Anda di halaman 1dari 16

Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan dalam

Mengembangkan Kemampuan Utuh Sarjana atau Profesional

Kelompok I
1. M Kevin Putra Darmawan
2. Natasya Salsabila
3. Rizqi Hanifah Hikmah Sari
Menelusuri Konsep dan Urgensi Pendidikan
Kewarganegaraan dalam Pencerdasan Kehidupan Bangsa

Menanya Alasan Mengapa Diperlukan Pendidikan Kewarganegaraan

Menggali Sumber Historis, Sosiologis, dan Politik tentang


Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia

Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan Pendidikan


Kewarganegaraan

Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan


untuk Masa Depan
Pengertian
Pendidikan
Kewarganegaraan

Secara Etimologis Secara Yuridis Secara Terminologis


Pengertian Secara Etimologis

Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana


untuk mewujudkan suasana belajar dan proses Kewarganegaraan adalah segala hal ihwal
pembelajaran agar peserta didik secara aktif yang berhubungan dengan warga negara
mengembangkan dirinya

Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Pasal 1

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Pengertian Secara Yuridis
Pendidikan Kewarganegaraan adalah untuk
membentuk peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.

Landasan Yuridis

Pasal 27 ayat (3) amandemen menyebutkan; setiap warga Negara


berhak dan wajib turut serta dalam upaya pembelaan negara

Pasal 30 ayat (1) ; tiap-tiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.

UU RI No 20 tahun 2003 ; Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan


untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air
Pengertian Secara Terminologis

Pendidikan Kewarganegaraan adalah program


Pendidikan yang berintikan demokrasi politik, diperluas
dengan sumber-sumber pengetahuan lainnya,
pengaruh positif dari Pendidikan sekolah, masyarakat,
dan orang tua.
Konsep dan Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan
dalam Pencerdasan Kehidupan Bangsa

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012

“Program sarjana merupakan jenjang pendidikan akademik bagi


lulusan pendidikan menengah atau sederajat sehingga mampu
mengamalkan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui penalaran
ilmiah. Lulusan program sarjana diharapkan akan menjadi
intelektual dan/atau ilmuwan yang berbudaya, mampu memasuki
dan/atau menciptakan lapangan kerja, serta mampu
mengembangkan diri menjadi profesional.”

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005

“Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dapat menjadi sumber penghasilan, perlu
keahlian, kemahiran, atau kecakapan, memiliki standar mutu, ada norma dan diperoleh
melalui pendidikan profesi.”
Menggali Sumber Historis, Sosiologis, dan Politik
tentang Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia

Sumber Historis Sumber Sosiologis Sumber Politik


Pra-Kemerdekaan

Sumber Historis Berdirinya organisasi Budi Utomo pada tahun disepakati sebagai
Hari Kebangkitan Nasional karena pada saat itulah dalam diri
bangsa Indonesia mulai tumbuh kesadaran sebagai bangsa
walaupun belum menamakan Indonesia.

Pasca-Kemerdekaan
Upaya pendidikan kewarganegaraan pasca kemerdekaan tahun
1945 belum dilaksanakan di sekolah-sekolah hingga terbitnya
buku Civics pertama di Indonesia yang berjudul Manusia dan
Masyarakat Baru Indonesia (Civics) yang disusun bersama oleh
Mr. Soepardo, Mr. M. Hoetaoeroek, Soeroyo Warsid, Soemardjo,
Chalid Rasjidi, Soekarno, dan Mr. J.C.T. Simorangkir.
Orde Baru

Pada awal pemerintahan Orde Baru, Kurikulum sekolah yang


berlaku dinamakan Kurikulum 1968. Dalam kurikulum tersebut
di dalamnya tercantum mata pelajaran Pendidikan Kewargaan
Negara. Dalam Kurikulum 1968, mata pelajaran PKn merupakan
mata pelajaran wajib untuk SMA.
PKn pada saat permulaan atau awal kemerdekaan
lebih banyak dilakukan oleh para pemimpin negara-bangsa.
pada tataran sosial kultural.
Sumber Sosiologis Dalam pidato-pidatonya, para pemimpin mengajak
seluruh rakyat untuk mencintai tanah air dan bangsa Indonesia.
Seluruh pemimpin bangsa membakar semangat rakyat untuk
mengusir penjajah yang hendak kembali menguasai dan
menduduki Indonesia yang telah dinyatakan merdeka.

Pendidikan kewarganegaraan mulai dikenal pada kurikulum tahun


1957 isi mata pelajaran PKn membahas cara pemerolehan dan
kehilangan kewarganegaraan, sedangkan dalam Civics (1961)
Sumber Politis
lebih banyak membahas tentang sejarah Kebangkitan Nasional,
UUD, pidato-pidato politik kenegaraan yang terutama diarahkan
untuk "nation and character building” bangsa Indonesia.
Membangun Argumen tentang Dinamika dan
tantangan Pendidikan Kewarganegaraan

Dinamika dan Tantangan PKN dari masa ke masa

Pemahaman peserta didik terhadap pendidikan kewarganegaraan hanya


sebatas pemahaman pengetahuan saja, bukan pemahaman akan makna
yang sebenarnya sehingga intisari dari pendidikan kewarganegaraan sulit
untuk direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari

✓ Dibutuhkan sinergitas, dimana konseptual yang ada dalam


pembelajaran PKN harus dikolaborasikan dengan metode
penyampaian pendidik dengan baik dan terarah
Kontribusi PKN terhadap dinamika dan tantangan kehidupan berbangsa dan bernegara
Demokratis

➢ Membentuk warga negara yang baik (good citizen)


Kritis

Bertanggung jawab
➢ Pendidikan yang mengenalkan akan petingnya politik dan hukum

➢ Pendidikan yang mengajarkan tentang karakter dan moral

➢ Sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai-


nilai luhur dan moral bangsa yang berakar dari budaya bangsa
Disiplin
➢ Diharapkan PKN akan melahirkan warga negara yang memiliki
jati diri sesuai Pancasila dan UUD 1945 Produktif

Intelektual
Bagaimana kehidupan bangsa
Indonesia pada 10, 30, atau 100
tahun yang akan datang?

Apakah Bangsa Indonesia telah


merdeka secara ekonomi ?

Bagaimana PKN
menghadapi tantangan yang
tidak menentu?
Berdasarkan hasil analisis ahli ekonomi yang diterbitkan oleh
Kemendikbud (2013) bangsa Indonesia akan mendapat bonus
demografi (demographic bonus) sebagai modal Indonesia pada tahun
2045 . Indonesia pada tahun 2030 - 2045 akan mempunyai usia
produktif (15-64 tahun) yang berlimpah
Ekonomi
Konsumen Kondisi Indonesia
Indonesia Penduduk
sebanyak 45
berada pada
juta
produktif 53% saat ini
urutan 16 besar

Kondisi Ekonomi
Indonesia tahun Indonesia berada Konsumen Penduduk
2030 pada urutan 7 sebanyak 135 juta produktif 71%
besar di dunia
PKN Indonesia Untuk masa depan

Anda mungkin juga menyukai