Anda di halaman 1dari 11

Accelerat ing t he world's research.

Geothermal Penelitian
Isal Padjeko

Related papers Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

Prosiding Seminar Nasional Kebumian ke-5 UGM


Yulian Kurnia Munandar

Geot hermal Syst em on Hot Igenous Rock


serafim senduk

Prosiding Seminar Nasional Kebumian ke-6


Yulian Kurnia Munandar
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-11
PERSPEKTIF ILMU KEBUMIAN DALAM KAJIAN BENCANA GEOLOGI DI INDONESIA
5 – 6 SEPTEMBER 2018, GRHA SABHA PRAMANA
IDENTIFIKASI POTENSI GEOTHERMAL NON-VULKANIK DENGAN
PERPADUAN DATA REMOTE SENSING (GIS) DAN PEMETAAN GEOLOGI
DI PARANG WEDANG, KECAMATAN KRETEK, KABUPATEN BANTUL,
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Yasinthus Delvianus Tae 1*


Filadelfiana Florency 2
Rici Anggun Putri 3
Muhammad Aprischal Padjeko 4
Serafim Ekklesia Senduk 5
Desi Kiswiranti 6
1*
MGEI Research Group IST AKPRIND Yogyakarta, Jalan Kalisahak No.28 Kompleks Balapan
2MGEI Research Group IST AKPRIND Yogyakarta, Jalan Kalisahak No.28 Kompleks Balapan
3
MGEI Research Group IST AKPRIND Yogyakarta, Jalan Kalisahak No.28 Kompleks Balapan
4
HMTG “GAIA” IST AKPRIND Yogyakarta, Sekretariat T108 Jalan Kalisahak No.28 Kompleks Balapan
5
HMTG “GAIA” IST AKPRIND Yogyakarta, Sekretariat T108 Jalan Kalisahak No.28 Kompleks Balapan
6
Lecturer of IST AKPRIND Yogyakarta, Jalan Kalisahak No.28 Kompleks Balapan
*corresponding author: yasinthus564@gmail.com

ABSTRAK
Berdasarkan hasil survey Direktorat Vulkanologi dan Pertamina dibantu pemerintah Prancis dan New
Zealeand terdapat 256 lokasi prospek panas bumi di Indonesia. Salah satunya terdapat di Desa
Parangtritis, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta ditandai oleh adanya
sumber mata air panas yang dikenal sebagai Pemandian Air Panas Parang Wedang. Sumber mata air
panas tersebut merupakan salah satu indikator keterdapatan sistem panas bumi di bawah permukaan
sehingga mendorong peneliti untuk memodelkan sistem panas bumi dan kondisi geologi yang
mengontrol panas bumi pada daerah penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pemetaan geologi dan remote sensing (GIS) dengan data pendukung berupa data geofisika dan
geokimia. Berdasarkan hasil pemetaan dan analisis citra, diketahui batuan yang berperan sebagai
reservoir yaitu batuan breksi gunungapi berumur Tersier Miosen yang diduga berasal dari gunungapi
purba Parangtritis. Panas bumi di daerah penelitian diinterpretasikan dikontrol oleh aktivitas non-
vulkanik yaitu struktur geologi berupa sesar mendatar yang berarah Barat Laut–Tenggara sebagai jalur
keluarnya fluida geotermal ke permukaan dengan tipe fluida chlorida. Suhu mata air panas di
permukaan berkisar antara 47ºC - 49ºC dan suhu bawah permukaan 115oC. Potensi panas bumi masuk
dalam kategori entalphi rendah (<125oC).
Kata Kunci : manifestasi geotermal non-nulkanik, pemetaan geologi, remote sensing (GIS)
1. Pendahuluan
Meningkatnya kebutuhan akan energi serta meningkatnya harga minyak pada saat ini,
telah memacu negara-negara di dunia, termasuk Amerika Serikat untuk mengurangi
ketergantungan pada minyak dengan cara memanfaatkan energi panas bumi. Saat ini energi
panas bumi telah dimanfaatkan untuk pembangkit listrik di 24 Negara, termasuk Indonesia.
Disamping itu fluida panas bumi juga dimanfaatkan untuk sektor non-listrik di 72 negara,
antara lain untuk pemanasan ruangan, pemanasan air, pemanasan rumah kaca, pengeringan
hasil produk pertanian, pemanasan tanah, pengeringan kayu, kertas dll.
Pemanfaatan panas bumi di Indonesia sendiri masih terbilang belum optimal, karena
sebagian besar listrik yang didistribusikan ke seluruh wilayah Indonesia sekitar 88% disuplai
lewat pembangkit listrik berbahan bakar fosil, batubara, Bahan Bakar Minyak (BBM)
sedangkan pemanfaatan panas bumi hanya sedikit untuk pembangkit listrik di Indonesia. Hal
ini sebenarnya harus diubah karena berdasarkan hasil survey Direktorat Vulkanologi dan
Pertamina dibantu pemerintah Prancis dan New Zealeand terdapat 256 lokasi prospek panas
bumi di Indonesia. Maka Indonesia sendiri memiliki potensi sumber energi panas bumi yang

1065
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-11
PERSPEKTIF ILMU KEBUMIAN DALAM KAJIAN BENCANA GEOLOGI DI INDONESIA
5 – 6 SEPTEMBER 2018, GRHA SABHA PRAMANA
banyak dan berlimpah bahkan untuk skala dunia Indonesia dikategorikan sebagai negara
urutan ketiga. Sehingga potensi tersebut dapat didayagunakan secara optimal.
Potensi panas bumi di Indonesia tersebar pada dua lingkungan geologi, yaitu
lingkungan vulkanik dan non-vulkanik. Pada daerah panas bumi yang berasosiasi dengan
lingkungan vulkanik, saat ini sudah banyak yang dikembangkan dan menghasilkan energi
listrik yang bisa dimanfaatkan. Sedangkan pada daerah panas bumi yang terdapat pada
lingkungan non-vulkanik masih belum dikembangkan dengan optimal. Oleh karena itu,
penelitian ini berupaya untuk mengumpulkan dan mengevaluasi data dan informasi
kepanasbumian terutama data geosains dengan tujuan untuk memahami karakteristik sistem
panas bumi non-vulkanik di Indonesia teristimewa padal lokasi penelitian.
Hal tersebut mendorong peneliti melakukan penelitian guna mengidentifikasi potensi
geotermal non Vulkanik di Parang Wedang, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, Daerah
Istimewa Yogyakarta melalui metode remote senssing, pemetaan geologi, geofisika serta
geokimia. Daerah penelitian terletak pada koordinat 110o19’00” BT – 110o20’00” BT dan
08o00’30” LS – 08o01’30” LS. Lokasi penelitian terletak 28 kilometer sebelah selatan Kota
Yogyakarta. (Gambar 1).
2. Metode Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian tersebut peneliti mengunakan beberapa metode penelitian
diantaranya;
2.1. Metode Pemetaan Geologi
Pemetaan geologi dilakukan pada lokasi penelitian dengan luasan kapling 2 km x 2
km untuk mengamati serta mengetahui kondisi geomorfologi, persebaran litologi, struktur
geologi penyusun lokasi penelitian. Pemetaan ini dilakukan selama 2 hari secara langsung
di lapangan guna mengumpulkan data geologi permukaan daerah penelitian. Kemudian
data-data tersebut diolah menjadi sebuah peta geologi.

2.2. Metode Remote Sensing


Metode ini menggunakan citra landsat 8 dengan dengan mengkombinasikan dua
saluran citra yaitu band 10 dan band 11 menghasilkan landsat termal. Pengolahan citra
mengunakan aplikasi ENVI 5.1 dan Arcgis 10.2. Hasil landsat thermal tersebut
digunakan untuk mendeteksi suhu permukaan pada daerah penelitian.

2.3. Metode Geofisika


Metode geofisika berupa data geomagnet yang digunakan dalam menginterpretasi
kondisi geologi bawah permukaan. Data ini bersifat data sekunder yang membantu
peneliti untuk menginterpretasi jenis litologi, struktur bawah permukaan serta kedalaman
batuan reservoir dalam sistem geotermal.

2.4. Metode Geokimia


Metode geokimia yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder
sebagai data pendukung dalam penelitian tersebut. Data ini digunakan dalam
mengindentifikasi jenis fluida termal pada lokasi penelitian.

1066
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-11
PERSPEKTIF ILMU KEBUMIAN DALAM KAJIAN BENCANA GEOLOGI DI INDONESIA
5 – 6 SEPTEMBER 2018, GRHA SABHA PRAMANA
3. Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan beberapa data guna menginterpretasi serta
memahami sistem panas bumi pada lokasi penelitian. Data-data tersebut diuraikan sebagai
berikut;
Data geologi yang dihasilkan adalah sebuah peta geologi yang menyajikan penyebaran
litologi serta struktur geologi pada lokasi penelitian. Data geologi ini merupakan data primer
yang diambil secara langsung di lapangan. (Gambar 2). Data remote senssing berupa citra
landsat 8 dengan resolusi 60 m dari objek penelitian. Data remote senssing dipakai untuk
mendeteksi thermal surface pada daerah penelitian yang dicirikan dengan adanya degradasi
warna sesuai intensitas panas permukaan yang terekam pada citra. Warna biru mencirikan
daerah dengan low temperature¸sedangkan warna merah mencirikan daerah dengan high
temperature.(Gambar 3). Data geofisika berupa data anomali medan magnet yang digunakan
dalam interpretasi kondisi geologi di bawah permukaan. Sehingga melalu data anomali
tersebut dapat dinterpretasikan litologi bawah permukaan, struktur geologi serta kedalaman
reservoir panas bumi.(Gambar 4). Selain itu, didukung oleh data geokimia berupa data
analisis laboratorium dari sampel air yang diperoleh di lapangan. Hasil analisis geokimia
untuk mengetahui tipe fluida pada lokasi penelitian.
4. Hasil dan Pembahasan
4.1. Analisis Data Geologi
Data geologi yang peroleh berupa geomorfologi, penyebaran batuan dan struktur
geologi. Geomorfologi daerah penelitian termasuk dalam Zona Pegunungan Selatan di Jawa
Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta yang mengalami proses depresi, sehingga tertutup
oleh endapan aluvial berupa dataran pantai yang luas. Pada lokasi penelitian dijumpai
morfologi bertopografi terjal berada pada bagian Timur Laut sedangkan daerah dengan
topografi landai berada pada bagian Barat dan Selatan.
Stratigrafi daerah penelitian terdiri dari batuan gunung api. Secara tidak selaras di
atasnya diendapkan batuan sedimen karbonat berupa batugamping, sedangkan litologi
paling muda berupa endapan kuarter. Secara geologi regional lokasi penelitian termasuk
dalam Formasi Nglanggran, Formasi Wonosari dan endapan kuarter.
Satuan Breksi andesit merupakan satuan batuan paling tua, yang beranggotakan
breksi andesit dan lava andesit. Breksi andesit tersusun oleh fragmen andesit yang telah
mengalami pelapukan secara intensif. Namun, pada beberapa lokasi masih dijumpai batuan
segar dengan komposisi mineral penyusunnya berupa plagioklas, hornblenda, dan glass.
Pada batuan lava andesit dijumpai kekar yang menunjukan struktur aliran lava. Namun
batuan ini terubahkan dengan hadirnya mineral klorit dan kalsit.
Satuan Intrusi mikrodiorit merupakan satuan batuan yang ditemukan secara setempat
pada lokasi penelitian. Batuan intrusi ini memiliki ciri masif dan berkomposisikan
hornblend, piroksin, biotit serta sedikit kuarsa dan plagioklas. Satuan batugamping terdapat
di bagian Timur daerah penelitian yang terdiri dari batugamping terumbu dan batugamping
pasiran. Serta endapan aluvium merupakan satuan paling muda yang terhampar pada bagian
Utara dan Barat daerah penelitian.
Struktur Geologi yang berkembang pada lokasi penelitian berupa sesar turun dan
sesar mendatar Parangkusumo. Pada saat melakukan penelitian di lapangan peneliti hanya
menjumpai beberapa singkapan struktur yang masih segar. Hal ini dikarenakan tingkat
pelapukan yang tinggi pada lokasi penelitian. Namun, terdapat beberapa kenampakan
morfologi yang dapat diinterpretasikan sebagai hasil proses dari struktur geologi. Dimana

1067
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-11
PERSPEKTIF ILMU KEBUMIAN DALAM KAJIAN BENCANA GEOLOGI DI INDONESIA
5 – 6 SEPTEMBER 2018, GRHA SABHA PRAMANA
terdapat terbing-tebing terjal (gawir) di sekitar lokasi penelitian. Sturktur geologi terjadi
sebagai akibat dari subduksi selatan pulau Jawa (Java Trench).
Berdasarkan hasil pemetaan geologi dapat dinterpretasikan bahwa kemungkinan
batuan breksi andesit tersebutlah yang menjadi reservoir dari sistem panas bumi di lokasi
penelitian. Kemudian struktur geologi berupa sesar inilah yang menjadi jalur keluarnya
fluida panas bumi tersebut ke permukaan. Dan batuan-batuan intrusi pada daerah penelitian
seperti mikrodiorit inilah dapat diduga sebagai batuan pemanas (Heat rock) dari sistem
panas bumi tersebut.

4.2. Analisis Remote Senssing


Berdasarkan analisis data remote senssing dapat diinterpretasikan suhu permukaan
dari lokasi penelitian. Hasil interpretasi tersebut diperoleh dari analisis sebuat foto citra
hasil pengolahan citra landsat 8 dengan kombinasi citra band 10 dan 11. Hasil kombinasinya
dapat dilihat pada gambar 3. Pada foto citra diketahui suhu permukaan pada lokasi
penelitian, dimana pada bagian Barat-Selatan diinterpretasikan memiliki suhu permukaan
yang tinggi; dalam foto citra ditunjukan dengan warna merah-orange sedangkan pada
bagian Utara-Timur diinterpretasikan memiliki suhu permukaan yang rendah; dalam foto
citra ditunjukan dengan warna biru muda-biru tua. Oleh sebab itu, dugaan sementara dari
hasil interpretasi foto citra termal maka daerah prospek panas bumi berada di bagian Barat-
Selatan pada daerah penelitian.
Citra tersebut memiliki kelemahan sebab hasil pembacaan suhu permukaan pada
lokasi penelitian tersebut tidak semena-mena suhu termal pada lokasi penelitian. Tetapi juga
ada faktor alami maupun buatan yang mempengaruhi suhu permukaan pada saat
pengambilan foto udara tersebut. Faktor tersebut dapat berupa suhu matahari yang begitu
terik, pembakaran lahan, atau faktor lain yang menghasilkan suhu permukaan bertambah.
Jadi, citra foto tersebut harus dikoreksi dan tidak dapat digunakan secara penuh dalam
menginterpretasi suatu potensi thermal. Sehingga dibutuhkan penelitian lebih lanjut guna
membuktikan hasil citra foto tersebut dengan melakukan pemetaan geologi, geofisika,
geokimia pada lokasi penelitian.

4.3. Analisis Geofisika


Anomali medan magnetik total adalah harga medan magnetik di suatu titik yang
dihasilkan oleh batuan di bawah permukaan yang menjadi target dari pengukuran metode
magnetik. Pola kontur anomali medan magnetik total ditopografi terdiri dari pasangan
klosur positif dan klosur negatif yang berjumlah banyak. Pasangan klosur positif dan klosur
negatif ini menunjukkan anomali magnetik adalah dipole (dwi kutub). Jumlah pasangan
dipole magnetik yang banyak menunjukkan anomali medan magnetik total di topografi
masih sangat dipengaruhi oleh anomali lokal. Oleh sebab itu dilakukan pemisahan anomali
lokal dari anomali regional sehingga dilakukan proses kontinuasi ke atas dengan uji trial
and error. Data pengamatan pada penelitian ini diperhalus guna menghilangkan efek lokal
dengan penganggkatan ke atas (upward continuation) setinggi 300 meter dengan
menggunakan perangkat lunak magpick.
Data anomali medan magnetik total kemudian di reduksi ke kutub. Reduksi ke kutub
adalah salah satu filter pengolahan data magnetik untuk menghilangkan pengaruh sudut
inklinasi magnetik. Daerah penyelidikan dihasilkan oleh anomali magnet positif - negatif.
Secara geologi merupakan manifestasi bahwa di bawah permukaan terdapat batuan non
magnetik yang ditafsirkan merupakan manifestasi bahwa di bawah permukaan terdapat
batuan yang telah terubahkan secara kuat sampai rendah. Indikasi batuan tersebut telah
terubahkan didasarkan atas ditemukannya chloritisasi dan serisitisi. Menurut Idral dkk, 2008,
pada peta anomali negatif dan positif, pola kontur tampak lebih merapat, hal ini
mengindikasikan adanya struktur sesar pada daerah tersebut, karena struktur sesar dicirikan
1068
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-11
PERSPEKTIF ILMU KEBUMIAN DALAM KAJIAN BENCANA GEOLOGI DI INDONESIA
5 – 6 SEPTEMBER 2018, GRHA SABHA PRAMANA
oleh lineasi anomali, kerapatan kontur, pembelokan anomali, dan pengkutuban anomali
(negatif dan positif ).
Nilai magnet yang rendah tersebut dapat menginterpretasikan zona-zona potensial
sebagai reservoar diperkirakan merupakan batuan reservoar manifestasi panas bumi berada
pada kedalaman 580 meter dengan ditandai adanya batuan yang telah terubahkan secara
kuat. Diperkirakan juga manifestasi panas bumi ini diakibatkan oleh struktur yang berarah
selatan utara dan berarah barat daya – timur laut.

4.4. Analisis Geokimia


Berdasarkan tinjauan pustaka, yaitu hasil penyelidikan terpadu geologi, geokimia
dan geofisika untuk panas bumi Daerah Parangtritis (Idral dkk, 2008), mengindikasikan
mata air panas Parang Wedang 1 dan 2 terletak pada posisi klorida yang bersifat netral hasil
analisa diagram segi tiga Cl-SO4-HCO3, Na-K-Mg dan Cl-Li-B (Gambar 5). Konsentrasi
klorida yang tinggi pada air panas Parangwedang 1 dan 2 ini disebabkan oleh kontaminasi
oleh air laut. Hal ini didukung oleh rasa air yang asin, daya hantar listrik yang tinggi, pH
netral, serta posisi air panas terletak pada pojok atas klorida pada diagram segi tiga Cl-Li-B
(Gambar 6). Hasil diagram segi tiga Na-K-Mg (Gambar 7), posisi air panas terletak pada
partial equilibrium, yang diakibatkan oleh adanya keseimbangan antara K-felsdfar dan Na-
felsdfar dengan fluida panas. Hal ini didukung oleh data isotop yang mengindikasikan
bahwa pembentukan mata air panas berhubungan dengan interaksi antara fluida panas
dengan batuan di sekitarnya. Suhu mata air panas di permukaan berkisar antara 47ºC - 49ºC
dan suhu bawah permukaan 115oC. Potensi panas bumi masuk dalam kategori entalphi
rendah <125oC (Hochestein, 1990).
5. Kesimpulan
Hasil analisis data geologi daerah penelitian berada pada daerah dengan litologi
penyusun didominasi oleh batuan vulkanik tersier. Sehingga manifestasi panas bumi pada
lokasi tersebut adalah tipe panas bumi non vulkanik. Sesuai hasil analisis geologi juga
dikontrol oleh struktur sesar turun dan sesar mendatar yang memanifestasi fluida geotermal
tersebut muncul di permukaan.
Hasil analisis citra termal juga menunjukan bahwa lokasi munculnya mata air panas
tersebut adalah lokasi dengan suhu permukaan yang tinggi. Hal ini dibuktikan juga dengan
hasil analisis geomagnet, dimana pada lokasi tersebut memiliki anomali medan magnet yang
rendah dan diinterpretasikan sebagai reservoir geotermal dengan perkiraan kedalaman 580
meter. Fluida termal ini dapat termanifestasikan ke permukaan karena adanya sturktur sesar
turun dan sesar mendatar pada daerah tersebut. Hasil analisis geokimia menunjukan bahwa
tipe fluida termalnya adalah Klorida dengan suhu 115oC entalpi rendah dan sistem panas
buminya dominasi air.
Berdasarkan keseluruhan data yang dianalisis maka peneliti dapat memodelkan sistem
panas bumi pada lokasi peneltian dalam gambar 3D seperti pada gambar 7. Sedangkan secara
potensial peneliti dapat menyimpulkan bahwa panas bumi pada lokasi peneletian kurang
berpotensi karena entalpi panas buminya masih tergolong rendah.
Acknowledgements
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Desi Kiswiranti,S.Si.,M.Sc. yang sudah
banyak memberikan masukan dalam pembuatan penelitian ini. Terima kasih kepada MGEI
Research Group Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta, HMTG “GAIA”, para
dosen Jurusan Teknik Geologi Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta dan semua
pihak yang telah terlibat dalam proses penelitian dan penulisan paper ini.
1069
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-11
PERSPEKTIF ILMU KEBUMIAN DALAM KAJIAN BENCANA GEOLOGI DI INDONESIA
5 – 6 SEPTEMBER 2018, GRHA SABHA PRAMANA

Daftar Pustaka
Hochstein, M.P. dan Browne, P.R.L. (2000). Surface Manifestation of Geothermal System
with Volcanic Heat Source In Encyclopedia of Volcanoes, H. Siguardson, B.F.
Houghton, S.R. Mc Nutt, H. Rymer dan J. Stix (eds.). Academic Press.

Idral, A., Suhanto E, Sumardi, E., Kusnadi, D & Situmorang T. (2008). Penyelidikan
Terpadu Geologi, Geokimia dan Geofisika Daerah Panas Bumi Parangtritis. Subdit
Panasbumi, ITB Bandung, ITB Central Library Jl. Ganesha 10 Bandung.
Indratmoko, Putut., Nurwidyanto, M. I., Yulianto, T. ( 2009). Interpretasi Bawah Permukaan
Daerah Manifestasi Panas Bumi Parang Tritis Kabupaten Bantul DIY Dengan Metode
Magnetik. Berkala Fisika. UNDIP Semarang.

Miftahussalam. (2012). Kondisi Keairan Sumber Air Panas Parang Wedang Di Daerah
Parangtritis Kecamatan Kretek Kabupaten Bantul dan Arahan Pengembangan Untuk
Pariwisata. Jurnal Teknologi Technoscientia, Vol 5 No. 1 p.60-67.

1070
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-11
PERSPEKTIF ILMU KEBUMIAN DALAM KAJIAN BENCANA GEOLOGI DI INDONESIA
5 – 6 SEPTEMBER 2018, GRHA SABHA PRAMANA

Gambar 1. Peta Administrasi daerah penelitian. Kotak hitam menunjukkan lokasi penelitian.
(Penulis, 2018)

Gambar 2. Peta Geologi Daerah Penelitian (Penulis, 2018)

1071
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-11
PERSPEKTIF ILMU KEBUMIAN DALAM KAJIAN BENCANA GEOLOGI DI INDONESIA
5 – 6 SEPTEMBER 2018, GRHA SABHA PRAMANA

Gambar 3. Peta Estimasi Suhu Permukaan Daerah Penelitian (Penulis, 2018)

Gambar 4. Peta Anomali Medan Magnet Total Daerah Penelitian (Idral, dkk, 2008)

1072
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-11
PERSPEKTIF ILMU KEBUMIAN DALAM KAJIAN BENCANA GEOLOGI DI INDONESIA
5 – 6 SEPTEMBER 2018, GRHA SABHA PRAMANA

Gambar 5. Diagram segi tiga tipe air panas Parang Wedang (Idral, dkk, 2008)

Gambar 6. Diagram segi Cl-Li-B, Parang Wedang (Idral, dkk, 2008)

1073
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-11
PERSPEKTIF ILMU KEBUMIAN DALAM KAJIAN BENCANA GEOLOGI DI INDONESIA
5 – 6 SEPTEMBER 2018, GRHA SABHA PRAMANA

Gambar 7. Model Sistem Panas Bumi Parang Wedang (Penulis, 2018)

1074

Anda mungkin juga menyukai