Anda di halaman 1dari 9

PENDIDIKAN DAN PERKEMBANGAN MASYARAKAT

MAKALAH

(Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pengantar Ilmu Pendidikan)

Dosen Pengampu

Hendra Dedi Kriswanto, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh :

Setia Ningsih : 2201417043

Adhimas Rengga Ady K. : 4201417033

Awalina Kurnia Utami : 5201417003

Frenki Sofyan Candra : 5201417005

Widi Santoso : 5202417056

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Peran pendidikan dalam masyarakat senantiasa telah mengalami
pergeseran dalam sistem sosial, politik dan ekonomi bangsa, yang menjadi
penentu dalam penetapan dan pengembangan peran pendidikan. Pendidikan di
Indonesia terbagi menjadi dua yaitu pendidikan tradisional dan pendidikan
modern atau pendidikan formal yang menggunakan metode pembelajaran yang
lebih kompleks. Berdasarkan hal inilah, akan dipelajari lebih lanjut tentang
pendidikan dalam perkembangan masyarakat di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. DESKRIPSI DINAMIKA MASYARAKAT INDONESIA


Pada tahun 60-an beberapa ahli pendidikan seperti Theodore
Schults,Danison, Krueger dan Becker mengadakan penilitian-penelitian
pendidikan yang hasilnya mendukung pendapat Smith bahwa terdapat
hubungan signifikan yang antara tingkat pendidikan dengan tingkat
kemajuan ekonomi suatu masyarakat. Temuan ini ternyata sangat
mepengaruhi para perencana pendidikan hampir di seluruh dunia,termasuk
di negara Indonesia.
Jika diperhatikan dengan seksama dan dilihat dari perspektif
pendidikan,dalam masyarakat dewasa ini ada 4 sumber masalah yang
semuanya masih lemah, yakni :
a) Rendahnya kesadaran multikultural.
b) Penafsiran otonomidaerah yang masih lemah
c) Kurangnya sikap kreatif dan produktif
d) Rendahnya kesadaran moral dan hukum

B. PERKIRAAN PERKEMBANGAN MASYARAKAT MASA


DEPAN
Istilah “Masyarakat Indonesia Baru” belakangan ini digunakan
untuk menggambarkan suatu masyarakat yang di cita-citakan bangsa
Indonesia setelah era reformasi. Dan ada juga yang menggunakan istilah
masyarakat madani atau civil society. Civil society menyangkut tatanan
kehidupan publik, bukan kehidupan pribadi atau keluarga, yang berada
dalam kerangka peranan hukum, mengandung elemen tingkat partisipasi
publik, peran mass media , peran asosiasi asosiasi profesional, serikat
buruh dan lain-lain sehingga bersifat dinamis dan mengandung elemen
kepentingan sosial warga negara dan masyarakatnya.
Menurut Sastrapratedja, SJ. (1999), Masyarakat Indonesia Baru
itu merupakan suatu visi yang memuat secara implisit dan eksplisit :
a) Suatu kritik atas situasi yang ada
b) Suatu gambaran alternatif mengenai masyarakat tanpa aspek-aspek
negatif
Menurut Sastrapratedja ada 3 komponen kebutuhan dasar harus
di miliki masyarakat “Indonesia Baru” yang di cita-citakan:
a) Kebutuhan untuk menguasai lingkungannya (fisik,sosial, dan tetap
survive)
b) Kebutuhan akan komunikasi
c) Kebutuhan untuk lepas dari berbagai kungkungan yang menghambat
aktualisasi dirinya baik sebagai individu maupun masyarakat,
kebutuhan yang terus berkembang akan emansipasi yang di sebut juga
kebutuhan akan transedensi.

C. ALTERNATIF PENDIDIKAN DALAM KAITANNYA


DENGAN PERKEMBANGAN MASYARAKAT
Pada dasarnya hubunganantara individu dengan masayarakatnya
berkisar pada suatu model atau hubungannya antara penguasa,yang
dikuasai,cara untuk mencapai tujuan bersama dan tujuan itu sendiri.
Potensi yang telah berkembang pada gilirannya akan berwujud hasil karya.
Aristoteles seorang filsuf yang realistik menekankan kepada perlunya
supremasi hukum konstitusi adalah sarana untuk mencapai tujuan bersama
yaitu kebahagiaan.
Ada delapan nilai yang dibutuhkan oleh manusia untuk mengamati
masyarakat sekelilingnya, Harold Lasswell dalam Miriam Budiardjo
(1978:33)
a) Kekuasaan
b) Pendidikan/penerangan (enlightenment)
c) Kekayaan (wealth)
d) Kesehatan (wellbeing)
e) Keterampilan (skill)
f) Kasih sayang (affection)
g) Kejujuran (rectitude) dan Keadilan (rechtshapenheid)
h) Keseganan, respek
Masyarakat madani adalah mempunyai ciri-ciri adanya keragaman budaya
yang merupakan dasar pengembangan identitas bangsa indonesia dan
kebudayaan nasional. Terbentuknya masyarakat madani tidak terlepas dari
terbentuknya kelas menengah. Kelas menengah adalah kelompok masyarakat
yang terdidik yang telah memiliki suatu pandangan yang luas. Dari paparan
diatas nampaknya ada beberapa elemen pokok yang menjadi ciri dari
masyarakat indonesia yang dicita-citakan. Atho Mudzar (1999) menyebut
ada 6 elemen :
a) Prinsip mengembangkan dan menegakkan kedaultan rakyat
Pada struktur politik hal ini harus ditandai dengan kuatnya
kedudukan dan peranan lembaga-lembaga perwakilan atau
permusyawaratan rakyat baik pada tingkat pusat maupun daerah.
Sedangkan pada tingkat infrastruktur politik hal tersebut harus ditandai
oleh kuatnya partisipasi masyarakat dalam proses pengambilan
kebijakan publik, kuatnya peranan media massa, kuatnya peranan
partai-partai politik, terbukanya kesempatan luas bagi kegiatan-kegiatan
sosial, serta semakin menurunnya peranan lembaga militer aktif di luar
bidang pertahanan dan keamanan negara.

b) Prinsip mengembangkan dan menegakkan hukum dan keadilan


Pada tingkat supra struktur hal ini harus ditandai dengan
mandirinya lembaga tinggi negara judikatif, kuatnya moral penegak
hukum serta kuatnya kontrol sosial masyarakat dalam setiap upaya
penegakan hukum.
c) Prinsip pengembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
Masyarakat Indonesia Baru yang bercita-citakan haruslah
masyarakat yang maju dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, karena
hanya dengan itu kita dapat berpartisipasi bahkan mengambil peluang-
peluang dari proses globalisasi yang ada.

d) Prinsip pengembangan pluralisme masyarakat


Masyarakat seperti halnya masyarakat-masyarakat urban dan
industri, masyarakat Indonesia Baru akan ditandai dengan pluralisme
masyarakat baik dari segi ras, suku, agama, maupun golongan.

e) Prinsip pengembangan masyarakat berwawasan lingkungan


Pembangunan masyarakat Indonesia Baru harus bersifat
berkelanjutan, karena itu harus senantiasa memperhatikan kelestarian
lingkungan alam dan keharmonisan lingkungan sosial.

f) Prinsip pengembangan masyarakat berketuhanan Yang Maha Esa


Masyarakat Indonesia Baru harus tetap percaya kepada Tuhan YME,
karena hanya dengan itu kehidupan manusia di dunia ini akan
mempunyai arti dan hanya dengan itu pula kita mempunyai sumber
etika dan mooral yang luhur

D. PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI INDONESIA


Keragaman entitas budaya dalam suatu komunitas merupakan modal
pemberdayaan terutama dalam proses pendidikan. Sekolah belum dilihat
sebagai intitusi budaya dan sebagai ajang saling tindak (interaksi) antar
anggota masyarakat. Sekolah dapat berfungsi menjadi tempat bertemunya
berbagai kepentingan kelembagaan seperti : keluarga, manajemen birokrasi
pendidikan dan pasar kerja. Pendidikan yang dibutuhkan bagi bangsa ini
adalah pendidikan kebangsaan yang terintregasi untuk memupuk semangat
persatuaan (the sense of unity) dan cinta tanah air dan memiliki semangat
kebangsaan.
Fenomena yang ada di Indonesia yang merugikan pembentukan proses
cultural:
a) Pendidikan nasional bersifat mono cultural
b) System pendidikan barat dikembangkan di Indonesia
c) Ke-Indonesiaan tidak cukup dibangun dengan indentitas sub-nasional
dengan basis ras, budaya, kelas social, agama, dan pengelompokan-
pengelompokan lainnya
d) Persekolahan di Indonesia cenderung bersifat elitis untuk
mempertahankan “Status quo” dalam struktur social yang mapan.

F. PENDIDIKAN MULTIKULTURAL, TANTANGAN DAN


SOLUSINYA

Sehubungan dengan ini, ada tiga tantangan besar dalam melaksanakan


pendidikan di Indonesia, yaitu :
1. Agama, Suku Bangsa, Dan Tradisi
Agama adalah isu yang lebih banyak menyangkut pribadi dalam kehidpan
seseorang, sebagaimana hubungan seseorang engan penciptanya. Pengakuan ini
sangat penting dalam kehidupan beragama di Indonesia, yaitu bahwa orang
Indonesia memiliki acuan sebagaimana yang tertera dalam sila pertama. Kita
dapat mengamati suat hubungan yang sangat tertutup antara agama dan tradisi
dari komunitas masyarakat Indonesia. pertimbangan sebagaimana hubungan
antara agama, etnis dan tradisi di Indonesia, agama memiliki poensi menganggu
pluralitas masyarakat Indonesia. Dapat kita lihat bagaimana masyarakat barat
memisahkan Negara dari agama dapat mencegah hubungan mereka dengan
konflik. Sedangkan dalam kehidupan masyarakat indonesia agama sebagai pilar
utama. Oleh karena itu kiranya sangat penting untuk mencegah agama yang
dijadikan sebagai kendaraan dalam mewujudkan mimpi pribadi. Dengan
pendidikan multicultural dapat mencapai tujuan dan prinsip seseorang dalam
menghargai agama. Pendidikan formal membedakan/memisahkan pendidikan dan
pendidikan agama.
2. Kepercayaan (trust)
Dalam masyarakat plural selalu memikirkan terhadap berbagai perbedaan.
Munculnya resiko dari kecurigaan/ketakutan dapat timbul ketika tidak ada
komunikasi dalam masyarakat majemuk/plural. Oleh karena itu, perlu dibangun
tentang keyakinan. Perbedaan dalam masyarakat yang diperalat dengan
komunikasi dan dialog akan membawa keyakinan yang lebih kuat.
3. Toleransi
Toleransi merupakan bentuk tertinggi, bahwa kita dapat mencapai
keyakinan, kita member pada anggota lain di masyarakat. Tolerandi dapat menjadi
kenyataan ketika kita mengasumsikan adanya perbedaan
menghilangkan/menghapus persejuan belaka. Tentu saja keyakinan bukanlah
sesuatu yang statis dan dapat berubah.
BAB III
PENUTUP
 KESIMPULAN
Dari penjelasan diatas tentang pendidikan dan perkembangan masyarakat,
maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut :

1. Masyarakat Indonesia baru adalah masyarakat yang harus memiliki


karakteristik yang ditandai dengan menyatunya kepentingan masyarakat
dengan kepentingan negara.

2. Civil society menyangkut tatanan kehidupan publik, bukan kehidupan


pribadi atau keluarga, yang berada dalam kerangka peranan hukum,
mengandung elemen tingkat partisipasi publik, peran mass media, peran
asosiasi-asosiasi profesional, serikat buruh dan lain-lain sehingga bersifat
dinamis dan mengandung elemen kepentingan sosial warga negara dan
masyarakat.

3. Pendidikan yang tidak dapat mengembangkan potensi-potensi anak didik


untuk memilih bukanlah pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan negara atau
dengan kata lain dalam ilmu politik pendidikan harus menjunjung demokrasi.

Anda mungkin juga menyukai