Anda di halaman 1dari 10

Nama: Nuzila Ramadhani

Kelas: B
Mata Kuliah: Penddikan Kewarganegaraan
Dosen pengampu: Dr. M. Mona Adha, M.Pd

Latihan
1. Apa yang di maksud dengan pendidikan kewarganegaraan?
Secara etimologi pendidikan kewarganegaraan terdiri dari dua kata yaitu
“pendidikan” dan “kewarganegaraan” . pendidikan sendiri merupakan usaha sadar
dan terenana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang di perlukan dirinya, bangsa, dan Negara( UU RI No. 20 Tahun
2003 Pasal 1)
Sedangkan pengertian kewarganegaraan yaitu segala hal ihwal yang berhubungan
dengan warga Negara ( UU No. 12 Tahun 2006 Pasal 1 ayat 2)

Warganegara sendiri tidak dapat di pisahkan dengan kewarga negaraan itu sendiri.
Pendidikan kewarganegaraan mengkati tentang pemerintahan, konstitusi, lembaga-
lembaga Negara, rule of law, hak dan kewajiban warga Negara, serta demokrasi.
Secara substansif juga pendidikan kewarganegaraan juga membangun kesiapan
seseorang menjadi warga Negara.

Pendidikan kewarganegaraan merupakan bidang yang di pelajari hamper di seluruh


dunia namun hanya berbeda pada penamaannya saja. Pendidikan kewarganegaraan
menjadi program pendidikan di Negara Negara di dunia karena secara filosofis
Negara yang menginginkan negaranya tetap eksis warga negaranya harus di didik
menjadi warganegara yg cerdas dan baik.
Pendidikan kewarganegaraan secara umum adalah pendidikan yang selalu
mengingatkan dan menjadikan tenteang pentingnya nilai nilai hak dan kewajiban
supaya warganya menjadi masyarakat yang berfikir tajam dalam bermasyarakat dan
bernegara. Selain itu pendidikan kewarganegaraan membahas tentang hubungan
antara individu dan Negara.

Pendidikan kewarganegaraan mempersiapkan kaum muda dalam berperan dan


bertanggung jawab sebagai warga Negara. Pada proses persiapan tersebut ,
khususnya pendidikan di lakukan melalui seskolah-sekolah, pengajaran, dan
pembelajaran.

Penddikan kewarganegaraan juga merupakan pendidikan demokratis yang


tujuannya utuk mempersiapkan warga masyarakat berpikir keritis dan bertindak
demokratis, melalui aktivitas menanamkan kesadaran kepada generasi baru , bahwa
demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang enjamin hak hak masyarakat.
2. Jelaskan visi dan misi pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi?
VISI pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi merupakan sumber nilai dan
pedoman dalam pengembangan dan penyelenggaraan program studi guna
mengantarkan mahasiswa memantapkan kepribadiannya sebagai manusia Indonesia
seutuhnya.
MISI pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi membantu mahasiswa
memantapkan kepribadiannya agar secara konsisten mampu mewujudkan nilai-ilai
dasar pancasila, rasa kebangsaan dan cinta tanah air sepanjang hayat dalam
menguasai, menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan teknologi serta
seni.
Pendidikan kewarganegaraan sendiri haruslah pendidikan yang baik dan berkualitas.
Pertama, dalam kaitannya dengan materi tentang pendidikan kewarganegaraan,
yang semula mengandung nuansa kebangsaan pertahanan harus juga mencakup
materi yang mendukung sikap nasionalis dan menggambarkan realitas kehidupan
untuk rakyat dan negara, termasuk kehidupan rakyat. Kedua, kita perlu mengubah
sifat metode penyampaian kita yang awalnya lebih indoktrinasi menjadi yang lebih
demokratis dan berpusat pada mahasiswa. Lebih banyak kita libatkan mahasiswa
untuk bersama-sama mendiskusikan masalah-masalah aktual yang terjadi di negara
kita. Ketiga, keteladanan, bagaimana agar para mahasiswa ini mendapatkan contoh
atau teladan yang baik dari para penyelenggara pemerintahan dan pemimpinya.

Keputusan tersebut menjadi dasar penyelenggaraan program studi di Perguruan


Tinggi terdiri atas kurikulum inti dan kurikulum institusional. Kurikulum inti
merupakan kelompok bahan kajian dan pelajaran yang harus di cakup dalam suatu
program studi yang dirumuskan dalam kurikulum yang berlaku secara nasional.
Kurikulum inti terdiri atas kelompok mata kuliah pengembangan kepribadian,
kelompok mata kuliah yang mencirikan tujuan pendidikan dalam bentuk ciri ilmu
pengetahuan dan keterampilan, keahlian berkarya, sikap berperilaku dalam berkarya
dan cara dalam menyelesaikan dalam suatu program studi Menurut Basrie, visi
Pendidikan Kewarganegaraan di perguruan tinggi menjadi berkehidupan
bermasyarakat sebagai persyaratan minimal yang harus dicapai mahasiswa. Sumber
nilai dan pedoman penyelenggaraan program studi dalam mengantarkan mahasiswa
mengembangkan kepribadiannya selaku warga negara yang berperan aktif
menegakkan demokrasi menuju masyarakat madani." Sedangkan menurut Cipto,
visi Pendidikan Kewarganegaraan adalah mendidik mengembangkan mahasiswa
maupun masyarakat agar menjadi warga negara yang beriman yang demokratis dan
berkeadaban.

Agar kurikulum tersebut dapat menyentuh tataran operasionalnya, maka pada tahun
2002 Direktorat Pembinaan Akademik dan Kemahasiswaan Dirjen Pendidikan
Tinggi Departemen Pendidikan Nasional telah menerbitkan Modul Acuan Proses
Pembelajaran mata kuliah Pengembangan Kepribadian untuk Perguruan Tinggi,
visi, misi dan kompetensi MPK tersebut termasuk di dalamnya Pendidikan
Kewarganegaraan dirumuskan sebagai berikut:

a) Visi Pendidikan Kewarganegaraan Menjadi sumber nilai dan pedoman


penyelenggaraan program studi dalam mengantarkan mahasiswa mengembangkan
kepribadiannya.

b) Misi Pendidikan Kewarganegaraan membantu mahasiswa selaku warga


negara agar mampu mewujudkan nilai-nilai dasar perjuangan bangsa Indonesia serta
kesadaran berbangsa, bernegara dalam menerapkan ilmunya secara bertanggung
jawab terhadap kemanusiaan

c) Kompetensi MPK Bertujuan untuk menguasai kemampuan berpikir,


bersikap rasional dan dinamis, berpandangan luas sebagai manusia intelektual.
Kompetensi diartikan sebagai seperangkat tindakan cerdas, penuh rasa tanggung
jawab yang harus dimiliki oleh seseorang agar ia mampu melaksanakan tugas-tugas
dalam bidang pekerjaan tertentu.
3. Tujuan pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi?

Pendidikan Kewarganegaraan bukan sesuatu yang baru dalam sejarah pendidikan


nasional di Indonesia. Beragam model dan sebutan bagi Pendidikan
Kewarganegaraan dengan bermacam komponennya telah banyak dilakukan
pemerintah Republik Indonesia. Di antara nama-nama tersebut antara lain: pelajaran
Civics (1957/1962), Pendidikan Kemasyarakatan yang merupakan integrasi sejarah,
ilmu bumi, dan kewarganegaraan (1964), Pendidikan Kewargaan Negara
(1968/1969), Pendidikan Kewarganegaraan, Civics, dan Hukum (1973), Pendidikan
Moral Pancasila atau PMP (1975/1984), dan PPKN (1994). Di tingkat perguruan
tinggi, pernah ada mata kuliah Manipol dan USDEK, Pancasila dan UUD 1945
(1960-an), Filsafat Pancasila (1970-sampai sekarang), dan Pendidikan
Kewarganegaraan (1989-1990-an) dalam (Ubaedillah & Abdul Razak, 2018).

Tujuan:

Menjadikan warga negara Indonesia yang Cerdas, bermartabat, dan aktif dalam
kehidupan berbangsa dan negara.
Pembentukan Karakter Bangsa
Kontroversi:

Alih alih mendidik anak bangsa menjadi warga negara indonesia yang cerdas,
bermartabat dan aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Civic Education
direkayasa sepanjang Orde Baru digunakan alat untuk melanggengkan kekuasaan
melalui cara INDOKTRINASI, MANIPULASI, atas demokrasi dan dasar negara
Pancasila.
Dengan menekuni atau mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan ( PKN ) akan
memupuk jiwa patriotisme , semangat kebangsaan dan cinta terhadap tanah air serta
kesadaran akan perjuangan bangsa indonesia dalam merebut hak dan
mempertahankan kemerdekaan dari tangan para penjajah ( Belanda , Inggris ,
Jepang , bangsa bangsa lainnya ) . Kita sebagai warga negara Indonesia perlu
memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi, rasa cinta terhadap tanah air yaitu dengan
cara menerapkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan pendidikan kewarganegaraan ini para generasi muda diharapkan memiliki


kesadaran penuh akan demokrasi dan HAM. Dengan bekal keadaran ini, mereka
akan memberikan kontribusi yang berarti dalam mengatasi berbagai masalah yang
dihadapi bangsa, seperti konflik dan kekerasan yang terjadi dalam masyarakat
Indonesia, dengan cara-cara yang damai dan cerdas.

Tujuan pendidikan kewarganegaraan adalah menciptakan warga negara Indonesia


yang memiliki wawasan kenegaraan, wawasan kebangsaan dan menanamkan rasa
cinta tanah air, dan kebanggaan sebagai Warga Negara Indonesia ( WNI ) dalam diri
setiap generasi muda penerus bangsa. Pendidikan ini tentunya harus dipadukan
dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi teknologi , sehingga
diharapkan terciptalah generasi muda yang siap menghadapi tantangan masa depan
yang kelak bisa memberikan sumbangsih dalam pembangunan bangsa.
( Nampaknya bombastis sekali ya ) .

Mencetak generasi muda yang bertanggungjawab atas keselamatan dan kejayaan


tanah air adalah tujan berikutnya. Rasa tanggung jawab ini akan tercermin dalam
partisipasi aktif generasi muda dalam pembangunan. Generasi muda yang
bertanggung jawab akan menyaring pengaruh-pengaruh dari luar, mengambil sisi
positifnya dan menolak hal-hal yang tidak sesuai dengan nilai luhur dan moral
bangsa.
Akhirnya, Pendidikan kewarganegaraan diharapkan mampu menumbuhkan sikap
setia kepada tanah air dan bersedia dengan tulus iklhas untuk menyumbangkan
setiap potensinya demi kemajuan tanah air walaupun mendapat iming-iming
popularitas atau harta dari pihak-pihak lain.

4. Jelaskan sejarah perkembangan pendidikan kewarganegaraan secara umum di


Indonesia!
pendidikan kewarganegaraan di Indonesia pada awalnya diselenggarakan oleh
organisasi komersial yang bertujuan untuk membangun rasa kebangsaan dan cita-
cita Indonesia merdeka. Secara sosiologis, kegiatan warga negara Indonesia dalam
tataran sosial budaya dilakukan oleh para pemimpin masyarakat yang menghimbau
untuk mencintai tanah air dan bangsa Indonesia. Secara politik, warga negara
Indonesia lahir karena tuntutan konstitusi atau undang-undang dasar (UUD 1945)
dan berbagai kebijakan pemerintah yang berkuasa saat itu. 

Secara politis, pendidikan kewarganegaraan mulai dikenal dalam pendidikan


sekolah dapat digali dari dokumen kurikulum sejak tahun 1957 sebagaimana dapat
diidentifikasi dari pernyataan Somantri (1972) bahwa pada masa Orde Lama mulai
dikenal istilah: (1) Kewarganegaraan (1957) (2) Civics (1962); dan (3) Pendidikan
Kewargaan Negara (1968). Pada masa awal Orde Lama sekitar tahun 1957, isi mata
pelajaran PKn membahas cara pemerolehan dan kehilangan kewarganegaraan,
sedangkan dalam Civics (1961) lebih banyak membahas tentang sejarah
Kebangkitan Nasional, UUD, pidato-pidato politik kenegaraan yang terutama
diarahkan untuk "nation and character building" bangsa Indonesia.

Pada tahun 1965 terjadi pemberontakan G 30 S/PKI yang kemudian diikuti oleh
pembaharuan tatanan dalam pemerintahan. Pembaharuan tatanan inilah yang
kemudian dibatasi oleh tonggak yang resmi dengan diserahkannya surat perintah 11
Maret 1966 dari Presiden Soekarno kepada Letnan Jenderal Soeharto. Tanggal
itulah yang kemudian dijadikan tonggak pemerintahan Orde Baru, yang
mengandung tekad untuk memurnikan pelaksanaan UUD 1945 secara konsekuen.
Perubahan sistem ketatanegaraan/pemerintahan ini kemudian diikuti dengan
kebijaksanaan dalam pendidikan, yaitu dengan keluarnya Keputusan Menteri P & K
No. 31/1967 yang menetapkan bahwa pelajaran Civics isinya terdiri atas Pancasila,
UUD 1945, Ketetapan-ketetapan MPRS dan Pengetahuan tentang PBB.

Pada tahun 1968, kebijaksanaan dalam bidang pendidikan ini disusul dengan
keluarnya Kurikulum 1968. Dalam kurikulum ini istilah Civics yang secara tidak
resmi diganti dengan istilah Kewargaan Negara, diganti lagi dengan Pendidikan
Kewargaan Negara, yang lebih dikenal dengan singkatan PKN. Pendidikan
Kewargaan Negara pada masa ini sudah tidak lagi menggunakan metode
indoktrinasi dalam pengajarannya.
5. Mengapa pendidikan kewarganegaraan sangat di butuhkan keberadaannya dalam
setiap Negara?
pendidikan kewarganegaraan memiliki fungsi dan peran yang sangat penting.
Pendidikan kewarganegaraan merupakan pembangunan pendidikan karakter yang
sistematis dan sistematis, yang tidak terlepas dari kerangka kebijakan pembangunan
nasional, pembangunan nasional, dan pembangunan karakter

Pembangunan karakter bangsa dijadikan sebagai arus utama pembangunan nasional.


Artinya setiap upaya pembangunan harus selalu diarahkan pada aspek yang
_berdampak positif bagi pembangunan karakter

Peran warga negara sebagai garda terdepan pendidikan karakter sudah jelas, harus
mengintegrasikan nilainilai karakter dalam kegiatan belajar mengajar, karena hal ini
secara jelas dituangkan dalam tujuan belajar warga

Berdasarkan tujuan tersebut dapat dipahami sebagai pembelajaran kewarganegaraan


adalah pembelajaran yang isi pembelajarannya sarat dengan nilai individu. Namun
permasalahan yang peneliti temukan di bidang ini adalah bahwa pembelajaran dan
praktik pendidikan kewarganegaraan yang dilaksanakan di dalam kelas saat ini
terbatas pada pendidikan yang bertujuan untuk mencapai tujuan kognitif atau
pengetahuan. Pada saat yang sama, secara emosional, hal-hal yang berkaitan dengan
proses pembentukan karakter / sikap siswa seringkali terabaikan. Pembentukan
kecerdasan emosional yang mengarah pada sikap/peran individu dapat dicapai
melalui pendidikan peran.

Pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu pilar pembentukan karakter dan


jati diri bangsa, artinya pendidikan kewarganegaraan mendidik warga negara
menjadi warga negara yang baik (good citizen) dan smart citizen (warga negara
yang cerdas) guna menghadapi perkembangan dunia di era persaingan. Pendidikan
karakter dalam pembelajaran kewarganegaraan merupakan solusi yang dapat
merevitalisasi peran warga negara sebagai disiplin ilmu yang merupakan ladang
unggulan dalam pembinaan karakter peserta didik. Kewarganegaraan merupakan
mata pelajaran kewarganegaraan, dan muatan materinya memiliki nilai karakter
yang kaya, yang selanjutnya akan membantu mengintegrasikan konsep pendidikan
karakter. Pengembangan karakter siswa tidak hanya dapat dikembangkan melalui
muatan materi kewarganegaraan, tetapi juga secara tidak langsung melalui berbagai
tahapan kegiatan pembelajaran. Selain itu, pengembangan karakter siswa juga dapat
didukung dengan penggunaan metode, media dan sumber belajar.

Pendidikan karakter perlu dipersiapkan dalam pembelajaran mulai dari tahap


perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Pada tahap perencanaan harus
disiapkan materi, metode, media, sumber belajar, tahapan kegiatan pembelajaran
dan evaluasi untuk mendukung pelaksanaan pendidikan karakter. Komponen
komponen pembelajaran secara tidak langsung dapat membantu pengembangan tipe
karakter yang ditentukan.

Anda mungkin juga menyukai