Anda di halaman 1dari 8

RESUME/KESIMPULAN PERTEMUAN 1-7

MATA LULIAH KONSEP DASAR PKN

DOSEN PENGAMPU:

(Dr.ULFAH SARI REZEKI M.Pd)

DISUSUN OLEH:

WIKA ANGELINA GINTING

(2205030200)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS QUALITY

T.A 2022/2023
PERTEMUAN 1

(CIVIC, CIVIC EDUCATION DAN CITIZENSHIP EDUCATION)

Civic merupakan tonggak awal dari kajian mengenai kewarganegaraan yang merupakan
bagian dari ilmu politik dan menjadi sebuah mata pelajaran yang mempelajari tentang praktik
dari Negara Demokrasi.

Civic Education merupakan pengembangan diri dari civic (ilmu kewarganegaraan)yang


lebih menekankan kepada praktik kewarganegaraan guna menyiapkan siswa warga Negara
dengan memberikan pengetahuan , budaya dan keterampilan kewarganegaraan.

Citizenship Education lebih kepada program-program pembelajaran warga Negara baik


secara formal di sekolah maupun non formal di luar sekolah dan menekankan terhadap
partisipasi warga Negara.

Istilah civic, civic education dan citizenship education merupakan suatu istilah yang
saling berkaitan satu sama yang lainnya.Hubungan itu muncul karena yang menjadi sasaran dan
objeknya ada warga Negara pada sebuah Negara Demokrasi.
PERTEMUAN 2

(CIVIC, CIVIC EDUCATION DAN CITIZENSHIP EDUCATION)

Civic, Civic Education dan Citizenship Education adalah pemahaman tentang berfikir
kritis, partisipasi dalam politik Negara dalam kontek lokal, internasional, maupun regional, ini
juga melatih pribadi yang paham hak dan kewajiban sebagai warga Negara.
PERTEMUAN 3

(SEJARAH CIVIC EDUCATION, DAMPAK CIVIC EDUACTION, SEJARAH


PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN, FUNGSI DAN TUJUAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DAN BAGAIMANA PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN DI SEKOLAH DASAR)

Pendidikan Kewarganegaraan mulai berkmbang pada tahun 1957 di masa pemerintahan


Presiden Soekarno. Pendidikan Kewarganegaraan kemudian mulai dipelajari di sekolah-sekolah
pada tahun 1961 dengan nama CIVICS. Mata pelajaran ini kemudian berganti nama menjadi
Pendidikan Kewarganegaraan pada tahun 1968. Tujuan dari diciptakannya mata pelajaran ini
menumbuhkan rasa cinta tanah air, sikap bela Negara dan upaya membentuk warga Negara yang
baik.
PERTEMUAN 4

(PARADIGMA VISI DAN MISI PKN)

Kita perlu mempelajari dan memahami paradigm serta visi PKN, tugas PKN Paradigma
baru tersebut untuk mengembangkan pendidikan demokrasi dengan 3 fungsi pokok, yakni
mengembangkan kecerdasan warga Negara (civic intelligence), membina tanggung jawab warga
Negara (civic responsibility), dan mendorong partisipasi warga Negara (civic participation).

Kemudian daripada itu, visi Pkn yaitu menanamkan komitmen yang kuat dan konsisten
terhadap prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 guna memberikan
pemahaman yangn mendalam tentang Negara Kesatuan Republik Indonesia.
PERTEMUAN 5

(PKN SEBAGAI DISIPLIN ILMU)

Pendidikan disiplin ilmu bersifat synthetic discipline antara disiplin iilmu (murni atau
non kependidikan) dan ilmu pendidikan dengan pendekatan ilmiah dan psikologidangan
mengacu pada tujuan pendidikan. Pendidikan Disiplin Ilmu merupakan hasil rekayasa, seleksi,
adaptasi, adopsi, modifikasi, simplikasi, dari konsep-konsep, generalisasi, teori, konstruk, dan
dalil dari disiplin ilmu pendidikan dan disiplin ilmu (murni/non kependidikan)yang
diorganisasikan secara ilmiah, pedagogis, dan psikologis sesuai dengan tujuan pendidikan.
PERTEMUAN 6

(MULTIDIMENSIONAL PKN)

Yang dimaksud dengan Pkn sebagai mata pelajaran dengan visi utama sebagai penddikan
demokrasi yang bersifat multidimensional adalah karena Pkn merupakan pendidikan nilai
demokrasi, pendidikan moral, pendidikan sosial, dan masalah pendidikan politik. Sifat
multidimensionalitasnya antara lain terletak pada:

 Pandangannya yang pluralistic-uniter (bermacam-macam, tetapi


menyatu dalam pengertian BHINEKA TUNGGAL IKA)
 Sikapnya dalam menempatkan individu, Negara dan
masyarakat global secara harmonis.
 Tujuannya yang diarahkan pada semua dimensi kecerdasan
(spiritual, rasional, emosional, dan sosial)
 Konteks (setting) ya
PERTEMUAN 7

(TELAAH TEORI KEWARGANEGARAAN)

TEORI KEWARGANEGARAAN LIBERAL

Teori kewarganegaraan liberal menekankan pada konsep kewarganegaraan yang berbasis


pada hak. Kedua, perlindungan terhadap kepemilikan merupakan fungsi utama hukum dan
pemerintahan. Ketiga, pelaksanaan yang sah menurut hukum atas hak-hak kepemilikan secara
alamiah menghasilkan ketidakmerataan yang adil. Pertama, mengutamakan kebebasan individu
yang dipahami sebagai kebebasan dari campur tangan Negara. Kedua, proteksi yang luas
terhadap kebebasan berfikir, berbicara dan beribadah. Ketiga, kecurgaan yang luas terhadap
kekuasaan Negara dalam mengatasi individu. Keempat, pembatasan kekuasaan Negara pada
bidang atau aktivitas individu dalam berhubungan dengan yang lain. Kelima, anggapan yang
kuat dapat dibantah mengenai kebaikan hati dalam masalah pribadi serta bentuk lainnya yang
mendukung pribadi.

TEORI KEWARGANEGARAAN REPUBLIKAN

Kewarganegaraan republican menekankan pada ikatan-ikatan sipil suatu hal yang


berbeda dengan ikatan-ikatan individual ataupun ikatan kelompok. Teori kewarganegaraan
republican baik yang klasik maupun yang humanis merupakan paham pemikiran
kewarganegaraan yang berpendapat, bahwa bentuk ideal dari suatu Negara didasarkan atas
dukungan, yakni civic virtue warganya dan pemerintahan yang republic karena ini merupakan
hak yang esensial, sehingga disebut civic republic. Jadi kewarganegaraan ini menekankan
pentingnya kewajiban, tanggung jawab dan civic virtue dari warganegaranya. Civic virtue dalam
republic Romawi berarti kesediaan mendahulukankepentingan public.

TEORI KEWARGANEGARAAN DEMOKRASI RADIKAL

Dengan demikian, dalam apa yang berikut radikal demokrasi ditempatkan baik dari segi
nya dasar-dasar teoritis dan empirismelalui praktek.

Anda mungkin juga menyukai