Anda di halaman 1dari 30

Pengantar Mata

Kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan
Bukan Ilmu yang datang kepada-mu, tapi
kamulah yang seharusnya datang
menjemput Ilmu - Imam Malik bin Anas
Selamat siang, Kawan!
Masih semangat untuk menjalani perkuliahan hari ini?

Yakin masih semangat??

Tingkat Pemahaman PKN


Nilai - Nilai 5 Sila Ideologi Bangsa dan
Pancasila Pancasila

60% 90%

(PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN


CONTROVERSIAL ISSUES PADA PESERTA DIDIK DI KELAS VIII
SMP NEGERI 2 BAMBANG KABUPATEN MAMASA)
Kaka Satria Pratama
2206491
1B

Whatever You Believe, You Can Achieve - Tony Robbins


Dasar Hukum
Mata Kuliah PKN
di Perguruan
Menurut Baso Madiong, dkk dalam buku Pendidikan Kewarganegaraan:
Civic Education (2018), landasan hukum pendidikan kewarganegaraan
adalah:

Tinggi
1. Pasal 27 ayat (1), Pasal 30 ayat (1), dan Pasal 31 ayat (1) UUD 1945
2. UU Nomor 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok
Pertahanan dan Keamanan Negara Republik Indonesia
3. UU Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
4. Kep. Dirjen Dikti No. 267/dikti/kep./2000 tentang Penyempurnaan
Kurikulum Inti Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MKPK)
PKn pada PT di Indonesia.

Adapun landasan hukum ini menguatkan posisi pendidikan kewarganegaraan sebagai


salah satu materi pembelajaran pokok dan wajib di tiap sekolah serta perguruan tinggi
di Indonesia.

Tujuan utama pembelajaran ini adalah menumbuhkan sikap serta perilaku cinta tanah
air yang didasarkan pada kebudayaan serta filsafat Pancasila.
Apa tanggapan kalian tentang kedua foto di atas?
Pentingnya Pendidikan 1. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mengelola pendidikan. Seperti yang
kita ketahui,masih banyak masyarakat Indonesia yang kurang paham akan
pentingnya pendidkan. Terutama di daerah-daerah terpencil yang jauh dari

Kewarganegaraan perkotaan. Kebanyakan masyarakatnya berpikir bahwa lebih baik bekerja dari
pada bersekolah. Oleh karena itu, diharuskan adanya gerakan yang
mengkampanyekan pentingnya pendidikan.
2. Sumber daya pendidikan yang professional. Untuk menopang lancarnya kegiatan
Pembangunan karakter bangsa pembelajaran, dibutuhkan tenaga pengajar yang profesional. Karena jika tenaga
pengajarnya tidak memiliki kompetensi itu, bagaimana ilmu akan tersampaikan
dijadikan sebagai arus utama pem- dengan baik kepada murid? Jadi, hal tersebut harus diubah agar pendidikan di
bangunan nasional. Artinya setiap Indonesia dapat lebih maju.
3. Sumber daya penunjang yang memadai. Sumber daya penunjang disini, dapat
upaya pembangunan harus selalu di- diartikan sebagai sarana dan prasana pendidikan yang memadai. Seperti yang kita
arahkan pada aspek yang berdampak ketahui, sarana dan prasarana dari pendidikan di Indonesia masih banyak yang
belum memadai. Terutama di daerah-daerah terpencil. Oleh karena itu, agar
positif bagi pembangunan karakter. terselenggara pendidikan yang efektif harus diadakan pelengkapan sarana dan
prasarana pendidikan.
Alasan Perlunya
Memahami PKN
Menurut (Kumalasari et al., 2016) secara umum, Pendidikan
kewarganegaraan
memiliki beberapa tujuan pengembangan (Jamaludin, 2017 hlm
5), yaitu:
a. Nilai-nilai mengenai cinta tanah air Indonesia.
b. Warga negara yang memiliki kesadaran dalam kehidupannya
berbangsa dan
bernegara.
c. Masyarakat yang berkeyakinan mengenai Pancasila sebagai
ideologi negara
Indonesia.
d. Nilai demokrasi, Hak Asasi Manusia (HAM), dan juga
keberlangsungan terhadap
lingkungan hidup dikenal dan juga terdapat di dalam Pendidikan
Kewarganegaraan ini.
e. Kerelaan seseorang untuk berkorban demi masyarakat,
bangsa, dan Negara.
f. Melatih kemampuan awal bela Negara.
Bagaimana Kemunculan PKN?
Mari kita menelaah pengertian Lalu, bagaimana definisi secara
PKN itu apa teoritis tentang PKN?
PKn dibentuk oleh dua kata, ialah kata “pendidikan” dan kata konsep PKn menurut karya M. Nu’man Somantri (2001)
“kewarganegaraan”. Untuk mengerti istilah pendidikan, Anda sebagai berikut:
dapat melihat Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) atau
secara lengkap lihat definisi pendidikan dalam Undang-Undang Pendidikan Kewarganegaraan adalah program pendidikan
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem yang berintikan demokrasi politik yang diperluas dengan
Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat (1). sumber-sumber pengetahuan lainnya, pengaruh-pengaruh
positif dari pendidikan sekolah, masyarakat, dan orang tua,
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk yang kesemuanya itu diproses guna melatih para siswa
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar untuk berpikir kritis, analitis, bersikap dan bertindak
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya demokratis dalam mempersiapkan hidup demokratis yang
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (UU
No. 20 Tahun 2003 Pasal 1). pernyataan yang
dikemukakan oleh John J. Cogan, & Ray Derricott dalam buku Citizenship for
the 21st Century: An International Perspective on Education (1998), berikut
ini:
A citizen was defined as a ‘constituent member of society’. Citizenship on the other
hand, was said to be a set of characteristics of being a citizen’. And finally,
citizenship education the underlying focal point of a study, was defined as ‘the
contribution of education to the development of those charateristics of a citizen’
Pada kurikulum 1975 , Pendidikan kewarganegaraan
dimunculkan dengan nama mata pelajaran ePndidikan
Moral Pancasila disingkat PMP.

Demikian pula bagi generasi tahun 1960 awal, istilah


pendidikan kewarganegaraan lebih dikenal Civics.
Adapun sekarang ini, berdasar Kurikulum 2013,
pendidikan kewarganegaraan jenjang pendidikan dasar
dan menengah menggunakan nama mata pelajaran
PPKn.

“... dahulu, musuh itu jelas: penjajah yang tidak memberikan ruang untuk
mendapatkan keadilan, kemanusiaan, yang sama bagi warga negara, kini, musuh
bukan dari luar, tetapi dari dalam negeri sendiri: korupsi yang merajalela,
ketidakadilan, pelanggaran HAM, kemiskinan, ketidakmerataan ekonomi,
penyalahgunaan kekuasaan, tidak menghormati harkat dan martabat orang lain,
suap-menyuap, dll.”
Prof. Nina Lubis (2008),
seorang sejarawan
Upaya pendidikan kewarganegaraan pasca kemerdekaan tahun
1945 belum dilaksanakan di sekolah-sekolah hingga terbitnya
buku Civics pertama di Indonesia yang berjudul Manusia dan
Masjarakat Baru Indonesia (Civics) yang disusun bersama oleh Mr.
Soepardo, Mr. M. Hoetaoeroek, Soeroyo Warsid, Soemardjo,
Chalid Rasjidi, Soekarno, dan Mr. J.C.T. Simorangkir. Pada
cetakan kedua, Menteri Pendidikan, Pengadjaran dan
Kebudajaan, Prijono (1960), dalam sambutannya menyatakan
bahwa setelah keluarnya dekrit Presiden kembali kepada UUD
1945 sudah sewajarnya dilakukan pembaharuan pendidikan
nasional.

Tim Penulis diberi tugas membuat buku pedoman mengenai


kewajiban-kewajiban dan hak-hak warga negara Indonesia dan
sebab-sebab sejarah serta tujuan Revolusi Kemerdekaan Republik
Indonesia. Menurut Prijono, buku Manusia dan Masjarakat Baru
Indonesia identik dengan istilah “Staatsburgerkunde”
(Jerman), “Civics” (Inggris), atau “Kewarganegaraan” (Indonesia).
Pendidikan kewarganegaraan mulai dikenal dalam pendidikan sekolah dapat
digali dari dokumen kurikulum sejak tahun 1957 sebagaimana dapat
diidentifikasi dari pernyataan Somantri (1972) bahwa pada masa Orde Lama
mulai dikenal istilah: (1) Kewarganegaraan (1957); (2) Civics (1962); dan (3)
Pendidikan Kewargaan Negara (1968). Pada masa awal Orde Lama sekitar
tahun 1957, isi mata pelajaran PKn membahas cara pemerolehan dan
kehilangan kewarganegaraan, sedangkan dalam Civics (1961) lebih banyak
membahas tentang sejarah Kebangkitan Nasional, UUD, pidato-pidato politik
kenegaraan yang terutama diarahkan untuk "nation and character building”
bangsa Indonesia
Sumber politis kemudian berasal dari fenomena yang dimana terjadi pada
kehidupan berbangsa di Indonesia itu sendiri yang dimana tujuannya adalah agar
kita mampu unutk melkaukan formulasi terhadap berbagai macam saran tentang
upaya dan juga sebuah usaha yang dimana kemudian akan berguna untuk
melakukan perwujudan dari kehidupan politik yang dimana ideal dan juga sesuai
dengan nilai Pancasila.

PKn (1968) - PMP I (1975) - PMP II (1982) - PPKn (1994) - PKn (2006) - PPKn (2013)
Pembentukan Karakter Bangsa Sebagai Esensi Pendidikan Kewarganegaraan.
Beliau mengukuhkan hal tersebut lantaran fenomena dan fakta empiris yang
diberitakan di mass media akhir-akhir ini merupakan gambaran realita kehidupan
bangsa Indonesia yang sampai saat ini masih mengalami krisis multidimensi. Jika
keadaan ini dibiarkan berlarut-larut, kita akan sulit mengejar ketertinggalan dalam
upaya mencapai Millenium Developments Goals (MDG’s), yaitu:
1. Menghapuskan tingkat kemiskinan dan kelaparan;
2. Mencapai Pendidikan Dasar secara Universal
3. Mendorong kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan ;
4. Mengurangi tingkat kematian anak;
5. Memerangi HIV/AIDS, malaria dan penyakit lainnya; Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dapat dimaknai sebagai
6. Menjamin pembangunan berkelanjutan dan pelestarian lingkungan; wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang
7. Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan (United berakar pada budaya bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam
Nations Development Group, 2003). bentuk perilaku kehidupan sehari-hari peserta didik baik sebagai individu, maupun
sebagai anggota masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Tujuan ini dapat tercapai jika didukung oleh masyarakat dan bangsa yang Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) berupaya mengantarkan warga
berkualitas atau SDM Indonesia yang unggul. Untuk itulah peran pendidikan sangat negara Indonesia menjadi ilmuwan dan profesional yang memiliki rasa kebangsaan
penting, sebagaimana tersirat dan tersurat dalam Undang-undang Republik dan cinta tanah air; menjadi warga negara demokratis yang berkeadaban; yang
Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat memiliki daya saing: berdisiplin, dan berpartisipasi aktif dalam membangun
2 dikatakan bahwa: Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan kehidupan yang damai berdasarkan sistem nilai Pancasila.
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap PPKn berkaitan dan berjalan seiring dengan perjalanan pembangunan kehidupan berbangsa dan
terhadap tuntutan perubahan zaman. bernegara Indonesia. Maka kedepannya, bangsa ini harus benar-benar berpedoman terhadap
pancasila. Untuk dapat mengentaskan kemiskinan, membasmi praktik KKN (Korupsi, Kolusi,
Dalam pasal 3, dikatakan bahwa Pendidikan dan Nepotisme), berbagai bentuk kejahatan, dan lain sebagainya, keberadaan pancasila tetap
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta harus dipertahankan. Karena jika pancasila sudah diujung tanduk oleh ekses-ekses negatif, maka
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan akan menjadi apa bangsa ini kemudian. (Leman, 2018)
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang Esensi dan Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan
demokratis serta bertanggung jawab.
Berikut adalah pentingnya Pendidikan Kewarganegaraan dibutuhkan di
masa depan :
1. Karena hancurnya berbagai macam nilai demokrasi yang dimana ada
pada masyarakat itu sendiri.
2. Terjadi sikap pemudaran terhadap berbagai kehidupan
kewarganegaraan dan juga nilai komunitas pada masyarakat.
3. Terjadi sebuah sikap kemunduran dari nilai toleransi yang dimana
terjadi pada masyarakat.
4. Terjadi sebuah sikap pelemahan terhadap nilai yang dimana ada pada
sebuah keluarga.
5. Terjadi sebuah sikap pemudaran yang dimana berada pada sebuah
nilaikejujuran.
6. Terjadi sebuah sikap maraknya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme
yang dimana terjadi pada masyarakat dalam melakukan penyelenggaraan
terhadap pemerintahan.
7. Terjadinya sebuah kerusakan pada sistem dan juga kehidupan ekonomi.
Dan;
8. Terjadinya berbagai macam pelanggaran terhadap nilai berbangsa dan
juga bernegara. (Brainly, 2018)
Tuliskan topik atau ide Anda

3 dari 6 5 dari 6
Uraikan secara singkat hal yang Uraikan secara singkat hal yang
ingin Anda bahas. ingin Anda bahas.
Agent Of Change

Tri Dharma
Mahasiswa berperan di dalam melakukan perubahan terhadap
kondisi bangsa. Saat ini bangsa kita sedang mengalami kondisi
terpuruk. Dari segi ekonomi kita melihat masih banyak rakyat

Perguruan
Indonesia yang hidup di bawah garis kemiskinan.
Iron Stock
Mahasiwa adalah aset yang penting di dalam melakukan

Tinggi: pergerakan dan perubahan. Tentunya di dalam menjalankan


peran ini mahasiswa harus memiliki skill yang di dapat dari
pengalaman organisasi di kampus dan mahasiswa harus

1. Pendidikan memiliki akhlak mulia agar ilmu yang ia dapat dapat


dipergunakan untuk melakukan hal-hal yang baik.

2. Penelitian dan Social Control


Mahasiswa yang akan mengontrol perilaku pemerintah yang bertentangan
dengan Undang-undang dan merugikan masyarakat. Kontrol yang dilakukan

Pengembangan oleh mahasiswa bisa saja dalam bentuk demonstrasi. Tentunya demo yang
dilakukan oleh mahasiswa harus mengindahkan norma-norma yang ada
sehingga demo dapat berjalan dengan tertib dan damai. Selain dengan

3. Pengabdian demonstrasi, mahasiswa juga dapat melakukan kontrol sosialnya dengan jalan
diskusi dan melakukan kajian.
Moral Force
Masyarakat Mahasiswa dituntut untuk memiliki akhlak yang baik, karena mahasiswa
berperan sebagai teladan di tengah-tengah masyarakat. Segala tingkah laku
mahasiswa akan diamati dan dinilai oleh masyarakat. Untuk itu mahasiswa
harus pandai menempatkan diri dan hidup berdampingan di tengah-tengah
masyarakat.
Pendidikan Kewarganegaraan dalam
Pendidikan Khusus : Permendiknas No.70
Tahun 2009
Moral Knowing Moral Action
1. Moral Awareness
2. Knowing Moral Value 1. Competence
3. Perspective Taking 2. Will
4. Moral Reasoning 3. Habit
5. Decision Making
6. Self-Knowledge

Moral Feeling Pasal 37 ayat (1) UU


1. Conicience
2. Self-Esteem
No.20 Tahun 2003
3. Empathy 1 .Civic Intelligence
4. Loving The Good 2. Civic Participation
5. Self-Control 3. Civic Responbility
6. Humanity
Sebagaimana diketahui upaya pembudayaan atau pewarisan nilai-nilai
Pancasila tersebut telah secara konsisten dilakukan sejak awal kemerdekaam
sampai dengan sekarang. Pada masa kemerdekaan, nilai-nilai pancasila
dilakukan dalam bentuk pidato-pidato para tokoh bangsa dalam rapat-rapat
yang disiarkan melalui radio dan surat kabar. Pada tanggal 1 Juli 1947,
diterbitkan sebuah buku yang berisi pidato Bung Karno tentang lahirnya
Pancasila. Buku tersebut diterbitkan dengan maksud membentuk manusia
Indonesia baru yang patriotik melalui pendidikan. Pada tahun 1961 terbit pula
buku yang berjudul penetapan Tujuh Bahan-Bahan Pokok Indoktrinasi. Buku
tersebut ditujukan kepada masyarakat umum dan aparatur Negara.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 20 tahun 2003, pasal 3


menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, pendidikan merupakan alternatif terbaik
dalam melakuakn sosial secara damai. Setiap warga Negara sesuai dengan
kemampuan dan tingkat pendidikannya memiliki pengetahuan, pemahaman,
penghayatan, penghargaan, dan pola pengamalan Pancasila.

Begitu pula dengan mahasiswa yang lulusan prodi perpajakan dituntut


memiliki berkomitmen dan bertujuan agar dapat memberikan kontribusi
terhadap pelaksanaan kewajiban perpajakan tempat kerja secara baik dan
benar.
Daftar Rujukan
Mengenali Sumber Historis,Sosiologis dan Politis Tentang Pendidikan
Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi - Universitas Muhammadiyah
Surakarta (2019)
Esensi dan Urgensi Pendidikan Pancasila Untuk Masa Depan - AKBP "STIE"
KBP Padang (2022)
Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan - Universitas Informatika dan Bisnis

Indonesia (2019)
Penerapan Nilai-Nilai dalam Kehidupan Sehari-Hari dan Sebagai Pendidikan
Karakter Pancasila - Universitas Persasda Indonesia (2019)
Imlementasi Pendidikan Kewarganegaraan di Lingkungan Kampus -
Universitas Riau (2016)
Membangun Argumen Tentang Dinamika dan Tantangan Pendidikan
Pancasila - STMIK Eresha (2016)
Tuliskan topik
Tambahkan poin utama
Uraikan secara singkat hal yang ingin Anda bahas.

atau ide Anda


Tambahkan poin utama
Uraikan secara singkat hal yang ingin Anda bahas.

Tambahkan poin utama


Uraikan secara singkat hal yang ingin Anda bahas.
Tuliskan topik 50

atau ide Anda 40

30

20

10

0
Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5

Gunakan ini untuk keterangan foto.


Tambahkan poin utama
Tuliskan Uraikan secara singkat hal yang

topik atau ingin Anda bahas.

ide Anda
Tambahkan poin utama
Uraikan secara singkat hal yang
ingin Anda bahas.

Tambahkan poin utama


Uraikan secara singkat hal yang
ingin Anda bahas.
Tuliskan topik
atau ide Anda

Gunakan ini untuk keterangan foto.


Tambahkan tajuk
bagian
50 Tuliskan topik
40 atau ide Anda
30

20

10

0
Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5

Gunakan ini untuk keterangan foto.


Tuliskan topik atau ide Anda

Uraikan secara singkat hal yang ingin Anda bahas.


Tuliskan topik atau ide Anda

Tambahkan poin utama Tambahkan poin utama


Uraikan secara singkat hal yang ingin Uraikan secara singkat hal yang ingin
Anda bahas. Anda bahas.

Tambahkan poin utama Tambahkan poin utama


Uraikan secara singkat hal yang ingin Uraikan secara singkat hal yang ingin
Anda bahas. Anda bahas.
Item 5 Item 1
Tuliskan topik
atau ide Anda
20% 20%

Item 4 Item 2
20% 20%

Item 3
20%

Gunakan ini untuk keterangan foto.


"Masa depan adalah milik
mereka yang memercayai
keindahan impian mereka."
— Eleanor Roosevelt
Halaman
Resource
Gratis
Gunakan elemen ini dalam
presentasi Canva Anda.

Anda mungkin juga menyukai