilai-nilai dan prinsip-prinsip dasar demokrasi konstitusional
Indonesia. Partisipasi warga negara yang efektif dan penuh tanggung jawab memerlukan
untuk berperan serta. Partisipasi yang efektif dan bertanggung jawab itu pun ditingkatkan
lebih lanjut melalui pengembangan disposisi atau watak-watak tertentu yang meningkatkan
5
kemampuan individu berperan serta dalam proses politik dan mendukung berfungsinya
Rasionalnya, bahwa pancasila UUD 1945 ditempatkan sebagai norma dan para metrik
kehidupan nasional indonesia dalam wadah NKRI. Di tinjau dari cara kerjanya yang
Kriteria warga negara yang baik dapat di gali dari beberapa kualitas kepribadian sebagai
perwujuda dari potensi yang melekat pada diri seseorang warga negara. Stanley
E.Dimond (1970), memberikan deskripsi kualitas kepribadian warga negara yang baik,
meliputi beberapa atribut (1) loyal ; (2) orang yang selalu belajar ; (3) seorang pemikir ; (4)
bersikap demokratis ; (5) gemar melakukan tindakan kemanusian ; (6) pandai mengatur diri
Disamping itu Nasional Council For The Social Studies (NCSS), memberikan tujuan
seeks create citizens who are infromated analitic, commited to democratic values, and
actively involved in society (ROBINSON, 1967).Ada tiga target dari rumusan tujuan itu
yang bisa mengantarkan warga negara memiliki kualitas pribadi, yakni (1) warga negara
yang terinformasi ; (2) bersikap analitis; (3) melaksanakan nilai demokrasi dan aktif dalam
kehidupan masyarakat. Menurut Branson (1999:7) tujuan civic education adalah partisipasi
yang bermutu dan bertanggung jawab dalam kehidupan politik dan masyarakat baik tingkat
lokal, negara bagian, maupun nasional. Tujuan pembelajaran PKn dalam Depdiknas
b.Berpartisipasi secara cerdas dan tanggung jawab, serta bertindak secara sadar dalam
c.Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-
karakter masyarakat di Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain.
6
d.Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara langsung dengan
Senada dengan itu, Cogan 1998 menegaskan bahwa warga negara yang baik harus memiliki
kemampuan untuk.
Bertolak dari tujuan civic education di atas, maka tujuan pendidikan kewarganegaraan di
indonesia hendaknya selalu mengacu terhadap tujuan pendidikan nasional sebagaiman yang
didik menjadi mansusia yang memiliki rasa kebangsan dan cinta tanah air. Sebagai program
pendidikan, pendidikan kewarganegaraan tergolong dalam mata kuliah yang strategis dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara indonesia disamping dua mata kuliah yang lain yakni
pendidikan pancasila dan pendidikan agama. Kopetensi yang demikian mesti di imbangi
dengan kemampuan berpikir ke arah pemahaman dan pengalaman jiwa dan nilai pancasila
dan pengenalan nilai ajaran agama yang di yakini oleh masing-masing pribadi bangsa
indonesia.
7
Target pendidikan warga negara dalam perangka sistem pendidikan nasional dipusatkan
pada redibilitas kepribadian warga negara dan mampu berpartisipasi dalam kehidupan
warga negara, sikap serta perilaku cinta tanah air, yang bersendikan pada kebudayaan
bangsa, wawasan nusantara dan ketahanan nasional. Secara demikian, warga negara
masalah yang dihadapi oleh masyarakat, bangsa dan negara secara berkesinambungan dan
konsisten dengan cita-cita nasional sebagai mana digariskan dalam pembukaan UUD 1945.
bertindak. Ada tiga paradigma baru bagi pendidikan kewarganegaraan, yang secara singkat
dengan itu, ideology dunia juga merambah dikawasan global yang siap menyebarkan virus
Perkembangan informasi dan globalisasi adalah sebuah realitas, tak ada satu bangsa didunia
ini yang mampu menolaknya.Dalam kaitan ini, sebuah bangsa harus memiliki kecermatan
dan ketegaran dalam menatap kehidupan global dan tuntutan dunia yang tidak kenal batas
itu. Membangun sebuah pendirian nasional, ketika isu – isu global itu mulai ditawarkan,
menjadi keperluan yang sangat mendesak bagi bangsa Indonesia, agar jati diri bangsa tidak
terhempas angin dan terkikis oleh arus global. Pendidikan yang berbasis pada nilai luhur
Sebagai warga dunia, setiap warga Negara dan bangsa (termasuk Indonesia)
hendaknya mampu berfikir kritis terhadap kemajuan dunia, agar mereka selalu memiliki
8
pandangan dunia secara mantap dan tidak ketinggalan oleh kemajuan bangsa lain. Namun
demikian, perspektif global juga tidak lepas dengan sebuah paradox yang kadang bisa
membingungkan masyarakat dunia. Dalam rangka ini, kematangan pendirian sebuah bangsa
menjadi penting, karena dengan itu, suatu bangsa akan mampu melakukan pilihan secara
rasional terhadap apa yang sedang muncul sebagai ‘gebyar jaman’ (dunia).
B .Paradigma Reformasi
9
4. Reformasi dilakukan kearah suatu perubahan kearah kondisi serta keadaan
yang lebih baik, perubahan yang dilakukan dalam reformasi harus mengarah pada
suatu kondisi kehidupan rakyat yang lebih baik dalam segala aspek, antara lain
bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, serta kehidupan keagamaan.
5. Reformasi dilakukan dengan suatu dasar moral dan etika sebagai manusia
yang berketuhanan bangsa Indonesia.
Sejak Indonesia berdir, hari ini dan kedepan, pembangunan karakter bangsa selalu
modal social yang tidak bias diminimalkan oleh kepentingan yang bersifat material.Kiranya
bukan tanpa alas an, kredibilitas moral dan karakter bangsa akan menentukan dan sekaligus
Dalam masa transisi atau proses perjalanan menuju format baru dalam bentuk
masyarakat madani, pendidikan kewarganegaraan sebagai salah satu mata pelajarandi dunia
mampu menjadi ‘pengawal’ moral dan karakter bangsa Indonesia selaras dengan tuntutan
dunia yang selalu berubah. Proses pembangunan karakter bangsa yang sejak proklamasi
Tugas PKN dengan paradigma barunya mengemban tiga fungsi pokok, yakni
Dalam rangka ini, praktik belajar kewarganegaraan hendaknya diberi tekanan dan nuansa
nilai pancasila.
Berdasarkan embrio materi dan tujuan yang telah dijabarkan di atas, maka
yang digunakan dalam pendidikan kewarganegaraan tidak bias dipisahkan dengan orientasi
10
garapan akhirnya, yakni dalam membina kepribadian warga Negara yang baik dan
A .Pendekatan Yuridis
yang selanjutnya dengan norma itu, akan memiliki sikap loyal terhadap konstitusi. Patut
saudara catat, bahwa UUD 1945 sebagai hukum dasar yang tertinggi di negara indonesia
Penempatan posisi UUD 1945 tersebut sangat logis, karena dalam undang-undang
dasar itu telah dijiwai oleh nilai-nilai pancasila, yang secara yuridis yang digunakan sebagai
sumber dari segala sumber hukum di indonesia. Kedudukan pancasila sebagai Dasar negara,
Dengan demikian, tindakan warga negara indonesia dalam melaksanakan hak dan
sebagaimana dituangkan dalam ‘aturan main’ konstitusi (UUD 1945) dan peraturan –
peraturan yang bersumber pada UUD 1945 itu. Dengan pendekatan in, warga negara
diharapkan mampu memahami proses politik, perbedaan antara praktik politik dan teori
politik serta mampu mencocokan kebijakan politik yang di ambil oleh pemerintah (negara)
Pemikiran yang melatari pendekatan ini dapat dielaborasi dari tradisi teori sosiologi,
antara lain yang dikembangkan oleh Emile Durkheim, Vilfredo Pareto, Parsons dan Merton.
Dalam tradisi structural fungsional, masyarakat dipandang sebagai suatu system yang
social harus dipahami atas dasar pentingnya keseimbangan antara bagian dalam sebuah
system tadi.
11
Titik sentral pendekatan structural fungsional, memberikan perhatian utama pada
cultural.Keempat sub-sistem tindakan manusia itu dilihat sebagai susunan mekanis yang
saling berkaitan dan menunjukkan tata urutan yang bersifat sibernetik yang masing-masing
pencapaian tujuan;system social memiliki fungsi integrasi dan system cultural berperan
menganalisis nilai fungsional terhadap system politik yang digunakan sebagai wacana
antara lain:
dalam mempersatukan warga Negara. Hal ini mengandung makna bahwa hak dasar warga
Negara harus diakui sebagai sebuah potensi individual yang pada gilirannya akan
demikian,sosialisasi politik yang bersumber pada hak dan kewajiban warga Negara tidak
bias ditawar lagi, agar setiap warga Negara menyadari hak yang disandang dan kewajiban
12
komponen system politik Negara.Tindakan warga Negara dalam melaksanakan hak dan
kewajiban hendaknya dianggap sebagai sebuah fakta social yang harus diintegrasikan
dengan gerak system politik yang ada.Hal ini berarti dalam membangun sebuah struktur
politik pemerintahan demokrasi, pemilihan pemimpin politik (pemerintah Negara) tidak saja
ditentukan oleh organisasi politik dan lembaga resmi Negara, akan tetapi suara pemilih atau
C .Pendekatan etika-moral
Pendekatan ini dibangun dari sebuah paradigma definisi social dan perilaku social
yang banyak digali dari tradisi Waber dan Skiner (Ritzer,1980). Waber, dalam menganalisis
tindakan social menemukan lima cirri pokok yang menjadi sasaran kajiannya:
3. Tindakan itu harus mempunyai pengaruh positif yang dapat diulang-ulang yang muncul
5. Tindakan itu harus memperhatikan orang lain dan terarah kepada orang lain.
13
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
menekankan pada kompetensi (kemampuan ) peserta didik (subjek belajar) untuk memiliki
wawasan , kebangsaan dan cinta tanah air. Kompetensi merupakan panggilan kontitusi dan
ketentuan perundangan yang harus di realisasi dalam praktik dan kinerja pendidikan dan
pengajaran tidak hanya bagi mahasiswa perguruan tinggi , namun siswa di sekolah lanjutan
tingkat atas (SLTA) , siswa di sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP), dan anak-anak
14
DAFTAR PUSTAKA
kewarganegaraan,yogyakarta: paradigma,2010
Https://www.scribd.com/doc/197764064/rangkuman-isi-buku-pendidikan-
kewarganegaraan-untuk-perguruan-untuk-perguruan-tinggi
https://frezi.com./fbibvwbrcjky/kedudukan-pendidikan-kewarganegaran-di-dalam-sistem-
pendidakan
15