KEWARGANEGARAAN DALAM
MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN UTUH
SARJANA ATAU PROFESIONAL
2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah & ibu WNI
3. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah WNI & ibu WNA (Warga Negara
Asing) atau sebaliknya
4. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang Ibu WNI & ayahnya tidak
memiliki kewarganegaraan atau hukum Negara asal ayahnya tidak memberikan
kewarganegaraan kepada anak tersebut
Siapa saja yang dapat disebut sebagai
warga negara Indonesia?
5. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya
meninggal dunia dari perkawinan yang sah, Dan sang ayah adalah WNI
6. Anak yang lahir diluar perkawinan yang sah dari Ibu WNI
7. Anak yang lahir diluar perkawinan yang sah dari Ibu WNA yang diakui
oleh seorang ayah WNI sebagai anaknya & pengakuan itu dilakukan sebelum
anak telah berusia 18 tahun atau belum kawin
8. Anak yang lahir di wilayah Negara Indonesia yang pada waktu lahirnya
tidak jelas status kewarganegaraan ayah maupun ibunya
Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan di
Perguruan Tinggi
Profesional
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
B. Menanya Alasan Mengapa Diperlukan
Pendidikan Kewarganegaraan
• Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu mata pelajaran wajib dari
Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi yang memberikan perhatiannya kepada
pengembangan nilai, moral, dan sikap perilaku siswa untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa.
Secara Historis
Pendidikan kewarganegaraan mulai dikenal pada kurikulum sejak tahun 1957 isi mata pelajaran
PKn membahas cara pemerolehan dan kehilangan kewarganegaraan, sedangkan dalam Civics
(1961) lebih banyak membahas tentang sejarah Kebangkitan Nasional, UUD, pidato-pidato politik
kenegaraan yang terutama diarahkan untuk "nation and character building” bangsa Indonesia.
Pada awal pemerintahan Orde Baru, dalam kurikulum baru tercantum mata pelajaran
Pendidikan Kewargaan Negara yang berisi materi atau metode yang menghilangkan sifat
indoktrinatif dan diubah dengan materi dan metode pembelajaran baru yang dikelompokkan
menjadi Kelompok Pembinaan Jiwa Pancasila, Kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan selalu
berubah sebab mata kuliah PKn harus selalu menyesuaikan/sejalan dengan dinamika dan tantangan
sikap serta perilaku warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Secara Historis, PKn mengalami perubahan secara
istilah maupun substansi sesuai peraturan
perundangan, iptek, perubahan masyarakat, dan
tantangan global.
Dalam suatu pernyataan dari Aristoteles (1995) yang digambarkan dengan kalimat
THANK YOU
THANK YOU
THANK YOU
THANK YOU
THANK YOU