Anda di halaman 1dari 15

HAKIKAT PENDIDIKAN

KEWARGANEGARAAN DALAM
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN
UTUH SARJANA ATAU
PROFESIONAL
Hello!
Kelompok 1;

Angga Dwi Saputra


(4163341007)
Elfrida Elisabeth T.S
(4163341021)
Apakah Pendidikan
Kewarganegaraan?
Pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan
usaha untuk membekali peserta didik dengan
pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan
dengan hubungan antarwarga negara dengan
negara serta pendidikan pendahuluan bela
negaramenjadi warga negara yang dapat
dihandalkan oleh bangsa dan negara .
1.
Menelusuri Konsep dan Urgensi
Pendidikan Kewarganegaraan dalam
Pencerdasan Kehidupan Bangsa
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi,
program sarjana merupakan jenjang pendidikan
akademik bagi lulusan pendidikan menengah atau
sederajat sehingga mampu mengamalkan ilmu
pengetahuan dan teknologi melalui penalaran
ilmiah. Lulusan program sarjana diharapkan akan
menjadi intelektual dan/atau ilmuwan yang
berbudaya, mampu memasuki dan/atau
menciptakan lapangan kerja, serta mampu
mengembangkan diri menjadi profesional.
Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan

Dapat memahami dan mampu melaksanakan hak dan


kewajiban secara santun, jujur dan demokratis serta ikhlas
sebagai warga negara terdidik dalam kehidupannya selaku
warga negara Republik Indonesia yang bertangggung jawab.
Menguasai pengetahuan dan pemahaman tentang beragam
masalah dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara yang hendak diatasi dengan penerapan pemikiran
yang berlandaskan pancasila, wawasan nusantara dan
ketahanan nasional secara kritis dan bertanggung jawab.
Memupuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai
kejuangan serta patriotisme yang cinta tanah air, rela berkorban
bagi nusa dan bangsa. (Pasal 4 Keputusan Ditjen Dikti
Depdiknas RI Pasal 3 No 267/DIKTI/2000).
Visi Pendidikan Kewarganegaraan

visi PKn adalah mendidik/mengembangkan


mahasiswa maupun masyarakat agar
menjadi warga negara yang beriman yang
demokratis dan berkeadaban.
Misi Pendidikan Kewarganegaraan

Misi PKn di perguruan tinggi adalah


membantu mahasiswa selaku warga
negara agar mampu mewujudkan nilai-
nilai dasar perjuangan bangsa Indonesia
serta kesadaran berbangsa, bernegara,
dalam menerapkan ilmunya secara
bertanggung jawab terhadap
kemanusiaan (Basrie, 2002:179).
2.
Sumber Historis, sosiologis dan
Politik Tentang PKn
Untuk memahami pendidikan
kewarganegaraan di Indonesia, pengkajian dapat
dilakukan secara historis, sosiologis, dan politis.
Secara historis, pendidikan kewarganegaraan dalam
arti substansi telah dimulai jauh sebelum Indonesia
diproklamasikan sebagai negara merdeka. Dalam
sejarah kebangsaan Indonesia, berdirinya organisasi
Boedi Oetomo tahun 1908 disepakati sebagai Hari
Kebangkitan Nasional karena pada saat itulah dalam
diri bangsa Indonesia mulai tumbuh kesadaran
sebagai bangsa walaupun belum menamakan
Indonesia.
Secara politis, pendidikan kewarganegaraan mulai
dikenal dalam pendidikan sekolah dapat digali dari
dokumen kurikulum sejak tahun 1957 sebagaimana dapat
diidentifikasi dari pernyataan Somantri (1972) bahwa pada
masa Orde Lama mulai dikenal istilah:
(1) Kewarganegaraan (1957)
(2) Civics (1962)
(3) Pendidikan Kewargaan Negara (1968)
Pada masa awal Orde Lama sekitar tahun 1957, isi
mata pelajaran PKn membahas cara pemerolehan dan
kehilangan kewarganegaraan, sedangkan dalam Civics
(1961) lebih banyak membahas tentang sejarah
Kebangkitan Nasional, UUD, pidato-pidato politik
kenegaraan yang terutama diarahkan untuk "nation and
character building bangsa Indonesia.
3.
Tantangan Pendidikan
Kewarganegaraan
Secara jujur, harus diakui bahwa terdapat
sejumlah masalah dalam pelaksanaan pendidikan
kewarganegaraan yang dikembangkan selama ini
dalam lembaga pendidikan di Indonesia, sehingga
mengakibatkan kegagalan yang cukup serius dalam
upaya sosialisasi dan diseminasi demokrasi, apalagi
dalam pembentukan cara berpikir (world view) dan
perilaku demokrasi di lingkungan peserta didik dan
masyarakat sekolah/ universitas pada umumnya
kegagalan itu setidaknya bersumber pada tiga hal,
yaitu:
Secara subtansif Pendidikan Kewarganegaraan (PKn),
Masih kuliah dasar (Mkdu) Pancasila dan kewiraan tidak
secara terencana dan terarah mencakup materi dan
pembahasan yang lebih terfokus pada pendidikan
demokrasi dan kewarganegaraan.
Kalaupun materi-materi yang ada pada dasarnya potensial
bagi pendidikan demokrasi dan kewarganegaraan, potensi
tersebut tidak bisa berkembang, karena pendekatan dalam
pembelajarannya bersifat indoktrinatif, regementatif,
monologis, dan tidak partisipatif.
Materi-materi perkuliahan tersebut lebih teoritis daripada
praktis.
4.Esensi dan Urgensi PKn untuk Masa Depan

Nasib sebuah bangsa tidak ditentukan oleh bangsa lain, melainkan


sangat tergantung pada kemampuan bangsa sendiri. Demikian
pula untuk masa depan PKn sangat ditentukan oleh eksistensi
konstitusi negara dan bangsa Indonesia. PKn akan sangat
dipengaruhi oleh konstitusi yang berlaku dan perkembangan
tuntutan kemajuan bangsa. Bahkan yang lebih penting lagi, akan
sangat ditentukan oleh pelaksanaan konstitusi yang berlaku.
Maka dari itu pentingnya dan manfaat dari PKn ini sendiri
tergantung pada pandangan dari bangsa Indonesia sendiri,
eksistensi dari konstitusi negara yang menaungi PKn, dan tuntutan
dari dinamika perkembangan negara.
Thanks!
Any questions?

You can find me at:


@ads.angga
anggasaputra043@gmail.com

@elelisbth
kimyixing1007@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai