PENDAHULUAN
Agar bangsa Indonesia tidak tertinggal dari bangsa-bangsa lain maka Pendidikan nasional
Indonesia perlu dikembangkan searah dengan perubahan pendidikan ke masa depan.
Pendidikan nasional memiliki fungsi sangat strategis yaitu “mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa” Tujuan Pendidikan nasional “berkembangnya potensi
peserta anak didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab”
Dalam kurun dasa warsa terakhir ini, Indonesia mengalami percepatan perubahan yang
luar biasa. Misalnya, loncatan demokratisasi, transparansi yang hampir membuat tak ada lagi
batas kerahasiaan di negara kita, bahkan untuk hal-hal yang seharusnya dirahasiakan.
Liberalisasi bersamaan dengan demokratisasi di bidang politik, melahirkan sistem multi
partai yang cenderung tidak efektif, pemilihan presiden wakil presiden secara langsung yang
belum diimbangi kesiapan infrastruktur sosial berupa kesiapan mental elit politik dan
masyarakat yang kondusif bagi terciptanya demokrasi yang bermartabat.
Faktor internal, yaitu bersumber dari internal bangsa Indonesiasendiri. Kenyataan seperti
ini muncul dari kesalahan sebagian masyarakat dalam memahami Pancasila. Banyak
kalangan masyarakat memandang Pancasila tidak dapat mengatasi masalah krisis. Sebagian
lagi masyarakat menganggap bahwa Pancasila merupakan alat legitimasi kekuasaan Orde
Baru. Segala titik kelemahan pada Orde Baru linier dengan Pancasila. Akibat yang timbul
dari kesalahan pemahaman tentang Pancasila ini sebagian masyarakat menyalahkan
Pancasila, bahkan anti Pancasila. Kenyataan semacam ini sekarang sedang menggejala pada
sebagian masyarakat Indonesia. Kesalahan pemahaman (epistemologis) ini menjadikan
masyarakat telah kehilangan sumber dan sarana orientasi nilai.
Dalam masa transformasi, terjadi pergeseran tata nilai kehidupan sebagian masyarakat
Indonesia sebagai dampak dari proses transisi, misal beralihnya dari kebiasaan cara pandang
masyarakat yang mengapresiasi nilai-nilai tradisional ke arah nilai-nilai modern yang
cenderung rasional dan pragmatis, dari kebiasaan hidup dalam tata pergaulan masyarakat
yang konformistik bergeser ke arah tata pergaulanmasyarakat yang dilandasi cara pandang
individualistik.
1.3 Tujuan
1) Untuk mengetahui pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
2) Untuk mengetahui sejarah Pendidikan Kewarganegaraan
3) Untuk mengetahui hakikat Pendidikan Kewarganegaraan
4) Untuk mengetahui ruang Lingkup Pendidikan Kewarganegaraan
5) Untuk mengetahui fungsi Pendidikan Kewarganegaraan
6) Untuk mengetahui tujuan Pendidikan Kewarganegaran
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi dan pengertian pendidikan kewarganeraaan adalah suatu upaya sadar dan
terencana mencerdaskan warga negara (khususnya generasi muda). Caranya dengan
menumbuhkan jati diri dan moral bangsa agar mampu berpartisipasi aktif dalam pembelaan
negara.
Dengan kata lain pendidikan kewarganegaraan merupakan alat untuk membangun dan
memajukan suatu negara. Dalam implementasinya pendidikan kewarganegaraan menerapkan
prinsip-prinsip demokratis dan humanis.
1. Merphin Panjaitan
3. Azyumardi Azra
5. Zamroni
Unsur-unsur yang harus dipertimbangkan dalam menyusun program civic education yang
diharapkan akan menolong para peserta didik untuk:
Kewarganegaraan adalah isi pokok yang mencakup hak dan kewajiban warga
Negara.Kewarganegaraan merupakan keanggotaan seseorang dalam satuan politik tertentu
(secara khusus : Negara ) yang dengannya membawa hak untuk berpartisipasi dalam kegiatan
politik. Seseorang dengan keanggotaan yang demikian disebut warga Negara.
8. Wolhoff
Kewarganegaraan ialah ikatan hukum antara Negara dan seseorang. Ikatan itu
menjadi suatu “kontrak politis” antara Negara yang mendapat status sebagai Negara yang
berdaulat dan diakui karena memiliki tata Negara.
10. R. Daman
Kewarganegaraan ialah hak untuk berpartisipasi secara utuh dalam berbagai pola
struktur social, politik dan kehidupan kultural serta untuk membantu menciptakan bentuk-
bentuk yang selanjutnya dengan begitu maka memperbesar ide-ide.
2.3. Sejarah dan perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan
Buku tersebut adalah Manusia dan Masyarakat Baru Indonesia (Civic) yang
diterbitkan pada 12 November 1960 dimana kata sambutan diberikan oleh menteri
Pendidikan,Pengajaran dan Kebudayaan (pada waktu itu) Prijono. Buku tersebut mendapat
sambutan dan perhatian besar dari masyarakat serta berbagai instansi. Selanjutnya istilah
“kewarganegaraan” diubah menjadi “kewargaannegara” .Saran ini dating dari Menteri
Kehakiman Mr. Sahardjo yang lebih menekankan pengertian dan isi serta kewajiban dan
tugas serta hak warganegara.
Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam perbedaan, cinta
lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa indonesia, sumpah pemuda, keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif
terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan.
Norma, hukum dan peraturan, meliputi: tertib dalam kehidupan keluarga, tertib di
sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan daerah, norma-
norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistem hukum dan peradilan
nasional, hukum dan peradilan internasional.
Hak asasi manusia meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota
masyarakat, instrumen nasional dan internasional HAM, pemajuan, penghormatan
dan perlindungan HAM.
Kebutuhan warganegara meliputi: hidup gotong royong, harga diri sebagai warga
masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan pendapat,
menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan warganegara.
Konstitusi negara meliputi: proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama,
Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara
dengan kostitusi.
Kekuasaan dan Politik meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan, Pemerintahan
daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem politik, Budaya politik,
Budaya demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam
masyarakat demokarasi.
Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara,
proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, pengamalan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka. (Kurikulum KTSP,
2006)
PKn sebagai salah satu mata pelajaran bidang sosial dan kenegaraan memiliki fungsi
yang sangat esensial dalam meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang memiliki
keterampilan hidup bagi diri, masyarakat, bangsa dan negara. Numan Somantri (2001:166)
memberikan pemaparan mengenai fungsi PKn sebagai berikut:
“Usaha sadar yang dilakukan secara ilmiah dan psikologis untuk memberikan kemudahan
belajar kepada peserta didik agar terjadi internalisasi moral Pancasila dan pengetahuan
kewarganegaraan untuk melandasi tujuan pendidikan nasional, yang diwujudkan dalam
integritas pribadi dan perilaku sehari-hari”.
Fungsi dari mata pelajaran PKn adalah sebagai wahana untuk membentuk warga
negara yang cerdas, terampil, dan berkarakter yang setia kepada bangsa dan negara Indonesia
dengan merefleksikan dirinya dalam kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai dengan amanat
Pancasila dan UUD NKRI 1945.
Berdasarkan uraian di atas mengenai fungsi PKn, maka penulis menyimpulkan bahwa
pembelajaran PKn diharapkan dapat memberikan kemudahan belajar para siswa dalam
menginternalisasikan moral Pancasila dan pengetahuan kewarganegaraan untuk melandasi
tujuan pendidikan nasional, yang diwujudkan dalam integritas pribadi dan perilaku sehari-
hari.
2.7. Tujuan Pendidikan Kewarganegaran
Searah dengan perubahan pendidikan ke masa depan dan dinamika internal bangsa Indonesia,
program pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi harus mampu
mencapai tujuan:
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
3.2. Saran
Dalam era globalisasi diperlukan adanya suatu pola pendidikan yang mengarah pada
pembentukan karakter agar terciptanya manusia yang berkepribadian serta berkarakter.
Jadilah warga Negara Indonesia yang baik. Taat pada hukum dan norma – norma yang
berlaku, taat pada pancasila dan taat pada undan – undang dasar 1945.