Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI

MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan

Dosen Pengampu:

DI SUSUN OLEH:

YUSRIL BIDULI (231609005)

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERIKANAN

FAKULTAS MARITIM PERIKANAN DAN KEHUTANAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA GORONTALO

2023-2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita pamjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas Rahmat-Nya dan karunianya saya
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari makalah ini adalah
“Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian”

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada dosen mata kuliah
Pendidikan kewarganegaraan yang telah memberikan tugas kepada saya.

Saya jauh dari sempurna dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang sesungguhnya. Oleh
karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan saya, maka kritik dan saran yang membangun
senantiasa saya harapkan sem9oga makalah ini bagi saya pada khususnya dan pihak lain yang
berkepentingan pada umumnya.

Gorontalo 2023

Yusril Biduli
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan kewarganegaraan sangatlah penting untuk dipelajari oleh semua kalangan. Oleh
sebab itu, Pendidikan Nasional Indonesia menjadikan Pendidikan kewarganegaraan sebagai
pelajaran pokok dalam lima status. Pertama, sebagai mata pelajaran disekolah. Kedua, sebagai
mata kuliah di perguruan tinggi. Ketiga, sebagai salah satu cabang Pendidikan disiplin ilmu
pengetahuan sosial dalam kerangka program Pendidikan guru. Keempat, sebagai program
Pendidikan politik yang dikemas dalm bentuk penataran pedoman penhayatan dan pengalaman
Pancasila (Penataran P4) atau sejenisnya yang pernah dikelola oleh pemerintah sebagai satuan
crash program. Kelima, sebagai kerangka konseptual dalam bentuk pemikiran individual dan
ke,lompok pakar terkait serta kewarganegaraan merupakan hal ynag sangat penting didlam suatu
negara. Tanpa status kewarganegaraan seprang warga negara tidak akan di akui oleh sebuah
negara. dan dalam makalah ini penulis akan sedikit menjelaskan tentang Pendidikan
kewarganegaraan serta Pendidikan kewaraganegaraan sebagai mata kuiah pengembangan
kepribadian.

a. Perubahan Pendidikan Ke Masa Depan

Dalam konferensi ini Menteri Pendidikan negara-negara berpenduduk besar di New Delhi
tahun 1996, menyapakati bahwa Pendidikan abad XXI harus berperan aktif dalam hal;

1. Mempersiapakan pribadi sebagai warga negara dan anggota masyarakat yang


berlangsung jawab;
2. Menenamkan dasr pembangunan berkelanjutan (sustainable development) bagi
kesejahteraan manusia dan kelestarian lingkungan hidup;
3. Menyelenggarakan Pendidikan yang berorientasi pada penguasaan, penegembangan, dan
penyebaran ilmu pengetahuan, teknologi dan seni demi kepentingan kemanusiaan

Kemudian dalam konferensi internasional tentang Pendidikan tinggi yang diselenggarakan


UNESCO di paris tahun 1998 menyepakati bahwa perubahan Pendidikan tinggi masa depan
bertolak dari pandangan bahwa tanggung jawab Pendidikan adalah;

1. Tidak hanya menurunkan nilai-nilai, mentransfer ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni,
tetapi juga melahirkan warganegara berkesadaran tinggi tentang bangsa dan
kemanusiaan;
2. Mempersiapakan tenaga kerja masa depan yang produktif dalam konteks yang dynamic;
3. Mengubah cara berfikir, sikap hidup, dan perilaku berkarya individu maupu kelompok
masyarakat dalam rangka memprakarsai perubahan sosial yang diperlukan
serta ,mendorong perubahan kea rah kemajuan yang adil dan bebas.

Agar bangsa Indonesia tidak tertinggal dari bangsa-bangsa lain maka Pendidikan nasional
Indonesia perlu dikembangkan kearah dengan periubahan Pendidikan ke masa depan.
Pendidikan nasional memiliki fungsi sangat strategis yaitu “menegmbangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermanfaat dalm rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa” Tujuan Pendidikan nasional “berkembangnya potensi peserta anak didik
agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia,sehat,
berilmu, cakap, kreatif, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab ”

Pendidikan kewarganegaraan (citizenship education) di perguruan tinggi sebagi kelompok


MPK diharapkan dapat mengemban misi fungsi dan tujuan Pendidikan nasioanal tersebut. Melalui
pengasuhan Pendidikan Kewarganegraan di perguruan tinggi yang substansi kajian dan materi
intruksionalnya menunjang dan relevan dengan pembangunan masyarakat demokratif
berkeadaban, diharapkan mahasiswa akan tumbuh menjadi ilmuwan atau profesional, berdaya
saing internasional, warganegara Indonesia yang meiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.

b. Dinamika Internal Bangsa Indonesia


Dalam kurun desa warsa terakhir ini, Indonesia megalami percepatan perubahan yang
luar biasa. Misalnya, loncatan demokratisasi, tranparansi yang hampir membuat tak adai
baats kerahasiaan dinegara kita, bhakna untuk hal-hal yang seharusnya di rahasiakan.
Liberalisasi bersamaan dengan demokratisasi dibidang politik, melahirkan sistem multi partai
yang cenderung tidak efektif, pemilihan presiden waikil presiden secara langsung yang
belum diimbangi kesiapan infrastruktur sosial berupa kesiapan mental elit politik dan
masyarakt yang kondusif bagi terciptanya demokrasi yang bermartabat.
Kekuasaan DPR-DPRD yang sangat kuat seringkali di salahgunakan sebagi ajang
manuver kekuatan politik yang berdampak timbulnya ketegangan-ketegangan suasan politik
nasional, dan hubungan eksekutif dan legislative. Pengembangan ekonomi daerah berekses
pada semakin bermunculan daerah otonomi khusus, pemekaran wilayah yang kadang tidak
dilandasi asas-asas kepentingan nasional hingga sistem ketatanegaraan dan sistem
pemerintahan terkesan menjadi “chos” (Siswono Yudohusono, 2004:5).

1.2. Rumusan Masalah


1) Apa pengertian Pendidikan Kewarganegaraan?
2) Bagaimana sejarah Pendidikan Kewarganegaraan?
3) Apa hakikatnya Pendidikan Kewarganegaraan?

1.3. Tujuan
1) Untuk mengetahui apa pengertian Pendidikan kewarganegaraan!
2) Untuk mengetahui pentingnya PKn kepada mahasiswa!
3) Untuk mengetahui PKn sebagai mata kuliah pengembangan kepribadian!
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Definisi dan pengertian Pendidikan kewarganegaraan adalh suatu upaya sadar dan terencana
mencerdaskan warganegara (khususnya generasi muda). Caranya dengan menumbuhkan jati diri dan
moral bangsa agar mampu berpartisipasi aktif dalam pemebelaan negara.

Dengan kata lain Pendidikan kewarganegraan merupakan alat untuk membangun dan memajukan
suatu negara. Dalam implementasinya Pendidikan kewarganegaraan menetapkan prinsip-prinsip
demokratis dan humanis.

Pendidikan kewarganegaraan adalah arti generic yang meliputi pengalaman bekerja di


sekolah serta diluar sekolah, seperti yang berlangsung di lingkungan keluarga, dalam organisasi
keagamaan dan organisasi kemasyarakatan, serta dalam media.

Dalam makna luas, Pendidikan kewarganegaraan dimaknai juga sebagai Pendidikan


demokrasi yang mempunyai tujuan untuk menyiapkan warga masyarakat berfikir kritis serta
melakukan tindakan demokratis, lewat, kesibukan menanamkan kesadaran pada generasi baru bahwa
demokrasi yaitu kehidupan orang-orang yang paling menjamin hak-hak warga masyarakat. Cholisin
(Samsurik, 2011) berpandangan bahwa Pendidikan kewarganegaraan adalah Pendidikan politik yang
konsentraksi materinya peranan warganegara dalam kehidupan bernegara yang kesemuanya ini diolah
dalam rencana untuk membina peranan tersebut sesuai dengan ketetapan Pancasila serta UUD 1945
supaya jadi warganegara yang bsia di handalkan oleh bangsa serta negara.

2.2. Pendidikan Kewarganegaraan menurut para ahli:

a. Meraphin Panjaitan
Pendidikan kewarganegraan merupakan Pendidikan demokrasi. Tujuannya untuk
memiliki generasi muda menjadi warganegara yang berjiwa demokratis dan partisipatif lewat
Pendidikan yang bersifat dialogial.

b. Sodijarto
Pendidikan kewarganegaraan ini merupakan Pendidikan politik yang memiliki tujuan
membantu peserta didik untuk dapat jadi warganegara yang dewasa secara politik dan dapat
ikut serta membangun sistem perpolitikan yang bersifat demokratis.

c. Azyumardi azra
Pendidikan kewarganegaraan mengkaji dan membahas tentang pemerintahan,
konstitusi, Lembaga-lembaga demokrasi. Rule of law, hak dan kewajiban negara serta
demokrasi. Secara sustantif, Pendidikan kewarganegaraan juga membangun kesiapan menjadi
warga dunia.

d. Henry Rendall Waite


Ilmu kewarganegaraan membicarakan hubungan manusia dengan manusia dalam
perkumpulan-perkumpulan yang terorganisasi (sosial, ekonomi, politik) dan antara individu-
individu dengan negara.
e. Zamroni
Pendidikan kewarganegaraan adalah Pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk
mempersiapkan warga masyarakat berpikir kritis dan bertindak demokratis

f. Tim ICCE UIN Jakarta


Pendidikan kewarganegaraan adalah suatu proses yang dilakukan oleh Lembaga
Pendidikan dimana seseorang mempelajari orientasi, sikap dan perilaku politik sehingga yang
bersangkutan memiliki political knowledge, awareness, attitude, political efficacy dan
political participation serta kemampuan mengambil keputusan politiksecara rasional.

g. Daryono
Kewarganegaraan adalah isi pokok hak dan kewajiban warga negara.
Kewarganegaraan merupakan keanggotaan seseorang dalam situasi politik tertentu (secara
khusus : negara) yang dengannya membawa hak untuk berpartisipasi dalam kegiatan politik.
Seseorang dengan keanggotaan yang demikian disebut warga negara.

h. Wolhoff
Kewarganegraan ialah keangotaan suatu bangsa tertentu yakni sejumlah manusia
yang terikat dengan yang lainnya karena kesatuan Bahasa kehidupan social-budaya serta
kesadaran nasionalnya.

i. Ko Swaw Sik (1957)


Kewarganegaraan ialah ikatan hokum antara negara dan seseorang, ikatan itu menjadi
suatu “kontrak politis” antara negara yang mendapat status sebagai negara yang berdaulat dan
diakui karena memiliki tata negara.
Kewarganegaraan merupakan bagian dari konsep kewargaan. Didalam pengertian ini,
warga suatu kota atau kabupaten disebut sebgai warga kota atau warga kabupaten, karena
keduanya juga merupakan satuan politik akan memberikan hak (biasanya social) yang berbeda-
beda bagi warganya.

j. R. Daman
Kewarganegaraan istilah hal-hal yang berhubungan dengan penduduk suatu bangsa.

k. Graham Murdock (1994)


Kewarganegraan ialah hak untuk berpartisipasi secara utuhdalam bebrbagai pola
stuktur sosial, politik dan kehidupan kultural serta untuk membantu menciptakan bentuk-
bentuk yang selanjutnya dengan begitu maka memperbesar ide-ide.

l. R. Parman
Kewarganegaraan ialah sesuatu hal-hal yang berhubungan dengan penduduk suatu
bangsa.
m. Soemantri
Kewarganegaraan ialah sesuatu yang berhubungan dengan manusia sebagai individu
dalam suatu perkumpulan yang terorganisir dalam hubungan dengan negara
n. Mr. Wiyanto Dwijo Hardjono, S.pd.
Kewarganegaraan ialah keanggotaan seseorang dalam satuan politik tertentu (secara
khusus : negara) yang dengannya membawa hak untuk berprestasi dalam kegiatan-kegiatan
politik.

o. Stanley E. Ptnord dan Etner F. Peliger


Kewarganegaraan ialah studi yang berhubungan dengan tugas-tugas pemernitah dan
hak kewajiban warga negara.

p. Civitas Internasional
Civic Education adalah Pendidikan yang mencakup pemahaman dasar tentang cara
kerja demokrasi dan Lembaga-lembaganya, pemahaman tentang rule of law, HAM,
penguatan keterampilan partisipatif yang demokratis, pengembangan budaya demokrasi dan
perdamaian.

Muhammad Numan Soemantri:

 Kegiatan yang meliputi seluruh program sekolah


 Meliputi berbagai macam kegiatan mengajar yang dapat menumbuhkan hidup dan perilaku
yang lebih baik dalam masyarakat yang demokratis
 Termasuk pula hal-hal yang menyangkut pengalaman, kepentingan masyarakat, pribadi dan
syarat-syarat obyektif untuk hidup bernegara.
Jadi Pendidikan kewarganegaraan (civic educaition) adalah program:
1. Memuat bahasan tentang: a. masalah kebangsaan, b. masalah kewarganegaraan.
2. Dalam hubungannya dengan: a. negara, b. demokrasi, c. HAM, d. masyarakat
madani
3. Dalam implementasinya menetapkan prinsip-prinsip Pendidikan demokratis dan
humanis.

2.3 Sejarah dan Perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan


Dalam sejarah timbulnya istilah Civics di Indonesia dapat dilukiskan secara kronologis sejak
tahun 1957 dalam kurikulum sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas terdapat
istilah kewarganegaraan yaitu pelajaran yang ditempelkan dalam pelajaran tatanegara. Isinya hanya
membahas tentang cara-cara memperoleh dan kehilangan kewarganegaraan. Setelah adanya Dekrit
Presiden 5 Juli 1959 yaitu berlakunya kembali undang-undang dasar 1945 dan pidato P.Y.M
presiden soekarno pada tanggal 17 agustus 1959, maka dianggap wajar untuk melakukan
pembaruan Pendidikan nasional. Salah satu hal untuk menyempurnakan Pendidikan itu adalah
usaha menimbulkan pengertian dan jiwa patriotism pada diri murid sekolah. Oleh karena itu, maka
dengan surat keputusan Nomor 122274/S, tanggal 10 desember 1959 di departemen Pendidikan,
pengajaran dan kebudayaan telah dibentuk panitia yang terdiri atas tujuh orang pegawai
departemen PP dan K, yaitu Mr. Soepardo, Mr. M, Hoetahoeroek, soeroyo Warsid, Soemardjo,
Chalid Rasyidi Soekarno dan Mr.J.C.T simorangkir yang diberi tugas untuk membuat buku
pedoman mengenai kewajiban-kewajiban dan hak-hak warganegara Indonesia disertai dengan hal-
hal yang akan menginsafkan mereka tentang sebab-sebab sejarah dan tujuan revolusi kemerdekaan
bangsa Indonesia
Buku tersebut adlah manusia dan masyarakat baru Indonesia (Civic) yang diterbitkan pada 12
november 1960 dimana kata sambutan diberikan oleh Menteri Pendidikan pengajaran dan
kebudayaan pada waktu itu. Prijono. Buku tersebut mendapat sambutan dan perhatian besar dari
masyarakat serta berbagai instansi selanjutnya istilah “Kewarganegaraan” diubah menjadi
“Kewarganegara” saran ini dating dari Menteri kehakiman Mr. Suhardjo yang lebih menekankan
penegertian dan isi serta kewajiban dan tugas serta hak warganegara.
Sumber pertama buku tersebut adalah pidato-pidato Presiden/Panglima tertinggi angkatan
perang republic Indonesia berikut penjelasan-penjelasannya. Dengan buku tersebut, dimaksudkan
dapat membentuk manusia Indonesia baru ysng berjiwa patriotic, mengerti dan mendukung
Manifesto politik republic Indonesia beserta USDEK (U= undang-undang dasar 1945, S=
sosialisme ala Indonesia, D= demokrasi terpimpin, E= ekonomi terpimpin dan K=
kepribadian ala indonesia), sehingga masyarakat akan berusaha keras untuk membangun
masyarakat baru, oleh presiden soekarno disebut masyarakat sosialis Indonesia. Di dalam rangak
negara republic kesatuan Indonesia yang meliputi juga irian barat dan ingin hidup damai dengan
segala bangsa diseluruh dunia yang besar dan segala macam penindasan dan penjajahan. Dari
uraian tersebut jelaslah bahwa kewarganegaraan (civic) pada masa itu identic dengan indoktrinasi
karena pelajaran civic berikan haluan negara yaitu manifesto politik USDEK.
Pada tahun 1998, istilah civic disekolah diberi nama “Pendidikan kewarga negaraan” (catatan:
istilah Pendidikan kewarga negaraan, dengan meletakkan akhir-an ditengah-tengah, dimaksudkan
bahwa tekanan pada warga negara, bukan pada dewasa ini istilah tersebut diganti dengan
Pendidikan kewarganegaraan, dengan meletakkan akhiran pada akhir kata, sesuai dengan saran
daeri lemabaga Bahasa, bahwa akhiran yang harus diletakkan pada bagian akhir kata). Apabila
ditelaah maksud dari pelajaran Pendidikan kewarga negara, baik disekolah dasar, sekolah
menengah pertama, sekolah menengah atas, serta sekolah lainnya, maksudnya tidak lain dari
mengembangkan dan menumbuhkan warga negara yang baik. Isi bahan pelajaran mengandung
elemen-elemen nasionalisme, patriotism, kenegaraan, etika, agama, kebudayaan, pokoknya segala
sesuatu yang dianggap baik menurut moral Pancasila, undang-undang dasar 1945 dan keputusan-
keputusan Lembaga legislative serta pemerintah nilai-nilai tersebut dalam pembelajaran Pendidikan
kewaraga negara tidak dapat disangka adlah baik sekali, hanya saja dalam susunan pelajaran
disekolah terlalu menekankan kepada soal-soal kenegaraan, sedangkan kebutuhan pribadi pelajaran
kurnag diperhatikan
Disekolah dasar, mata pelajaran Pendidikan kewarga negara terdiri dari integrasi dari
pelajaran ilmu bumi, sejarah Indonesia dan pengetahuan kewargaan negara (Civic). Disekolah
menengah pertama, terdiri dari 30% mengenai sejarah kebangsaan, 30% mengenai kejadian setelah
Indonesia merdeka dan 40% mengenai undang-undang dasar 1945, sedangkan disekolah menengah
atas, 100% menegenai undang-undang dasar 1945.
Dari gambaran tersebut diatas jelaslah bahwa walaupun nama mata pelajarannya Pendidikan
kewarganegaraan negara, namun belum menyentuh kebutuhan serta motivasi para pelajar untuk
menerapkannya dalam praktek. Mata pelajaran lebih bersifat hafalan dan dan kurang diminati
pelajar.
Pada tahun 1975, pemerintah mengganti istilah pendidikankewargaan negara menjadi
pelajaran Pendidikan moral Pancasila (PMP) dimana pemerintah menganngap mata pelajaran
Pendidikan kewargaan negara kurang mampu mengembangkan perilaku warga negara yang
mendukung garis kebijakan Orde Baru, pertahanan keamanan nasional serta pembangunan nasional
sebagaimana yang diharapkan oleh pemerintah. Disisi lain, dalam pidato kenegaraan di depan DPR
pada tanggal 16 Agustus 1978 presiden soeharto menegaskan bahwa “tidak perlu diragukan lagi
bahwa kita sungguh-sungguh, denga sepenuh hati sekuat tenaga, dan kalua perlu mempertaruhkan
apa saja, untuk mewujudkan kehidupan bangsa kita dalam bernegara dan berpemerintahan sesuai
dengan falsafah dan ideologi negara Pancasila dan konstitusi negara undang-undang dasar 1945”.
Sejak kelahirannya Orde Brau memang bertekad untuk melaksanakan undang-undang dasar
1945. Beliau juga menilai bahwa sejak itu kehidupan konstitusi terus ditumbuhkan karena adanya
kesadaran bahwa kehidupan konstitusional adalah hal yang rundamental dalam usaha pembinaan
dan pembangunan bangsa agar bangsa itu dapat tumbuh dan berkembang dengan tertib, dan
berkesinambungan.
Selanjutnya ditetapkanlah Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor 11 tahun 1978
tentang pedoman penghayatan dan pengamalan Pancasila (Ekaprasetia Pancakarsa), dimana
ketentuan pasal 4 menyatakan bahwa pedoman penhayatan dan pengamalan Pancasila (p-4)
merupakan penuntun dan pegangan hidup dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara bagi
setiap warganegara Indonesia, setiap penyelenggara negara, setiap Lembaga kenegaraan dan
Lembaga kemasyarakatan , baik di pusat maupun di daerah. Selanjutnya, seiring dengan berlakunya
undang-undang nomor 2 tahun 1989 tentang sistem Pendidikan nasional yang menggariskan adanya
Pendidikan Pancasila dan Pendidikan kewarganegaraan sebagai bahan kajian wajib kurikulum
semua jurusan, jenis dan jenjang Pendidikan (Pasal 39). Kurikulum Pendidikan dasar dan sekolah
menengah tahun 1994 mengakomodasikan misi baru pendidikan tersebut dengan memperkenalkan
mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan atau PPKn
Berbeda dengan kurikulum sebelumnya ,kurikulum ppkn 1994 mengorganisasikan materi
pembelajarannya bukan atas dasar rumusan butir-butir P-4,akan tetapi atas dasar konsep nilai yang
disaripatikan dari P-4 dan sumber resmi lainnnya, menurut kurikulum 1994, PPKn diartikan
sebagai mata pelajaran yang digunakan sebagai wahana untuk menggembangkan dan melestarikan
nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa Indonesia.

2.4 Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan


Hakikat Pendidikan kewarganegaraan adalah upaya sadar dan terencana untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati diri bangsa serta moral bangsa,
sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela negara, demi kelangsungan kehidupan
dan kejayaan bangsa dan negara. Sehingga dengan mencerdaskan kehidupan bangsa, memberi ilmu
tentang tata negara, menumbuhkan kepercayaan terhadap jati diri bangsa serta moral bangsa, maka
takkan sulit untuk menjaga kelangsungan kehidupan dan kejayaan Indonesia.
Pendidikan kewarganegaraan adalah program Pendidikan berdasarkan nilai-nilai Pancasila
sebagai wahana untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pola
budaya bangsa yang diharapkan menjadi jati diri yang diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam
kehidupan sehari-hari para mahasiswa baik sebagai individu, sebagai calon guru pendidik, anggota
masyarakat dan ciptaan Tuhan YME. Hakikat Pendidikan kewarganegaraan adalah merupakan
mata pelajran yang memfokuskan pada pembentukan diri yang beragam dari segi agama, sosio-
kultular, Bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil, dan
berkarakter yang dilandasi oleh pnacasila dan UUD 1945.
Kompetensi yang diharapkan dari mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan antara lain agar
mahasiswa mampu menjadi warga negara yang memiliki pandangan dan komitmen terhadap nilai-
nilai demokrasi dan HAM, agar mahasiswa mampu berpartisispasi dalam upaya mencegah dan
menghentikkan berbagai tindak kekerasan dengan cara cerdas dan damai, mahasiswa memiliki
kepedulian dan mampu berpartisipasi dalam upaya menyelesaikamn konflik di masyarakat dengan
landasi nilai-nilai moral, agama dan nilai-nilai universal agar mahasiswa mampu berfikir kritis dan
objektif terhadap persoalan kenegaraan, HAM, dan demokrasi, agar mahasiswa mampu
memberikan kontribusi dan solusi terhadap berbagai kesoalan kebijakan public, agar mahasiswa
mampu meletakkan nilai-nialai dasar secara bijak (Berkeadaban).

2.5 Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan


Pendidikan kewarganegaraan dilakukan oleh hampir seluruh bangsa di dunia, dengan
menggunakan nama seperti: Civic Education citizenship, democracy education. Pkn memiliki peran
stategis Dalam mempersiapkan warga negara yang cerdas, bertanggungjawab dan berkeadaban.
Menurut rumusan civic internasiional (1995) bahwa Pendidikan demokrasi penting bagi
pertumbuhan civic culture untuk keberhasilan pengembangan dan pemeliharaan pemerintahan,
inilah satu tujuan penting Pendidikan civic mempunyai citijenship untuk mengatasi political
apatism demokrasi (Ayumadi azra, 2002:12) semua negara yang formal menganut dmokrasi
menerapkan Pendidikan kewarganegaraan dengan muatan demokrasi, Rule Of Law, HAM dan
perdamaian, dan selalu mengaitkan dengan kondisi situasional negara dan bangsa masing-masing
Pendidikan kewarganegaraan di Indonesia semestinya menjadi tanggungjawab semua pihak atau
komponen bangsa, pemerintah, Lembaga masyarakat, Lembaga keagamaan dan masyarakat
industry (Hamdan Mansower, 2004:4)
Sejarah dengan perubahan Pendidikan ke masa depan dan dinamika internal bangsa
Indonesia, program pembeljaran Pendidikan kewarganegaraan di perguruan tinggi harus mampu
mencapai tujuan:
1. Mengembangkan sikap dan perilaku kewarganegaraan yang mengapresiasi nilai-nilai
moral etika dan relegius
2. Menjadi warga negara yang cerdas berkarakter, menjunjung tinggi niolai
kemanusiaan
3. Menumbuh kembangkan jiwa dan semangat nasionalisme, dan rasa cinta pada tanah
air.
4. Mengembangkan sikap demokratif berkeadaban dan bertanggungjawab serta
mengembangkan kemampuan kompetitif bangsa diera globalisasi
5. Menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan

Menurut Branson 1999 tujuan Civic Education adalah partisipasi yang bermutu dan
bertanggungjawab dalam kehidupan politik dan masyarakat baik tingkat local negara bagian maupun
nasional. Tujuan PKn dalam Depdiknas (2006)) adalah untuk memberikan kompetensi sebagai
berikut:

a. Berfikir kritis, rasioanl dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan


b. Berpartisipasi secara cerdas dan tanggungjawab, serta bertindak secara sadar dalam
kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
c. Berkembang secar positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan
karakter-karakter masyarakat di Indonesia agar dapat hidup bersama dnegan bangsa-
bangsa lain.
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara langsung
dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi

2.6 Pentingnya PKn bagi mahasiswa


Setiap kali kita mendengar kata kewarganegaraan, secara tidak langsung otak merespon dan
mengaitkan kewarganegaraan dengan pelajaran kewarganegaraan pada saat sekolah, dan mata
kuliah kewarganegaraan pada saat kita kuliah. Bisa jadi kata kewarganegaraan didalam memori
otak tersimpan kuat karena setiap tahun dari sekolah dassar hingga sekolah menengah atas ada
pelajaran kewarganegaraan yang harus dipelajari, dan ternyata saat kuliah juga ada dan didalam
bangku perkuliahan kita akan mempelajari lebih dalam seberpa pentingnya Pendidikan
kewarganegaraan bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pendidikan kewarganegraan menjadi mata pelajaran sekolah terpecah darp PPKn ataupun
Pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan. Pada awalnya digabung menjad satu, karena isi dari
Pendidikan kewarganegaraan sendiri bersumber dari Pancasila itu sendiri. Selanjutnya dipecah
menjadi mata pelajaran sendiri karena Pendidikan kewarganegaraam dianggap penting untuk di
jarkan kepada siswa dan dalam Pendidikan kewarganegaraan di ajarkan materi kewarganeegaraan
yang lebih luas dan bersumber langsung dari Pancasila. Mempelajari Pendidikan kewarganegaraan
bagi sebagian mahasiswa tidak ubahnya mempelajari Pancasila tahap 2 atau bahkan tidak jauh
berbeda dengan Pendidikan moral Pancasila dan sejarah bangsa. Beberapa materinya memang
berkaitan ataupun sama itulah mengapa Pendidikan kewarganegraan selalu di anaktirikan dalam
peraturan dunia Pendidikan menurut orang kebnyakan lebih penting belajar matematika daripada
PKn.
Tujuan Pendidikan kewarganegaraan adalah mewujudkan warganegara sadar bela negara
berdasarkan pemahaman politik kebangsaan dan kepekaan mengembangkan jati diri dan moral
bangsa dalam perikehidupan bangsa
Mahasiswa adalah bibit unggul bangsa yang dimana pada masanya nanti bibit ini akan
melahirkan pemimpin dunia. Karena itulah diperlukan Pendidikan moral dan akademis yang akan
menunjang sosok pribadi mahasiswa. Kepribadian mahasiswa akan tumbuh seiring dengan waktu
dan mengalami proses pembenahan, pembekalan, penentuan, dan akhirnya pemutusan prinsip diri.
Negara, masyarakat masa datang, diperlukan ilmu yang cukup untuk dapat mendukung kokohnya
pendirian suatu negara.

2.7 PKn sebagai Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK)


Nilai-nilai dasar Pancasila haruslah diterapkan sejak bangku perguruan tinggi di saat para
pemuda calon pemimpin bangsa ini mendapatkan Pendidikan pertamanya untuk dapat berkarya
dengan baik setelah mereka lulus dari perguruan tinggi nantinya semua itu dapat terwujud, dengan
catatn pemerintah berkenan masukkan kembali kurikulum Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi
Selain itu, mengingat visi Pkn di perguruan tinggi menjadi sumber nilai dan pedoman
penyelenggaraan program studi untuk mengantarkan mahasiswa mengembangkan kepribadiannya
selaku WNI yang berperan aktif menegakkan demokrasi menuju masyarakat madani.
Untuk itulah mengapa disetiap perguruan tinggi ada mata kuliah Pendidikan kewarganegaraan
karena dalam matakulaih Pendidikan kewarganegaraan inilah doktrin-doktrin panacasila mulai
ditanmkan didalam jiwa setiap mahasiswa agar mahasiswa mengenal memahamidan mengamalkan
nilai-nilai Pancasila yang mendjai dasar atau asas baginya nanti dalam berkarya setelah lulus dari
perguruan tinggi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pendidikan kewarganegaraan adalah suatu upaya sadar dan terencana mencerdaskan warga
negara (khususnya generasi muda) caranya dengan menumbuhkan jati diri dan moral bangsa agar
mampu berpartisipasi aktif dalam pembelaan negara. Dalam sejarah timbulnya istilah Civics di
Indonesia dapat dilukiskan secara kronologis sejak tahun 1957 dalam kurikulum sekolah
menengah pertama dan sekolah menengah atas terdapat istilah kewarganegaraan yaitu pelajaraan
yang ditempelkan dalam pelajaran tata negara. Pendidikan kewarganegaraan adalah program
Pendidikan berdasarkan nilai-nilai Pancasila sebagai wahana untuk mengembangkan dan
melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pad buday bangsa diharapkan menjdai jati diri
yang diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam kehidupan sehari-hari para mahasiswa baik
sebagai individu, sebagai calon guru/pendidik anggota masyarakat dan ciptaan Tuhan YME.
Unviersitas memberikan mata kulian Pendidikan kewarganegaraan sebagai pengembangan
kepribadian karena Pendidikan kewarganegaraan dapat membantu mahsiswa-mhasiswa menjadi
warga negara yang baik sekaligus paham antara hak dan kewajiaban dapat hidup berdemokrasi,
nasionalis, dengan dibekali nilai-nilai moral, norma-norma yang ebrlaku dalam kehidupan
bermsyarakat.

3.2 Saran
Dalam era globalisasi diperlukan adanya suatu pola Pendidikan yang mengarah pada
pembentukan karakter agar terciptanya manusia ynag berkepribadian serta berkarakter. Jadilah
warganegara Indonesia yang baik taat pada hokum dan norma-norma yang berlaku taat pada
Pancasila dan taat pada undang-undang dasar 1945.
DAFTAR PUSTAKA

Maswardi M. Amin (2011). Pendidikan Karakter Anak Bangsa. Jakarta: badouse media.

Sinamo, Nomensen (2010). Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan Tinggi

Jakarta: PT. Intitama Sejahtera

Budiyanto. Pendidikan kewarganegaraan. Yogyakarta : UNY Press. 2004

Ending Zaelani Zukarya, dkk. 2000. Pendidikan kewarganegaraan untuk perguruan tinggi

Prof. DR. H. Kaelani, M.S dan Drs. H. Achmad Zubaidi, M.Si. Pendidikan kewarganegaraan untuk
perguruan tinggi. Penerbit Paradigma:Yogyakarya 2007

https://www.academia.edu/37701607/MAKALAH_PENDIDIKAN_KEWARGANEGARAAN

Anda mungkin juga menyukai