Anda di halaman 1dari 6

NAMA : NUR LENGKAP PANDIANGAN

NIM : 3193311014

KELAS : REGULER VII C

MATA KULIAH : KAPITA SELEKTA KEWARGANEGARAAN

RESUME

HAKIKAT ILMU KEWARGANEGARAAN

1. Sejarah Dan Perkembangan Ilmu Kewarganegaraan


Istilah Ilmu Kewarganegaraan merupakan terjemahan dari Civics. Secara etimologis
Civics berasal dari kata Civicus (Bahasa Latin) yang searti dengan citizens (Bahasa
Inggris). Civics dapat diartikan sebagai ilmu kewarganegaraan yang mengatur hubungan
orang-orang, warga negara dengan organisasi yang paling kecil sampai dengan organisasi
puncak yaitu negara. Dijelaskan bahwa Civics membicarakan:
a) hubungan warganegara dengan organisasi social, ekonomi, politik, keagamaan,
b) bagaimana hak-hak asasi manusia itu dilindungi Negara
c) bagaimana hak-hak politik Negara itu dijalankan
d) bagaimana warganegara mengatur diri sendiri dan mengatur kepentingan umum
dalam bentuk partisipasi dan kerjasama.

Secara terminologis, Civics diartikan sebagai berikut. Menurut Stanley E. Dimond


dan Elmer F. Peliger (1970:v) Civics didefinisikan sebagai studi yang berhubungan
dengan tugas-tugas pemerintah dan hak kewajiban warga negara. Dalam Dictionary or
Education (Nu’man Somantri, 1976:45) dinyatakan bahwa Civics: merupakan unsur ilmu
politik atau cabang ilmu politik yang berkaitan dengan hak dan kewajiban warga negara.
Salah satu artikel tertua yang merumuskan definisi Civics adalah majalah “Education”
pada tahun 1886 yang memberikan batasan Civics yaitu suatu ilmu tentang
kewarganegaraan yang berhubungan dengan manusia sebagai individu dalam suatu
perkumpulan yang terorganisir dalam hubungannya dengan negara (Soemantri, 1976:45).
Istilah IKN (Ilmu Kewarganegaraan) merupakan terjemahan dari Civics. IKN
mengambil porsi dari ilmu politik yang demokrasi politik. IKN merupakan disiplin ilmu
yang mendeskripsikan peranan warga negara atau hak dan kewajiban warga negara dalam
bidang politik, ekonomi, sosial-budaya dan hankam dan tugas-tugas pemerintahan yang
dilihatnya dari pendekatan yuridis formal dan sosio-politis. IKN sebagai disiplin ilmu,
maka tujuannya lebih bersifat teoretis daripada praktis. Tujuan yang hendak dicapai IKN
adalah mengembangkan konsep-konsep dan teori-teori mengenai peranan warga negara
dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan kata lain, demokrasi
politik, hak dan kewajiban warga negara, dan kegiatan dasar manusia (seperti: ekonomi,
pendidikan, kebudayaan, dan lain-lain) diorganisir secara ilmiah untuk memperkaya
disiplin IKN.

2. Ilmu Kewarganegaraan Dan Disiplin Pendidikan Kewarganegaraan Dalam


Tinjauan Filsafat Ilmu
Pendidikan kewarganegaraan adalah seleksi, adaptasi dari lintas disiplin ilmu-ilmu
sosial, ilmu kewarganegaraan, humaniora, teknologi, agama, kegiatan dasar manusia yang
diorganisir dan disajikan secara psikologis dan ilmiah untuk ikut mencapai salah satu
tujuan pendidikan IPS – tujuan pendidikan nasional. Pendidikan kewarganegaraan
sebagai pendidikan hukum menunjukkan bahwa hukum maupun hal-hal mempunyai
kaitan dengannya dimuat dalam pendidikan kewarganegaraan, akan tampak lebih jelas
lagi bila kita memperhatikan hal-hal yang menyangkut pendidikan kewarganegaraan.
Kumpulan pengetahuan yang membangun ilmu kewarganegaraan ini diambil dari
berbagai disiplin ilmu, terutama ilmu-ilmu sosial, antara lain : ilmu pendidikan, ilmu
ekonomi, ilmu hukum, ilmu filsafat, ilmu sosiologi, ilmu administrasai negara, ilmu
ekonomi pembangunan, sejarah perjuangan bangsa dan ilmu budaya, dan lain sebagainya.
Oleh karena itu pengembangan, cara- cara mempelajari, meneliti lebih banyak
menggunakan pendekatan metode-metode ilmu sosial.
Pendidikan kewarganegaraan sebagai pendidikan nilai berarti pendidikan
kewarganegaraan memuat pendidikan nilai, agar warganegara dapat memahami dan
berperilaku sesuai dengan nilai-nilai hukum, dimana nilai hukum lahir dari kesadaran
moral, sehingga nilai-nilai hukum merupakan nilai-nilai moral, karena ketentuan hukum
yang baik apabila sesuai dengan nilai-nilai hukum yang dianggap baik oleh masyarakat,
yang dinilai melalui pertimbangan moral. Pencapaian tujuan pendidikan kewarganegaraan
sebagai pendidikan hukum maupun sebagai pendidikan nilai sangat ditentukan oleh
kualitas komponen dari sistem yang membangun pendidikan kewarganegaraan itu sendiri.
Sesuai dengan visi dan misi Pendidikan Kewarganegaraan, diharapkan akan lahir
pendidik yang cinta tanah air, nusa dan bangsa. Hubungan sesame manusia menjadi
harmonis, sehingga diharapkan akan lahir generasi baru yang tangguh, generasi yang
bermental baja, generasi yang berkarakter. Oleh karena itu lewat pendidikan
kewarganegaraan diharapkan juga akan membentuk generasi yang mempunyai karakter,
disiplin, berbudi pekerti, sopan santun sesuai dengan pribadi bangsa Indonesia. Setelah
terbentuk generasi yang berkarakter, mempunyai kepribadian yang mapan, mempunyai
prinsip, maka dengan adanya globalisasi tidak akan terpengaruh oleh arus globalisasi.
Walaupun kita tidak dapat menolak globalisasi karena perkembangan zaman, namun
setidaknya kita dapat menyaring untuk memilih pengaruh- pengaruh yang cocok dengan
pribadi bangsa Indonesia. Globalisasi akan menyebabkan terjadinya perubahan dalam
berbagai jenis kehidupan, akan mengubah pola hidup. Oleh karena itu pendidikan yang
baik haruslah pendidikan yang selalu bersikap antisipatoris yaitu mempersiapkan generasi
muda untuk kehidupan dimasa datang.

3. Konsep Dan Tujuan Ilmu Kewarganegaraan


IKN sebagai disiplin ilmu, maka tujuannya lebih bersifat teoretis dari pada praktis.
Tujuan yang hendak dicapai IKN adalah mengembangkan konsep-konsep dan teori-teori
mengenai peranan warga negara dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan
bernegara. Dengan kata lain, demokrasi politik, hak dan kewajiban warga negara, dan
kegiatan dasar manusia (seperti: ekonomi, pendidikan, kebudayaan, dan lain-lain)
diorganisir secara ilmiah untuk memperkaya disiplin IKN. Dalam mengorganisir secara
ilmiah, misalnya dapat dilakukan dengan bertanya, mengajukan hipotesis, pengumpulan
data lewat observasi, eksperimen dan dianalisis, untuk menemukan atau melahirkan
konsep, dan teori yang mantap. Konsep dan teori tersebut, dapat dimanfaatkan untuk
menggambarkan atau mendeskripsikan warga negara yang baik (good citizen).

Dengan demikian, hasil kegiatan ilmiah atau penelitian dalam IKN, dapat diseleksi
untuk kepentingan PPKn dalam mengidentifikasi atau melengkapi mengenai indikator
warga negara yang baik yang perlu dibina dan dikembangkan lewat PPKn. Dalam hal ini,
dapat dicontohkan ada temuan teori yang menyatakan bahwa perkembangan demokrasi
akan ditentukan oleh kuatnya masyarakat madani (civil society) dan berfungsinya secara
efektif lembaga-lembaga politik seperti partai politik dan perwakilan politik (DPR).
Berdasarkan temuan ini, maka PPKn dalam berupaya membina warga negara yang baik
perlu mengarahkan pada upaya membentuk pribadi warga negara yang dapat mendukung
masyarakat madani. Kepribadian itu, misalnya: sikap otonom dalam berhadapan dengan
pemerintah, berswadaya dalam politik dan ekonomi, memiliki kesadaran yang tinggi
terhadap hak dan kewajibannya sebagai manusia dan warga negara, dan memiliki
penghargaan yang tinggi terhadap hak dan martabat orang lain.

Sebagai disiplin ilmu maka IKN memiliki tujuan untuk mendiskripsikan peranan
warga negara dalam aspek kehidupan politik, ekonomi, dan social budaya. Dengan kata
lain IKN bertujuan menghasilkan konsep, teori maupun generalisasi tentang peranan
warga negara dalam masyarakat. Teori yang dihasilkan IKN diharapkan dapat
memberikan kontribusi untuk membina warga negara yang lebih baik ( good citizen ).
Yaitu warga negara yang aktif berpartisipasi serta memiliki tanggung jawab dalam
membangun kehidupan bernegara yang demokratis, berkemanusiaan dan berkeadilan
sosial.

4. Ruang Lingkup, Sasaran Dan Pendekatan


A. Ruang lingkup Kewarganegaraan
Ruang lingkup IKN adalah Demokrasi Politik. pendapat ini di dasarkan karena IKN
mengambil isi ilmu politik berupa demokrasi politik (somantri, 1976:23), unsure-
unsurnya adalah
- Teori-teori tentang demokrasi politik
- Konstitusi negara
- sistim politik
- Pemilihan umum
- Lembaga-lembaga decision maker
- Presiden
- Lembaga yudikatif
- Out put dari sistem demokrasi
- kemakmuran umum dan pertahanan Negara
- perubahan social (somantri,1976:23)
Ahmad Sanusi (1972:3), menyatakan bahwa cakupan IKN meliputi kedudukan
dan peranan warga negara dalam menjalankan hak dn kewajibannya sesuai dan
sepanjang batas-batas ketentuan konstitusi negara yang bersangkutan. Hasil seminar
pengajaran dan pendidikan civics di Solo, bahwa cakupan IKN adalah warga negara
dibidang spiritual, ekonomi, politis, yuridis, kulturasesuai dengan dan sejauh yang
diatur dalam pembukaan dan uud 1945. Dengan demikian cakupan IKN dapat
dinyatakan meliputi teori hubungan warga negara dengan negara atau pemerintah,
tugas-tugas pemerintah, proses pemerintahan sendiri (sistim politik), peranan warga
negara dalam berbagai bidang kehidupan.
B. Sasaran IKN
Sasaran atau obyek suatu ilmu meliputi obyek material dan obyek formal. obyek
material IKN adalah demokrasi politik, demokrasi ekonomi dan demokrasi
social.Pusat perhatian ( focus of interest) dalam mengkaji obyek material dari dimensi
“peranan warga negara” atau hak dan kewajiban sebagai anggota dari institusi politik
negara
C. Pendekatan IKN
Pendekatan IKN berarti criteria atau dasar pemikiran yang dipakai untuk penelitian
atau pengembangan terhadap sasaran ilmu kewarganegaraan (obyek material dan
obyek formal IKN). Pendekatan IKN dapat dikembangkan dari paradigma
kewarganegaraan. Paradigma kewarganegaraan yang relevan dengan masyarakat
Indonesia menurut Hikam (1999) adalah yang berdimensi:
1) keterlibatan aktif dalam komunitas,
2) pemenuhan hak-hak dasar yaitu hak politik,ekonomi, dan hak social-kultural, dan
3) dialog dan keberadaan ruang Public yang bebas.
Pendekatan kewarganegaraan yang legalitas-sosio-politis dan dealektis, maka
pengembangan IKN dapat menghasilkan konsep, teori, dan generalisasi warga negara
yang baik yang dapat diandalkan sebagai pendukung masyarakat madani dan negara
demokrasi. Dengan demikian, maka dapat juga dinyatakan bahwa pendekatan IKN
adalah “pemberdayaan warga negara” (empowerment citizen).

5. Praktis Ilmu Kewarganegaraan


Sebagai ilmu yang berdiri sendiri, menurut Achmad Sanusi, fokus studi Ilmu
Kewarganegaraan adalah mengenai kedudukan dan peranan warga Negara dalam
menjalankan hak dan kewajibannya sesuai dan sepanjang batas-batas ketentuan konstitusi
Negara yang bersangkutan. Titik tolak Ilmu Kewarganegaraan ada pada individu-individu
sebagai kesatuan mikro. Variabel-variabel yang relevan dengan individu sebagai kesatuan
mikro adalah kontinum tingkah laku, potensi, kesempatan, hak dan kewajiban, cita-cita,
aspirasi, kesadaran usaha dan kegiatan, peranan hasil dan potensi kehidupan
bermasyarakat dan bernegara sepanjang ketentuan Pembukaan UUD 1945.
Menurut Numan Somantri, objek Ilmu Kewarganegaraan adalah warga negara dalam
hubungannya dengan organisasi kemasyarakatan, sosial, ekonomi, agama, kebudayaan
dan negara, tingkah laku, tipe pertumbuhan berpikir, potensi, hak dan kewajiban, cita-
cita, aspirasi, kesadaran, partisipasi dan tanggung jawab. Dikaitkan dengan kedudukannya
sebagai mata kuliah pada program studi, Soedibjo (1990) berpendapat bahwa materi Ilmu
Kewarganegaraan mencakup segala pengetahuan tentang kedudukan, peranan, hak dan
kewajiban warga negara Indonesia sesuai dengan dasar filsafat pancasila, Pembukaan dan
Tubuh UUD 1945.
Dengan demikian hakekat cakupan IKN adalah pembahasan tentang demokrasi
(demokrasi politik, ekonomi dan sosial atau peranan warga negara dalam berbagai aspek
kehidupan) dalam rangka mendeskripsikan warga negara yang demokratis (warga negara
yang baik) sebagai pendukung utama masyarakat madani untuk ikut membangun negara
demokrasi.

Anda mungkin juga menyukai