“Pendidikan Kewarganegaraan”
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
TA 2022 / 2023
KATA PENGANTAR
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bimbingan Ibu dosen, bu Suci Alvianita, M.Kom, yang dengan tulus memberikan
doa, saran, dan kritik sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pembuatan Makalah
BAB II : PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan kewarganegaraan sangat penting untuk diajarkan sejak dini.
Karena salah satu tujuannya adalah untuk membentuk karakter dan kepribadian
masyarakat agar sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Pendidikan
kewarganegaraan atau civic education sudah diajarkan sejak era Presiden
Soekarno, tepatnya sekitar tahun 1901 hingga 1970.Menurut Edi Rohani dalam
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila
dan Kewarganegaraan dalam Perspektif Santri) (2019), nama atau istilah untuk
pendidikan kewarganegaraan beberapa kali mengalami perubahan. Pada 1968,
Pendidikan Kewarganegaraan diubah menjadi Pendidikan Kewargaan Negara.
Namanya diubah lagi pada 1975 menjadi Pendidikan Moral Pancasila atau
PMP. Kemudian pada 1994, namanya mengalami perubahan menjadi
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Pada 2000, namanya
diubah menjadi Pendidikan Kewarganegaraan. Hakikat Pendidikan
Kewarganegaraan mengutip dari situs Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemdikbud), secara hakikat pendidikan kewarganegaraan merupakan sarana
pembelajaran yang bersumber dari nilai-nilai Pancasila sebagai kepribadian
bangsa. Hal ini diperlukan supaya masyarakat Bangsa Indonesia memiliki
kesadaran untuk mencintai tanah air serta memiliki watak, sifat dan karakter
yang sesuai dengan nilai Pancasila. Menurut Minto Rahayu dalam Buku
Pendidikan Kewarganegaraan (Perjuangan Menghidupi Jati Diri Bangsa),
tujuan dari hakikat pendidikan kewarganegaraan ialah membekali masyarakat
untuk bisa menjalin hubungan yang berlandaskan Pancasila, baik dengan
Negara ataupun sesama manusia.
Pendidikan kewarganegaraan memiliki latar belakang secara etimologis,
yuridis, serta terminologis. Berikut penjelasannya yang dilansir dari situs
Universitas Gajah Mada (UGM): Secara etimologis Latar belakang etimologis
dari pendidikan kewarganegaraan berasal dari pemaknaan kedua kata tersebut,
yakni kata ‘pendidikan’ serta kata ‘kewarganegaraan’.
Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar maupun
terencana dalam proses pembelajaran agar bisa mengembangkan kemampuan
dan potensi yang dimiliki. Sedangkan kewarganegaraan merupakan segala
sesuatu hal yang memiliki keterkaitan dengan warga Negara, hukum serta
politik. Secara yuridis Latar belakang yuridis dari pendidikan kewarganegaraan
tercantum dalam batang tubuh UUD 1945 serta rumusan Pancasila. Selain itu,
secara yuridis pendidikan kewarganegaraan juga tercantum dalam peraturan
yang dibuat pemerintah dan MPR. Contohnya ketetapan MPR, Peraturan
Pemerintah dan Peraturan Daerah. Seluruh hal ini saling berhubungan dan
memiliki kekuatan yang mengikat satu sama lain. Pendidikan kewarganegaraan
secara yuridis memiliki agar masyarakat memiliki rasa cinta tanah air serta
kebangsaan. Secara terminologis Latar belakang terminologis dari pendidikan
kewarganegaraan ialah pendidikan yang berlandaskan demokrasi politik yang
kemudian diperluas dengan sumber pengetahuan lainnya. Tujuannya agar
melatih kemampuan berpikir yang kritis, analitis serta bertindak secara
demokratis sesuai dengan Pancasila UUD 1945.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja hakikat Pendidikan Kewarganegaraan ?
2. Apa tujuan dari Pendidikan Kewarganegaraan ?
3. Apa saja sumber historis, sosiologis, dan politis tentang Pendidikan
Kewarganegaraan ?
PEMBAHASAN