Disusun Oleh :
Reinal Muhtarizal Agnyawan (2107743)
Sasaran utama di dalam sosiologi pendidikan adalah peserta didik dan lingkungan
sosialnya. Lingkungan sosial tersebut dapat mempengaruhi peserta didik dalam proses
belajar. Tidak hanya itu sosiologi pendidikan juga bersasaran pada lembaga-lembaga, baik
lembaga formal seperti sekolah atau lembaga non formal seperti keluarga dan lain-lain.
Tujuan IKN Mendeskripsikan tentang peranan warga negara dalam berbagai aspek
kehidupan berbangsa dan bernegara (demokrasi politik, ekonomi, dan sosial) sehingga
tergambar sifat-sifat kepribadian warga negara yang baik. Tujuannya lebih menekankan
untuk menghasilkan konsep dan teori yang terkait dengan gambaran warga negara yang baik.
IKN sebagai disiplin ilmu, maka tujuannya lebih bersifat teoretis daripada praktis.
Tujuan yang hendak dicapai IKN adalah mengembangkan konsep-konsep dan teori-teori
mengenai peranan warga negara dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dengan kata lain, demokrasi politik, hak dan kewajiban warga negara, dan kegiatan dasar
manusia (seperti: ekonomi, pendidikan, kebudayaan, dan lain-lain) diorganisir secara ilmiah
untuk memperkaya disiplin IKN.
Dengan demikian tujuan IKN dapat dinyatakan dimaksud untuk menunjang tujuan
PKN, terutama dalam pengembangan konsep dan teoriteori yang berkaitan dengan demokrasi
politik, yang sangat penting bagi upaya membina warga negara yang demokratis yang
diharapkan mampu ikut membangun negara yang demokratis berkemanusiaan dan
berkeadilan sosial.
Pada era ‘reformasi’, wacana pembangunan bangsa dan pembangunan karakter
(nation and character building) meletakkan pengakuan atas hak-hak warganegara sebagai isu
sentral dalam masyarakat pluralis yang demokratis. Dengan kata lain, perjuangan dan
pemerolehan hak sipil, hak asasi manusia dan keadilan sosial dan politik diyakini akan lebih
mudah dicapai.
Sejumlah ahli mengatakan bahwa tantangan besar ke depan lainnya bagi bangsa
Indonesia adalah menumbuhkan budaya dan kehidupan demokrasi (cultural democracy) pada
berbagai komponen masyarakat, mulai dari elit politik, para birokrat dalam sistem
pemerintahan, dunia usaha, lembaga swadaya masyarakat, kaum intelektual, hingga
masyarakat luas.
Kita masih mempunyai PR bahwa budaya dan kehidupan demokrasi harus terjadi
pada berbagai komponen masyarakat karena pembentuka struktur pemerintahan negara yang
demokratis tanpa diimbangi dengan tumbuhnya kehidupan demokrasi pada berbagai
komponen masyarakat akan menjurus pada lahirnya kehidupan demokrasi yang semu atau
sudut demokrasi. Oleh karena itu pembinaan, pemahaman akan prinsip-prinsip serta cara
hidup yang demokratis adalah salah satu tantangan mendasar bagi sistem pendidikan nasional
dalam membentuk dan mengembangkan kehidupan negara dan masyarakat yang semakin
demokratis. Pada tataran Kurikuler Pendidikan Kewarganegaraan baik substansi proses
pembelajaran maupun efek sosial kukturalnya sengaja dirancang dan diprogramkan untuk
mewujudkan program-program pendidikan demokrasi yang bermuara pada pembentukan
karakter Bangsa Indonesia.
Tujuan utamanya adalah untuk menumbuhkan karakter warga negara baik karakter
privat seperti tanggungjawab moral, disiplin diri, dan penghargaan terhadap harkat dan
martabat manusia dari setiap individu maupun karakter publik, misalnya kepedulian sebagai
warga negara, kesopanan, mengindahkan aturan main atau rule of law, berfikir kritis dan
kemauan untuk pendengar bernegoisasi dan berkompromi. Dengan demikian tampak bahwa
peran Pendidikan Kewarganegaraan sangat strategis dalam menumbuhkan karakter privat
maupun karakter publik.
Roucek and Warren (1963:3), mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang
mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok-kelompok.
Salah satu proses sosial yang bersifat tersendiri ialah dalam hal terjadinya perubahan-
perubahan di dalam struktur sosial.
B. Konsep Dasar
Para ahli sosiologi, sebagaimana halnya para ahli ilmu sosial lainnya, masih terus bekerja
mengembangkan konsep-konsep dasar yang memiliki makna yang akurat dan diterima secara
luas dalam lapangan disiplin sosiologi. Konsep-konsep seperti pranata sosial, struktur sosial,
komunitas, dan nilai sering kali didefinisikan berbeda. Hal yang dapat menimbulkan masalah
dalam proses penelitian. Dua orang ahli sosiologi yang meneliti struktur sosial komunitas
kelas menengah di Indonesia misalnya, akan memperoleh kesimpulan yang berbeda jika
mereka bekerja dengan definisi yang berbeda.
a. Sosialisasi
Pengertian Para ahli sosiologi berasumsi bahwa nilai-nilai kemanusiaan seorang individu
tidak diperoleh sejak kelahirannya melainkan diperoleh melalui interaksi dengan dan belajar
dari sesamanya dalam berbagai kelompok sosial. Dengan kata lain nilai-nilai kemanusiaan itu
tidak dilahirkan melainkan dipelajari melalui interaksi sosial dalam kelompok. Pemerolehan
nilainilai kemanusiaan itu dilakukan melalui sosialisasi, yakni proses masuknya seseorang
individu menjadi anggota kelompok sosialnya dengan mempelajari budaya dan peran yang
harus dijalankannya. Anak-anak menguasai berbagai sikap, nilai, dan perilaku diperlukan
untuk dapat bertahan hidup dalam komunitasnya di tengah-tengah kehidupan manusia lain
dalam kelompok sosialnya.
c. Nilai
Jadi nilai iu adalah segala sesuatu yang dianggap berharrga, baik, suci, atau sakral bagi
seseorang. Apabila masyarakat luas memandang sesuatu itu berhaga, baik, suci, atau sakral
maka sesuatu iu dianggap memiliki nilai sosial. Karena nilai merupakan sesuatu yang
berharga, baik, suci, atay sakral hal tersebut akan mendorong seseorang untuk memilikinya
dengan berbagai cara baik dengan cara “legal” (sesuai aturan/hukum) maupun ‘ilegal’ (tidak
sesuai aturan/hukum). Oleh karena itu perlu dibuat norma untuk mengatur agar dalam
mencapai sesuatu yang dianggap “bernilsi” tersebut orang tidak merugikan orang lain.
Supaya norma ditaati, perlu sanksi sebagai sarana penegakan norma.
d. Interaksi Sosial
Interaksi sosial adalah proses hubungan saling pengaruh mempengaruhi yang terjadi antara
seseorang dengan seorang lainnya, antara seseorang dengan kelompok, maupun antara
kelompok dengan kelompok. Interaksi sosial tidak terjadi dengan sendirinya. Untuk
terjadinya interaksi sosial harus ada dua syarat, yakni harus terjadi kontak sosial dan
komunikasi. Orang saling bertemu muka atau berbicara melalui pesawat telepon adalah
contoh kontak sosial. Dengan demikian kontak sosial itu ada yang langsung bertatap muka
(dinamakan kontak sosial primer) da nada yang menggunakan perantara (dinamakan kontak
sosial sekunder). Misalnya seorang anak yang tinggal di luar kota menjenguk ibunya di
kampong merupakan contoh kontak sosial primer, sedangkan apabila ia hanya menelepon
saja untuk memastikan apakah ibunya itu baik-baik saja merupakan contoh kontak sosial
sekunder.
e. Konflik Sosial
Terjadinya konflik atau pertentangan sering kali diawali oleh adanya perbedaanperbedaan
pribadi maupun kelompok dengan pihak lain. Perbedaan-perbedaan tersebut, misalnya ciri-
ciri badaniah, emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola-pola perilaku dan seterusnya. Ciri
tersebut dapat mempertajam perbedaan yang ada hingga menjadisuatu pertentangan. Perasaan
memegang pernan penting dalam mempertajam perbedaan-perbedaan tersebut sedemikian
rupa, sehingga masing-masing pihak berusaha untuk saling menghancurkan. Perasaan
tersebut biasanya berwujud amarah dan rasa benci yang menyebabkan dorongandorongan
untuk melukai atau menyerang pihak lain, atau untuk menekan dan menghancurkan individu
atau kelompok yang lain menjadi lawan.
Penutup
Untuk menjawab semua persoalan tersebut, diantaranya ada beberapa gagasan, Kajian
dasar kewarganegaraan dalam kehidupan dimasyarakat diantaranya peranan warga negara
atau hak dan kewajiban warga negara, mendeskripsikan tentang peranan warga negara dalam
berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Dan untuk beberapa gagasan Ilmu
Sosiologi dalam kehidupan dimasyarakat diantaranya, pemerolehan nilai-nilai kemanusiaan
itu dilakukan melalui sosialisasi, yakni proses masuknya seseorang individu menjadi anggota
kelompok sosialnya dengan mempelajari budaya dan peran yang harus dijalankannya.
Apabila masyarakat luas memandang sesuatu itu berhaga, baik, suci, atau sakral maka
sesuatu itu dianggap memiliki nilai sosial. Lebih sederhananya gagasan Disiplin Ilmu
Sosiologi dalam kehidupan dimasyarakat adalah interaksi sosial, untuk terjadinya interaksi
sosial harus ada dua syarat, yakni harus terjadi kontak sosial dan komunikasi. Orang saling
bertemu muka atau berbicara melalui pesawat telepon adalah contoh kontak sosial. Dengan
demikian kontak sosial itu ada yang langsung bertatap muka (dinamakan kontak sosial
primer) da nada yang menggunakan perantara (dinamakan kontak sosial sekunder).