Anda di halaman 1dari 6

REVIEW JURNAL

Struktur Keterangan
Judul URGENSI ETIKA DEMOKRASI DI ERA GLOBAL MEMBANGUN
ETIKA DALAM MENGEMUKAKAN PENDAPAT BAGI MASYARAKAT
AKADEMIS MELALUI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Tahun 2021
Penulis Nufikha Ulfah, Yayuk Hidayah, Meiwatizal Reihastuti
Publikasi Jurnal Kearganegaraan
Volume dan Halaman Vol. 5 No. 2 Desember 2021
Latar Belakang HAM adalah hak setiap negara warga negara yang harus
Penelitian dilindungi keberadaannya. Di Indonesia, pengakuan terhadpa
HAM tercantum dalam UUD 1945 pasal 27-34. Dari sejumlah
hak-hak dasar yang tercantum dalam HAM, terdapat hak
kebebasan dalam berpolitik yaitu hak untuk berserikat,
berkumpulul, dan mengeluarkan pendapat yang perlu dilandasi
adanya rasa tanggung jawab sebagai bagian dari pelaksanaan
demokrasi. Namun, kebebasan dalam melaksanakan demokrasi
tersebut ditemukan kerap membentur peraturan atau norma
(konstitusi) hingga berakhibat pada pelanggaran etika. Hal ini
karena beberapa faktor, diantaranya penyalahgunaan hak yang
merugikan orang lain dan ketidaksiapan menghadapai
perkembangan teknologi informasi, dan komunikasi. Berbagai
wacana tentang demokrasi yang cocok dengan kondisi
masyarakat Indonesia mulai dikembangkan. Meskipun
demikian, proses demokratisasi tetap menyangkut partisipasi
warga negara dalam proses politik. Warga negara disiapkan
untuk mampu berapartisipasi secara cerdas dan bertanggung
jawab, sebab etos demokrasi sesungguhnya tidaklah diwariskan
turun temurun, tetapi dipelajari dan dialami. Oleh karena itu,
Pendidikan Kewarganegaraan sebagai pendidikan demokrasi
memegang peran penting dalam membangun etos demokrasi
yang dibutuhkan dalam menghadapi situasi dan kondisi
demokratiasai di era global saat ini.
Teori Utama
Metode Penelitian
Sampel Penelitian
Hasil Demokrasi bukan hanya sebagai system pemerintahan, tetapi
sebuah kesepakatan “kedamaian” antarmasyarakat yang
berangkat dari kepentingan bersama. Sebagaimana dalam asas
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyararatan/ perwakilan, yang mengartikan bahwa dalam
multicultural (bangsa Indonesia) yang diutamakan bukanlah
hak-hak individu, atau hanya hak-hak kelompok, melainkan juga
kewajiban untuk mengembangkan solidaritas sosial. Bagi
Indonesia, asas sila keempat Pancasila ini merupakan
perwujudan kesejahteraan rakyat melalui demokrasi sosial-
ekonomi. Permusyawaratan/perwakilan berhubungan dengan
pengertian demokrasi politik dimana merupakan sarana mutlak
bagi tercapainya “Kerakyatan”. Sedangkan, makna dipimpin
yaitu seseorang yang memimpin dengan berdasar atas moral
bagi sistem demokrasi di Indonesia.
Demokrasi memang sejatinya memerlukan warga negara yang
baik, tidak hanya memerlukan hukum dan peraturan serta
Lembaga yang mampu menegakannya, melainkan juga
memerlukan sikap demokrastis. Masyarakat sendirilah yang
bertanggung jawab untuk mewujudkan kehidupan demokratis
dengan kebebasan yang sarat adanya nilai etis sebagai
pedoman moral dalam menjalankannya. Oleh karena itu,
Pendidikan Kewarganegaraan bagi peserta didik merupakan
perwujudan upaya sadar dan terencana untuk membentuk
peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan
dan cinta tanah air melalui bantuan memperoleh dan
memahami informasi penting, serta memberikan kesempatan
dan partisipasi yang insentif di segala aspek kehidupan sekolah.
Komponen utama Pendidikan Kewarganegarana yang perlu
diajarkan kepada peserta didik mencakup pengetahuan
kewarganegaraan (civic knowledge), keterampilan/kecakapan
kewarganegaraan (civic skills), dan sikap/watak
kewarganegaraan (civic disposition). Civic skills terdiri atas 2 hal,
pertama, intellectual civic skills/cognitive civic skill/civic
thinking skill (keterampilan berpikir) yang meliputi aspek
kognitif. Kedua, participatory skills atau civic participation skills,
yaitu keterampilan interacting sebagai wujud kemampuan
berpartisipasi terlibat dalam kebijakan publik.

Struktur Keterangan
Judul PENERAPAN DEMOKRASI PENDIDIKAN PADA PEMBELAJARAN
SISWA DI SEKOLAH DASAR
Tahun 2022
Penulis Khuzaimah, Farid Pribadi
Publikasi Jurnal Pendidikan Sosial dan Budaya
Volume dan Halaman Volume 4, No. 1 2022
Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan bagi setiap individu. Sebagai
Penelitian upaya pemenuhan kebutuhan tersebut, maka penerapan
demokrasi pendidikan menjadi upaya untuk menciptakan
pendidikan dengan mengutamakan persamaan hak dan
kewajiban, baik guru maupun peserta didik tanpa membeda-
bedakan agama, suku, ras dan juga status sosial. Sehingga,
setiap individu memiliki kesempatan untuk mengutarakan
pendapatnya, mengembangan potensi yang dimiliki melalui
pendidikan.
Teori Utama
Metode Penelitian Metode studi kepustakaan, dimana data didapat dari jurnal,
artikel, maupun webside yang tersedia dalam internet dan
dianalisis menggunakan pendekatan kualitatif dengan
menggunakan teknik analisis data melalui 4 tahap (mencari
data, mereduksi data, menyajika data, dan menarik
kesimpulan).
Sampel Penelitian Siswa Sekolah Dasar (SD)
Hasil - Kurikulum 2013 menerapkan demokrasi pendidikan pada
pembelajaran siswa Sekolah Dasar.
- Siswa pada saat ini tidak hanya dijadikan sebagai objek
pembelajaran, akan tetapi juga dijadikan sebagai subjek
yang ikut terlibat dalam diskusi data proses pembelajaran.

Struktur Keterangan
Judul PERAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BAGI GENERASI
MILENIAL DALAM MENANAMKAN JIWA NASIONALISME DI ERA
GLOBALISASI
Tahun 2021
Penulis Daniar Asyari, Dinie Anggraeni Dewi
Publikasi Jurnal Pendidikan dan Konseling
Volume dan Halaman Volume 3 Nomor 2 Tahun 2021
Latar Belakang Pendidikan kewarganegaraan merupakan pembelajaran
Penelitian tentang menjadi warga negara yang baik. Di Indonesia, Undang-
Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa pendidikan harus mencakup 3 hal,
yaitu bimbingan (transfer nilai), pengajaran (transfer ilmu), dan
pelatihan (pembentukan kepribadian). Pendidikan
kewarganegaraan dalam hal ini mencakup tentang penanaman
karakter dan nilai-nilai kebangsaan yang direfleksikan dalam
UUD 1945 dan Pancasila, dan diterapkan dalam lingkungan
sekolah maupun lingkungan di luar sekolah, dengan tujuan yang
hendak dicapai yaitu terbentuknya sikap nasionalime generasi
penerus bangsa di era globalisasi.
Teori Utama
Metode Penelitian Metode Penelitian Online (ORM) merupakan cara bagi peneliti
untuk mengumpulkan data melalui internet.
Sampel Penelitian Peserta didik dan mahasiswa
Hasil Penelitian Globalisasi membawa dampak positif dan negative bagi suatu
negara. Untuk dampak positifnya, diantaranya dalam bidang
ekonomi kesempatan kerja dapat meningkat seiring terbukanya
pasar internasional. Dalam bidang sosial dan budaya, globalisasi
memungkinkan generasi milenial untuk berkembang dengan
cara berpikir yang baik dan meningkatkan etos kerja yang tinggi,
hal ini dapat meningkatkan rasa nasionalisme suatu negara.
Sedangkan, untuk damak negatifnya yaitu melemahnya
pemahaman generasi milenial terhadap ideologi bangsa yang
akan mengurangi rasa nasionalisme karena kepercayaan
mereka terhadap suatu ideologi yang dapat membawa manusia
pada kemajuan dan kemakmuran (ideologi ini yaitu liberalisme).
Dalam bidang ekonomi dapat diperhatikan pada berkurangnya
rasa cinta pada produk dalam negeri sendiri. Sedangkan dalam
bidang sosial dan budaya, yaitu kesenjangan sosial
antarmasyarakat, dan meniru gaya kebarat-aratan sehingga
melupakan jati diri suatu bangsa.
Berdasarkan uraian dampak globalisasi tersebut, pendidikan
kewarganegaraan menjadi penting bagi generasi penerus suatu
bangsa. Melalui pendidikan kewarganegaraan ini, generasi
milenial memiliki pemahaman yang utuh tentang demokrasi
dan HAM. Melalui pemahaman tersebut, mereka dengan damai
dan biajaksana akan berkontribudi untuk mengatasi berbagai
permasalahan negara. Melalui pendidikan di sekolah dan di luar
sekolah, pendidikan kewarganegaraan mudah didapatkan oleh
generasi milenial. Meskipun demikian, ditemukan
permasalahan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan yang
masih berorientasi hanya kepada tranfer of knowlage, tidak
mencapai pada penguatan karakter yang tercermin dalam
kehidupan nyata di masyarakat.
Struktur Keterangan
Judul AKTUALISASI PROGRAM KAMPUS MENGAJAR SEBAGAI RUANG
KONTRIBUSI MAHASISWA TERHADAP PENDIDIKAN DASAR DI
INDONESIA
Tahun 2022
Penulis Amajida Triska Meilia, Gery Erlangga
Publikasi Jurnal Pendidikan Ke-SD-an
Volume dan Halaman Vol.17 No. 2, Januari 2022, Hal 120-128
Latar Belakang Perkembangan dunia pendidikan berpotensi terhambat pada
Penelitian masa pandemic Covid-19. Hambatan ini berupa pelaksanaan
pembelajaran daring secara berkepanjangan yang dapat
mengakibatkan learning loss atau berkurangnya pengetahuan
dan keterampilan secara akademis. Oleh karena itu, pemerintah
ingin melibatkan mahasiswa untuk membantu dan
berkontribusi dalam mengatasi permasalahan tersebut dengan
membuat sebuah program yang bernama Kampus Mengajar
yang merupakan salah satu kegiatan dari Merdeka Belajar-
Kampus Merdeka (MBKM). Program ini memberikan
kemerdekaan dan kelulasaan bagi lembaga pendidikan dalam
mengeksplorasi secara maksmal kemampuan dan potensi
mahasiswa, oleh karena itu program ini memberikan
kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar dan
mengembangkan diri melalui aktivitas di luar kelas perkuliahan.
Teori Utama Teori dari Nundaniati (2018) “Pendidikan menjadi salah satu
aspek yang cukup sentral dalam menciptakan sumber daya
manusia yang berkualitas dan siap menghadapi permasalahan
serta bersaing dengan dunia luar.”
Metode Penelitian Metode deskriptif
Sampel Penelitian Mahasiswa Kampus Mengajar
Hasil Penelitian Pembelajaran daring menimbulkan berbagai permasalahan,
baik terhadap siswa yang mengalami learning loss, maupun bagi
orang tua dan guru. Oleh karena itu, pemerintah mengeluarkan
kebijakan pemberlakuan kurikulum darurat yang berfokus pada
pembelajaran literasi, numerasi, sains, dan pendidikan karakter.
Dengan mengajak mahasiswa turut serta mengatasi
permasalahan tersebut melalui program Kampus Mengajar,
maka mahasiswa sebagai agent of change diharapkan dapat
membantu meningkatkan kualitas pendidikan. Melalui program
ini, selain berkontribusi langsung pada dunia luar, mahasiswa
juga dapat mengasah jiwa kepemimpinan dan karakter serta
pengalaman belajar di lingkungan masyarakat, yang secara garis
besar kontribusi mahasiswa dalam program Kampus Mengajar
di satuan pendidikan yang ditempati (SD dan SMP) berfokus
kepada tiga aspek, yaitu transfer ilmu pengetahuan,
administrasi, dan adaptasi teknologi.

Anda mungkin juga menyukai