Anda di halaman 1dari 4

Nama : Lailatus Sa’adah

NPM : 2313024045

Program Studi: Pendidikan Biologi (A)

Latihan 1 (Bab 1)

1.Apakah yang dimaksud dengan pendidikan kewarganegaraan?


Jawab: Secara etimologis, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan lainnya.
Secara konseptual, istilah kewarganegaraan tidak bisa dilepaskan dengan istilah warga
negara. Dalam literatur inggris dinyatakan dengan istilah citizen, citizenship, dan
citizenship education. Menurut Nu’man Soemantri (2001) Pendidikan kewarganegaraan
adalah program Pendidikan yang berintikan demokrasi politik yang diperluas dengan
sumber-sumber pengetahuan lainnya. Menurut Henry Randall Waite, Pendidikan
kewarganegaraan adalah ilmu tentang kewarganegaraan, hubungan antar manusia,
hubungan manusia dengan negaranya. Menurut David Kerr dalam bukunya yang berjudul
Citizen Education: An International Comparison (1999) menyebutkan bahwa Pendidikan
kewarganegaraan adalah proses mempersiapkan pemuda atas peran dan tanggung
jawabnya sebagai warga negara. Dapat disimpulkan Pendidikan Kewarganegaraan adalah
program pendidikan yang berisi politik, sosial tentang kewarganegaraan yang dapat
membangun hubungan baik antar manusia dan negara, masyarakat menjadi berfikir kritis,
bertanggung jawab, dan bertindak demokratis.

2.Jelaskan visi dan misi pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi?


Jawab: Saat ini mahasiswa banyak berubah akibat globalisasi hal ini dapat berdampak
pada sikap dan jiwa jiwa nasionalisme para mahasiswa menurun. Oleh karena itu visi misi
pendidikan kewarganegaraan adalah sebagai sumber dan pedoman dalam
penyelenggaraan proses belajar mengajar guna mengantarkan mahasiswa menjadi warga
negara yang cerdas, terampil, memahami demokrasi, hak dan kewajiban warga negara,
hidup gotong royong, saling membantu, dan menghargai keberagaman juga memiliki jiwa
patriotisme yang tinggi, Memiliki sifat yang baik, sopan, dan santun
3.Jelaskan tujuan dari pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi
Jawab: Berdasarkan Keputusan Ditjen Dikti Depdiknas RI Pasal 3 No. 267/DIKTI/2000
Tentang penyempurnaan garis besar proses pembelajaran mata kuliah pengembangan
kepribadian (MKPK) menyebutkan bahwa pkn di perguruan tinggi bertujuan untuk:
1) Dapat memahami dan mampu melaksanakan hak dan kewajiban secara santun,jujur, dan
demokratis serta bertanggung jawab.
2) Memahami tentang beragam masalah dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
3) Memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai juang dan patriotisme yang cinta
tanah air, rela berkorban bagi nusa dan bangsa.

4.Jelaskan Sejarah perkembangan Pendidikan kewarganegaraan secara umum di Indonesia!


Jawab: civics pertama kali dikenalkan di USA membahas masalah pemerintahan, hak dan
kewajiban warga negara, konsep ini diikuti oleh beberapa negara termasuk negara
Indonesia, untuk memahami Pendidikan kewarganegaraan pengkajian dapat dilakukan
secara historis, sosiologis, dan politis. Secara historis, menyelenggarakan organisasi
pergerakan untuk membangun rasa kebangsaan. Secara sosiologis, tataran sosial oleh para
pemimpin yang mengajak masyarakat mencintai tanah air. Secara politis Pendidikan
kewarganegaraan dikenal dalam pendidikan sekolah dari kurikulum 1957, bahwa pada
awal orde lama isi mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan membahas cara
pemerolehan dan kehilangan kewarganegaraan.
Pada tahun 1968, keluarnya kurikulum 1968 yang berisi:
1) Untuk Tingkat sekolah dasar: Pengetahuan kewarga negara, Sejarah Indonesia dan Ilmu
Bumi.
2) Untuk Tingkat SMP: Sejarah kebangsaan, kejadian setelah kemerdekaan, Pancasila,
Ketetapan-ketetapan MPRS.
3) Untuk Tingkat SMA: Uraian pasal-pasal dalam UUD 1945 dihubungkan dengan tata
negara, Sejarah, ilmu bumi dan ekonomi.
Pada tahun 1975 mata Pelajaran Pendidikan kewarganegaraan diganti dengan Pendidikan
moral Pancasila, dari taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi, untuk meneruskan
jiwa dan nilai-nilai 1945 kepasa generasi muda.

Pada tahun 1994, Pendikan Moral Pancasila diganti dengan Pendidikan Pancasila dan
kewarganegaraan, dengan memadukan dua konsep Pendidikan moral Pancasila dan
Pendidikan kewarganegaraan.

Perkembangan berikutnya dengan keluarnya Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang


sistem Pendidikan nasional, PPKn diganti dengan pendidikan kewarganegaraan.

Pada tahun 2004 kurikulum mengalami perubahan menjadi Pendidikan Kewarganegaraan


dan pengetahuan sosial, sementara ditingkat SMP dan SMA merupakan mata Pelajaran
yang berdiri sendiri. Kurikulum berbasis kompetensi kewarganegaraan mengarah pada
tiga komponen seperti yang diajukan oleh Centre For Civic Education tahun 1999, ketiga
komponen tersebut yaitu, civic knowledge (pengetahuan kewarganegaraan), civic skill
(Keterampilan kewarganegaraan), dan civic disposition (karakter kewarganegaraan).

Pada tahun 2006, kurikulum berbabis kompetensi mengalami perubahan menjadi


kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum Pendidikan kewarganegaraan
berdiri sendiri menjadi mata Pelajaran kewarganegaraan.

Pada tahun 2013, kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) mengalami perubahan
menjadi kurikulum 2013, yaitu penataan ulang Pendidikan kewarganeraan menjadi
Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan.

5.Mengapa pendidikan kewarganegaraan sangat dibutuhkan keberadaannya dalam setiap


negara?
Jawab: Pendidikan kewarganegaraan diberikan kepada generasi muda untuk memberikan
nilai-nilai kebangsaan warga yang memahami hak dan kewajibannya, serta memiliki rasa
nasionalisme yang tinggi, toleransi, karakter dan moral yang baik serta cinta tanah air,
yang dapat memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Pendidikan kewarganegaraan
juga membentuk generasi muda menjadi cerdas, demokratis, berpikir kritis dan
berkepribadian setia kepada bangsa dan negara. Maka dari itu Pendidikan
kewarganegaraan penting bagi setiap negara untuk membangun karakter bangsa dan
memperkuat integritas nasional. Dengan begitu, akan terwujud Masyarakat yang memiliki
daya saing dan berpartisipasi aktif dalam mewujudkan tujuan nasional negara seperti yang
tertuang dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945

Anda mungkin juga menyukai