CIVIC EDUCATION
Oleh:
Baharuddin, S.Sos.I, M.Si
NIP. 198203162014111003
NIDN: 0931126516
Materi Inti:
• Pengertian Negara
• Istilah negara
merupakan terjemahan dari bahasa asing: state (Inggris),
staat (Belanda dan Jerman) atau etat (Perancis). Kata ini
berasal dari bahasa Latin status atau statum yang
memiliki pengertian tentang keadaan yang tegak dan
tetap. Istilah ini sering pula dihubungkan dengan
kedudukan persekutuan hidup antar manusia yang biasa
disebut dengan istilah status civitas atau
status republicae. Pengertian terakhir inilah yang
kemudian dikaitkan dengan kata negara.
• Secara terminologi: Negara
diartikan sebagai organisasi tertinggi diantara suatu kelompok
masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk bersatu, hidup dalam
suatu kawasan dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat.
• Menurut Roger. H. Soultou: Negara merupakan perpaduan antara alat
(agensi) dan wewenang (autorithy) yang mengatur dan
mengendalikan persoalan-persoalan bersama.
• Menurut Harold J. Laski: Negara sebagai sebuah kelompok manusia
yang hidup bersama untuk mencapai suatu cita-cita bersama.
• Menurut Max Weber: Negara adalah sebuah masyarakat yang
mempunyai monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah
dalam suatu wilayah.
• Menurut Robert M. Mac Iver: Negara merupakan asosiasi yang
menyelenggarakan ketertiban suatu masyarakat dalam suatu wilayah
melalui sebuah sistem hukum yang diselenggarakan oleh sebuah
pemerintah yang untuk masuk tersebut diberikan wewenang untuk
memaksa.
• Tujuan Negara
a. Memperluas kekuasaan
b. Menyelenggarakan ketertiban hukum
c. Mencapai kesejahteraan umum
Dalam konteks negara Indonesia, tujuan
negara sesuai dengan pembukaan UUD 1945
adalah untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial.
• Unsur-unsur Negara
Unsur penyusun suatu negara adalah:
• Rakyat, yaitu
sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh suatu
rasa persamaan dan bersama-sama mendiami suatu
wilayah tertentu.
• Wilayah, yaitu unsur negara yang harus terpenuhi
karena tidak mungkin ada negara tanpa ada batas-
batas teritorial yang jelas. Dalam konsep negara
modern masing-
masing batas wilayah tersebut diatur dalam
perjanjian dan perundang-undangan internasional.
• Pemerintah, yaitu kelengkapan negara yang bertugas memimpin organisasi
negara untuk mencapai tujuan bersama didirikannya sebuah negara.
Pemerintahan secara umum terbagi atas 2 bentuk yaitu parlementer dan
presidentil. Negara dengan sistem presidentil biasanya berbentuk republik
dengan presiden sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.
Negara dengan sistem parlementer mempunyai presiden
sebagai kepala negara dan perdana mentri sebagai kepala pemerintahan.
• Pengakuan Negara Lain. Berdasarkan teori deklaratif, jika suatu masyarakat
politik telah memiliki 3 unsur pokok negara, maka dengan sendirinya telah
menjadi sebuah negara, yang karenanya patut diberlakukan sebagai
negara yang berdaulat penuh. Teori konstitutif berpendirian bahwa
betapapun unsur-unsur utama negara telah dimiliki oleh suatu
masyarakat politik namun tidaklah secara otomatis diterima sebagai
negara di tengah-tengah masyarakat internasional. Ada dua macam
pengakuan atas suatu negara, yakni pengakuan de facto dan de
jure. Pengakuan de facto ialah pengakuan atas fakta adanya negara
sedangkan pengakuan de jure merupakan pengakuan akan sahnya suatu
negara atas dasar pertimbangan yuridis menurut hukum.
Teori tentang Terbentuknya Negara
Jhon Locke
• Menurut Locke penyelenggara negara atau pimpinan negara harus di batasi
melalui kontrak sosial, terdapat hak –hak alamiah yang merupakan hak-hak azazi
warga negara yang tidak dapat dilepaskan sekalipun oleh masing-masing individu.
Bersandar pada pandangan ini Locke menambahkan kontrak pactum subjectionis
seperti yang telah dirumuskan oleh Hobbes di atas dengan apa yang disebut
dengan istilah pactum unionis atau suatu perjanjian warga negara untuk
bergabung dengan suatu komunitas demi memperolah kenyamanan, keamanan,
kedamaian dalam hidup bersama.
Jean Jacques Rousseau
• Menurut Rousseau, dia hanya mengenal suatu jenis
perjanjian yaitu pactum unionis yang merupakan bentuk
perjanjian masyarakat yang sebenarnya. Rousseau tidak
mengenal pactun subjectionis dalam pembentukan
sebuah negara atau pemerintahan yang ditaati.
Rousseau dikenal sebagai peletak dasar bentuk negara
yang kedaulatannya barada di tangan rakyat melalui
perwakilan organisasi politik mereka dan dikenal
sebagai penggagas paham negara demokrasi yang
bersumberkan pada kedaulatan rakyat yakni rakyat
berdaulat dan penguasa negara hanyalah merupakan
wakil rakyat pelaksana mandat bersama.
Teori Ketuhanan (Teokrasi)
• Doktrin ini berpandangan bahwa hak memerintah yang
dimiliki para raja berasal dari Tuhan, mereka mendapat
mandat Tuhan untuk bertahta sebagai penguasa (Devine Right
of Kings). Mereka mengklaim sebagai wakil Tuhan di dunia
yang mempertanggung jawabkan kekuasaannya hanya kepada
Tuhan bukan kepada manusia. Pandangan teokratis ini
berkembang menjadi paham dominan bahwa tidak ada
pemisah antara agama dan negara dalam Islam.
Sebagaimana terjadi di dunia Barat yang menganut agama
kristen sama halnya dengan pengalaman kekuasaan teokrasi di
barat, penguasa teokrasi Islam menghadapi perlawanan dari
kelompok-kelompok anti kerajaan. Menurut pemikiran muslim
modern dan kontemporer kekuasaan dalam Islam harus
dipertanggungjawabkan baik kepada Allah maupun rakyat.
Teori Kekuatan
• Secara sederhana teori ini dapat diartikan bahwa
negara terbentuk karena adanya dominasi negara
kuat melalui penjajahan. Menurut teori ini,
kekuatan menjadi pembenaran dari terbentuknya
sebuah negara. Melalui proses penaklukan dan
pendudukan oleh suatu kelompok atau etnis atas
kelompok tertentu dimulailah proses
pembentukan suatu negara dengan kata lain
terbentuknya suatu negara karena pertarungan
kukuatan dimana sang pemenang memiliki
kekuatan untuk membentuk sebuah negara.
1. Negara Kesatuan (Unitarianisme)
• Yaitu bentuk suatu negara yang merdeka dan berdaulat
dengan satu pemerintah pusat yang berkuasa dan
mengatur seluruh daerah. Negara kesatuan ini terbagi
dalam dua macam sistem pemerintahan
a. Sistem Sentralisasi
• Yaitu sistem pemerintahan yang langsung dipimpin oleh
pemerintah pusat, dan pemerintah daerah melaksanakan
kebijakan pemerintahan pusat
b. Sistem Desentralisasi
• Yaitu kepala daerah diberikan kesempatan dan wewenang
untuk mengurus urusan pemerintah diwilayahnya sendiri
atau dikenal dengan otonomi daerah (suatantara)
2. Negara Serikat (Federasi)
• Yaitu suatu bentuk negara gabungan yang
terdiri dari beberapa negara bagian dari
sebuah negara serikat. Mulanya negara bagian
tersebut merupakan negara merdeka berdaulat
dan berdiri sendiri, setelah menggabungkan diri
dengan negara serikat dengan sendirinya
negara tersebut melepaskan sebagian dari
kekuasaannya dan menyerahkannya kepada
negara serikat yang dikenal dengan istilah
limitatif (satu demi satu) .
Hubungan Islam dan negara modern secara teoritis:
1. Paradigma Integralistic
• Paradigma ini menganut paham dan konsep agama dan negara yang merupakan
suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, pada konsep tentang agama-negara
yang berarti bahwa kehidupan kenegaraan diatur dengan menggunakan hukum dan
prinsip keagamaan
2. Paradigma Simbiotik
• Menurut paradigma ini, hubungan agama dan negara berada pada posisi saling
menbutuhkan dan bersifat timbal balik atau simbiosis mutualitik. Dalam hal ini,
agama membutuhkan negara sebagai instrumen dalam melestarikan dan
mengembangkan agama begitu juga sebaliknya negara juga membutuhkan agama
karena agama membantu negara dalam pembinaan moral, etika dan spiritualitas
warga negaranya.
3. Paradigma Sekuralistik
• Menurut paradigma ini, agama dan negara merupakan dua bentuk yang berbeda
dan satu sama lain memiliki garapan masing-masing, sehingga keberadaannya
harus dipisahkan dan tidak boleh satu sama lain melakukan intervensi. Negara
adalah urusan publik dan agama merupakan wilayah pribadi individu warga negara.
Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan
kehadiran sebuah negara. Negara merupakan
organisasi tertinggi dalam kelompok masyarakat
yang mempunyai citacita untuk bersatu hidup
dalam suatu kawasan dan mempunyai
pemerintahan yang berdaulat. Dalam konsepsi
Islam, Islam mengajarkan banyak nilai dan etika
bagaimana seharusnya negara itu dibangun dan
dibesarkan. Di Indonesia, negara yang secara
konstitusional bukan negara Islam atau negara
agama karena memiliki andil dan peran penting
dalam membentuk karakter Indonesia sebagai
negara bangsa
Hubungan agama dan negara di Indonesia
mengan-ut hubungan mutualisme dan simbiotik,
warga negaranya memiliki wewenang penting dan
daya tawar terhadap negara untuk selalu dan
terus mengontrol proses penyelenggaraan negara
agar tetap sesuai dengan konstitusi dan undang-
undang yang berlaku. Dengan kata lain, peran
penting yang melekat pada warga negara adalah
usahanya untuk selalu menjadi kontrol dalam
setiap proses penyelenggaraan negara agar tetap
konsisten pada tujuan utama berdirinya negara
yakni meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.
Materi 3
Konstitusi dan Tata Perundang-undangan dalam
kehidupan kenegaraan
Pengertian Negara
• Istilah negara
merupakan terjemahan dari bahasa asing: state (Inggris),
staat (Belanda dan Jerman) atau etat (Perancis). Kata ini berasal dari
bahasa Latin status atau statum yang memiliki pengertian tentang
keadaan yang tegak dan tetap. Istilah ini sering pula dihubungkan
dengan kedudukan persekutuan hidup antar manusia yang biasa
disebut dengan istilah status civitas atau status republicae. Pengertian
terakhir inilah yang kemudian dikaitkan dengan kata negara.
• Secara terminologi: Negara
diartikan sebagai organisasi tertinggi diantara suatu kelompok
masyarakat yang mempunyai cita-cita untuk bersatu, hidup dalam
suatu kawasan dan mempunyai pemerintahan yang berdaulat.
• Menurut Roger. H. Soultou: Negara merupakan perpaduan
antara alat (agensi) dan wewenang (autorithy) yang
mengatur dan mengendalikan persoalan-persoalan bersama.
• Menurut Harold J. Laski: Negara sebagai sebuah
kelompok manusia yang hidup bersama untuk mencapai
suatu cita-cita bersama.
• Menurut Max Weber: Negara adalah sebuah
masyarakat yang mempunyai monopoli dalam penggunaan
kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah.
• Menurut Robert M. Mac Iver: Negara merupakan asosiasi
yang menyelenggarakan ketertiban suatu masyarakat dalam
suatu wilayah melalui sebuah sistem hukum yang
diselenggarakan oleh sebuah pemerintah yang untuk masuk
tersebut diberikan wewenang untuk memaksa.
Tujuan Negara
a. Memperluas kekuasaan
b. Menyelenggarakan ketertiban hukum
c. Mencapai kesejahteraan umum
Unsur-unsur Negara
Unsur penyusun suatu negara adalah:
• Rakyat,
yaitu sekumpulan manusia yang dipersatukan oleh
suatu rasa persamaan dan bersama-
sama mendiami suatu wilayah tertentu.
• Wilayah, yaitu unsur negara yang harus terpenuhi
karena tidak mungkin ada negara tanpa ada batas-
batas teritorial yang jelas. Dalam konsep negara
modern masing-
masing batas wilayah tersebut diatur dalam
perjanjian dan perundang-undangan internasional.
• Pemerintah, yaitu kelengkapan negara yang bertugas memimpin organisasi
negara untuk mencapai tujuan bersama didirikannya sebuah negara.
Pemerintahan secara umum terbagi atas 2 bentuk yaitu parlementer dan
presidentil. Negara dengan sistem presidentil biasanya berbentuk republik
dengan presiden sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.
Negara dengan sistem parlementer mempunyai presiden
sebagai kepala negara dan perdana mentri sebagai kepala pemerintahan.
• Pengakuan Negara Lain. Berdasarkan teori deklaratif, jika suatu masyarakat
politik telah memiliki 3 unsur pokok negara, maka dengan sendirinya telah
menjadi sebuah negara, yang karenanya patut diberlakukan sebagai
negara yang berdaulat penuh. Teori konstitutif berpendirian bahwa
betapapun unsur-unsur utama negara telah dimiliki oleh suatu
masyarakat politik namun tidaklah secara otomatis diterima sebagai
negara di tengah-tengah masyarakat internasional. Ada dua macam
pengakuan atas suatu negara, yakni pengakuan de facto dan de
jure. Pengakuan de facto ialah pengakuan atas fakta adanya negara
sedangkan pengakuan de jure merupakan pengakuan akan sahnya suatu
negara atas dasar pertimbangan yuridis menurut hukum.
• Hubungan Negara dan Warga Negara
Negara Indonaesia sesuai dengan konstitusi
misalnya berkewajiban untuk menjamin dan
melindungi seluruh warga negara Indonesia
tanpa terkecuali. Negara juga berkewajiban
untuk menjamin dan melindungi hak-hak
warga negara dalam beragama sesuai dengan
keyakinannya, hak mendapatkan pendidikan,
kebebasan berorganisasi dan berekspresi.
Hubungan Agama dan Warga Negara : Kasus Islam
• Dalam kasus dunia Islam, masih menjadi perdebatan yang
intensif di kalangan pakar muslim. Menurut Azyumardi Azra,
ketegangan perdebatan tentang hubungan agama dan negara
dalam Islam disulut oleh hubungan yang sangat canggung
antara Islam sebagai agama dan negara. Perdebatan Islam
dan negara berangkat dari pandangan dominan Islam
sebagai suatu kehidupan sistem yang menyeluruh mengatur
kehidupan manusia termasuk persoalan politik.
• Menurut Ibnu Thaimiyah, kalaupun ada pemerintahan itu
hanyalah sebuah alat untuk menyampaikan agama dan
kekuasaan bukanlah agama itu sendiri. Dengan kata lain
politik atau negara dalam Islam hanyalah sebagai alat bagi
agama bukan eksistensi bagi agama Islam
Hubungan Islam dan negara modern secara teoritis:
1. Paradigma Integralistic
• Paradigma ini menganut paham dan konsep agama dan negara yang merupakan
suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, pada konsep tentang agama-negara
yang berarti bahwa kehidupan kenegaraan diatur dengan menggunakan hukum dan
prinsip keagamaan
2. Paradigma Simbiotik
• Menurut paradigma ini, hubungan agama dan negara berada pada posisi saling
menbutuhkan dan bersifat timbal balik atau simbiosis mutualitik. Dalam hal ini,
agama membutuhkan negara sebagai instrumen dalam melestarikan dan
mengembangkan agama begitu juga sebaliknya negara juga membutuhkan agama
karena agama membantu negara dalam pembinaan moral, etika dan spiritualitas
warga negaranya.
3. Paradigma Sekuralistik
• Menurut paradigma ini, agama dan negara merupakan dua bentuk yang berbeda
dan satu sama lain memiliki garapan masing-masing, sehingga keberadaannya
harus dipisahkan dan tidak boleh satu sama lain melakukan intervensi. Negara
adalah urusan publik dan agama merupakan wilayah pribadi individu warga negara.
• Hubungan agama dan negara di Indonesia
menganut hubungan mutualisme dan simbiotik,
warga negaranya memiliki wewenang penting dan
daya tawar terhadap negara untuk selalu dan
terus mengontrol proses penyelenggaraan negara
agar tetap sesuai dengan konstitusi dan undang-
undang yang berlaku. Dengan kata lain, peran
penting yang melekat pada warga negara adalah
usahanya untuk selalu menjadi kontrol dalam
setiap proses penyelenggaraan negara agar tetap
konsisten pada tujuan utama berdirinya negara
yakni meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.
Materi 5
Identitas Nasional dan Globalisasi
Tinjauan umum
• Secara etimologis “demokrasi” terdiri dari 2 kata yang
berasal dari bahasa Yunani yaitu “demos” yang berarti
rakyat atau penduduk suatu tempat dan “cratein” atau
“cratos” yang berarti kekuasaan dan kedaulatan. Jadi
“demos-cratein” atau “demos-cratos” (demokrasi) adalah
kekuasaan atau kedaulatan rakyat, kekuasaan tertinggi
berada dalam keputusan rakyat, rakyat berkuasa,
pemerintahan rakyat dan kekuasaan oleh rakyat (Inu
kencana, 1994: 150; 1999 : 18, Miriam Budiardjo, 1977 : 50,
Ignas Kleden, 2000 : 5, Masykuri Abdillah, 1999 : 71).
Pertama, pemerintahan dari rakyat (government of the
people) berhubungan erat dengan legitimasi
pemerintahan (Legitimate government) dan tidak
legitimasi pemerintahan (Unlegitimate government) di
mata rakyat.Pemerintahan legitimasi berarti suatu
pemerintahan yang berkuasa mendapat pengakuan dan
dukungan rakyat.Sebaliknya pemerintahan tidak
legitimasi berarti suatu pemerintahan yang sedang
memegang kendali kekuasaan tidak mendapat
pengakuan dan dukungan dari rakyat.Karena itu
pemerintah harus mendengar kehendak dan keinginan
rakyat, bukan memaksa rakyat untuk memahami dan
mengikuti kehendak pemerintah.
Kedua, pemerintahan oleh rakyat (government
by the people) berarti pemerintah yang
menjalankan kekuasaan atas nama rakyat dan
pengawasannya dijalankan oleh rakyat bukan
oleh siapa-siapa atau lembaga pengawasan yang
ditunjuk pemerintah. Pemerintahan oleh rakyat
selama Orde Lama danOrdeBaru telah menjadi
distorsi yang luar biasa. Karena pemerintah Orde
Lama telah menempatkan dirinya sebagai
pemegang dan penguasa tunggal, sementara
rakyat dipaksa untuk tunduk dan patuh
kepadanya.
Ketiga, adalah Pemerintahan untuk rakyat (government
for the people) yaitu suatu pemerintahan yang mendapat
mandat kekuasaan yang diberikan oleh rakyat
dipergunakan untuk apa? Apakah untuk membeli sembako
rakyat, memberikan pelayanan pendidikan rakyat, atau
memperkaya diri, keluarga dan kelompoknya melalui
korupsi? Artinya, pemerintahan takluk apa tidak kepada
apa yang diinginkan rakyat, misalnya ujn tuk membawa
Soeharto ke persidangan dalam kasus korupsi, melakukan
pengadilan terhadap pelanggar HAM baik oleh sipil atau
militer, menegakkan supremasi hukum dan kehendak
rakyat lainnya. Bila pemerintahan menjalankan apa yang
menjadi aspirasi rakyat, berarti government for people
telah terwujud
• Menurut Inu Kencana prinsip demokrasi adalah sebagai berikut :
– Adanya pembagian kekuasaan (sharing power)
– Adanya pemilihan umum yang bebas (general election)
– Adanya manajemen pemerintahan yang terbuka
– Adanya kebebasan individu
– Adanya peradilan yang bebas
– Adanya pengakuan hak minoritas
– Adanya pemerintahan yang berdasar hukum’
– Adanya pers yang bebas
– Adanya multi partai politik
– Adanya musyawarah
– Adanya persetujuan parlemen
– Adanya pemerintahan yang konstitusional
– Adanya ketentuan pendukung system demokrasi
– Adanya pengawasan terhadap administrasi public
– Adanya perlindungan HAM
– Adanya pemerintahan yang bersih (clean and good government)
– Adanya persaingan keahlian (profesionalitas)
– Adanya mekanisme politik
– Adanya kebijakan negara yang berkeadilan
– Adanya pemeriintahan yang mengutamakan tanggung jawab.
Konsep demokrasi semula lahir dari pemikirana
mengenai hubungan negara dan hukum di Yunani
Kuno yang dipraktikkan dalam hidup bernegara antara
abad ke 4 SM sampai abad ke 6 M. demokrasi yang
dipraktikkan pada masa itu berbentuk demokrasi
langsung (direct democracy) artinya rakyat dalam
menyampaikan haknya untuk membuat keputusan
politik dijalankan secara langsung oleh seluruh warga
negara berdasarkan prosedur mayoritas. Namun tidak
semua warga kota mendapat hak demokrasi. Dengan
kata lain model demokrasi dalam negara kota dilihat
dari perspektif demokrasi modern adalah model
demokrasi yang kurang demokratis.
Menjelang akhir abad pertengahan tumbuh kembali
keinginan untuk menghidupkan demokrasi. Hal itu
diindikasikan dengan lahirnya Magna Charta (Piagam
Besar) sebagai suatu piagam yang memuat perjanjian
kaum bangsawan dan Raja John di Inggris dengan
bawahannya. Dalam piagam magna charta ditegaskan
bahwa raja mengakui dan menjamin beberapa hak dan
preveleges bawahannya termasuk rakyat jelata sebagai
imbalan untuk penyerahan dana bagi keperluan perang
dan lain-lain. Selain itu dalam piagam tersebut memuat
dua prinsip yang sangat mendasar : pertama, adanya
pembatasab kekuasaan raja; kedua, hak asasi manusia
lebih penting daripada kedaulatan raja.
Munculnya kembali gerakan demokrasi di eropa
barat pada abad pertengahan seperti dikatakan oleh
(Moh. Mahfud MD, 1999) didorong oleh perubahan
sosial dan gerakan cultural yang berintikan pada
penekanan pemerdekaan akal dari segala
pembatasan. Gerakan cultural yang dimaksud adalah
gerakan renaissance dan gerakan reformasi. Gerakan
renaissance merupakan gerakan yang menghidupkan
kembali minat pada sastra dan budaya Yunani Kuno.
Gerakan ini lahir di Barat karena adanya kontak
dengan dengan dunia Islam yang ketika itu sedang
berada pada puncak kejayaan peradaban ilmu
pegetahuan
• Demokrasi pada masa ini dikenal dengan sebutan
demokrasi parlementer. System demokrasi parlementer
yang mulai berlaku sebulan sesudah kemerdekaan
diproklamirkan dan kemudian diperkuat dalam UUD 1945
dan 1950, ternyata kurang cocok untuk Indonesia,
meskipun dapat berjalan secara memuaskan pada
beberapa negara asia lain.
• Pada periode ini kedudukan parlemen sangat kuat dan
pada gilirannya menguat pula kedudukan partai politik.
Karena itu segala hal yang terkait dengan kebijakan
negara tidak terlepas dari sikap kritis para anggota
parlemen untuk mendebatnya baik melalui forum
parlemen maupun secara sendiri-sendiri (Jimly
Asshiddiqie, 1994 : 143)
• Komponen penegakan demokrasi
• Untuk terwujudnya demokrasi dalam berbagai lapangan dan
sisi kehidupan manusia baik dalam kehidupan bernegara
dimana hubungan negara dan masyarakat atau masyarakat
dengan negara dan kehidupan sosial kemasyarakatan yaitu
hubungan antar sesama warga masyarakat. Tegaknya
demokrasi sangat terkait dengan tegaknya komponen atau
unsur dalam demokrasi itu sendiri. Komponen-komponen yang
dapat mengejawantahkan tegaknya demokrasi antara lain :
• Negara hukum
• Masyarakat madani
• Partai politik
• Pers yang bebas dan bertanggungjawab
• Cara mengukur demokrasi
• Suasana kehidupan yang demokratis merupakan dambaan
bagi manusia Indonesia. Karena itu demokrasi tidak saja
menjadi gagasan yang utopis, melainkan sesuatu yang perlu
diimplementasikan. Suasana kehidupan yang demokratis
khususnya dalam kehidupan kenegaraan dan sistem
pemerintahan menurut DjuandaWidjaya ditandai oleh
beberapa hal sebagai berikut :
a. Dinikmati dan dilaksanakan hak serta kewajiban politik oleh
masyarakat berdasarkan prinsip-prinsip dasar HAM yang
menjamin adanya kebebasan, kemerdekaan, dan rasa
merdeka
b. Penegakan hukum yang mewujud pada pada asas supremasi
penegakan hukum (supremacy of law), kesamaan di depan
hukum (equality before of law), dan jaminan terhadap HAM
c. Kesamaan hak dan kewajiban anggota masyarakat
d. Kebebasan pers dan pers yang bertanggungjawab
e. Pengakuan terhadap hak minoritas
f. Pembuatan kebijakan negara yang berlandaskan
pada asas pelayanan, pemberdayaan, dan
pencerdasan
g. Sistem kerja yang kooperatif dan kolaboratif
f. Keseimbangan dan keharmonisan
g. Tentara yang professional sebagai pertahanan
h. Lembaga peradilan yang independent.
• Penafsiran terhadap istialah syura atau musyawarah
agaknya mengalami perkembangan dari waktu ke waktu.
Demikian pula pengertian dan persepsi tentang kata
yang padat makna mengalami evolusi sesuai dengan
perkembangan pemikiran, ruang, dan waktu. Dewasa ini
pengertian musyawarah sering dikaitkan dengan dengan
beberapa teori politik modern, seperti system republik,
demokrasi, parlemen, dan sebagainya.[18]Bahkan, konon
ada yang mengatakan bahwa demokrasi adalah syura.
Oleh karena itu dalam pembahasan ini akan difokuskan
pada perbedaan antara syura dan demokrasi.
• [18]Dawam Rahardjo, Ensiklopedi al-Qur'an, Jakarta :
Paramadina, 2002, cet. Ke-2, hal 440
Secara umum, segi yang paling penting dalam
membedakan syura dan demokrasi ialah prinsip
komprehensif yang menjadikannya melampaui
ruang lingkup system pemerintahan dan
kontitusi negara, karena ia memeng lebih umum
dan lebih luas dari ruang lingkupnya., hingga
termasuk didalamnya musyawarah dalam
masalah fiqih seperti dalam menyapih anak, dan
lain-lain. Adapun demokrasi ialah system politik
yang mencakup kaidah-kaidah dimana system
pemerintahan dan negara tegak diatasnya
• Adapun secara terperinci, al-Qodiri menyebutkan lima
perbedaan antara Syura dan demokrasi.[20]
• Dalam syura, peserta musyawarah (pemimpin dan
rakyat) mengimani bahwa mereka adalah hamba
Allah, dan Allah lah yang berhak menentukan hokum.
Adapun dalam system demokrasi, sesuai dengan
artinya dari rakyat,oleh rakyat dan untuk rakyat, maka
yang menetukan hokum adalah rakyat (manusia).
• Dalam syura, mereka berkumpul untuk tukar pendapat
dengan tujuan sampai pasa kebenaran yang diridhai
oleh Allah. Maka mereka menjauhi sikap ta'assub
terhadap [20]Abdullah al-Qodiri …Op.cit hal 126-1135
• Dalam syura, mereka bersungguh dalam membahas masalah umat untuk
mencapai mufakat, sebagiamana mereka bersungguh dalam ibadah mereka.
Sedangkan dalam system demokrasi, mereka tidak sungguh-sungguh dalam
mengurus kemaslahatan umum, terkadang tujuan pemimpin dan pemerintah
dalam musyawarah adalah untuk untuk menekan dan mengarahkan peserta
musyawarah untuk menyetujui usulan pemerintah, disamping itu musyawarah
adalah forum untuk memuji pemimpin negara dan pemerintah.
• Dalam syura, mereka tidak menempati posisi mereka di pemerintahan dengan
cara meyuap, atau berusaha memperoleh kedudukan itu, berbeda dengan
sistem demokrasi, untuk sampai pada posisi mereka di pemerintahan, tidak
sedikit diantara mereka yang memperolehnya dengan cara menyogok atau
dengan cara-cara yang tidak terpuji, maka dalam musyawarah mereka lebih
mementingkan kepentingan pribadi atau golongan
• 5. Dalam syura, setelah mereka selesai musyawarah mereka rukun, tidak
ada dendam, menerima hasil syura dan berusaha melaksanakannya. Adapun
dalam system demokrasi, pihak yang pendapatnya kalah, akan selalu
menentang, mengkritik pemerintah dan mencari kesalahan pemerintah, yang
mengakibatkan perpecahan dan permusuhan dikalangan peserta syura.
• Musyawarahadalah berkumpulnya dua orang ahli atau
lebih untuk mengkaji atau membahas suatu masalah yang
disertai dengan hujjah (argumen-argumen yang kuat)
untuk mencapai kata mufakat (pendapat yang benar).
• Dalam al-Qur'an kata musyawarah terdapat dalam tiga
tempat (al-Baqarah:233, 'Ali Imran : 159, dan as-
Syura :38 ), dari ketiga ayat diatas beserta tafsirnya
menunjukkan penting bermusyawarah, tidak hanya pada
urusan-urusan besar seperti perang atau urusan-urusan
kenegaraan yang tidak ada nash (dalil) didalamnya tapi
juga urusan rumah tangga termasuk didalamnya urusan
menyapih anak atau yang sejenisnya. Disamping itu
banyak sekali hadits yang menjelasakan secara detail
tettang keutamaan musyawarah.
Menurut Ahmad S. Mousali, ketika spirit
englightenment dengan doktrin hokum alam
(natural law) nya telah menginspirasikan
lahirnya konsep-konsep barat tentang
demokrasi, pluralism, dan HAM, akibat
pengaruh yangsama kalangan ulama muslim
menjadikan doktrin-doktri tersebut dibawah
sinaran otoritas teks yang berasal dari al-
qur’an dan sunah Muhammad saw.
Secara garis besar islam dan demokrasi
dikelompokkan menjadi 3 kelompok pemikiran
yaitu:
1. Islam dan demokrasi adalah dua system politik
yang berbeda
2. Islam berbeda dengan demokrasi apabila
demokrasi didefenisikan secara prosedural seperti
dipahami dan di praktikkan di Negara-negara barat
3. Islam adalah system nilai yang membenarkan dan
mendukung system politik demokrasi seperti yang
di praktikkan di Negara-negara maju.
Terdapat beberapa argument teoritis yang bias
menjelaskan lambannya pertumbuhan dan
perkembangan demkrasi di dunia islam yaitu:
1. Pemahaman doktrinal menghambat praktek
demokrasi
2. Persoalan kultur
3. Lambannya pertumbuhan demokrasi di dunia
islam tak ada hubungan dengan teologi
maupun kultur, melainkan lebih terkait dengan
sifat alamiah demokrasi itu sendiri.
Materi 7
Otonomi Daerah
Dalam Kerangka NKRI