Anda di halaman 1dari 5

RANGKUMAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Disusun Oleh :

NAMA : EGA WULAN PURNAMA


NIM : J210180037
KELAS : 2A
PRODI : S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURTAKARTA


SEMESTER GASAL 2019/2020
A. Latar Belakang Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
a. Perubahan Pendidikan ke Masa Depan
Konferensi menteri Pendidikan Negara-neegara berpenduduk besar di New
Delhi tahun 19961 menyepakati bahwa peendidikan abad XXI harus bereepran
aktif dalam hal :
1) Mempersiapkan pribadi sebagai warga Negara dan anggota
masyarakat yang bertanggung jawab .
2) Menanamkan dasar pembangunan berkelanjutan (sustainable
development) bagi kesejahteraan manusia dan kelestarian
lingkungan hidup.
3) Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi pada
penguasaan,pengembangan,dan penyebaran ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni demi kepentingan kemanusiaan.

Kemudian konferensi inteernasional tentang pendidikan tinggi yang


diselenggarakan UNESCO di Paris tahun 1998 menyepakati bahwa perubahan
pendidikan tinggi masa depan bertolak dari pandangan bahwa tanggung jawab
pendidikan adalah :
1) Tidak hanya meneruskan nilai-nilai,mentransfer ilmu
pengetahuan,teknologi,dan seni, tetapi juga melahirkan warganegara
yang berkesadaran tinggi tentang bangsa dan kemanusiaan.
2) Mempersiapkan tenaga kerja masa depan yang produktif dalam
konteks yang dinamis.
3) Mengubah cara berfikir,sikap hidup,dan perilaku berkarya individu
maupun kelompok masyarakat dalam rangka memperkasai perubahan
sosial yang diperlukan serta mendorong perubahan ke arah kemajuan
yang adil dan bebas.

b. Dinamika Internal Bangsa Indonesia


Dalam kurun dasa warsa terakhir ini, Indonesia mengalami percepatan
perubahan yang luar biasa. Misalnya loncatan demokratisai,transparansi yang
hampir membuat tak ada lagi batas kerahasiaan di Negara kita, bahkan untuk hal-
hal yang seharusnya dirahasiakan.
Situasi lain yang saat ini muncul yaitu melemahnya komitmen masyarakat
terhadap nilai-nilai dasar yang telah lama menjadi prinsip dan bahkan sebagai
pandangan hidup, mengakibatkan sistem filosofi bangsa Indonesia menjadi rapuh.
Ada dua faktor penyebabnya yaitu : faktor eksternal dan faktor internal. Faktor
eksternal,berupa pengaruh globalisasi yang disemangati liberalism mendorong
lahirnya sistem kapitalisme di bidang ekonomi dan demokrasi liberal di bidang
politik. Tarik ulur yang memicu ketegangan saat ini sedang terjadi dalam internal
setiap bangsa, antara keinginan untuk mempertahankan sistem nilai sendiri yang
menjadi identitas Negara , dengan adanya kekuatan nilai-nilai asing yang telah
dikemas melalui teknologinya (Iryanto Widisuseno, 2004 :4).
Faktor internal, yaitu bersumber dari internal bangsa Indonesia sendiri.
Kenyataan seperti ini muncul dari kesalahan sebagian masyarakat dalam
memahami Pancasila . kesalahan pemahaman (epistemologis) ini menjadi
masyarakat telah kehilangan sumber dana dan sarana orientasi nilai.
Disorientasi nilai dan distorsi nasionalisme di kalangan masyarakat
Indonesia dewasa ini terjadi saat masyarakat menghadapi masa transisi dan
transformasi.
Dostorsi Nasionalisme, suatu fenomena sosial pada sebagian masyarakat
Indonesia yang menggambarkan semakin pudar rasa kesediaan mereka untuk
hidup eksis bersama,menipisnya rasa dan kesadaran akan adanya jiwa dan prinsip
spiritual yang berakar pada kepahlawanan masa silam yang tumbuh karena
kesamaan penderitaan dan kemuliaan di masa lalu.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN


Pendidikan Kewarganegaraan dilakukan oleh hampir seluruh bangsa di
dunia, dengan menggunakan nama seperti : civic education, citizenship education,
democracy education.
Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia semestinya menjadi tanggung
jawab semua pihak atau komponen bangsa, pemerintah,lembaga
masyarakat,lembaga keagamaan dan masyarakat industri. (Hamdan
Mansoer,2004:4).
Searah dengan perubahan pendidikan ke masa depan dan dinamika
internal bangsa Indonesia ,program pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
di Perguruan Tinggi harus mampu mencapai tujuan:
a) Mengembangkan sikap dan perilaku kewarganegaraan yang
mengapresiasi nilai-nilai moral-etika,dan religious.
b) Menjadi warganegara yang cerdas,berkarakter,dan menjunjung
tinggi nilai kemanusiaan.
c) Menumbuhkembangkan jiwa dan semangat nasionalisme, dan rasa
cinta pada tanah air.
d) Menegembangkan sikap demokratik yang berkeadaban dan
bertanggung jawab, serta mengembangkan kemampuan kompetitif
bangsa era globalisasi.
e) Menjunjung nilai-nilai keeadilan

C. PANCASILA SEBAGAI NILAI DASAR PKN UNTUK BERKARYA BAGI LULUSAN PT


Pengertian nilai dasar harus difahami bahwa nilai-nilai Pancasila harus
dijadikan sebagai pedoman dan sumber orientasi pengembangan kekaryaan
setiap lulusan PT. peran nilai-nilai dalam setiap Sila Pancasila adalah :
1. Nilai ketuhanan dalam Sila Ketuhanan YME: melengkapi ilmu
pengetahuan menciptakan perimbangan antara yang rasional dan
irsanional, antara rasa dan akal. Sila ini menempatkan manusia dalam alam
sebagai bagiannya bukan pusatnya. Faham nilai ketuhanan dalam Sila
Ketuhanan YME, tidak memberikan ruang bagi faham
ateisme,fundamentalisme,dan ekstrimisme keagamaan,sekularisme
keilmuan,antroposentrisme dan kosmosentrisme.
2. Nilai Kemanusiaan dalam Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab :
member arah dan mengendalikan ilmu pengetahuan. Pengembangan ilmu
harus didasarkan pada tujuan awal ditemukan ilmu atau fungsi
semula,yaitu untuk menceerdaskan,mensejahterakan dan memartabatkan
manusia, ilmu tidak hanya untuk kelompok,lapisan tertentu.
3. Nilai Persatuan dalam Sila Petsatuan Indonesia :
mengkomplementasikan universalisme dalm sila-sila yang lain,sehingga
suprasistem tidak mengabaikan sistem dan subsistem. Nilai Persatuan
dalam SIla Persatuan Indonesia esensinya adalah pengakuan kebhinnekaan
dalam kesatuan,koeksistensi,kohesivitas,kesetaraan,kekeluargaan,dan
supermasi hukum.
4. Nilai Kerakyatan dalam Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan : mengimbangi
otodinamika ilmu pengetahuan dan teknologi berevolusi sendiri dengan
leluasa. Nilai kerakyatan dalam Sila 4 ini esensinya adalah menjunjung
tinggi nilai-nilai demokrasi yang berkeadaban. Tidak memberi ruang bagi
faham egoism keilmuan, liberalisme dan individualism dalam konteks
kehidupan.
5. Nilai Keadilan dalam Sila Keadilan sosial bagi seeluruh rakyat
Indonesia : meneekankan ketiga keeadilan aristoteles: keadilan
distributive,keadilan kontributif,dan keadilan komutatif. Keadilan sosial
juga menjaga keseimbangan antara kepentingan individu dan
masyarakat,karena kepentingan individu tidak boleh terijank oleh
kepentingan semu.

Kelima dasar nilai tersebut sebagai pedoman dan sumber orientasi dalam
penyusunan dan pengembangan substansi kajian Pendidikan Kewarganeraan di
Perguruan Tinggi.

Anda mungkin juga menyukai