Anda di halaman 1dari 3

Tugas 1

Pendidikan kewarganegaraan

Nama : Maharani
Nim : 8821230067 (kode kelas : 35743)
1121060067 (kode kelas : 35845)

Soal :
1. Jelaskan landasan filosofis pendidikan pancasila
Jawab :
Landasan filosofis adalah penggunaan hasil-hasil pemikiran filsafat pancasila untuk
mengembangkan pendidikan pancasila. Secara praktis nilai-nilai tersebut berupa
pandangan hidup (filsafat hidup) berbangsa. Pancasila merupakan filsafat Negara
harus menjadi sumber bagi segala tindakan para penyelenggara Negara, menjadi jiwa
dari perundang-undangan yang berlaku bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Tujuan pendidikan pancasila menurut UU no 2 tahun 1989 tentang system pendidikan
nasional uang tercantum dalam SK Dirjen Dikti.No.38/DIKTI/Kep/2003, ialah guna
menunjukan arah tujuan pada moral dan diharapkan dapat terealisasi di kehidupan
bermasyarakat setiap hari.

2. Jelaskan dasar pemikiran pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi


Jawab:
Pendidikan kewarganegaraan di Perguruan Tinggi merupakan salah satu bentuk
pendidikan untuk mengembangkan kultur demokratis yang mencakup kebebasan,
persamaan, kemerdekaan, toleransi, dan kemampuan untuk menahan diri di kalangan
mahasiswa. Berdasarkan Undang-Undang nomor 20 tahun 2003, tentang sistem
pendidikan nasional, serta SK dirjen DIKTI nomor 43/DIKTI/Kep/2006, mata kuliah
pengembangan kepribadian di perguruan tinggi terdiri atas pendidikan agama,
pendidikan Kewarganegaraan, dan bahasa Indonesia. Cakupan materi Mata kuliah
pendidikan Kewarganegaraan meliputi identitas nasional,hak dan kewajiban
warganegara, negara dan konstitusi, demokrasi dan pendidikan demokrasi, HAM dan
rule of law, Geopolitik Indonesia dan Geostrategi Indonesia. Dalam UU Nomor 12
Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi pasal 35 ayat (3) Juga mewajibkan mata
kuliah Kewarganegaraan disampaikan di Perguruan Tinggi. Dalam penjelasan pasal
35 ayat (3), dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan ”mata kuliah kewarganegaraan”
adalah pendidikan mencakup Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal
Ika untuk membentuk mahasiswa menjadi warga negara yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air. Menurut Nu,man Somantri dalam dikti (2014:7),
pendidikan kewarganegaraan adalah program pendidikan yang berintikan demokrasi
politik yang diperluas dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya, pengaruh-
pengaruh positif dari pendidikan sekolah, masyarakat, dan orang tua, yang
kesemuanya itu diproses guna melatih para siswa untuk berfikir kritis, analitis,
bersikap, dan bertindak demokratis dalam mempersiapkan hidup demokratis yang
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata
kuliah wajib nasional yang harus diambil oleh seluruh mahasiswa pada jenjang
pendidikan diploma maupun sarjana. Namun demikian, pendidikan kewarganegaraan
harus disampaikan dengan metode dan pendekatan yang bukan indoktrinasi
melainkan dengan metode yang memungkinkan daya kritis mahasiswa terhadap
berbagai persoalan bangsa. Pendidikan kewarganegaraan diberikan agar mahasiswa
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air, demokratis, berkeadaban, berdaya
saing, disiplin dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan nasional guna
mewujudkan tujuan nasional yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945. Menurut
Kurikulum Berbasis Kompetensi, PKn adalah mata pelajaran yang memfokuskan
pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural, bahasa, usia dan
suku bangsa untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil dan berkarakter yang
diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Dalam hal ini, PKn berfungsi untuk
mengembangkan kecerdasan warga negara (civic intelegence), menumbuhkan
partisipasi warga negara (civic participation) dan mengembangkan tanggungjawab
warganegara untuk bela negara (civic responsibility). Warganegara yang cerdas
diharapkan mampu mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi negara dan
bangsanya. Melalui partisipasi warganegara akan membawa kemajuan negara, karena
tidak ada satu negara pun di dunia maju tanpa partisipasi aktif dari warga negaranya.
Begitu pula dengan tanggungjawab warganegara atas persoalan yang dihadapi negara
dan bangsanya akan berkontribusi untuk kemajuan negara dan bangsanya.

3. Sejarah pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi


Jawab :
Sejarah pendidikan kewarganegaraan di dunia diperkenalkan untuk pertama
kalinya pada tahun 1790 di Amerika Serikat.  Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
(civics education) agar penduduk Amerika Serikat yang memiliki keragaman suku
bangsa yang berasal dari banyak negara di dunia yang datang ke Amerika. Diharapkan
dengan “Civics” akan memiliki satu indentitas sebagai bangsa Amerika.
Pengertian Civics menurut Henry Randall Waite adalah “The science of
citizenship, the relation of man, the individual, to man in organized collection, the
individual in his relation to the state”. Pengertian terjemahan umum pendidikan
kewarganegaraan tersebut adalah ilmu yang membicarakan hubungan antara manusia
dengan manusia dalam perkumpulan perkumpulan yang terorganisasi (organisasi
social ekonomi, politik) dengan individu-individu dan dengan negara.
Sejarah Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia dimulai pada tahun 1957 saat
pemerintahan Sukarno atau yang lebih dikenal dengan istilah civics.  Penerapan
Civics sebagai pelajaran di sekolah-sekolah dimulai pada tahun 1961 dan kemudian
berganti nama menjadi pendidikan Kewargaan negara pada tahun 1968.
Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan resmi masuk dalam kurikulum
sekolah di Indonesia pada tahun 1968. Saat terjadi pergantian tahun ajaran yang
awalnya Januari – Desember dan diubah menjadi Juli – Juni pada tahun 1975, nama
pendidikan kewarganegaraan diubah oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Indonesia menjadi Pendidikan Moral Pancasila (PMP).
Nama mata pelajaran PMP diubah lagi pada tahun 1994 menjadi Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Pada masa Reformasi PPKn diubah menjadi
PKn dengan menghilangkan kata Pancasila yang dianggap sebagai produk Orde Baru.
Untuk perguruan tinggi, jurusan pendidikan kewarganegaraan pada awalnya
menggunakan nama jurusan Civic Hukum kemudian pada orde baru berubah
menjadi Program Studi PMP-KN dan saat ini banyak yang menggunakan Program
Studi PPKn (PKn).

Anda mungkin juga menyukai