Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

“Pendidikan Kewarganegaraan”

Dosen Pengampu : Suci Alvianita, M.Kom

Disusun Oleh : Kelompok 1

1. Elisa Soleha 2207111387


2. Fadil Fajar 2207111388
3. Izzathul Mardhiyah 2207111385
4. Rally Mizanur 2207111392
5. Siti Rahmah 2207111384
6. Zara Zanuba 2207111391

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA S1 – A

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS RIAU

TA 2022 / 2023
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT.


yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bimbingan Ibu dosen, bu Suci Alvianita, M.Kom, yang dengan tulus memberikan
doa, saran, dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan

Pekanbaru, Agustus 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembuatan Makalah

BAB II : PEMBAHASAN

A. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan


B. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
C. Menggali Sumber Histologis, Sosiologis, dan Politis tentang Pendidikan
Kewarganegaraan

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan kewarganegaraan sangat penting untuk diajarkan sejak dini.
Karena salah satu tujuannya adalah untuk membentuk karakter dan kepribadian
masyarakat agar sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Pendidikan
kewarganegaraan atau civic education sudah diajarkan sejak era Presiden
Soekarno, tepatnya sekitar tahun 1901 hingga 1970.Menurut Edi Rohani dalam
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila
dan Kewarganegaraan dalam Perspektif Santri) (2019), nama atau istilah untuk
pendidikan kewarganegaraan beberapa kali mengalami perubahan. Pada 1968,
Pendidikan Kewarganegaraan diubah menjadi Pendidikan Kewargaan Negara.
Namanya diubah lagi pada 1975 menjadi Pendidikan Moral Pancasila atau
PMP. Kemudian pada 1994, namanya mengalami perubahan menjadi
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Pada 2000, namanya
diubah menjadi Pendidikan Kewarganegaraan. Hakikat Pendidikan
Kewarganegaraan mengutip dari situs Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemdikbud), secara hakikat pendidikan kewarganegaraan merupakan sarana
pembelajaran yang bersumber dari nilai-nilai Pancasila sebagai kepribadian
bangsa. Hal ini diperlukan supaya masyarakat Bangsa Indonesia memiliki
kesadaran untuk mencintai tanah air serta memiliki watak, sifat dan karakter
yang sesuai dengan nilai Pancasila. Menurut Minto Rahayu dalam Buku
Pendidikan Kewarganegaraan (Perjuangan Menghidupi Jati Diri Bangsa),
tujuan dari hakikat pendidikan kewarganegaraan ialah membekali masyarakat
untuk bisa menjalin hubungan yang berlandaskan Pancasila, baik dengan
Negara ataupun sesama manusia.
Pendidikan kewarganegaraan memiliki latar belakang secara etimologis,
yuridis, serta terminologis. Berikut penjelasannya yang dilansir dari situs
Universitas Gajah Mada (UGM): Secara etimologis Latar belakang etimologis
dari pendidikan kewarganegaraan berasal dari pemaknaan kedua kata tersebut,
yakni kata ‘pendidikan’ serta kata ‘kewarganegaraan’.
Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar maupun
terencana dalam proses pembelajaran agar bisa mengembangkan kemampuan
dan potensi yang dimiliki. Sedangkan kewarganegaraan merupakan segala
sesuatu hal yang memiliki keterkaitan dengan warga Negara, hukum serta
politik. Secara yuridis Latar belakang yuridis dari pendidikan kewarganegaraan
tercantum dalam batang tubuh UUD 1945 serta rumusan Pancasila. Selain itu,
secara yuridis pendidikan kewarganegaraan juga tercantum dalam peraturan
yang dibuat pemerintah dan MPR. Contohnya ketetapan MPR, Peraturan
Pemerintah dan Peraturan Daerah. Seluruh hal ini saling berhubungan dan
memiliki kekuatan yang mengikat satu sama lain. Pendidikan kewarganegaraan
secara yuridis memiliki agar masyarakat memiliki rasa cinta tanah air serta
kebangsaan. Secara terminologis Latar belakang terminologis dari pendidikan
kewarganegaraan ialah pendidikan yang berlandaskan demokrasi politik yang
kemudian diperluas dengan sumber pengetahuan lainnya. Tujuannya agar
melatih kemampuan berpikir yang kritis, analitis serta bertindak secara
demokratis sesuai dengan Pancasila UUD 1945.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja hakikat Pendidikan Kewarganegaraan ?
2. Apa tujuan dari Pendidikan Kewarganegaraan ?
3. Apa saja sumber historis, sosiologis, dan politis tentang Pendidikan
Kewarganegaraan ?

C. Tujuan Pembuatan Makalah


1. Mengetahui hakikat Pendidikan Kewarganegaraan.
2. Mengetahui tujuan dari Pendidikan Kewarganegaraan.
3. Mengetahui sumber histologis, sosiologis, dan politis tentang Pendidikan
Kewarganegaraan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan


Pendidikan kewarganegaran merupakan salah satu bidang ilmu yang
dapat dikaji melalui ontologis, epistemology dan aksiologi.
Sedangkan hakikat pendidikan kewarganegaraan adalah membekali
kemampuan dasar dan pengetahuan mengenai hubungan warga Negara
Indonesia dan dengan sesama warga Negara.
Pada dasarnya pendidikan kewarganegaraan merupakan mata pelajaran
wajib,mulai dari tingkat sekolah dasar sampai tingkat perguruan tinggi. Hal ini
ditegaskan dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional pasal 37.
Pandangan lain tentang pengertian pendidikan kewarganegaraan
disampaikan oleh Somantri (2001 : 299) sebagai berikut.
Program pendidikan yang berintikan demokrasi politik yang diperluas
dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya,pengaruh-pengaruh positif dari
pendidikan sekolah,masyarakat,dan orangtua, yang kesemuanya itu diproses
guna melatih para siswa untuk berpikir kritis, analitis,bersikap dan bertindak
demokratis dalam mempersiapkan hidup demokratis yang berdasarkan
pancasila dan UUD 1945.
Berkenaan dengan pernyataan diatas, dalam peraturan Menteri
Pendidikan Nasional RI No. 22 tahun 2006 tentang standar isi ditegaskan
bahwa :
Pendidikan kewarganegaraan adalah mata pelajaraan yang memfokuskan
pada pembentukan warga Negara yang memahami dan mampu melakasanakan
hak-hak dan kewajiban untuk menjadi warga Negara Indonesia yang cerdas,
terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh pancasila dan UUD 1945.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
Pendidikan Kewarganegaraan adalah program pendidikan atau pembelajaran
yang membekali seperangkat pengetahuan sebagai upaya memanusiakan,
membudayakan dan memberdayakan serta menjadikan warga Negara yang
baik, yakni warga Negara yang tahu hak dan kewajibannya, memiliki pola pikir
yang cerdas, kritis sikap yang demokratis serta memiliki karakter seperti yang
diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.
B. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
 Membina moral.
Diharapkan diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari
yaituprilaku yang memancarkan iman dan takwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai golongan
agama.
 Berprilaku yang memiliki sifat kemanusiaan yang adil dan beradap.
Berprilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan
kepentingan bersama di atas kepentingan perorangan dan golongan
sehingga perbedaan pemikiran pendapat ataupun kepentingan diatasi
melalui musyawarah mufakat serta berprilaku yang mendukung upaya
untuk mewujudkan keadilan social seluruh rakyat Indonesia.
 Meningkatkan rasa nasionalisme.
Nasionalisme sangat penting terhadap kehidupan berbangsa dan
bernegara karna merupakan wujud kecintaan dan kehormatan terhadap
bangsa sendiri. Pemuda/I dapat melakukan sesuatu yang terbaik bagi
bangsanya. Menjaga keutuhan persatuan bangsa dan meningkatkan
martabat bangsa dihadapan dunia.
 Membentuk civics inteliegence.
Untuk membentuk warga Negara yang baik (good citizenship) salah
satu hal yang mendasar adalah perlunya dikembangkan kecerdasan
kewarganegaraan. Civic inteligence adalah kemampuan untuk
menanamkan peran dirinya secara proaktif sebagai warga Negara.

C. Menggali Sumber Historis, Sosiologis, dan Politis tentang Pendidikan


Kewarganegaraan
1. Historis
Pendidikan kewarnegaraan di Indonesia dimulai pada tahun 1957 saat
pemerintahan soekarno yang masih di panggil civics. Namun dimulai
pembelajarannya di sekolah pada tahun 1961 dan kemudian di ganti
namanya menjadi pendidikan kewarnegaraan pada tahun 1968 .
Saat sudah resmi masuk ke kurikulum sekolah kementrian pendidikan
dan kebudayaan Indonesia mengubah namanya lagi menjadi
pendidikan moral pancasila (PMP).
Pada tahun 1994 PMP diubah lagi menjadi Pendidikan Pancasila dan
kewarganegaraan (PPKn). Pada masa reformasi kata pancasila di
hilangkan dan ibuah menjadi PKn
Untuk perguruan tinggi, jurusan pendidikan kewarganegaraan awalnya
menggunakan nama jurusan civic hukum, kemudian orde baru berubah
menjadi program studi PMP-KN dan saat ini banyak menggunakan
program studi PPKn (PKn)
2. Sosiologis
Dalam buku paradikma baru pendidikan kewarganegaraan (2019)
karya Winarno, secara sosiologis, kewarganegaraan merupakan
kegiatan emsional yang terjalin antara warga Negara dengan
negaranya. Ikatan emosional tersebut berupa ikatan perasaan,
keturunan, ikatan nasib, sejarah, dan tanah air
Ikatan emosional tersebut tumbuh di lingkungan masyarakat dan
kebudayaan tempat tinggalnya. Seseorang dapat dikatan memiliki
kwarganegaraan secara sosiologis, jika memiliki penghayatan buday,
tingkah laku, dan cara hidup seperti warga Negara dari Negara
tersebut.
3. Politis

Anda mungkin juga menyukai