BAGAIMANA HAKIKAT
PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
DALAM MENGEMBANGKAN
KEMAMPUAN UTUH
SARJANA ATAU PROFESIONAL
A. Menelusuri Konsep dan
Urgensi Pendidikan
Kewarganegaraan dalam
Pencerdasan Kehidupan Bangsa
Sarjana
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012
tentang Pendidikan Tinggi :
Program sarjana merupakan jenjang pendidikan akademik bagi
lulusan pendidikan menengah atau sederajat sehingga mampu
mengamalkan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui
penalaran ilmiah. Lulusan program sarjana diharapkan akan
menjadi intelektual dan/atau ilmuwan yang berbudaya, mampu
memasuki dan/atau menciptakan lapangan kerja, serta mampu
mengembangkan diri menjadi profesional.
Profesional
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen :
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang
dapat menjadi sumber penghasilan, perlu
keahlian, kemahiran, atau kecakapan, memiliki
standar mutu, ada norma dan diperoleh melalui
pendidikan profesi.
Warga Negara
Menurut Undang-Undang No. 12 Tahun 2006
tentang Kewarganegaraan Indonesia :
Warga negara adalah warga suatu negara yang
ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-
undangan.
Definisi ”Warga Negara”:
Menurut Undang-Undang No. 12 Tahun 2006
tentang Kewarganegaraan Indonesia, yang
dimaksud warga negara adalah warga suatu
negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan
perundang-undangan. Di dalam UU No. 12
Tahun 2006 setidaknya disebutkan 13 kriteria
warga negara.
Menelusuri KONSEP dan URGENSI PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN dalam menCERDASan
kehidupan bangsa
Hakikat pendidikan kewarganegaraan adalah upaya sadar dan
terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga
negara dengan menumbuhkan jati diri dan moral bangsa sebagai
landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela negara,
demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara.
Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan : Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU No. 20 Tahun
2003 Pasal 1)
Kewarganegaraan : Hal yang berhubungan dengan warga
negara ; keanggotaan sebagai warga negara
Pendidikan Kewarganegaraan
• Pendidikan Kewarganegaraan adalah program pendidikan yang
berintikan demokrasi politik yang diperluas dengan sumber-
sumber pengetahuan lainnya. Pengaruh-pengaruh posistif dari
pendidikan sekolah, masyarakat, dan orang tua yang kesemuanya
itu proses guna melatih para siswa untuk berfikir kritis, analitis
bersikap dan bertinda demokratis dalam mempersiapkan hidup
demokratis yang berdasarkan pancasila dan UUD 1945
• Kesimpulannya : “membentuk warga negara yang baik”
Mencerdasan kehidupan bangsa ?
• Dari pembukaan UUD’45 “…mencerdaskan kehidupan bangsa…”
yang merupakan cita-cita nasional bangsa Indonesia. Mempunyai
arti bukan hanya mencerdaskan intelektualnya saja melainkan juga
menyangkut kecerdasan sosial, emosional dan spiritual, yang
diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Mencerdaskan kehidupan bangsa dalam bidang politik,
ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan, yang didasari
oleh kekuatan ideologi nasional yaitu Pancasila.
Secara paradigmatik Pendidikan Kewarganegaraan
memiliki tiga domain
• domain akademik; berbagai pemikiran tentang Pendidikan Kewarganegaraan
yang berkembang di lingkungan komunitas keilmuan
• domain kurikuler; konsep dan praksis pendidikan kewarganegaraan dalam
lingkup pendidikan formal dan nonformal.
• aktivitas sosial-kultural : konsep dan praksis Pendidikan Kewarganegaraan di
lingkungan masyarakat (Wahab dan Sapriya, 2011).
• Ketiga komponen tersebut secara koheren bertolak dari esensi dan bermuara pada
upaya pengembangan warga negara yang baik (good citizens), yang memiliki
pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge), nilai, sikap dan watak
kewarganegaraan (civic disposition), dan keterampilan kewarganegaraan (civic
skill).
Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Branson (1997)
• Tujuan civic education adalah partisipasi yang bermutu dan bertanggung jawab dalam
kehidupan politik dan masyarakat baik tingkat lokal, negara bagian, maupun nasional. Tujuan
pembelajaran PKn dalam Depdiknas (2006:49) adalah untuk memberikan kompetensi
sebagai berikut:
• a. Berpikir kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu Kewarganegaraan.
b. Berpartisipasi secara cerdas dan tanggung jawab, serta bertindak secara sadar dalam
kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
c. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-
karakter masyarakat di Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lain.
d. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam peraturan dunia secara langsung dengan
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi.
B. Menanya Alasan Mengapa
Diperlukan Pendidikan
Kewarganegaraan
Pengertian Kewarganegaraan
• Kata kewarganegaraan dalam bahasa Latin disebut Civicus. Selanjutnya, kata
Civicus diserap ke dalam bahasa Inggris menjadi kata Civic yang artinya mengenai
warga negara atau kewarganegaraan. Dari kata Civic lahir kata Civic yaitu ilmu
kewarganegaraan, dan Civic Education, yaitu Pendidikan Kewarganegaraan.
Pelajaran Civics atau kewarganegaraan telah dikenal di Indonesia sejak zaman
kolonial Belanda dengan nama Burgerkunde.
• Dari definisi tersebut dapat dijelaskan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan
dirumuskan secara luas untuk mencakup proses penyiapan generasi muda untuk
mengambil peran dan tanggung jawabnya sebagai warga negara, dan secara khusus,
peran pendidikan termasuk di dalamnya persekolahan, pengajaran dan belajar, dalam
proses penyiapan warga negara tersebut.
Dasar Hukum
• PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
• UU NO. 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN
NASIONAL YANG MEWAJIBKAN KURIKULUM SETIAP SATUAN
DAN JENJANG PENDIDIKAN TERMASUK PADA JENJANG
PENDIDIKAN TINGGI MEMUAT: A. PENDIDIKAN AGAMA; B.
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN, DAN C. BAHASA.
• PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DIMAKSUDKAN UNTUK
MEMBENTUK PESERTA DIDIK MENJADI MANUSIA YANG
MEMILIKI RASA KEBANGSAAN DAN CINTA TANAH AIR.
• (PENJELASAN PASAL 30 AYAT (1) UU NO. 20/2003)
Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
• Mencerdaskan kehidupan bangsa yang mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya(manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti yang luhur,
memiliki kemampuan pengetahuann dan keterampilan,
kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian mantap dan mandiri
serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan),
secara khusus membina moral yang diharapkan diwujudkan
dalam kehidupan sehari-hari perilaku yang memancarkan iman
dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat.
Hakikat Kewarganegaraan
• Branson (1999:7) berpendapat tujuan pedidikan kewarganegaraa (civic
education) ialah keikut sertaan yang memiliki tanggung jawab serta mutu yang
berkualitas dalam kehidupan masyarakat maupun politik baik secara lokal,
negara bagian, dan nasional.
• Menurut Sapriya (2001) memiliki tujuan sebagai sebuah keikutsertaan yang
rasional dan tanggung jawab di dalam kehidupan berpolitik dari seorang warga
negara yang patuh terhadap nilai-nilai serta prinsip-prinsip demokrasi
konstitusional Indonesia yang mendasar. Keikutsertaan seorang tersebut perlu
menguasai beberapa pengetahuan serta kecakapan intelektual juga keterampilan
untuk ikutserta. Keikutsertaan tersebut kemudian akan ditingkatkan lagi dengan
jalan mengembangkan disposisi atau karaktristik tertentu.
Pendidikan Kewarganegaraan
• Peran pendidikan kewarganegaraan perlu dalam dunia professional dan sarjana agar :
• Mampu memahami dan menguasai secara nalar konsep dan norma Pancasila sebagai
falsafah, dasar ideology dan pandangan hidup Negara kesatuan republic Indonesia
(NKRI).
• Menghayati dan meyakini tatanan dalam moral yang termuat dalam butir diatas.
• Mengamalkan dan membakukan hal-hal diatas sebagai sikap perilaku diri dan
kehidupannya dengan penuh keyakinan dan nalar.
• Hal ini bersifat implementatif dalam kehidupan sehari - hari diharapkan didapatkan
generasi/manusia berkarakter yang menjaga keutuhan dan persatuan bangsa
C. Menggali Sumber Historis,
Sosiologis, dan Politik tentang
Pendidikan Kewarganegaraan di
Indonesia
SEJARAH PERKEMBANGAN PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
• Belajar tentang Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) pada dasarnya adalah belajar tentang
keindonesiaan, belajar untuk menjadi manusia yang berkepribadian Indonesia, membangun rasa
kebangsaan, dan mencintai tanah air Indonesia
• Bila dilihat dari sisi sejarah perkembangannya, Pendidikan Kewarganegaraan senantiasa mengalami
dinamika, baik dinamika dalam materi dan kurikulum, maupun dinamika dalam hal penyebutan serta
perubahan dan perkembangan semangat politik dari satu era ke era lainnya seperti.
• Pertama muncul tahun 1957 dengan nama Kewarganegaraan
• Tahun 1959 di introdusir pelajaran civics dengan “Civics Manusia Indonesia Baru” dan “Tujuh Bahan
Pokok Indoktrinasi (TUBAPI) sebagai buku sumber
• Tahun 1962 istilah civics diganti dengan Kewargaan Negara
• Tahun 1968 Kewargaan Negara di ganti dengan Pendidikan Kewargaan Negara
SEJARAH PERKEMBANGAN PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
• Tahun 1975 Pendidikan Kewargaan Negara diganti dengan
PMP (Pendidikan Moral Pancasila)
• Tahun 1978 sangat dominannya materi P-4 dalam PMP
• Tahun 1984 masih dengan nama PMP
• Tahun 1994 di ganti dengan nama PPKn
• Tahun 1999 materi P-4 di cabut
• Era reformasi di rubah dengan Pendidikan kewarganegaraan
SUMBER SOSIOLOGIS PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN DI INDONESIA
• Dilatar belakangi oleh karena memperhatikan situasi cara hidup sehari-hari orang
indonesia saat ini yang telah begitu pudar identitas aslinya, tergerus oleh faham
globalisasi dengan instrumennya yang berupa kapitalisme. Bangsa Indonesia yang
dulunya dikenal sebagai bangsa yang religius, toleransi, ramah-tamah, gotong-royong,
nasionalis, dan memiliki solidaritas sosial, saat ini lebih dekat kepada bentuk-bentuk
kekerasan dan individualistik.
• Kehadiran pendidikan kewarganegaraan diharapkan dapat membangkitkan dan
meningkatkan kembali rasa kebangsaan dan nasionalisme terhadap bangsa Indonesia,
sehingga dapat memulihkan kondisi identitas nasional yang sesuai dengan nilai-nilai yang
hidup di masyarakat Indonesia sendiri.
SUMBER POLITIS TENTANG PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN DI INDONESIA
• Secara politis, pendidikan kewarganegaraan mulai dikenal dalam pendidikan sekolah
dapat digali dari dokumen kurikulum sejak tahun 1957 sebagaimana dapat diidentifikasi
dari pernyataan Somantri (1972) bahwa pada masa Orde Lama mulai dikenal istilah: (1)
Kewarganegaraan (1957); (2) Civics (1962); dan (3) Pendidikan Kewargaan Negara
(1968). Pada masa awal Orde Lama sekitar tahun 1957, isi mata pelajaran PKn
membahas cara pemerolehan dan kehilangan kewarganegaraan, sedangkan dalam Civics
(1961) lebih banyak membahas tentang sejarah Kebangkitan Nasional, UUD, pidato-
pidato politik kenegaraan yang terutama diarahkan untuk "nation and character building”
bangsa Indonesia.
• Bagaimana sumber politis PKn pada saat Indonesia memasuki era baru, yang disebut
Orde Baru?
KESIMPULAN
• Dari penjelasan yang sudah di terangakan, bahwa secara historis, PKn di
Indonesia senantiasa mengalami perubahan baik istilah maupun substansi
sesuai dengan perkembangan peraturan perundangan, iptek, perubahan
masyarakat, dan tantangan global.
• Secara sosiologis, PKn Indonesia sudah sewajarnya mengalami perubahan
mengikuti perubahan yang terjadi di masyarakat.
• Secara politis, PKn Indonesia akan terus mengalami perubahan sejalan
dengan perubahan sistem ketatanegaraan dan pemerintahan, terutama
perubahan konstitusi.
Membangun Argumen Tentang Dinamika
& Tantangan Pendidikan
Kewarganegaraan
Pendidikan kewarganegaraan telah
mengalami perubahan
• Tujuan
• Orientasi
• Substansi materi
• Metode pembelajaran
• Sistem evaluasi
Mengapa dinamika dan tantangan PKn
sangat erat dengan perjalanan sejarah
praktik kenegaraan/ pemerintahan RI?
Pendidikan kewarganegaraan tidak hanya
didasarkan pada konstitusi negara yang
bersangkutan, tetapi juga tergantung pada
tuntutan perkembangan zaman dan masa depan
Contoh dinamika kehidupan yang sekaligus
menjadi tantangan terkait dengan masalah
identitas nasional Indonesia
Untuk memahami dinamika dan tantangan
demokrasi diminta untuk membandingkan aturan
dasar dalam naskah asli UUD 1945 dan
bagaimana perubahannya berkaitan dengan
MPR, DPR, dan DPD. Berikut penjelasannya
Pengalaman sejarah bangsa Indonesia telah
membuktikan pada kita pada, konsep ketahanan
nasional kita terbukti mampu menangkal
berbagai bentuk ancaman sehingga tidak
berujung pada kehancuran bangsa atau
berakhirnya NKRI.
Dinamika perubahan dalam perkembangan IPTEK
yang mempengaruhi PKn
IPTEK merubah semua tatanan kehidupan, termasuk perilaku.
Perilaku warga negara ada dua, yakni perilaku positif dan negatif.
PKn mendorong warga negara memanfaatkan pengaruh positif iptek
untuk membangun negara-bangsa dan melakukan intervensi
terhadap perilaku negatif warga negara yang cenderung merugikan.
Pada masa Orde Lama, warga negara yang baik
adalah yang berjiwa revolusioner, anti
imperialisme, anti kolonialisme dan anti
neokolonialisme.